Anda di halaman 1dari 46

Pengenalan Penyakit Akibat Kerja

Liem Jen Fuk


jenfuk.dr@gmail.com

1
Curriculum Vitae
 Nama: Liem Jen Fuk
 Pendidikan Formal
 Dokter Umum: FK Ukrida
 Spesialis Kedokteran Okupasi: FK Universitas Indonesia
 Magister Kedokteran Kerja: FK Universitas Indonesia
 Aktifitas Profesional
 Prodia Occupational Health Institute
 FK Ukrida: K3 Department
 FK UI: Subdept Kedokteran Okupasi
 Kolegium Kedokteran Okupasi
 FK UI: Peserta Prodi S3 Ilmu Kedokteran
 E-mail: jenfuk.dr@gmail.com

2
Acknowledgment
 Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MOH., Sp.Ok
 Dr. dr. Dewi S. Soemarko, MS., Sp.Ok
 dr. Nusye E. Zamsiar, MS., Sp.Ok
 Modul Penyakit Akibat Kerja & Kecelakaan Kerja –
Perdoki & Kementerian Kesehatan RI 2017
 Materi Presentasi Pengenalan PAK & Langkah Diagnosis
PAK – Perdoki 2018

3
Pendahuluan

4
Di Indonesia
Data Badan Pusat Statistik(BPS) 2015 :
Angkatan kerja di Indonesia =126 juta
(usia 15-64 tahun)
Jumlah yang bekerja = 118 juta
→ pekerja formal
→ informal ( lebih dari 50%)

Berisiko mengalami

❖penyakit ( menular/tidak menular)


❖penyakit akibat kerja
❖kecelakaan kerja
5
Pekerjaan dan Bahaya Kesehatan

6
Bahaya potensial di tempat kerja
 Fisik
 Kimia
 Biologi
 Ergonomi
 Psikososial

7
8
2,3 juta pekerja
meninggal dlm kaitan
Data dengan pekerjaan
ILO
2013
2.0 juta krn PAK
0,3 juta krn Kecelakaan
Kerja

Economic cost 1.8-6.0%


dari GDP

9
Data BPJS Ketenagakerjaan (d/h
Jamsostek) (2013):
akibat kecelakaan kerja:
• 25 kasus disabilitas/hari
• 9 kasus kematian/hari
Dalam 1 tahun: 6000 – 7000 kasus
disabilitas/tahun dengan penyebaran
tidak merata di Indonesia

Data penyakit akibat kerja ??? →


sering tidak terlaporkan atau masih
dilaporkan sebagai Kecelakaan Akibat
Kerja.
10
11
Pengertian PAK

12
Beberapa Peraturan Perundangan
 UU No. 1/1970 → Keselamatan Kerja
 UU No. 13/2003 → Ketenagakerjaan
 UU No. 29/2004 → Praktik Kedokteran
 UU Kesehatan No. 36/2009
 UU No. 36/2014 →Tenaga Kesehatan
 PP No. 44/2015 → Penyelenggaraan Program JKK & JK
 Perpres No. 7/2019 → Penyakit Akibat kerja
 Permenakertrans No. 01/1981 → Kewajiban melapor PAK
 Permenkes No. 56/2016 → Penyelenggaraan Pelayanan
PAK
 Permenkeu No. 141/2018 → Kordinasi antar PJS

13
PAK & PAHK
 Perkembangan daftar penyakit akibat kerja:
 1919: 1 penyakit : Anthrax
 1925: 3 penyakit
 1934: 10 penyakit
 ILO Encyclopaedi of Occupational Health and Safety: 70
penyakit
 Indonesia: Keppres RI 22.1993 → 31 penyakit karena hubungan
kerja kemudian digantikan oleh Perpres No. 7/2019 tentang
Penyakit Akibat Kerja

14
Pengertian

PAK
Penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan dan atau
lingkungan kerja (Perpres
No. 7/2019)
termasuk penyakit terkait
kerja (Permenkes 56/2016)

15
Pengertian

PAK
Penyakit terkait kerja
adalah penyakit yang
mempunyai beberapa
agen penyebab dengan
faktor pekerjaan dan atau
lingkungan kerja
memegang peranan
bersama dengan faktor
risiko lainnya.

16 Permenkes 56/2016
ILO – List of Occupational Diseases
(Revised 2010)

 Caused by exposure to agents arising from work activities


 Chemical agents: 41 diseases
 Physical agents: 7 diseases
 Biological agents: 9 diseases

17
ILO – List of Occupational Diseases
(Revised 2010)
 By target organ systems
 Respiratory diseases: 12 diseases
 Skin diseases: 4 diseases
 MSDs: 8 diseases
 Mental and behavioral disorders: 2 diseases
 Cancer → 21 diseases
 Other diseases → 2 diseases

18
Klasifikasi PAK (Perpres 7/2019)
I. Disebabkan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan
a. Faktor Kimia → 39 kategori diantaranya disebabkan oleh
pestisida, isosianat, logam berat (timbal, raksa dll)
b. Faktor Fisika → 7 kategori diantaranya gangguan
pendengaran akibat bising, penyakit dekompresi, penyakit
akibat radiasi ion
c. Faktor biologi + Infeksi/parasit → 9 kategori diantaranya
tetanus, hepatitis virus, anthrax

19
Cont’d
II. Berdasarkan sistem target organ
a. Saluran pernafasan → 12 kategori diantaranya
pneumokoniosis, silikoTB, PPOK karena debu batubara
b. Penyakit kulit → 3 kategori diantaranya dermatitis kontak
alergi dan iritan
c. Gotrak → 8 kategori diantaranya CTS, tenosinovitis
d. Gangguan mental dan perilaku → 2 kategori
III. Kanker akibat kerja → 8 kategori zat penyebab
diantaranya asbestos, benzene, VC, krom VI
IV. Penyakit spesifik lainnya
 Memiliki hubungan langsung dengan pajanan
 Pembuktian ilmiah dengan metode yang tepat

20
Contoh PAK yang umum ditemui

21
Occupational Lung Diseases (Silicosis)

22
Pneumokoniosis - Silikosis
 Timbul akibat inhalasi debu silika
 Tambang logam dan batubara
 Pabrik semen
 Industri keramik
 Pemotongan batu, dll
 Gejala utama:
 Sesak nafas
 Batuk
 Pada silikosis akut dapat ditemukan demam, penurunan berat
badan
 Seringkali disertai dengan infeksi TBC

23
Asma akibat kerja
 Muncul pada masa dewasa dan diinduksi oleh pajanan di
tempat kerja
 Gejala:
 Batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada → serupa dengan asma
bukan akibat kerja
 Pola serangan:
 Gejala bertambah saat bekerja atau beberapa saat setelah menyelesaikan
pekerjaan
 Gejala membaik saat libur
 Faktor risiko:
 Pajanan tempat kerja
 Jenis pajanan
 Intensitas pajanan
 Riwayat atopi
 Perokok

24
Gangguan otot, tulang, rangka akibat kerja
 Faktor risiko:
 Kerja otot berlebihan
 Postur janggal
 Posisi kerja statis
 Gerakan berulang
 Kerja panjang dengan monitor/ VDU
 Getaran, kontak stress, suhu ekstrim

 Gejala:
 Nyeri
 Bengkak
 Baal / kesemutan
 Sensasi terbakar / panas
 Hambatan gerak atau penurunan jangkauan
dari gerakan persendian (ROM)
 Penurunan kekuatan
 Perubahan bentuk / deformitas

25
Dermatitis kontak akibat kerja
 Faktor risiko pekerjaan:
 Kontak dengan bahan berpotensi
menimbulkan iritasi seperti:
detergen, sampo, sabun, pembersih
rumah tangga, larutan kimia lain
 Kontak dengan bahan berpotensi
menimbulkan alergi seperti: logam
(nikel, krom, emas), kosmetik,
pestisida

 Gejala:
 Gatal
 Nyeri / rasa panas terbakar
 Lesi kulit berbatas tegas, berbentuk
seperti area kontaknya

26
Gangguan pendengaran akibat bising
 4 P’s:
 Painless: tanpa rasa sakit
 Progressive: perburukan bertahap
 Permanent: permanen
 Preventable: dapat dicegah

Hair cells damaged →


ability to hear is gone
from this area

27
Kemampuan mendengar pasien NIHL
 Pasien dg NIHL menyadari bahwa seseorang berbicara
padanya. Seolah dia mendengar:
 Our o i e i on e wel loor

pada hal seharusnya………….

 Our office is on the twelfth floor

 Di tempat dengan background noise yang rendah (sepi)


masih dapat menangkap pembicaraan dengan baik.

28
29
Kriteria umum PAK
 Ada hubungan antara pajanan spesifik di tempat kerja dengan
penyakit
 Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi
pekerja lebih tinggi daripada pada masyarakat umum
 Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif
di tempat kerja
 Seringkali :
 1 jenis pajanan → > 1 penyakit
 > 1 jenis pajanan → 1 penyakit

30
Mengapa menegakkan D/ PAK?
 Penegakan Dx PAK berkontribusi terhadap:
 Pengendalian pajanan
 Identifikasi pajanan baru secara dini serta hubungan antara
pajanan dan penyakit
 Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pekerja yang sakit dan
atau cedera
 Perlindungan pekerja lain melalui pencegahan terulang /
makin berat kejadian penyakit / kecelakaan
 Pemenuhan hak kompensasi pekerja

31
Tujuh langkah diagnosis Okupasi sebagai penentuan
Penyakit Akibat Kerja
( Kolegium Kedokteran Okupasi dan PERDOKI), 2011

Permenkes no 56 tahun 2016 tentang


Penyelenggaraan Pelayanan PAK

32
Diagnosis Klinis
7 LANGKAH DX
Evaluasi Pajanan
PAK
Tempat Kerja

Evidence Based

Besar Pajanan

Faktor Individu

Faktor di luar
pekerjaan

Diagnosis Okupasi
33
Diagnosis PAK
 Kaji semua langkah yang telah ditelaah
 Bukti + referensi menunjukkan apa?
 Adakah hubungan sebab akibat antara pajanan dengan
penyakit?
 PENTING → membandingkan data dasar (pra kerja) dengan
kondisi terkini
 Apakah faktor pekerjaan merupakan faktor yang dianggap
paling bermakna terhadap terjadinya penyakit?
 D/ PAK

34
BPJS KETENAGAKERJAAN 5. Data hasil pengujian
lingkungan kerja oleh
DPT DINYATAKAN PAK BILA lembaga pengujian lingk
MEMENUHI MIN 3 DARI 9 kerja (pemerintah/swasta),
( 1 dari setiap kotak) Atau
6. Riwayat pekerjaan
1. Data hasil MCU pra kerja, pekerja,
atau atau
2. Data hasil MCU Periodik/
berkala ,
7.Analisis hasil pemeriksaan
atau
lapangan oleh pengawas
3. Medical record/riwayat
ketenagakerjaan
kesehatan,
Atau
atau
8. Keterangan ahli dari dokter
4. Data hasil pemeriksaan
yang memiliki kompetensi
khusus ( pemeriksaan
terkait PAK,
terakhir dilakukan pada
dan/atau
saat pekerja sakit)
9. Pertimbangan medis dokter
penasehat berdasarkan
Sumber : BPJS ketenagakerjaan permintaan pengawas
Pelatihan Case Manager 2017 ketenagakerjaan
Decrease health status: Health management:
 Aging – Individual risks
 General disease – Workplace risks
 Occupational hazard

37
Framework Manajemen Risiko

Identifikasi Analisis Evaluasi Penilaian


Risiko Risiko Risiko Risiko

Monitoring Menyusun
& Evaluasi Rencana Aksi

Implementasi

38
Periods of Pre-pathogenesis Periods of Pathogenesis

HEALTH PROMOTION

SPECIFIC PROTECTION

EARLY DIAGNOSIS AND


PROMT TREATMENT
DISABILITY LIMITATION
REHABILITATION

Tertiary
Primary Prevention Secondary Prevention Prevention
Health promotion & prevention
Promosi kesehatan
 Penyuluhan kesehatan:
 Pentingnya aktivitas fisik dan olahraga
 Gizi seimbang
 Bahaya merokok
 Bahaya potensial ditempat kerja (Hazard
Communication)
 Perilaku & cara kerja yang benar
 Cuci tangan
Perlindungan spesifik
 Pemenuhan peraturan perundangan
 Pengendalian teknis
 Eliminasi
 Substitusi
 Isolasi
 Pengendalian administratif
 Pemasangan signage
 Rotasi kerja
 Pembatasan jam kerja
 Alat Pelindung Diri
 Program imunisasi
 Stress management
Diagnosis dini & pengobatan yang tepat
 Pemeriksaan pra-kerja
 Pemeriksaan berkala → screening
 Identifikasi dini gangguan kesehatan
 Identifikasi faktor risiko
 Surveilans
 Pemeriksaan lingkungan secara berkala
 Periodic emergency drill
 Pengobatan segera bila ditemukan adanya
gangguan kesehatan pada pekerja
 Pengelolaan paska pemeriksaan kesehatan,
termasuk risiko kesehatan
Pencegahan tersier
 Pembatasan kecacatan
 Pencegahan komplikasi lanjut
 Perawatan komprehensif
 Evaluasi kelaikan kerja
 Perubahan penempatan dan prosedur
 Rehabilitasi
 Evaluasi kecacatan
 Kembali bekerja:
 Rehabilitasi paska perawatan penyakit / kecelakaan
 Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi pekerja
 Mengganti pekerjaan sesuai dengan kemampuan pekerja
https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/5-health-problems-youre-actually-not-too-young-for
Hidup Sehat, Kerja Produktif,
Bebas Penyakit Akibat Kerja

46

Anda mungkin juga menyukai