Anda di halaman 1dari 4

Contoh pembuatan kajian pustaka/ landasan teori

UJI EFEKTIFITAS DAUN KAMBOJA (PLUMERIA RUBRA L.)


SEBAGAI OBAT LUKA PADA MENCIT (MUS MUSCULUS ALBINUS)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka


Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai pengertian (1) kamboja, dan (2) mencit.
Kedua hal tersebut dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1. Kamboja (Plumeria rubra L.)


Klasifikasi kamboja dapat dilihat pada tabel 2.1, tumbuhan yang termasuk famili
Apocynaceae merupakan tumbuhan berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan Afrika.
Di alam, tumbuhan ini berbentuk semak liar yang tumbuh di daerah gurun yang panas dan
dapat hidup lama tanpa air. Usia tanaman ini bisa mencapai ratusan tahun.

Tabel 2.1 Klasifikasi Kamboja (Plumeria rubra L.)


Kerajaan Plantae
Sub kerajaan Tracheobionta
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliphyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Gentianales
Famili Apocynaceae
Genus Plumeria
Jenis Plumeria rubra L.

Ciri khas kamboja (Plumeria rubra L.) adalah bunganya yang beraroma khas dan sering
dijadikan bahan baku parfum. Warna mahkotanya merah. Tinggi tanaman ini dapat mencapai
lebih dari enam meter dan bercabang-cabang. Jenisnya adalah kayu lunak dan bergetah
sehingga tidak cocok sebagai bahan baku furniture. Daun kamboja berwarna hijau, berbentuk
lonjong dengan urat daun terlihat menonjol di belakang dan ujung daun yang meruncing.
Daun kamboja berwarna kuning ketika hendak rontok. Pada musim panas, banyak daun yang
rontok dan bunga banyak yang mekar. Morfologi dari tumbuhan kamboja dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tanaman Kamboja

Sumber : en.wikipedia.org

2.1.2. Mencit (Mus musculus albinus)


Klasifikasi mencit dapat dilihat pada tabel 2.1. Mencit (Mus musculus albinus)
merupakan salah satu hewan dalam kelompok rodentia yang mudah dipelihara, praktis juga
dapat berkembang biak dengan cepat sehingga dapat diperoleh keturunan dalam jumlah yang
banyak dalam waktu yang singkat serta anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan
baik (Malole dan Pramono 1998).

Tabel 2.2 Klasifikasi mencit (Mus musculus albinus)


Kerajaan Animalia
Phylum Chordata
Sub Phylum Vertebrata
Kelas Mamalia
Ordo Rodentia
Famili Muridae
Genus Mus
Spesies Mus musculus
Sub Spesies Mus musculus albinus

Mencit liar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan mencit laboratorium.
Hewan tersebut tersebar di seluruh dunia dan sering ditemukan di dekat atau di dalam gedung
dan rumah yang dihuni manusia. Berat badan mencit bervariasi, tetapi umumnya pada umur
empat minggu berat badan mencapai 18-20 g. Mencit liar dewasa dapat mencapai 30-40 g
pada umur enam bulan atau lebih. Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-kira
sama dengan mencit liar, tetapi setelah diternakkan secara selektif selama delapan puluh
tahun yang lalu, sekarang ada berbagai warna bulu dan timbul banyak galur dengan berat
badan berbeda-beda (Smith dan Mangkoewidjojo 1988). Morfologi dari mencit dapat dilihat
pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Mencit

Sumber : de.wikipedia.org

Mencit laboratorium dapat dikandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu. Kotak
dapat dibuat dari berbagai macam bahan, misalnya plastik, aluminium, atau baja tahan karat
(stainless steel). Prinsip dasar yang perlu ditekankan saat memilih kotak mencit ialah bahwa
kotak harus mudah dibersihkan dan disterilkan. Kotak mencit harus tahan lama, tahan gigit,
dan mencit tidak dapat lepas. Apa pun sistem kandang yang dipakai, hal yang paling penting
untuk diperhatikan adalah persyaratan fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini
meliputi, menjaga lingkungan tetap kering dan bersih, suhu yang memadai, dan memberi
ruang cukup untuk bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Seluruh sistem
perkandangan harus dirancang sehingga mudah dirawat dan diperbaiki demi kesehatan
hewan. Kandang yang baik harus tersedia alas tidur (bedding) dengan kualitas bagus dan
bersih. Biasanya di daerah tropis dapat dipakai serbuk gergaji atau sekam padi sebagai alas
tidur. Alas tidur harus diganti sesering mungkin, sekurang-kurangnya satu kali tiap minggu
(Smith dan Mangkoewidjojo 1988).

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan


1. Hery Kristiana (2008) pada skripsinya yang berjudul: “Gambaran Darah Mencit
(Mus musculus albinus) yang Diberi Salep Ekstrak Etanol dan Fraksi Hexan
Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) pada Proses Persembuhan Luka”. Hasil
penelitian tersebut adalah bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung
senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid dan kuinon. Sedangkan fraksi hexan
rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid, saponin
dan kuinon. Secara umum sediaan salep ekstrak rimpang kunyit yang dipakai
mempunyai manfaat untuk mempercepat persembuhan luka serta dapat digunakan
sebagai obat luka, sehingga sediaan salep ekstrak rimpang kunyit ini potensial
dikembangkan menjadi obat komersial.
2. Kunti Hapsariani (tt) pada tesisnya yang berjudul: “EFEKTIVITAS SALEP
EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria accuminata Ait) TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA MELALUI PENGAMATAN SEL PMN
(Polimorfonuklear)”. Hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh pemberian salep
ekstrak etanol konsentrasi 10% daun P. accuminata Ait pada proses penyembuhan
luka gingival tikus Sprague dawlery.

2.3. Kerangka Berpikir


Penelitian ini membahas pengaruh pemberian daun kamboja (Plumeria rubra L.)
terhadap tingkat kesembuhan pada tikus mencit (Mus musculus albinus). Penelitian ini
dilakukan dengan cara percobaan in vitro pada mencit. Kemudian diteliti dan diambil data
secara kualitatif.

(diolah dari sumber http://hedisasrawan.blogspot.com/2016/06/cara-langkah-menyusun-


kajian-pustaka-contoh.html)

Anda mungkin juga menyukai