Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

Eksisi mucocele pada bibir bawah kanan dengan anestesi lokal

Intan Ardita*
*Program Studi Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang,
Indonesia
Jl. Masjid Al Gazali, Bukit Lama, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan

ABSTRAK
Mucocele adalah lesi yang umum ditemukan pada mukosa oral dan merupakan lesi jinak
kelenjar saliva yang paling sering ditemukan pada rongga mulut. Insiden mukokel sering
ditemukan karena adanya trauma pada kelenjar saliva minor yang menyebabkan penumpukan
mukus pada jaringan sekitar. Paling sering terjadi pada bibir bawah (60% pada seluruh
kasus), dandapat terjadi juga di mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Mukokel
jarangterjadi pada bibir atas, palatum mole. Laporan kasus ini menyajikan kasus mukokel
pada pasien wanita (7 tahun) datang ke RSMH dengan keluhan terdapat benjolan pada bagian
bibir bawah sebelah kanan sejak ± 3 bulan lalu. lesi berupa bula pada mukosa bibir bawah
sebelah kanan, berbentuk bulat, berbatas jelas, tidak bertangkai, fluktuatif, konsistensi
kenyal, berwarna merah kebiruan berdiameter ± 1 cm, tidak mudah berdarah, dan tidak
sakit pada saat dipalpasi. Penatalaksanaan pada kasus ini adalah pembedahan massa dengan
cara eksisi dengan anestesi lokal disertai motivasi terhadap pasien agar tidak menggangu
bekas luka. Setelah dilakukan kontrol pasien tidak ada keluhan dan tidak ada rasa sakit.

Kata kunci: eksisi, mucocele

PENDAHULUAN sering ditemukan karena adanya trauma pada


Mukole adalah lesi yang umum kelenjar saliva minor yang menyebabkan
ditemukan pada mukosa oral dan merupakan penumpukan mukus pada jaringan sekitar.
lesi jinak kelenjar saliva yang paling sering Gambaran lesi yang sangat khas menunjukkan
ditemukan pada rongga mulut. Insiden mukokel bahwaa diagnosis klinisnya sesuai dengan
diagnosis histopatologis setelah lesi Menurut Madan, terdapat 2 faktor
dibiopsi.1,2,3,4 penyebab penting terjadinya mukokel,
Penumpukan Mucus menyebabkan yaitu trauma dan atau obstruksi duktus
terbentuknya rongga seperti kista, namun kelenjar saliva. Mukokel dapat timbul
mukokel merupakan pseudocyst (kista dengan mekanisme ekstravasasi dan
semu) karena dinding mukokel tidak retensi. Mukokel ekstravasasi disebabkan
dilapisi oleh epitel.5-8 oleh bocornya cairan dari duktus kelenjar
Menurut Tannure dkk 2010, mukokel sekitar dan menyebabkan mucin
dapat terjadi pada laki-laki maupun pada menembus ke jaringan lunak sekitar.
perempuan dan pada segala usia. Penembusan mucin tersebut sering
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan disebabkan oleh trauma lokal. Tipe
lebih banyak terkena mukokel mukokel ini biasanya ditemukan pada
dibandingkan dengan laki-laki9,10 dan kelenjar saliva minor. Bagan dkk
paling sering terjadi pada rentan usia 11-20 menyatakan bahwa 5% dari seluruh
tahun.9 Lokasi umum yang paling sering mukokel yang terjadi di rongga mulut
terjadi pada lesi ini adalah mukosa bibir adalah mukokel retensi sedangkan 95%
terutama bibir bawah, namun dapat lainnya adalah mukokel ekstravasasi.12
ditemukan juga pada mukosa bukal, lidah, Secara histopatologis, mukokel
9,11
dan palatum. ekstravasasi terdiri atas jaringan granulasi
Mukokel bisa didiagnosis secara dikelilingi oleh jaringan ikat padat dengan
langsung dari riwayat penyakit, keadaan sejumlah inflamasi. Pada mukokel tipe
klinis dan palpasi. Mukokel memiliki retensi mucin dilapisi oleh epitel kolumnar
gambaran klinis berupa benjolan mukosa atau kuboidal.13 Pada pemeriksaan
berbentuk bulat dengan ukuran ± 1-2 cm, mikroskopis mukokel menunjukkan area
muncul sebagai lesi fluktuatif, warna yang diisi oleh mucin dikelilingi oleh
kebiruan, dan tidak nyeri. Warna kebiruan jaringan granulasi. Inflamasi biasanya
muncul akibat kongesti vaskular, jaringan terdiri dari buih-buih hystiosit (makrofag).
sianosis di atas lesi serta akumulasi cairan Pada beberapa kasus kelenjar saliva yang
dibawahnya. Pada saat dipalpasi jelas ruptur dapat mengidentifikasi feeding
terasa bahwa lesi berisi cairan. Apabila (pemberi suplai) ke daerah tersebut. Pada
lesi tersebut memiliki riwayat hilang sekitar kelenjar saliva minor sering diisi
timbul, hal tersebut memperkuat dugaan oleh infiltrat sel inflamasi kronis dan
adanya mukokel.1 duktus yang melebar.5
Eksisi merupakan pilihan ingin benjolan tersebut dirawat karena
perawatan untuk mukokel dengan ukuran mengganggu kenyamanan anaknya pada
kecil hingga sedang. Setelah dilakukan saat makan dan berbicara.
suatu insisi berbentuk elips pada mukosa Pada pemeriksaan ekstra oral tidak
dan lesi didrainase, penting dilakukan ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan
pengambilan jaringan kelenjar saliva yang intra oral ditemukan debris pada regio
terlibat pada mukokel tersebut, yang a,c,e, plak pada regio a,b,c,d,e,f, kalkulus
menjadi sumber penyebab guna mencegah pada regio a,c, pendarahan papilla
rekurensi. Penting juga untuk mencegah interdental pada regio a,c, gingiva eritema
kerusakan jaringan karena pembedahan dan edema regio a,c, dan pada mukosa
pada kelenjar sekitarnya, yang dapat terdapat lesi bula pada mukosa bibir bawah
menimbulkan lesi yang baru. Permukaan sebelah kanan, berbentuk bulat, berbatas
dasar dari mukokel tidak dianjurkan untuk jelas, tidak bertangkai, fluktuatif,
diambil karena mempertimbangkan konsistensi kenyal, berwarna merah
jaringan ikat yang ada.14 kebiruan berdiameter ± 1 cm, tidak mudah
berdarah, dan tidak sakit pada saat
LAPORAN KASUS
dipalpasi, OHI-S 0,8 (baik), pada
Pasien wanita (7 tahun) datang ke
pemeriksaan gigi geligi terdapat lesi D3
RSMH dengan keluhan terdapat benjolan
pada oklusal gigi 36,46 lesu D4 pada
pada bagian bibir bawah sebelah kanan
oklusal 74,85, malposisi gigi 31,41,42,33.
sejak ± 3 bulan lalu. Pasien merasa sering
Pasien ini didiagnosis dengan mucocele
menggigit bibir bawahnya sehingga timbul
pada bibir bawah kanan. Rencana tindakan
benjolan. Awalnya benjolan tersebut kecil
eksisi mucocele dengan anestesi lokal.
(3 bulan lalu) kemudian benjolan tersebut
semakin lama semakin membesar (2 bulan
PEMBAHASAN
lalu), sampai saat ini benjolan menetap
Diagnosa ditegakkan berdasarkan
dalam ukurannya dan tidak membesar
anamnesa, pemeriksaan klinis, dan
lagi. Benjolan tidak sakit saat disenggol
pemeriksaan penunjang. Pasien wanita (7
taupun dipegang. Benjolan tidak mudah
tahun) datang ke RSMH dengan keluhan
berdarah ketika disentuh. Warnanya
terdapat benjolan pada bagian bibir
merah kebiruan tidak sama dengan
bawah sebelah kanan sejak ± 3 bulan lalu.
jaringan sekitar dengan diameter kurang
Pasien merasa sering menggigit bibir
lebih 1cm. Pasien merasa tidak nyaman
bawahnya sehingga timbul benjolan.
dan ibu pasien merasa khawatir sehingga
Awalnya benjolan tersebut kecil (3 bulan
lalu) kemudian benjolan tersebut semakin darah kecil dilatasi, stroma jaringan ikat
lama semakin membesar (2 bulan lalu), longgar diinfiltrasi sel radang limfoplasma
sampai saat ini benjolan menetap dalam dan RBC. Tanda-tanda ganas tidak
ukurannya dan tidak membesar lagi. dijumpai pada sediaan ini. Kesan
Benjolan tidak sakit saat disenggol taupun pemeriksaan patologi anatomi ini
dipegang. Benjolan tidak mudah berdarah menunjukkan sesuai dengan suatu
ketika disentuh. Warnanya merah mukokel.
kebiruan tidak sama dengan jaringan Penyebab lesi ini adalah trauma
sekitar dengan diameter kurang lebih kronis yang disebabkan oleh kebiasaan
1cm. Pasien merasa tidak nyaman dan ibu mengigit bibir bawah sehingga
pasien merasa khawatir sehingga ingin menyebabkan penumpukan mukus pada
benjolan tersebut dirawat karena jaringan sekitar. Penumpukan mukus
mengganggu kenyamanan anaknya pada menyebabkan terbentuknya rongga seperti
saat makan dan berbicara. kista yang berisi cairan. Semakin sering
tergigit, lesi tersebut menjadi semakin
kenyal dan tidak dapat ruptur dengan
mudah.
Pada kasus ini, perawatan lesi
pasien meliputi pembedahan massa dengan
Gambar 1. Kondisi Bibir pasien saat cara eksisi. Setelah pembedahan, pasien
kunjungan 1 diberikan post medikasi berupa antibiotik
(Amoxicillin 500 mg dengan anjuran
Pada pemeriksaan klinis, terdapat lesi pemakaian 3 kali sehari 1 tablet) dan
bula pada mukosa bibir bawah sebelah analgesik (Paracetamol 500 mg dengan
kanan, berbentuk bulat, berbatas jelas, anjuran pemakaian 3 kali sehari 1 tablet
tidak bertangkai, fluktuatif, konsistensi jika sakit). Lalu pasien diinstruksikan
kenyal, berwarna merah kebiruan untuk datang 1 minggu kemudian untuk
berdiameter ± 1 cm, tidak mudah kontrol.
berdarah, dan tidak sakit pada saat
dipalpasi.
Pada pemeriksaan patologi anatomi
ditemukan Sediaan jaringan dilapisi epitel
skuamos kompleks, subepitel dijumpai
rongga-rongga berisi RBC, pembuluh
Gambar 2. Kondisi bibir pasien setelah
dilakukan eksisi dan penjaitan.

Pada kontrol pertama, operator


melepaskan jahitan pasien, dari hasil Gambar 4. Kondisi pasien saat kontrol 2
pemeriksaan subjektif pasien tidak merasa KESIMPULAN
sakit dan tidak ada pembengkakan di bekas Berdasarkan anamnesa,
operasi. Kondisi luka paska eksisi belum pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan
sembuh sempurna, masih terlihat penunjang patologi anatomi, maka
kemerahan disekitar bekas luka disertai diagnosa lesi pada mukosa bibir bawah
deskuamasi pada bibir tetapi tidak sakit kanan adalah mukokel. Lesi ini terjadi
saat palpasi dan tidak terlihat tanda-tanda akibat trauma kronis yang disebabkan oleh
rekurensi. Pasien diberikan Aloevera kebiasaan mengigit bibir sehingga terjadi
extract gel untuk mengobati deskuamasi gesekan antara gigi dengan mukosa bibir
pada bibir. Pasien diintruksikan untuk bawah, menyebabkan penumpukan mukus
menjaga oral hygiene dan diharapkan pada jaringan sekitar bibir sehingga
datang kembali satu minggu kemudian terbentuklah rongga berisi cairan seperti
untuk melakukan kontrol kedua. kista.
Perawatan mukokel pasien meliputi
pembedahan massa dengan cara eksisi.
Setelah tahapan pembedahan, pasien
diberikan post medikasi berupa antibiotik
(Amoxicillin 500 mg dengan anjuran
Gambar 3. Kondisi bibir pasien saat
pemakaian tiap 8 jam sehari 1 tablet (3x))
Kontrol 1
dan analgesik (Paracetamol 500 mg
Pada kontrol kedua, dari hasil
dengan anjuran pemakaian tiap 8 jam
pemeriksaan subjektif yaitu pasien tidak
sehari 1 tablet jika sakit (3x)).
ada keluhan dan tidak ada rasa sakit, hasil
pemeriksaan objektif yaitu luka bekas
DAFTAR PUSTAKA
operasi sudah lebih baik dari sebelumnya
1. Ata-Ali, C Carillo C Bonet, J
namun masih terdapat sedikit kemerahan.
Balaguer, M Penarrocha. Oral
Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga
mucocele: review of the literature. J
kebersihan mulutnya.
Clin Exp Dent 2010; 2:1821.
2. Lopez-Jornet P. Labial mucocele: a literature review. Med Oral Patol
study of eighteen cases. Internet Oral Cir Bucal 2009; 15:e551-6.
Journal of DentalScience 2006;3:1-7. 9. Rashid AK, Anwar N, Azizah AM,
3. Jani DR, Chawda J, Sundaragiri SK, Narayan KA. Cases of mucocele
Parmar G. Mucocele - a study 36 treated in the dental department of
cases. Indian Journal of Dental penang hospital. Archives of Orofacial
Research 2010; 21:337-40. Sciences 2008; 3:7-10.
4. Kheur S, Desai RS, Kelkar C. 10. Chairunnas, Sunnati, Siti Alya
Mucocele of the anterior lingual Humaira. Gambaran Kasus Mukokel
salivary glands (Glands of Blandin Berdasarkan usia, jenis kelamin,
Nuhn). Indian journal of dental lokasi, dan rekurensi setelah
advancements. 2010; 2: 153 – 153 perawatan. Cakradonya Dent J
5. Menta M, Jee Hee Park, and Lourenco 2012;3(2):400-474.
SV. Mucocele in pediatric patients: 11. Laskin DM, Omar AA. Decision
analysis of 36 children. Pediatric making in oral and maxillofacial
Dermatology Journal 2008; 25:311. surgery. Quintessence Publishing Co.
6. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Inc. 2007; 204 – 205.
Bouquot JE. Oral & Maxillofacial 12. Madan N, Rathman A. Excision of
Pathology : Salivary Gland Pathology. mucocele: A surgical case report.
2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Biological and Biomedical reports.
Co, 2002.p. 14, 389-93, 452. 2012; 2: 115 – 118.
7. Yague-Garcia J, Espana-Tost AJ, 13. Setiawan, dkk. Studi Kasus : Eksisi
BeriniAytes L, Gay-Escoda C. mucocele rekuren pada ventral lidah
Treatment of oral mucocele - scalpel dengan anestesi lokal. MKGK. April
versus CO2 laser. Med Oral Patol 2016; 2(1): 1-6 ISSN: 2460-0059
Oral Cir Bucal 2009; 14:469-74. (online) .
8. Cecconi DR, Achili A, Tarozzi M, 14. Tannure PN, Oliveira SP, Primo LG,
Lodi G, Demarosi F, Sardella A, at all. Maia LC. Management of oral
Mucocele of the oral cavity: a large mucocele in a 6 months old child.
case series (1994-2008) and a Braz J Health. 2010; 1: 210 – 214.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Mukokel
    Laporan Mukokel
    Dokumen11 halaman
    Laporan Mukokel
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • BIOMEKANIKA
    BIOMEKANIKA
    Dokumen32 halaman
    BIOMEKANIKA
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • Laporan Om Smoker's Melanosis
    Laporan Om Smoker's Melanosis
    Dokumen12 halaman
    Laporan Om Smoker's Melanosis
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • SMOKER
    SMOKER
    Dokumen8 halaman
    SMOKER
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • Epulis OM
    Epulis OM
    Dokumen8 halaman
    Epulis OM
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • Candida
    Candida
    Dokumen17 halaman
    Candida
    RizkyAmentaTariganSilangit
    Belum ada peringkat
  • SMOKER
    SMOKER
    Dokumen8 halaman
    SMOKER
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • ULKUS
    ULKUS
    Dokumen7 halaman
    ULKUS
    RizkyAmentaTariganSilangit
    Belum ada peringkat
  • Tugas Oral Medicine
    Tugas Oral Medicine
    Dokumen15 halaman
    Tugas Oral Medicine
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • Torus
    Torus
    Dokumen6 halaman
    Torus
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • Torus
    Torus
    Dokumen6 halaman
    Torus
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • Geographic Tongue Intan Ardita
    Geographic Tongue Intan Ardita
    Dokumen10 halaman
    Geographic Tongue Intan Ardita
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Mukokel (Intan Ardita)
    Laporan Kasus Mukokel (Intan Ardita)
    Dokumen6 halaman
    Laporan Kasus Mukokel (Intan Ardita)
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat
  • SMOKER
    SMOKER
    Dokumen8 halaman
    SMOKER
    intan ardita aw
    Belum ada peringkat