(PATOFIS) Konsep Patofisio & Penerapan Asuhan Kep
(PATOFIS) Konsep Patofisio & Penerapan Asuhan Kep
Tahap Prepatogenesis
Tahap Patogenesis
Tahap Pasca Patogenesis
TAHAP PREPATOGENESIS
Kondisi Host masih normal/sehat
Sudah ada interaksi antara Host dan Agent, tetapi Agent masih diluar Host
Jika interaksi Host, Agent dan Environment berubah → Host jadi lebih rentan atau
Agent jadi lebih virulen → masuk tahap patogenesis
TAHAP PATOGENESIS
Tahap Inkubasi → tahap masuknya Agent kedalam Host, sampai timbul gejala sakit
Tahap penyakit dini → tahap mulainya timbul gejala penyakit dalam keadaan awal
(ringan)
Tahap penyakit lanjut → tahap penyakit telah berkembang pesat dan menimbulkan
kelainan patologis (timbul tanda dan gejala)
TAHAP PASCAPATOGENESIS
Tahap penyakit akhir → tahap berakhirnya perjalanan penyakit, dapat dalam bentuk;
Sembuh sempurna → Agent hilang, Host pulih dan sehat kembali
Sembuh dengan cacat → Agent hilang, penyakit tidak ada → Host tidak pulih
sempurna (ada cacat)
Karier → Agent masih ada, Host pulih →gangguan Agent masih ada (minimal)
Perkembangan Penyakit
Manifestasi: pada awal perkembangan penyakit, agent sudah membuat
perubahan fisiologik tetapi belum menunjukan gejala → disebut
stadium subklinis
Gejala: perasaan subyektif adanya sesuatu yang salah dan hanya dapat
dilaporkan oleh pasien kepada pengamat.
Tanda: manifestasi penyakit yang dapat diobservasi (Obyektif) oleh
pengamat.
Lesi: perubahan struktural didalam jaringan akibat penyakit (yang
jelas terlihat secara makroskopis maupun mikroskopis)
Sekuele: perubahan akibat /pengaruh setelah terjadi penyakit atau
cedera (dapat berupa parut atau kelainan lain)
Komplikasi: keadaan yang tidak diduga atau penyakit skunder yang
terjadi dalam proses perjalanan penyakit primer, misal peritonitis
akibat apendisitis
Contoh Kasus
Influenza merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemui
dan sangat mudah menular melalui udara. Penyakit influenza
merupakan penyakit pada saluran nafas bagian atas yang disebabkan
oleh infeksi virus influenza. Sama seperti infeksi virus pada
umumnya, influenza berlangsung sekitar 2-7 hari dan akan sembuh
seiring dengan meningkatnya sistem imun seseorang.
Manifestasi klinis penyakit influenza sangat beragam, mulai dari gejala
yang ringan sampai dengan gagal nafas. Pada pasien yang menderita
penyakit kronis, influenza dapat berlangsung lebih lama, berlanjut
pada komplikasi (terutama infeksi dan peradangan saluran nafas
bagian bawah, seperti pneumonia), dan bahkan berakibat
fatal. Manifestasi serius penyakit influenza juga sering terjadi pada
anak-anak berusia kurang dari 6 bulan dan lanjut usia (lansia), wanita
hamil, dan penderita imunosupresi
Patofisiologi Influenza
Patofisiologi influenza dimulai dari inhalasi droplet virus influenza, diikuti replikasi
virus dan kemudian infeksi virus menyebabkan inflamasi pada saluran pernafasan.
Virus influenza masuk melalui inhalasi dari droplet yang infeksius, aerosol partikel
mikro, maupun inokulasi langsung lewat sentuhan tangan dari penderita. Virus
kemudian mengikat reseptor asam sialat yang terdapat pada sel epitel jalan napas,
khususnya di trakea dan bronkus. Kemudian, replikasi virus mencapai puncaknya
dalam 48 jam pasca infeksi dan jumlah virus berhubungan langsung dengan derajat
keparahan penyakit.
Pada kasus yang berat, terdapat perluasan infeksi virus mencapai bagian paru-paru
distal yang sesuai dengan karakteristik pneumonitis interstisial. Kerusakan pada
alveoli yang disertai pembentukan membran hialin menyebabkan perdarahan dan
eksudat keluar dari kapiler alveolar menuju lumen yang kemudian mengakibatkan
gangguan pertukaran gas dan disfungsi napas berat.
Respon imun tubuh terhadap virus influenza mencakup peningkatan sitokin
proinflamasi seperti IL-6 dan IFN-α oleh sel yang terinfeksi. Peningkatan sitokin
memuncak pada 48 hari kedua pascainfeksi dan sesuai dengan berat gejala yang
dialami pasien.
Antibodi serum (IgM, IgG, dan IgA) terhadap hemaglutinin (HA) dan
neuraminidase (NA) baru muncul setelah satu minggu pascainfeksi dan belum
berperan dalam proteksi terhadap penyakit akut, namun dapat memberikan imunitas
dan proteksi terhadap reinfeksi oleh tipe virus yang sama hingga beberapa tahun
Penerapan ASKEP
Penanganan Pertama
1. Banyak beristirahat dan hindari kontak dengan orang lain
2. Cukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum
3. Konsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi gejala sistemik
Edukasi upaya pencegahan influenza mengharuskan menjaga
kebersihan seperti kebiasaan mencuci tangan dan menghindari menyentuh
hidung dan mulut perlu digalakkan, bersama dengan orang-orang yang
terinfeksi influenza yang menghindari kontak dekat dengan orang lain
seperti izin tidak masuk kantor atau sekolah. Promosi kesehatan vaksinasi
influenza penting untuk mengendalikan risiko epidemi dan menghindari
dampak ekonomi.
Promosi Kesehatan Upaya Pencegahan Influenza Menjaga
kebersihan diri merupakan tonggak utama dalam pencegahan penyakit pada
umumnya, termasuk influenza. Kebiasaan mencuci tangan dan menghindari
menyentuh hidung dan mulut perlu digalakkan
REFERENSI
Alomedika. Influenza. https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-
infeksi/influenza/penatalaksanaan
Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC,
edisi 6
Suparyanto, dr.M.K es . 2010. Pengantar Patofisiologi. http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2010/10/pengantar-patofisiologi.html