va
Bab V
Kegagalan Produksi
Barang cacat tidak dapat diperbaiki (teknis maupun ekonomis). Barang cacat yang disebabkan
pelanggan; misal pelanggan mengubah spesifikasi setelah produksi dimulai atau keharusan
• Biaya untuk ini tidak boleh dianggap biaya mutu, tapi pelanggan harus membayarnya.
• Biava Yang tidak dapat tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya dibebankan ke biaya
pesanan. Jadi, nilai Sisa barang cacat dikeluarkan dari biaya pesanan. Tapi, Sisa biaya yang
tidak tertutup Oleh nilai Sisa tersebut tetap tinggal sebagai biaya pesanan.
Barang cacat Yang disebabkan oleh kegagalan internal, misal karena kecerobohan
karyawan atau usangnya mesin. Maka, proses pencatatan barang cacat, seperti di bawah ini:
• Biaya yang tidak tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya dibebankan ke
• Semua biaya produksi yang dikeluarkan untuk barang cacat sebaiknya ditentukan dan
dikeluarkan dari kartu biaya pesanan dan akun "barang dalam proses" di buku besar.
• Jika barang cacat memiliki nilai sisa, maka barang cacat tersebut harus disimpan
sebagai persediaan sebesar nilai sisanya. Selisihnya yang tidak tertutup Oleh nilai Sisa
Bila barang cacat dapat diprediksi tapi tidak dapat dihilangkan, tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya harus disesuaikan
dengan memasukkan biaya barang cacat ke dalam overhead total. Sebelum tarif yang ditentukan sebelumnya dihitung, biaya Yang tidak
tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya diestimasi dan dimasukkan dalam total anggaran Overhead pabrik untuk periode itu.
Pendekatan ini meningkatkan tarif yang ditentukan sebelumnya untuk periode itu, yang pada akhirnya meningkatkan biaya Overhead
3. Scrap
Scrap adalah bahan baku sisa, terdiri atas bahan baku Sisa atau
tertinggal sewaktu pelaksanaan proses produksi dan bahan baku
cacat atau bahan baku yang rusak karena kecerobohan atau kelalaian
karyawan. Bahan baku Sisa yang mempunyai nilai ekonomis
sebaiknya disimpan dan dikumpulkan walapun tidak ada biaya yang
dibebankan ke persediaan bahan baku Sisa tersebut.
Kas/piutang RP xxx
Barang dalam proses RP xxx
Merek ini merupakan salah satu yang gagal di pasaran. Mengapa? Tara
Nasiku kurang bisa diterima oleh pasar. Kualitas yang tidak sejalan
dengan gencarpromosi ditengarai menjadi salah satu sumber
kekecewaan konsumen. gemudian setelahnya, ada juga produk nasi
instan dari Garudafood. sukseskah? Yang jetas, produk tersebut sulit
ditemui. Kedua produk tersebut disebut-sebut sebagai produk yang gagal
di pasaran.
1. Risiko
Yaitu risiko yang terjadi karena produk yang sudah dikembangkan
ditolak atau tidak disetujui oleh pihak yang berwenang. Biasanva, risiko
ini banyak dihadapi oleh perusahaan farmasi yang mengembangkan
obat-obatan dan perusahaan makanan/minuman.
2. Risiko Pemasaran
Yaitu risiko bahwa produk tersebut gaga! di pasaran. Hal ini terjadi
karena kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar
yang menjadi sasaran. Kemudian, bagaimana cara meminimalkan risiko
kegagalan produk baru? Caranya adalah dengan memanfaatkan riset
pemasaran. Di balik kesuksesan suatu produk terdapat pemahaman
yang baik mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen, serta
pemaharnan mengenai bagaimana produk Anda dapat memenuhi
kebutuhan tersebut dengan baik.