Anda di halaman 1dari 17

1

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN IMOGENE KING

Dosen Pembimbing: Shinta Wahyusari, S.Kep., Ns.,M .Kep.,Sp.Kep.Mat.

Disusun Oleh :

1. Siti Muisyatun Munawaroh


2. Dian Nurlaily
3. Anggi Maryana Marlan
4. Febi Nur fiansyah
5. M. Sonhaji
6. Rofiko

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala
rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty program S1 Keperawatan, makalah ini disusun dengan judul “Teori
Imogene King “ dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok
pesantren Zainul Hasan Genggong
2. Dr.H.Nur Hamim,S.KM.,.S.Kep,Ns.,M.Kes sebagai ketua STIKES Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong.
3. Shinta Wahyusari, S.Kep., Ns.,M .Kep.,Sp.Kep.Mat.sebagai dosen pengajar
Falsafah Keperawatan .Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari
bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para pembaca untuk perbaikan
dan penyempurnaan pada materi makalah ini.

Probolinggo, 17 Desember 2020

Penyusun

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................…………ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................3
2.1. Kehidupan Imogene King dan Prestasi yang di Raihnya............................................3
2.2. Model Konsep Sistem Kerangka Terbuka King.........................................................4
2.3. Konsep Paradigma Keperawatan King.......................................................................8
2.4. Asumsi Model Konsep dan Teori King....................................................................10
2.5. Konseptual Framework Imogene King.....................................................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................14
3.1 . Kesimpulan ............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh


perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara
berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Baik
dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu
keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan
dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang
kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah
riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan
masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat
dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh
ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun
kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam
praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada
praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja
teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan
Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain
origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan
testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat
dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau
validasi.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori

1
pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan
sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M. King ?
2. Apa saja asumsi model konsep keperawatan Imogene M. King?
3. Apa saja model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King?
4. Apa saja konsep paradigma keperawatan Imogene M. King?
5. Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori
keperawatan Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang
keperawatan nantinya.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar manusia sebagai
perawat.
b. Mahasiswa terbantu secara teori dalam memahami dunia keperawatan
c. Mahasiswa memahami konsep keperawatan yang penekanan perawatan
sebagai ide moral

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehidupan Imogene King dan Prestasi yang di Raihnya


Imogene King lahir pada tahun 1923. Imogene King meraih diploma dalam
ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1945.
Menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan dan perawat pribadi.
Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st. Louis
University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikan dari Teacher’s
College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. Meraih gelar Ph.D, dari
Southern Illinois University di tahun 1980.Tahun 1961-1966, menjabat sebagai
associate professor ilmu keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam
rentang waktu tersebut bukunya Toward a Theory for Nursing:  General Concepts of
Human Behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai
asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat sebagai
kepala sekolah keperawatan di The Ohio State University, Columbus. Manuskrip
buku pertamanya “Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human
Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada
tahun 1971. Iakembali ke Chicago tahun sebagai profesor di program Loyola
University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai koordinator penelitian klinik
keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-
1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in the Services
di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip
buku keduanya “A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process” dikirimkan ke
penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981 (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
Imogene King dikenal dengan ” interakting systems framework and Theory
of Goal Attainment ”, yaitu adanya interaksi antara perawat dan pasien pada
pelaksanaan asuhan keperawatan. Hubungan interaksi antara perawat dan pasien
membawa pada pencapaian tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogrne

3
King (1971, 1981, 1987) berfokus pada interaksi tiga sistem yakni, sistem personal
(individu), sistem interpersonal (kelompok seperti perawat-pasien), dan sistem sosial
(misalnya sistem pendidikan,sistem layanan kesehatan).

Gamabar : Dynamic interacting systems(King, 1981 dalam Tomey & Alligood, 2006)

2.2. Model Konsep Sistem Kerangka Terbuka King

2.2.1. Sistem Personal (Individu)

Individu berada dalam sistem personal. Konsep yang perlu dipahami dalam
sistem personal antara lain :

1. Gambaran diri (body image)


Adalah Persepsi tentang diri individu sendiri dan persepsi orang lain
tentang dirinya.
2. Pertumbuhan dan perkembangan ( growth & devolepment )
Perubahan yang terjadi pada individu secara terus menerus baik secara
seluler, molekuler dan tingkatan-tingkatan aktivitas perilaku yang kondusif
untuk menolong individu bergerak ke arah kedewasaan. Pertumbuhan dan
perkembangan dapat menggambarkan suatu proses dalam kehidupan
dimana terjadi peningkatan potensinya untuk mencapai aktualisasi diri.

4
3. Persepsi (perception)
Persepsi adalah menyalurkan energi dari lingkungan dan
mengelompokkannya melalui informasi, penyimpanan informasi dan
menyampaikannya dalam bentuk tingkah laku yang jelas. Persepsi adalah
proses organisasi, interpretasi dan transformasi data yang diingatnya
melalui perasaan.

Persepsi: adalah representasi individu terhadap gambaran realita, seperti


kesadaran diri terhadap object, orang-orang dan kejadian.

4. Diri sendiri (self)


Merupakan pemikiran dan perasaan yang berkaitan dengan personalitas
seseorang yang berbeda dengan orang lain dan mempengaruhi
pandangannya terhadap siapa jati dirinya. Diri sendiri termasuk berbagai
hal, sistim dari ide/ gagasan, sikap, nilai dan komitmen-komitmen. Diri
sendiri adalah lingkungan subjektif seseorang secara keseluruhan. Hal ini
merupakan pusat yang istimewa dari pengalaman dan signifikansi. Diri
sendiri menunjukkan dunia seseorang pada bagian dalam yang dibedakan
dari dunia luar yang terdiri dari orang lain dan berbagai hal. Diri sendiri
adalah individu seperti yang dikenal sebagai individu, adalah ketika kita
mengatakan "aku" (Jersild, 1952, p. 10 dalam Tomey & Alligood, 2006).
5. Ruang (space)
Ruang (space) ditandai dengan karakteristik universal. Semua orang
mempunyai beberapa konsep personal yang bergantung pada hubungan
dengan situasi, dimensi, area, jarak, waktu dan tanggapan yang berdasar
pada persepsi masing-masing individu. Ruang ( space) dapat juga diartikan
sebagai batasan tegas dari fisik dan perilaku yang ditampakkannya.
6. Waktu
King menggambarkan waktu sebagai jangka waktu antar peristiwa satu
dengan peristiwa yang lainnya dan dipengaruhi oleh pengalaman masing-
masing individu, sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain akan
saling berhubungan.

5
2.2.2. Sistem Interpersonal
Sistem interpersonal dibentuk ketika dua atau lebih individu saling
berhubungan, pembentukan oleh dua orang atau tiga orang. Interaksi perawat dan
pasien adalah satu jenis dari sistim interpersonal. Keluarga, sebagai kelompok
kecil, dapat dipertimbangkan sebagai sistem interpersonal. Dalam sistim
interpersonal diperlukan satu pemahaman tentang konsep komunikasi, interaksi,
peran, stres dan transaksi.
1. Komunikasi
Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari individu
satu ke individu yang lain secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi merupakan komponen interaksi. Termasuk didalamnya
perubahan tanda-tanda non verbal dan simbol-simbol antara perawat – klien
dengan lingkungan merupakan komunikasi.

2. Interaksi
Interaksi merupakan suatu proses persepsi dan komunikasi antara individu
dengan lingkungan dan antara individu yang satu dengan individu yang lain,
diwujudkan dengan perilaku verbal dan diarahkan untuk mencapai tujuan.
Setiap individu yang berinteraksi dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan
dalam pengetahuan, tujuan, pengalaman terdahulu dan persepsi.

3. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari individu yang
memiliki peraturan yang menjelaskan hak dan kewajiban. Jika harapan peran
berbeda dan tidak sesuai dengan yang terjadi, dapat menimbulkan konflik.
Dan hal ini berdampak pada penurunan keefektifan asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.

4. Stres
Stres adalah tingkatan yang dinamis dalam interaksi individu – lingkungan.
Stres melibatkan perpindahan energi dan informasi antara individu –
lingkungan untuk pengaturan dan pengendalian stressor. Peningkatan stres
dalam interaksi individu dapat mempersempit bidang persepsi dan

6
menurunkan kerasionalan. Peningkatan stres juga berpengaruh terhadap
intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien.

5. Transaksi
Transaksi didefinisikan sebagai maksud dari interaksi untuk mencapai tujuan
tertentu.

2.2.3. Sistem Sosial

Sistim yang saling berinteraksi secara menyeluruh yang terdiri dari


kelompok masyarakat, dikenal sebagai sistem sosial. Kegiatan keagamaan, bidang
pendidikan dan sistem pelayanan kesehatan adalah contoh-contoh dari sistem
sosial. Pengaruh perilaku terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu yang
berada dalam keluarga ekstended di masyarakat adalah contoh lain dari pengaruh
sistem sosial. Di dalam sistem sosial, penting untuk memahami otoritas konsep,
pengambilan keputusan, organisasi, status.

1. Otoritas (autority )
Merupakan proses transaksi yang aktif dalam pengalaman seseorang untuk
memahami nilai yang berpengaruh, legitimasi dan menerimanya sebagai
posisi dalam organisasi berkaitan dengan otoritasnya.
2. Pengambilan keputusan ( decision making)
Adalah perubahan dan proses yang disengaja melalui proses memilih sesuai
dengan tujuan dengan mengidentifikasi aktivitas yang mungkin dilakukan
oleh individu atau group untuk mencapai tujuan.
3. organisasi ( organization )
Dibentuk oleh individu yang memiliki peran yang diharapkan sesuai dengan
posisinya. Orang tersebut akan menggunakan berbagai sumber untuk
mencapai tujuan baik personal maupun organisasi.
4. Status
Status adalah hubungan seseorang di dalam grupnya dengan anggota lainnya
dalam satu grup atau grup yang satu dengan grup yang lainnya.

7
Konsep-konsep di dalam kerangka tersebut merupakan dimensi pengaturan
dan menunjukkan pengetahuan yang penting bagi pemahaman interaksi di antara
ke tiga sistem. Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka
terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan
dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang
atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka
menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang
lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood, 2006).

2.3. Konsep Paradigma Keperawatan King

2.3.1. Perawat (Nursing)

Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan ditemukan


dalam sistem perawatan kesehatan yang ada di masyarakat. Tujuan keperawatan
adalah untuk membantu individu memelihara kesehatan mereka, sehingga mereka
dapat menjalani peran-peran mereka. Keperawatan dipandang sebagai proses
interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi sehingga model keperawatan
King dikenal sebagai “ An Interaction Model”.

2.3.2. Mannusia (Person)

Merupakan asumsi spesifik yang berhubungan dengan manusia atau individu,


terperinci dalam asumsi-asumsi berikut :

1. Individu adalah mahluk spiritual


2. Individu mempunyai kapasitas untuk berpikir, mengetahui,
membuat aneka pilihan, dan memilih tindakan alternatif
3. Individu mempunyai kemampuan memahami bahasa, budaya dan
simbol-simbol lain yang terekam
4. Individu adalah sistem terbuka dalam transaksi dengan
lingkungan. Transaksi berarti juga bahwa tidak ada yang memisahkan antara
manusia dan lingkungan

8
5. Individu bersifat unik dan holistik, menjadi berharga dan hakiki,
dan dapat membuat pemikiran yang rasional dan membuat keputusan dalam
berbagai situasi
2.3.3. Kesehatan (Health)
Kesehatan berimplikasi pada penyesuaian berkelanjutan terhadap stres di
dalam lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan yang optimal dari
sumber dayanya untuk mencapai potensi maksimum untuk kegiatan sehari-hari
(King, 1981, p. 5 dalam Tomey & Alligood, 2006).

2.3.4. Lingkungan (Environment)


King menyatakan, “Pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi
dengan lingkungannya guna mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi
perawat”. Sistem terbuka berimplikasi pada terciptanya interaksi antara system
dan lingkungan yang memengaruhi perubahan lingkungan secara
konstan(Alligood, 2013; McEwen&Wills, 2010).

2.4. Asumsi Model Konsep dan Teori King

Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara


eksplisit maupun implisit.
2.4.1. Asumsi Eksplisit
1. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
2. Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada
kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien
serta perawat
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya,
kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau menolak
keperawatan.

9
5. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi
kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka
membuat atau mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin
tidak sama.
2.4.2. Asumsi Implisit
1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

2.5. Konseptual Framework Imogene King


King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-
ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri
beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa
pemikiran – pemikiran kritis. Kemudian King memformulasikan kedalam suatu
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971.

King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)


sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu
pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar tcrhadap kerangka kerja
konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka
yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain
bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan
tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelornpok dalam
memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
terdiri dari tiga sistem interaksi vang dikenal dengan Dynamic Interacting
Sistems, meliputi: Personal sistems (individuals), interpersonal sistems (groups)
dan social sistems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem
pelayanan kesehatan, dll).

10
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi
pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat
asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat dan klien :

a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi


b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi proses interaksi
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri
d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta
pelayanan masyarakat
e. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang
pelayanan kesehatannya.
f. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan
g. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda

Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :

1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat


dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan
penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu
tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

King mendukung kemajuan pengetahuan ilmu keperawatan melalui


pengembangan kerangka sistemnya yang saling berinteraksi dan teori pencapaian
tujuan, dengan mengutamakan pencapaian tujuan, atau outcome (hasil), dari
hubungan perawat – pasien. King menyediakan suatu kerangka dan sudah
menunjukkan kegunaannya dalam keperawatan baik untuk saat ini maupun di masa
yang akan datang. Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat
atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status
kesehatan dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat
dank klien berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan

12
DAFTAR PUSTAKA

Perry, Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Tomey and Alligood. (2006). Nursing Theories and Their Work. 6th edition. St. Louis:
Mosby.

Kozier, Barbara. (2011). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
7 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2008/12/model-konsep-interaksi-imogene-m-

king.html

13

Anda mungkin juga menyukai