Disusun Oleh:
AYULI SERLIA
03311740000007
KELAS:
ANALISIS INFORMASI GEOSPASIAL - A
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS
Hepi Hapsari Handayani ST.,M.Sc.,Ph.D
Dosen Responsi : Hepi Hapsari Handayani ST.,M.Sc.,Ph.D
Berikut merupakan contoh hubungan many-to-one. Misalkan kita memiliki suatu layer
di mana setiap poligon diklasifikasikan berdasarkan jenis guna lahan masing-masing.
Tabel atribut dari layer ini hanya menyediakan kode jenis guna lahan; tabel terpisah
lain menyediakan deskripsi lengkap terkait jenis masing-masing guna lahan. Dengan
menggunakan fungsi ‘Join’ untuk menggabungkan kedua tabel ini, kita telah
menerapkan hubungan many-to-one karena banyak record dari layer pada tabel atribut
bergabung dengan record yang sama pada layer deskripsi guna lahan.
Joining by Location
Ketika layer-layer pada peta yang kita gunakan tidak memiliki atribute field yang sama,
kita dapat menggabungkan mereka dengan menggunakan fungsi ‘Spatial Join’ yang
merupakan fungsi penggabungan atribut dari dua layer berdasarkan lokasi dari fitur-
fiturnya pada layer. Dengan menggunakan fungsi ini, kita dapat memperoleh:
a. Fitur terdekat yang satu dengan fitur yang lain;
b. Apa yang berada di dalam fitur;
c. Fitur lain apa yang memotong (intersect) fitur utama;
d. Terdapat berapa banyak titik dalam setiap poligon;
e. dll.
Fungsi ‘Spatial Join’ menggunakan keterkaitan spasial antara layer serta melibatkan
penambahan field dari satu layer ke layer lainnya. Hasil dari fungsi ini harus disimpan
dalam layer untuk output baru. Terdapat tiga jenis keterkaitan spasial yang umum
digunakan untuk menerapkan fungsi ‘Spatial Join’, di antaranya adalah:
b. Relate
Berbeda dengan fungsi ‘Join’, fungsi ‘Relate’ langsung secara sederhana
mendefinisikan hubungan antara kedua tabel. Data yang terkait tidak ditambahkan pada
layer dari tabel atribut sebagaimana pada fungsi ‘Join’.
Misalkan, jika kita memilih layer bangunan, kita dapat memperoleh data tentang
seluruh penghuni yang menduduki bangunan tersebut. Jika kita menyeleksi data seorang
penghuni, kita akan memperoleh informasi bangunan mana yang diduduki oleh penghuni
tersebut. Berbeda dengan fungsi ‘Join’, yang apabila diterapkan untuk menyelesaikan
persoalan yang sama, aplikasi ArcMap hanya akan menunjukkan informasi penghuni
pertama dari setiap bangunan, tanpa mengindahkan tambahan penghuni lainnya.
Fungsi ‘Relate’ pada ArcMap kurang lebih bersifat sama dengan fungsi ‘relationship
classes’ pada geodatabase, yang membedakan adalah hasil dari fungsi ‘Relate’ disimpan
pada peta, bukan geodatabase.
Sumber:
ESRI. 2008. About Joining and Relating Tables. United States: ESRI.
http://webhelp.esri.com/arcgisdesktop/9.2/index.cfm?TopicName=About_joining_and_relating_ta
bles (Diakses pada16 Februari 2020)
2. Potensial pemandian air panas:
a. Lokasi kurang dari 10 km dari jalan utama (route type = 1 atau 2)
b. Tipe winter adalah 'w'dengan suhu 6Xderajat celcius (dengan X adalah angka NRP
terakhir).
Jawab:
1. Buka aplikasi ArcMap.
6. Pilih layer ‘id_roads’ pada ‘Table of Contents’ > ‘Open Attribute Table’.
7. Tampilan tabel untuk ‘id_roads’.
9. Pada jendela ‘Select by Attributes’ > Pilih metode ‘Create a new selection’ > Masukkan
query sesuai dengan instruksi soal (memilih tipe jalan 1 atau 2) > Pilih ‘Apply’.
10. Berikut merupakan hasil data yang terseleksi pada tabel sesuai dengan query yang digunakan.
11. Selanjutnya, pada jendela Catalog, pilih ‘Toolboxes’ > ‘System Toolboxes’ > ‘Data
Management Tools’ > ‘Features’ > ‘Copy Features’.
12. Masukkan data pada jendela ‘Copy Features’.
13. Kemudian kita akan memperoleh tampilan berikut yang disertai dengan layer baru
‘roadtype_12.shp’.
20. Pada jendela ‘Select by Attributes’, lakukan pengisian data sesuai dengan instruksi yang telah
diberikan pada soal, yaitu tipe pemandian air panas adalah winter yang direpresentasikan
dengan ‘w’ dengan suhu 670 Celsius.
21. Simpan data untuk tempat pemandian tipe winter dengan suhu 670 Celsius menggunakan
pilihan ‘Copy Features’.
22. Tampilan hasil:
23. Berikut merupakan data yang memenuhi ketentuan pada soal yang tercantum pada tabel atribut.
Tugas 2
1. Berapa pixel untuk slope dengan nilai 1 atau 2?
2. Berapa pixel untuk slope dengan nilai 2 dan 3?
3. Berapa persentasearea dengan slope=3 dan aspect=3?
Buka jendela ‘Catalog’ > ‘Toolboxes’ > ‘System Toolboxes’ > ‘Spatial Analyst Tools’ > ‘Map
Algebra’ > ‘Raster Calculator’.
Kemudian, pada jendela ‘Raster Calculator’, masukkan query sesuai dengan permintaan soal.
Berikut merupakan keterangan jumlah pixel pada atribut ‘Count’ berdasarkan attribute table
yang dibuka, yaitu 9771 pixel untuk slope dengan nilai 1 atau 2.
2. Slope dengan nilai 2 dan 3.
Query yang dimasukkan.
Tabel atribut yang menunjukkan jumlah pixel, yaitu 59145 pixel untuk slope dengan nilai 2 dan
3.
3. Berapa % area dengan slope = 3 dan aspect = 3?
Query yang digunakan.
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase untuk area dengan slope dan aspect bernilai 3
adalah 1,606966% atau dibulatkan menjadi 1,607%.