Anda di halaman 1dari 14

Bab II

Pembahasan

2.1 Anatomi Medulla Spinalis1,3,4-6

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) adalah suatu kumpulan jaringan


syaraf yang panjang, tipis dan berbentuk tubular, terletak di dalam kolumna vertebra dan
membujur mulai dari otak (bagian medulla oblongata). Medulla spinalis bersamaan
dengan otak membentuk susunan syaraf pusat (SSP). Sumsum tulang belakang mulai
menjulur dari tulang oksipital bagian tengkorak, turun ke bawah sepanjang tulang
belakang hingga berada di rongga antara tulang lumbar 1 dan 2. Panjang medulla spinalis
berkisar antara 45 cm pada pria, 43 cm pada wanita. Lebarnya sangat bervariasi mulai
dari setengah inci pada bagian servikal dan lumbar, dan seperempat inci pada bagian
torakal. Struktur tulang belakang sangat beradaptasi untuk melindungi medulla spinalis
yang memiliki ukuran lebih pendek dan kecil.
Fungsi utama dari medulla spinalis adalah mentransmisikan sinyal neural antara
otak dan anggota tubuh lainnya. Sinyal ini dapat bersifat motorik maupun sensorik.
Selain itu juga dapat berfungsi sebagai suatu komponen pusat dari refleks fisiologis.

2.1.1 Struktur Medulla Spinalis

Medulla spinalis adalah jaras utama yang menghubungkan otak dengan neuron
perifer. Ukuran medulla spinalis lebih pendek dibandingkan dengan panjangnya tulang
belakang. Hal ini yang membuat medulla spinalis membujur mulai dari foramen
magnum, turun dan membentuk konus medullaris di dekat tulang vertebra lumbal kedua.
Panjang medulla spinalis dapat mencapai 45 cm pada pria dan 43 cm pada wanita,
namun bervariasi seukuran dengan tinggi manusia. Bentuk sumsum berupa ovoid, dengan
diameter yang lebih lebar di bagian servikal dan lumbar. Pelebaran medulla spinalis di
daerah servikal terletak di C3 hingga T2, dimana terdapat pleksus brachialis yang
berfungsi sebagai input dan sensoris dan output motoris dari kedua lengan. Pelebaran di
daerah lumbar berlokasi di L1 hingga L3 dimana terdapat cabang pleksus lumbosakralis.
Medulla spinalis dilindungi oleh 3 lapisan jaringan yang disebut selaput spinal
(spinal meninges). Lapisan ini menyelubungi kanal dengan urutan dari luar berturut-turut
adalah duramater, araknoidmater, dan piamater. Duramater tersusun dari serat yang amat
tangguh dan berfungsi sebagai pelindung. Diantara duramater dan tulang belakang
terdapat ruangan yang disebut ruang epidural. Ruang ini dipenuhi oleh jaringan adiposa
dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan araknoidmater terletak di tengah dan
memiliki gambaran seperti jaring laba-laba. Terdapat ruang diantara araknoid dengan
piamater, ruangan ini disebut ruang subaraknoid yang mengandung cairan serebrospinal.
(cerebrospinal fluid atau CSF). Piamater adalah lapisan protektif terdalam, bersifat sangat
melekat erat pada permukaan medulla spinalis. Medulla spinalis disokong oleh jaringan
ikat yang disebut ligamen dentikulatum.
Gambar 2.1 Potongan Melintang Medulla Spinalis6

Pada potongan melintang, daerah perifer dari medulla spinalis mengandung


banyak serabut saraf sensorik dan motorik sehingga memiliki warna putih dan disebut
sebagai substansia alba. Sedangkan bagian dalamnya mengandung banyak badan sel saraf
sehingga berwarna abu-abu dan disebut substansia grisea yang berbentuk seperti kupu-
kupu. Struktur ini diselubungi oleh kanal sentral, yang secara anatomis merupakan
perpanjangan dari sistem ventrikel pada otak, sehingga mengandung cairan serebrospinal.
Bentuk dari medulla spinalis adalah ovoid, dengan bagian dorsal dan ventralnya
memiliki cekungan yang dinamakan posterior median sulcus di bagian dorsal dan anterior
median fissure di bagian ventral.

2.1.2 Segmen-Segmen Medulla Spinalis

Sumsum tulang belakang manusia terbagi atas 31 segmen yang berbeda. Pada
setiap segmennya terdiri dari pasangan neuron sensorik dan motorik yang berada di
bagian kiri dan kanannya. Sekitar enam hingga delapan akar saraf kecil(radiks)
bercabang dari medulla spinalis dengan urutan yang sangat rapi. Radiks ini kemudian
bergabung menjadi suatu akar saraf. Saraf sensoris selalu berjalan dari bagian dorsal dan
saraf motoris berjalan dari bagian ventral. Kedua akar saraf ini kemudian bergabung lagi
menjadi saraf spinal (ramus) yang mana bagian sensorik dan motoriknya berjalan
bersamaan. Yang disebut susunan syaraf pusat hanyalah sebatas medulla spinalis. Akar-
akar syaraf ini sudah termasuk sebagai syaraf perifer.
Gambar 2.2 Struktur dari Saraf Perifer Sekitar Medulla Spinalis6

Serabut masing-masing radiks terdistribusi ulang menjadi beberapa saraf perifer


setelah keluar dari tulang belakang, dan masing-masing saraf mengandung serabut dari
beberapa segmen radikular yang berdekatan. Namun, serabut masing-masing segmen
radikular kembali tergabung membentuk kelompokan di bagian perifer untuk
mempersarafi area segmental kulit tertentu yang disebut sebagai dermatom. Masing-
masing dermatom mewakili sebuah segmen radikular, yang dengan demikian mewakili
juga sebuah segmen medula spinalis.
Gambar 2.3 Gambaran Dermatom3

Medulla spinalis berakhir sebagai konus medulla di daerah lumbar 1 atau lumbar
2. Disebut konus karena bentuknya yang menguncup merupai kerucut. Setelah medulla
spinalis berakhir, lapisan piamater mengalami pemanjangan hingga mencapai bagian
koksigeus, disebut sebagai filum terminalis. Serabut syaraf yang terletak di bawah konus
medullaris kemudian membentuk kauda equina (buntut kuda) dan meneruskan jarasnya
menuju ke ekstremitas bagian bawah. Kauda equina terbentuk dari kenyataan bahwa
medulla spinalis berhenti bertambah panjang sejak umur 4 tahun, namun demikian tulang
vertebra terus bertambah panjang hingga usia remaja.
Gambar 2.4 Potongan Sagittal Vertebra dan Medulla Spinalis6

Terdapat 33 segmen dari medulla spinalis manusia, kesemuanya memiliki nama


sesuai dengan tulang vertebranya. Pembagian segmennya yaitu 8 segmen servikal, 12
segmen torakal, 5 segmen lumbar, dan 5 segmen sakral. Semua serabut syaraf, kecuali
syaraf C1 dan C2, keluar dari kolumna spinalis melewati intravertebral foramen di
vertebranya. Tulang belakang C1 disebut sebagai tulang atlas, dan C2 disebut tulang
aksis.
Gambar 2.5 Segmen-Segmen Vertebra4

2.1.3 Vaskularisasi Medulla Spinalis

Medulla spinalis selain mendapatkan suplai darah dari tiga arteri besar yang
berjalan secara longitudinal dari otak, juga mendapat dari arteri yang mengalir dari sisi
kolumna spinalis. Ketiga arteri besar tersebut adalah arteri anterior spinalis, arteri
posterior spinalis kiri dan kanan. Arteri-arteri ini berjalan di dalam ruang sub-araknoid
dan bercabang masuk ke dalam medulla spinalis.
Gambar 2.6 Vaskularisasi Medulla Spinalis6

Kontribusi utama dari suplai darah pada medulla spinalis di bawah bagian
servikal berasal dari arteri radikular bagian anterior dan posterior. Kedua arteri ini
berjalan berdampingan dengan akar saraf dorsal dan ventral untuk kemudian
memperdarahi sumsum tulang belakang. Arteri radikular merupakan suatu perpanjangan
cabang dari aorta dan tidak berhubungan secara langsung dengan ketiga arteri
longitudinal. Arteri radikular terbesar pada manusia terletak di L1 dan L2, disebut
sebagai arteri anterior radikularis magna. Kelainan aliran darah pada arteri magna ini,
terutama dalam proses pembedahan aneurisma aorta, dapat menyebabkan infark pada
medulla spinalis dan mengakibatkan paraplegia.

2.1.4 Traktus Somatosensorik Medulla Spinalis

Struktur somatosensori medulla spinalis dibagi menjadi 3, yaitu jaras lemniscus


bagian dorsal columna-medial (pengaturan sentuhan/proprioseptif/getaran), jaras
spinoserebelaris anterior posterior, dan sistem spinotalamikkus anterolateral (pengaturan
nyeri/temperatur). Ketiga jaras sensorik ini memiliki 3 neuron yang berbeda untuk
bekerja. Neuron-neuron ini terbagi menjadi neuron sensorik primer, sekunder, dan tersier.

2.1.4.1 Traktus Lemniskus Dorsal Columna Medial


Pada jaras lemniscus bagian dorsal columna medial, akson neuron primernya
memasuki medulla spinalis dan menuju ke bagian dorsal dari kolumna. Akson-akson
pada medulla spinalis dibawah T6 akan memasuki jaras fasciculus grasilis, sebaliknya
bila akson terdapat setinggi T6 atau diatasnya, maka akan memasuki jaras fasciculus
cuneatus yang terletak di bagian lateral fasciculus grasilis.

Gambar 2.7 Ringkasan Traktus Medulla Spinalis6

Setelah mencapai jaras masing-masing, akson primer menaiki medulla spinalis


hingga mencapai bagian bawah dari medulla oblongata, setelah itu mencapai
meninggalkan fasciculus dan bersinaps dengan neuron sekunder pada salah satu dari
nuclei kolumna dorsalis; antara nukleus gracilis atau nukleus cuneatus.

Akson akan berjalan menuju anterior dan kemudian ke bagian medial setelah
meninggalkan nukleusnya, kumpulan akson yang serupa ini disebut sebagai fiber internal
arkuata. Persilangan jaras ke bagian kontralateral terdapat pada titik ini. Setelah itu jaras
terus naik ke bagian medial lemniskus kontralateral hingga pada akhirnya berhenti di
nukleus ventral posterolateral di bagian thalamus dan bersinaps dengan neuron tersier.
Dari situ neuron tersier naik menuju ke kapsula interna dan berujung pada korteks
sensorik primer. Perlu diingat bahwa jaras ini disebut juga jaras kolumna posterior dan
menghantarkan rasa getar, perubahan posisi, raba dan diskriminasi.

Serebelum menerima input proprioseptif aferen dari semua regio tubuh;


kemudian, output eferen polisinaptiknya mempengaruhi tonus otot dan koordinasi kerja
otot-otot antagonis dan agonis yang berperan saat berdiri, berjalan, dan semua gerakan
lain. Proses ini berjalan tanpa disadari.
Gambar 2.8 Traktus Kolumna Dorsalis
2.1.4.2 Traktus Spinotalamikus

Jaras sensorik selanjutnya adalah jaras spinotalamikus yang merupakan jalur


untuk penghantaran beberapa jenis impuls lainnya. Stimulus nyeri dan suhu akan
melewati jaras spinotalamikus lateral, sedangkan sisanya (persepsi raba kasar dan tekan)
melewati jaras spinotalamikus anterior. Jaras ini juga memiliki 3 neuron. Urutan
perjalanannya dimulai dari reseptor perifer bersinaps dengan neuron sensorik pertama
yang melewati dorsal ganglion dan menuju medulla spinalis. Setelah mencapai medulla
spinalis, jaras bersinaps dengan neuron kedua dan kemudian bersilang ke sisi sebelahnya
dan memasuki traktur spinothalamikus bagian anterior atau lateral. Jaras menaiki medulla
spinalis hingga mencapai thalamus dan kemudian bersinaps dengan neuron ketiga dan
kemudian menuju korteks sensorik.

Gambar 2.9 Traktus Kolumna Dorsalis dan Spinotalamikus Anterolateral

2.1.4.3 Traktus Spinoserebelaris

Traktus yang ketiga yang mengatur sistem somatosensorik adalah traktus


spinoserebelaris posterior dan anterior. Beberapa impuls aferen yang timbul di organ
sistem muskuloskeletal (otot, tendon dan sendi) berjalan melalui traktus spinoserebelaris
ke organ keseimbangan dan koordinasi, serebelum. Ada dua traktus pada setiap sisi
medulla spinalis, satu di bagian anterior dan satu lagi di bagian posterior.

Pada traktus spinoserebelaris posterior, neuron primer menghantarkan impuls dari


spindel otot dan organ tendon. Setelah memasuki medulla spinalis, beberapa serabut
kolateral ini langsung membuat sinaps dengan neuron motorik yang besar di kornu
anterius medulla spinalis. Serabut kolateral lain yang muncul setingkat vertebra torakal,
lumbal, dan sakral berakhir di nukleus berbentuk tabung yang terdapat di dasar kornu
posterius setinggi vertebra C8-L2, dan memiliki nama yang bervariasi, antara lain
kolumna sel intermediolateralis, nukleus torasikus, kolumna Clarke, dan nukleus Stilling.
Neuron pasca-sinaps kedua dengan badan sel yang terletak di nukleus ini merupakan asal
traktus spinoserebelaris posterior. Traktus spinoserebelaris posterior berjalan ke atas di
dalam medulla spinalis sisi ipsilateral di bagian posterior funikulus laterlis dan kemudian
berjalan melalui pedunkulus serebelaris inferior ke vermis cereberi. Serabut aferen yang
muncul setingkat servikal berjalan di dalam fasikulus kuneatus untuk membuat sinaps
dengan neuron kedua yang sesuai di nukleus kuneatus dan kemudian berjalan naik ke
serebelum.

Traktus spinoserebelaris anterior memiliki serabut aferen primer yang memasuki


medula spinalis membentuk sinaps dengan neuron funikularis di kornu posterius dan di
bagian sentral substansia grisea medula spinalis. Neuron kedua ini, yang ditemukan
setingkat segmen vertebra lumbalis bawah, merupakan sel asal traktus spinosereblaris
anterior, yang berjalan naik di dalam medula spinalis baik di sisi ipsilateral maupun
kontralateral dan berakhir di serebelum. Kebalikan dengan traktus spinoserebelaris
posterior, traktus ini menyilang di dasar ventrikel ke empat ke otak tengah dan kemudian
berbelok ke arah posterior untuk mencapai vermis cerebeli.
Gambar 2.10 Traktus Spinoserebelaris4

2.1.5 Traktus Motorik Medulla Spinalis

2.1.5.1 Traktus Kortikospinalis (traktus piramidalis)

Traktus ini berasal dari korteks motorik dan berjalan melalui substansia alba
serebri (korona radiata), krus posterius kapsula interna, bagian sentral pedunkulus serebri,
ponsm dan basal medula. Tempat traktus ini terlihat sebagai penonjolan kecil yang
disebut sebagai piramid. Piramid medula terdapat satu pada masing-masing sisi. Pada
bagian ujung bawah medulla, 80-85% serabut piramidal menyilang ke sisi lain di
dekusasio piramidum. Traktus yang menyilang ini disebut sebagai traktus kortikospinalis
lateralis. Serabut yang tidak menyilang disini berjalan menuruni medula spinalis di
funikulus anterior ipsilateral sebagai traktus kortikospinalis anterior; serabut ini
menyilang lebih di bawah melalui komisura anterior medula spinalis. Pada tingkat
servikal dan torakal, kemungkinan juga terdapat beberapa serabut yang tetap tidak
menyilang dan mempersarafi neuron motorik ipsilateral di kornu anterius, sehingga otot-
otot leher dan badan mendapatkan persarafan kortikal bilateral. Pada akhir jaras, serabut
traktus piramidalis bersinaps dengan interneuron, kemudian menghantarkan impuls ke
saraf perifer.
Gambar 2.11 Traktus Motorik Medulla Spinalis4

2.1.5.2 Traktus Kortikonuklearis (Traktus Kortikobulbaris)

Beberapa serabut traktus piramidalis membentuk cabang dari massa utama


traktus ketika melewati otak tengah dan kemudian berjalan lebih ke dorsal menuju
nuklei nervi kranialis motorik. Serabut yang mempersarafi nuklei batang otak ini
sebagian menyilang dan sebagian lagi tidak menyilang. Nuklei yang menerima
input traktus piramidalis adalah nuklei yang memediasi gerakan volunter otot-otot
kranial melalui nervus kranialis V, nervus kranialis VII, nervus kranialis IX, X,
dan XI, serta XII.
Traktus kortikomesensefalikus berjalan bersamaan dengan traktus
kortikonuklearis. Traktus ini memediasi gerakan mata konjugat yang terdiri dari
nervus kranialis III, IV, dan VI.

Anda mungkin juga menyukai