Disusun Oleh:
Ayuli Serlia | 03311740000007
KELAS:
KADASTER TIGA DIMENSI
Dosen Pengampu : Agung Budi Cahyono, ST., M.Sc., DEA
Gambar 1 geomatika.skp
b. Data poligon bangunan di kawasan FTSP (ftsp.shp) dan data jaringan jalan di kawasan
FTSP (jalan_ftsp.shp)
Mulai
Menampilkan Terrain
Selesai
B. Pelaksanaan Georeferencing Dengan ArcScene
Mulai
Selesai
3. Pelaksanaan
A. Georeferencing dengan Google Earth
1. Buka file geomatika.skp, kemudian klik menu File>Geolocation>Add More Imagery.
Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan Georeferencing dalam sub-bab ini?
Jawaban:
Georeferencing adalah proses transformasi koordinat dari suatu data, dalam hal ini yaitu
koordinat data geomatika.skp menjadi koordinat real world, yaitu koordinat dari gedung
Teknik Geomatika ITS sebenarnya yang menjadi acuan dalam pemodelan 3D. Proses
georeferencing dapat dilakukan menggunakan beragam jenis aplikasi, misalkan dalam
praktikum ini adalah menggunakan bantuan Google Earth dan ArcScene.
3. Selanjutnya, akan muncul jendela Add Location. Kemudian, cari daerah atau lokasi
geografis dari model bangunan yang dibuat dengan mengetik nama lokasi atau mencari
secara langsung. Kemudian, zoom hingga tampilannya menjadi cukup jelas.
Gambar 15 Menggunakan Tool Make Group Untuk Menggabungkan Seluruh Komponen Pemodelan
Bangunan
7. Selanjutnya klik ikon Rotate untuk memutar model. Lalu, klik sembarang untuk
menentukan sumbu rotasi untuk memutar model, klik arah acuan rotasi, dan tentukan
arah rotasinya dengan menggerakkan mouse sehingga model berada pada orientasi
yang benar.
8. Selanjutnya, klik ikon Move Tool untuk menggeser model pada tempat yang
seharusnya. Klik pada model untuk menentukan basepoint perpindahan model,
kemudian geser model pada tempat yang diinginkan.
Setelah skala model diubah, mungkin posisi model agak sedikit ikut berubah. Jika itu
terjadi, leser lagi model ke posisi yang benar dengan Move Tool.
10. Kemudian, pada tahap akhir, klik menu File>Geolocation>Show Terrain. Citra akan
menampilkan bentuk permukaan Bumi secara 3 dimensi. Namun, akibatnya mungkin
pada beberapa sisi model bangunan tampak mengambang. Untuk mengatasinya,
gunakan Move Tool untuk menggeser model bangunan dalam arah vertikal sehingga
sebagian alas bangunan tenggelam di bawah permukaan. Dengan demikian model
bangunan akan tampak menempel sempurna pada permukaan Bumi. Proses ini dapat
disebut grounding model.
11. Setelah semua proses di atas telah dilakukan, proses georeferencing model telah
selesai. Untuk melihat hasilnya klik menu File>Export...3D Model dan simpan file
dalam format *.kmz. File *.kmz ini dibuka melalui aplikasi Google Earth, dan tampak
seperti berikut:
B. Georeferencing dengan ArcGIS 10.5 (ArcScene)
1. Untuk melakukan georefencing data model tiga dimensi (*.skp) pada aplikasi ArcScene,
siapkan data yang dibutuhkan berupa data shapefile. Dalam hal ini, data yang digunakan
adalah ftsp.shp dan jalan_ftsp.shp. Selanjutnya, buka aplikasi ArcScene dan diperoleh
“tampilan sebagaimana di bawah ini:
2. Kemudian, klik Add Data pada ArcScene dan pilih file yang akan dibuka, dan klik Add.
3. Untuk melakukan pemodelan tiga dimensi sederhana, layer yang digunakan adalah ftsp
yang merupakan data poligon untuk pelaksanaan pemodelan tiga dimensi. Klik kanan pada
layer fstp, kemudian pilih properties, kemudian akan muncul kotak dialog properties. Pada
kotak dialog properties, pilih Extrusion untuk menentukan tinggi dari pemodelan tiga
dimensi (3D).
Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan aplikasi ArcScene dan apa kegunaannya?
Jawaban:
ArcScene adalah aplikasi visualisasi tiga dimensi (3D) yang memungkinkan pengguna
untuk melihat data Sistem Informasi Geografis dalam tiga dimensi. ArcScene juga
memungkinkan pengguna untuk melakukan overlay banyak layer dalam suatu lingkungan
3D. Fitur ditampilkan secara 3D dengan memiliki informasi terkait ketinggian dari fitur
geometri, atribut fitur, layer properties, atau permukaan yang didefinisikan secara 3D, dan
setiap layer dalam tampilan 3D dapat dikelola dengan beragam pengolahan. Data dengan
referensi spasial yang berbeda akan diproyeksikan pada sistem proyeksi yang sama,
ataupun data dapat ditampilkan menggunakan koordinat relatif saja.
4. Setelah penentuan ketinggian sudah dilakukan, kemudian klik OK atau Apply. Berikut
merupakan tampilan yang diperoleh:
Selanjutnya, akan muncul kotak dialog Layer 3D to Feature Class dan pilih input berupa
ftsp dan beri nama output file dengan 3D_feature yang ditempatkan pada folder yang sama
dengan fie awal, kemudian klik OK.
6. Setelah proses pembuatan feature class selesai, secara otomatis layer 3D_feature akan
muncul pada bagian Table of Contents sebagaimana di bawah ini:
9. Setelah mengetahui file *.dae yang akan digunakan jalankan Trimble SketchUp, lalu pilih
file – import, kemudian impor file *.dae yang akan digunakan, kemudian Open.
10. Setelah file *.dae terbuka pada Trimble SketchUp, langkah berikutnya buka juga file
geomatika.skp, kemudian copy lalu paste ke file *.dae yang telah kita buka sebagaimana di
bawah ini:
13. Selanjutnya, buka ArcScene untuk menggantikan atau melakukan replace posisi file *.dae
nomor 0 dengan file *.skp yang telah dibuat pada SketchUp sebelumnya. Klik 3D Editor >
Start Editing > Edit Vertex Tool dan pilih gedung Teknik Geomatika.
14. Kemudian, klik 3D Editor dan pilih Replace with Model dan masukkan file *.skp yang telah
dibuat sebelumnya sesuai dengan file *.dae yang hendak diubah, dan pilih Open. Tunggu
proses selesai.