a. Definisi Metalurgi
Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan
dan perekayasaan mineral dan logam
b. Ruang Lingkup Metalurgi
Pengolahan Mineral (Ore Dressing)
a. Breaking, Crushing, Comminuting
b. Separating, Concentrating Or Washing
c. Milling & Management
Ekstraksi
Cara Mendapatkan Logam Dari Konsentrat
Fisik
Perekayasa-An Sifat Fisik Logam
Mekanik
Proses produksi logam
B. Sejarah Metalurgi
Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil
pertambangan. Logam yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya adalah
emas yang ditemukan secara bebas di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum,
sekitar 40.000 SM Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga dapat ditemukan
bebas, dan memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas. Senjata Mesir
yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai sebagai "belati
dari langit”. Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan
memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk
mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi
dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit.
Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM,
pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci
dalam keberhasilan orang-orang Filistin. Perkembangan historis metalurgi besi dapat
ditemukan dalam berbagai budaya dan peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan
imperium kuno dan abad pertengahan di Timur Tengah dan Timur Dekat, Mesir kuno,
dan Anatolia (Turki sekarang), Kartago, Yunani, Romawi kuno, Eropa abad
pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan pertengahan, Jepang kuno
dan pertengahan, dan sebagainya
Banyak penerapan, praktik dan perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan
di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja,
dan lain-lain). Berdasar kedekatan antara metalurgi dengan pertambangan inilah maka
pada awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-sekolah pertambangan seperti
pendidikan metalurgi di Colorado School of Mines.
Tujuan :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3.Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain,
misalnya reagen flotasi
Jenis komunis
1.Peremukan / pemecahan (crushing)
2.Penggerusan / penghalusan (grinding)
Tahap komunis
a. Tahap pertama / primer (primary stage)
b. Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
c. Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
d. Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus.
Media yang digunakan adalah :
a. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
b. Batang-batang baja (steel rods).
c. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi
autagenous mill (SAG).
d. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.
Peralatan Penggerusan
a. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
b. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
c. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian
atau bijihnya sendiri.
d. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
3.Klasifikasi (Classification)
Sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau
fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari
media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel
yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih
kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap.
Classifier terdiri dari :
1.Scrubber
2.Log washer
3.Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
4.Hydraulic bowl classifier
5.Hydraulic clindrical tank classifier
6.Hydraulic cone classifier
7.Counter current classifier
8.Pocket classifier
9.Hydrocyclone
10.Air separator
11.Solid bowl centrifuge
12.Elutriator
CONCENTRATION
Proses ekstraksi logam dari bijih mineral secara mekanis. Logam akan diekstrak dari
konsentrat.
1. Pemilahan (Sorting)
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
mineral-mineral berharga yang berat Proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan
mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat
jenisnya > 1)
a. Endapan (sink) mineral-mineral pengotor yang berat
b. Apungan (float) mineral-mineral pengotor yang ringan
MEDIA PEMISAH
a. Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
b. Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
c. Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
d. Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan
methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu
hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
2. Produk Flotasi
a. Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung
(mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
b. Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor.
c. Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
3. Peralatan Flotation
Mechanical Flotation
a. Agitair cell
b. Denver cell
c. Krupp cell
d. Outokumpu cell
e. Wemco-Fagregren cell
Pneumatic Flotation
a. Column cell
b. Cyclo cell
c. Davcra cell
d. Flotaire cell
PENANGANAN MATERIAL
1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
PENGURANGAN KADAR AIR (DEWATERING)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang
diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi. Metode-
metode yang digunakan alam dewatering adalah :
a. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
b. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
c. Pengeringan (Drying)
1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara
terus menerus (continuous).
Alat – alat yang digunakan :
a. Rake thickener.
b. Deep cone thickener.
c. Free flow thickener.
3. Pengeringan /Drying
Proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation)
Peralatan :
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan
arah.
c. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri
uap air (steam). Jarang dipakai.
d. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ;
material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga
jarang dipakai.
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan
seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas
(tailing).
1. Preparasi
a. Fisik Aglomeration (Peletizing, Sintering,Briquieting)
b. Kimia Roasting Calcining
2. Ekstraksi Metalurgi
a. Pyrometallurgy
b. Hydrometallurgy
c. Ellectometalurgy
3. Pemurnian
A. PREPARASI
Tujuan Preparasi
Adapun tujuan dari preparasi adalah :
a. pengeringan ( T : 110 C)
b. mengubah senyawa logam
c. mengubah ukuran/ sifat fisik bijih / konsentrat agar sesuai dgn persyaratan proses
selanjutnya
1. Preparasi fisik
A. Aglomerasi
1. Tujuan Aglomerasi
adalah Mengubah ukuran butiran bijih/ konsentrat menjadi gumpalan yang relatif
besar agar tidak menyumbat lubang-lubang pada tanur yang digunakan untuk
lewat gas-gas.
2. Metode Aglomerasi
a. Pembriketan (Briqueting)
cetak-tekan dgn bhn perekat ( kapur, semen, lempung, minyak residu, tar),
maupun tanpa perekat, dilakukan pd temperatur kamar/ pemanasan.
Pemakaian terbatas, biaya mahal.
b. Nodulasi (Nodulizing)
seperti pada pembuatan klinker semen dengan cara pemanasan di dalam tanur
putar, sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan
c. sinterisasi (sintering)
banyak digunakan untuk preparasi peleburan pada tanur tiup (blast furnace).
Dilakukan dgn mesin khusus DLSM (dwight- lloyd sintering machine) -bijih
besi dicampur 5% kokas dan 5-10% air serta kapur sbg bhn imbuh -panaskan
pd DLSM. Kokas akan terbakar temperatur naik 1200-1300 C -aglomerasi tjd
krn silikat dlm bijih meleleh / tjd pertumbuhan kristal dan rekristalisasi. Utk
bijih2/ konsentrat sulfida ( PbS) dilakukan roast sintering
d. Peletisasi (Peletizing)
umumnya dilakukan pada bijih / konsentrat yang sangat halus sehingga sulit
disinter
bijih/ konsentrat ditambah air dan bahan perekat (kapur, lempung,
bahan-bahan organik) pada temperatur kamar dibentuk menjadi
bulatan pelet (gumpalan ukuran 1-3 cm) di dalam drum atau piringan
berputar
pembakaran pelet pada temperatur 1200-1300 C dlm tanur tegak atau
dengan DLSM
2. PREPARASI KIMIA
1. Kalsinasi
Kalkinasi Pemanasan pada temperatur tertentu
a. Tujuan Kalsinasi
Tujuan dari kalsinasi adalah :
Penguraian karbonat
Penghilangan air kristal dan penguraian hidroksida
Desagregasi bijih kompak
b. Penguraian Karbonat
MCO3(p) à MO(p) + CO2 (g)
M : Zn, Fe, Ag, Pb, Cd, Mn, Mg, Ca
ΔGT = ΔGT˚ + RT In PCO2
2. Pemanggangan (Roasting)
Pemanggang yang dilakukan pada Pemanasan pada T 500-1000 C, senyawa yang dirubah
logam utama / pengotor adapun Jenis- jenis Pemanggangan adalah :
1.Pemanggangan Oksidasi
2.Pemanggangan Reduksi
3.Pemangganngan Khloridasi
4.Pemanggangan Khusus
1. Pemanggangan Oksidasi
2. Pemanggangan Reduksi
Tujuan
b. Mereduksi bijih/konsentrat
cth : Pembuatan besi spons
Reformasi gas CH4+H2O = CO +3H2 CO + H2O = CO2 +H2
Reduksi bijih besi Fe2O3 + 3H2 = 2Fe + 3 H2O Fe2O3 + 3CO = 2Fe + 3CO2
Reduksi ZnO ZnO(p) + CO = Zn(u) + CO2
Roasting magnetisasi (dlm konsentrat timah) 3Fe2O3 + CO = 2Fe3O4 + CO2
3. Pemanggangan Khloridasi
Pada khloridasi pemanggangan dilakukan dengan menambah reagen CaCl2(p), NaCl (p) atau
Cl2(g) dan tujuannya adalah :
a. menghasilkan khlorida logam (yg larut dlm air) dr sulfida utk logam (M): Cu, Zn
MS+2NaCl + 2O2 = Na2SO4 + MCl2
10% 500-600C larut dlm air
4. Pemanggangan Khusus
B. Ekstraksi Metalurgi
1. Pyrometallurgy
Adalah Suatu proses yg dilakukan pada T tinggi .500 C. Tahapan –tahapannya adalah :
a. Preparasi (Fisik, Kimia) Yg Berlangsung Di Bawah Ttk Lelehnya.
b. Ekstraksi Logam Berlangsung Pd Temp Tinggi Disertai Peleburan, Penguapan Utk
Menghasilkan Logam
c. Pemurnian Agar Mudah Dlm Mengatur Komposisi Logam
Proses Reduksi
Dalam ekstraksi metalurgi proses reduksi memegang peranan penting
Proses reduksi, proses pembentukan logam dari senyawa oksida dengan reduktor
Oksida logam ada yang terdapat di alam sebagai bijih tetapi ada juga berbentuk
senyawa lain/ sulfida.
Reduksi beberapa logam ada yang terjadi pada T di bawah titik lelehnya (NiO, FeO)
sebagai reduktor : C (batubara, kokas, H2, CH4)
Peleburan Besi
Dilakukan dalam tanur tiup (blast furnace) untuk mendapatkan besi wantah
Peleburan Timbal
Ekstraksi timbal dilakukan hasil dari pemanggangan sempurna (kalsin) secara oksidasi dari
konsentrat galena. PbS + 3/2 O2 - PbO + SO2 Peleburan dilakukan pada tanur tegak
penampang segiempat, menggunakan reduktor kokas dan flux mengatur komposisi teraks
(slag) agar pemisahan antara logam dan pengotornya dapat baik. Pengarah pengotor Fe tidak
sulit untuk diatasi sebab FeO lebih stabil dr PbO PbO + CO Pb + CO2 Fe2O3 + CO 2Fe +
CO2 FeO + CO Fe + CO2
Peleburan Timah
Peleburan dilakukan dlm tanur pantul Reverbaroty Furnace. Peleburan berbeda dg Pb sebab
Fe bermasalah yaitu K Fe = K Sn. Harga kelarutan Fe dlm Sn cukup besar dpt membentuk
senyawa antar logam. -bila ingin diperoleh logam Sn tinggi ( yg berarti SnO di dlm terak
kecil) mk Fe dlm Sn akan tinggi ( berarti pengotor dlm Sn tinggi) -Bila diinginkan timah dg
kemurnian tinggi mk Sn sbg SnO dlm terak akan tinggi. Maka peleburan timah dilakukan
bertahap (slag dilebur lagi dgn ditambah scrap iron agar terbtk hard head alloy/ seny Sn-Fe
yg dilebur kembali dlm reverberatory I SnO2 + CO SnO +CO2 SnO + C Sn +CO2
Proses Oksidasi
Tujuan : Mengubah senyawa sulfida (matte) logam pengotor mjd oksidaà msk ke terak
Sebagai oksidator digunakan udara Cth : Pada proses Converting
Peleburan Sulfidasi
Peleburan utk mendptkan matte ttp umpannya senyawa oksida. Pd bijih nikel à min garnierite
NiO+CaS = NiS(matte) + CaO XCaO + ySiO2 = (CaO)x(SiO2)y (terak) Matte dilakukan
converting à hslnya bukan logam ttp tetap matte, dgn kandungan nikel tinggi
Peleburan Presipitasi
Proses ekstraksi berdasarkan reaksi pendesakan yaitu reaksi antara logam sulfida dgn logam
lain MS + M’ = M +M’S PbS+Fe(scrap) = Pb+FeS (peleburan timbal)
Sb2S3+3Fe=2Sb+3FeS (peleburan antimon)
Peleburan Semprot
Proses scr simultan, dr pemanggangan oksidasi partial-peleburan matte yg dilakukan dlm 1
reaktor Konsntrat tembaga nikel berbutir hls disemprotkan bersama udara yg diperkaya
oksigen. Dlm reactor mula2 tjd proses pemanggangan (msh pdt). Kalsin (hsl pemanggangan)
akan melebur àmatte Keuntungan: Penggunaan kalor lebih effisien
2. Hydrometallurgy
a. Pelindian
Tahap pelarutan logam (senyawa logam) secara selektif dr mineral-mineral
yg ada dlm bijih/ dr produk-produk lain shg dpt dipisahkan dr unsur/logam
pengotor yg tdk larut.
b. Recovery
Tahap Perolehan kembali/ RECOVERY logam2/ sengawa logam berharga dr
larutan kaya hasil pelindian
Materi Yang Diproses
Raw Material
a. Low grade ore (Bijih kadar rendah), Proses pelarutan hrs dilakukan scr besar2an shg
dibutuhkan pelarut yg banyak dan pelarut hrs disirkulasikan kembali spy
menguntungkan.
b. Konsentrat, kalsin, matte, speiss, alloys Dibutuhkan pelarut yg sedikit.
a. Hrs cukup cepat melarutkan bijih konsentrat yg akan dilarutkan dan selektif (gangue
min tdk terlarutkan). Selektifitas min tergantung :
Konsentrat pelarut. Semakin tinggi konsentrat pelarut mk makin banyak logam
yg akan larut. Namun mempertinggi konsentrasi tdk selamanya
menguntungkan krn kemungkinan ada logam lain yg ikut terlarut.
Temperatur. Bila Temp dinaikan akan mempercepat reaksi, namun yg perlu
diperhatikan adl naiknya Temp memungkinkan pengotor ikut terlarut,
disamping itu akan menambah biaya utk mempertinggi Temp.
Waktu Kontak. Semakin lama waktu kontaknya mk metal terlarut akan
semakin banyak dan metal pengotor ikut terlarut.
b. Harganya relatif murah dan mudah didapatkan dlm jml banyak.
c. Sifat korositas reagen dan akibatnya thd konstruksi diharapkan sekecil mungkin.
d. Kemungkinan utk didaur ulang agar lebih ekonomis.
1. Air
Dpt utk melarutkan bbrp material yg senyawa sulfat spt CuSO4 dan ZnSO4 maupun
khlorida. Dgn adanya udara / O2 bertekanan dan ber temperatur 150 C akan dpt
melarutkan sulfida logam. NiS + 2O2 NiSO4
2. Asam
Asam sulfat encer utk melarutkan tembaga oksida maupun zinc oksida. CuO +
H2SO4 CuSO4 + H2O ZnO + H2SO4 ZnSO4 + H2O CuCO3.Cu(OH)2 + H2SO4
2CuSO4+CO2 +3H2O Asam sulfat pekat utk pemisahan gold silver alloy. Asam
khlorida utk melarutkan logam Zn, asam nitrat utk melarutkan logam emas dan perak.
Banyak digunakan krn sangat murah, tdk terlalu korosif dan sangat efektif utk
melarutkan oksida termasuk hidroksida/karbonat.
3. Basa
Amonium hidroksida maupun ammonium karbonat cocok utk melarutkan native
copper maupun copper carbonat. Sodium hidroksida (NaOH) utk proses Bayer dalam
pemurnian bauksit. Sodium karbonat untuk melarutkan bijih uranium oksida.
NaOH +Al(OH)3 Na (Al(OH)4) CuCO3.Cu(OH)2+(NH4)2CO3+6NH4OH
3Cu(NH3)4+12H2O
4. Garam
a. Natrium Sianida (NaCN) / Kalium Sianida (KCN) dpt melarutkan emas / perak
asal di+ udara 4Au+8NaCN+02+2H20 4NaAu(CN)2+4Na0H
4Ag+8NaCN+02+H20 4NaAg(CN)2+4Na0H
b. Garam Ferric (FeCl3, Fe2(SO4)3) dpt melarutkan tembaga CuS+Fe2(SO4)3
CuSO4+2FeSO4+S CuS+FeCl3 CuCl+FeCl2+S
c. Na2CO3 utk pelindian uranium UO2+3Na2CO3+H2O+0,5O2
Na4(UO2(CO3)3)+2NaOH
d. NaCl utk pelindian PbSO4 PbSO4+2NaCl Na2SO4+PbCl2 PbCl2+2NaCl
Na2(PbCl4)
e. Na2S utk pelindian min sulfida membtk poly sulfida Sb2S3+3NaS 2Na3(SbS3)
f. Na2S2O3 (Sodium thio sulfat) utk melarutkan perak 2AgCl+Na2S2O3
Ag2S2O3+2NaCl Ag2S2O3+2Na2S2O3 Na4(Ag2(S2O3)3
5. Air khlor
Air Khlor utk melarutkan mineral sulfida ZnS+Cl2 = ZnCl2 +S
Ph Pelarut
Pelarutan akan tjd pd kondisi pH ttu oleh krn itu pulp hrs diatur pHnya agar tjd proses
pelarutan. Reagen pengatur pH dpt berupa basa n garam kuat seperti lime (CaO,
Ca(OH)2, NaOH dan Na2CO3). Bila diinginkan suasana basa mk digunakan lime
(CaO) krnselain murah juga: - Untuk menetralkan senyawa asam - Untuk mencegah
zat pelarut yg hilang krn proses hidrolisa - Dapat mencegah hilangnya zat pelarut krn
CO2 udara - Sebagai alat penggumpal
% solid pulp
Semakin kental pulp berarti sejml larutan pelarut yg sama hrs melarutkan logam yg
lebih banyak, disamping itu kesempatan kontak antara partikel dgn pelarut akan
semakin kecil. Pulp yg kental akan menimbulkan beban yg semakin berat dlm proses
pengadukan, shg dpt mematahkan rake (pengaduk), anmun utk pulp yg encer akan
mempercepat proses pengendapan shg memungkinkan kerja pengaduk juga semakin
berat
c. Ellectometalurgy
Merupakan suatu proses utk mengambil metal dr bijih/ore, konsentrat, crude metal
dan larutan dgn menggunakan tenaga listrik.
Tujuan elektrometallurgy adalah :
a. Utk mendptkan logam dr suatu larutan hasil dari leaching process, disebut electro
winning
b. Utk pemurnian Crude Metal yg mana crude metal ini dibtk sbg anoda sedang
katodanya dipakai metal yg sejenis dgn metal yg akan dimurnikan, disebut electro
refining
c. Utk melapisi suatu metal dg metal lain yg lebih berharga, lebih menarik, lebih thn
korosi, dan tahan oksidasi, disebut electro platting
d. Utk mengextraksi logam yg reaktif spt Al, Mg yakni dgn cara elektrolisa garam
lebur, disebut Fused Salt Electrolysis
e. Utk melebur ore/bjh, konsentrat, Scrap dgn cara mengubah tenaga listrik mjd
tenaga panas, disebut Electro Thermis Process.
Jenis – jenis electrometallurgy adalah :
1. Electro-Winning
Pada proses electrowinning fenomena yg terjadi adl pengendapan logam ttu pd katoda
Misal electrowinning tembaga. Anoda : Grafit, katoda : tembaga
a. Reaksi reduksi dpt terjadi pd katoda
b. Reaksi Oksidasi pd Anoda
Reaksi pada katoda
a. Pengendapan logam tembaga. Cu++ + 2e Cu
b. Pembentukan gas hydrogen H+ + e 0,5 H2
c. Penyerapan gas yaitu proses tereduksi gas hydrogen mjd ion hidroksida ½ O2 +
H2O +2e 2OH-
d. Bila ada ion2 lain missal ion ferri mk ion tsb akan direduksi ke valensi yg rendah
Fe3+ + e Fe2+
Reaksi pada anoda
a. Pembentukan gas oksigen dan chlor
H2Oà ½ O2 + 2H+ +2e
Cl- à 1/2Cl2 + e
b. Penyerapan gas
yaitu proses oksidasi gas hydrogen mjd ion hydrogen
H2à2H+ +2e . Bila ada ion lain, missal ion ferri mk ion tsb akan dioksidasi ke
Valencia yg lebih tinggi
2. Electro- Refining
Mrpkn tahapan lanjut dr pemurnian logam yg dimaksudkan utk menghasilkan logam
berkadar electrolotik. Logam akan dimurnikan dibentuk sbg anoda. Proses yg tjd mrpkn
perpindahan logam utama dr anoda ke katoda.
Anoda : Crude metal (logam ygdimurnikan)
Katoda : Logam yg sejenis logam utama yg akan diekstrak.