Anda di halaman 1dari 27

A.

Pendahuluan (Pengantar Metalurgi)

a. Definisi Metalurgi
Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan
dan perekayasaan mineral dan logam
b. Ruang Lingkup Metalurgi
 Pengolahan Mineral (Ore Dressing)
a. Breaking, Crushing, Comminuting
b. Separating, Concentrating Or Washing
c. Milling & Management
 Ekstraksi
Cara Mendapatkan Logam Dari Konsentrat
 Fisik
Perekayasa-An Sifat Fisik Logam
 Mekanik
Proses produksi logam

B. Sejarah Metalurgi
Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil
pertambangan. Logam yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya adalah
emas yang ditemukan secara bebas di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum,
sekitar 40.000 SM Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga dapat ditemukan
bebas, dan memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas. Senjata Mesir
yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai sebagai "belati
dari langit”. Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan
memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk
mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi
dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit.
Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM,
pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci
dalam keberhasilan orang-orang Filistin. Perkembangan historis metalurgi besi dapat
ditemukan dalam berbagai budaya dan peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan
imperium kuno dan abad pertengahan di Timur Tengah dan Timur Dekat, Mesir kuno,
dan Anatolia (Turki sekarang), Kartago, Yunani, Romawi kuno, Eropa abad
pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan pertengahan, Jepang kuno
dan pertengahan, dan sebagainya
Banyak penerapan, praktik dan perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan
di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja,
dan lain-lain). Berdasar kedekatan antara metalurgi dengan pertambangan inilah maka
pada awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-sekolah pertambangan seperti
pendidikan metalurgi di Colorado School of Mines.

C. Tahapan Dalam Ekstraksi Metalurgi


Adapun tahapan dalam ekstraksi metallurgy adalah :
1. preparasi (fisik, kimia)
a. preparasi fisik : aglomeration yg terdiri dari :
 peletizing
 sintering
 briquieting
b. preparasi kimia :
 roasting,
 calcining
2. ekstraksi metal :
 pyrometallurgi
 hydrometalurgi
 ellectrometalurgi :
3. Pemurnian
D. Diagram Alir Ekstraksi Metalurgi
Praktik mengambil logam berharga dari sebuah bijih dan pemurnian logam
mentah yang diekstrak ke dalam bentuk murni. Bijih besar melalui penghancuran
dan penggilingan untuk mendapatkan partikel-partikel yang cukup kecil di mana
masing-masing partikel terdiri dari bahan berharga atau limbah. Partikel
terkonsentrasi yang berharga dalam bentuk yang mendukung memungkinkan
pemisahan logam yang dikehendaki dari kandungan limbah yang tidak dikehendaki.
Bijih umumnya mengandung lebih dari satu logam berharga.
Pengolahan mineral (mineral dressing) adalah pengolahan mineral secara
fisik. Tujuan dari pengolahan mineral adalah meningkatkan kadar logam berharga
dengan cara membuang bagian-bagian dari bijih yang tidak diinginkan. Secara
umum, setelah proses mineral dressing akan dihasilkan tiga kategori produk.
Konsentrat, di mana logam-logam berharga terkumpul dan dengan demikian
kadarnya menjadi sangat tinggi. Tailing, di mana bahan-bahan kurang berharga
(bahan ikutan, gangue mineral) terkumpul. Middling, yang merupakan bahan
pertengahan antara konsentrat dan tailing. Teknik pengolahan mineral bermacam-
macam. Pengaplikasiannya sangat tergantung pada jenis bijih atau mineral yang
akan ditingkatkan konsentrasinya. Pemilihan teknik didasarkan pada perbedaan sifat-
sifat fisik dari mineral-mineral yang ada dalam bijih tersebut. Teknik-teknik yang
digunakan dalam proses pengolahan mineral di antaranya adalah:

E. Jenis Teknik Pengolahan Mineral

A. Comminution dan sizing


Pada metallurgy terutama pada Pengolahan Bijih Mineral, Proses ekstraksi logam dari
bijih mineral secara mekanis. Logam akan diekstrak dari konsentrat.

B. Tujuan Proses Pengolahan Bijih Mineral


Untuk mengatur ukuran partikel bijih, menghilangkan bagian-bagian yang tidak
diinginkan, meningkatkan kualitas, kemurnian atau grade bahan yang diproduksi
Proses pengolahan bijih mineral:
a. penghancuran,
b. penggilingan,
c. pencucian,
d. pelarutan,
e. kristalisasi,
f. penyaringan,
g. pemilahan,
h. pembuatan ukuran tertentu,
i. sintering (penggunaan tekanan dan panas dibawah titik lebur untuk mengikat
partikel-partikel logam),
j. pellettizing (pembentukan partikel-partikel logam menjadi butiran-butiran kecil),
k. kalsinasi untuk mengurangi kadar air dan/atau karbondioksida,
l. roasting (pemanggangan),
m. pemanasan,
n. klorinasi untuk persiapan proses lindian,
o. pengentalan secara gravitasi, pemisahan secara magnetis,
p. pemisahan secara elektrostatik,
q. flotasi (pengapungan),
r. penukar ion, ekstraksi pelarut,
s. elektrowining,
t. presipitasi,
u. amalgamasi dan heapleachin

c. Pengolahan Bijih Mineral


1. Kominusi Atau Reduksi Ukuran (Comminution)
2. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)
3. Peningkatan Kadar Atau Konsentrasi (Concentration)
4. Pengurangan Kadar Air / Pengawa-Airan (Dewatering)
5. Penanganan Material (Material Handling)

1. Kominusi Atau Reduksi Ukuran (Comminution)

 Tujuan :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3.Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain,
misalnya reagen flotasi
 Jenis komunis
1.Peremukan / pemecahan (crushing)
2.Penggerusan / penghalusan (grinding)

 Tahap komunis
a. Tahap pertama / primer (primary stage)
b. Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
c. Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
d. Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)

Peremukan / Pemecahan (Crushing)


Peralatan yang digunakan :
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari
tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
a. Jaw crusher
b. Gyratory crusher
c. Cone crusher
d. Roll crusher
e. Impact crusher
f. Rotary breaker
g. Hammer mill

Penggerusan / Penghalusan (Grinding)

Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus.
Media yang digunakan adalah :
a. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
b. Batang-batang baja (steel rods).
c. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi
autagenous mill (SAG).
d. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.

Peralatan Penggerusan
a. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
b. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
c. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian
atau bijihnya sendiri.
d. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.

2. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)


Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-
macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan
ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan
yang berikutnya.
1. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
2. Klasifikasi (Classification)

a. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)


Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
 Produk Pengayakan
Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize). – Ukuran yang
lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)
 Saringan (Sieve) Sering Dipakai Di Laboratorium
a. Hand sieve
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
c. Sieve shaker / rotap
d. Wet and dry sieving
 Ayakan (Screen) Yang Berskala Industri
a. Stationary grizzly
b. Roll grizzly
c. Sieve bend
d. Revolving screen
e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
f. Shaking screen
g. Rotary shifter

3.Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam


suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier.
Produk Klasifikasi
a. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow.
b. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar)
disebut underflow.
Konsep Pemisahan Dalam Classifier
1.Partition concept
2.Tapping concept
3.Rein concept

Sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau
fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari
media. Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel
yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih
kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap.
Classifier terdiri dari :
1.Scrubber
2.Log washer
3.Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
4.Hydraulic bowl classifier
5.Hydraulic clindrical tank classifier
6.Hydraulic cone classifier
7.Counter current classifier
8.Pocket classifier
9.Hydrocyclone
10.Air separator
11.Solid bowl centrifuge
12.Elutriator

CONCENTRATION

Proses ekstraksi logam dari bijih mineral secara mekanis. Logam akan diekstrak dari
konsentrat.

C. Tujuan Proses Pengolahan Bijih Mineral


Untuk mengatur ukuran partikel bijih, menghilangkan bagian-bagian yang tidak
diinginkan, meningkatkan kualitas, kemurnian atau grade bahan yang diproduksi
Proses pengolahan bijih mineral:
v. penghancuran,
w. penggilingan,
x. pencucian,
y. pelarutan,
z. kristalisasi,
aa. penyaringan,
bb. pemilahan,
cc. pembuatan ukuran tertentu,
dd. sintering (penggunaan tekanan dan panas dibawah titik lebur untuk mengikat
partikel-partikel logam),
ee. pellettizing (pembentukan partikel-partikel logam menjadi butiran-butiran kecil),
ff. kalsinasi untuk mengurangi kadar air dan/atau karbondioksida,
gg. roasting (pemanggangan),
hh. pemanasan,
ii. klorinasi untuk persiapan proses lindian,
jj. pengentalan secara gravitasi, pemisahan secara magnetis,
kk. pemisahan secara elektrostatik,
ll. flotasi (pengapungan),
mm. penukar ion, ekstraksi pelarut,
nn. elektrowining,
oo. presipitasi,
pp. amalgamasi dan heapleachin

D. Pengolahan Bijih Mineral


terdiri dari tahap-tahap berikut :
1. Kominusi Atau Reduksi Ukuran (Comminution)
2. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)
3. Peningkatan Kadar Atau Konsentrasi (Concentration)
4. Pengurangan Kadar Air / Pengawa-Airan (Dewatering)
5. Penanganan Material (Material Handling)

Peningkatan Kadar Atau Konsentrasi (Concentration)

Proses Peningkatan Kadar Atau Konsentrasi (Concentration)

1. Pemilahan (Sorting)
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)

1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.

2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)


Pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi
sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral
yang ada. 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya yaitu :
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation (HMS).
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling)
Produk Proses Konsentrasi Gravitasi Ada 3 (Tiga) yaitu :
a. Konsentrat (concentrate) kumpulan mineral berharga dengan kadar tinggi
b. Amang (middling) konsentrat yang masih kotor
c. Ampas (tailing) mineral-mineral pengotor yang harus dibuang

3. Konsentrasi Dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)

mineral-mineral berharga yang berat Proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan
mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat
jenisnya > 1)
a. Endapan (sink) mineral-mineral pengotor yang berat
b. Apungan (float) mineral-mineral pengotor yang ringan

MEDIA PEMISAH
a. Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
b. Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
c. Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
d. Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan
methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu
hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.

4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)


Proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan
arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral
Kendala Proses ;
1. Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar.
2. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan

Mineral-Mineral Yang Bersifat Konduktor


a. Magnetit (Fe3 O4)
b. Kasiterit (Sn O2)
c. Ilmenit (Fe Ti O3)
d. Molibdenit (Mo S2)
e. Wolframit [(Fe, M) WO4]
f. Galena (Pb S)
g. Pirit (Fe S2)
Produk Konsentrasi Elektrostatik adalah :
a. Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
b. Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing)
Peralatan Konsentrasi
a. Electrodynamic separator (high tension separator).
b. Electrostatic separator yang terdiri dari :
 Plate electrostatic separator
 Screen electrostatic separator

5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)


Proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic
susceptibility) yang dimiliki mineral

Sifat Kemagnetan Bahan Galian :


a. Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh
medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
b. Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya
hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
c. Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya :
kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].

6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)


Proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut terhadap air”
(hydrophobic) Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila
dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air”
(hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena
(Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka
udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon

1. Reagen Kimia Untuk Flotation sebagai berikut :


a. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara.
Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
b. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang
semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik,
dll.
c. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor
tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk menekan
Zn S.
d. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman
proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.

2. Produk Flotasi
a. Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung
(mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
b. Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor.
c. Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.

3. Peralatan Flotation
Mechanical Flotation
a. Agitair cell
b. Denver cell
c. Krupp cell
d. Outokumpu cell
e. Wemco-Fagregren cell
Pneumatic Flotation
a. Column cell
b. Cyclo cell
c. Davcra cell
d. Flotaire cell

PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING)


1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening) 2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
3. Pengeringan (Drying)

PENANGANAN MATERIAL
1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
PENGURANGAN KADAR AIR (DEWATERING)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang
diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi. Metode-
metode yang digunakan alam dewatering adalah :
a. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
b. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
c. Pengeringan (Drying)
1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara
terus menerus (continuous).
Alat – alat yang digunakan :
a. Rake thickener.
b. Deep cone thickener.
c. Free flow thickener.

2. Cara Penapisan / Pengawa-Air (Filtration)


Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat
dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga
jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan
dari airnya.
1. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
 intermitten, misalnya Moore leaf filter.
 Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
* bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco
filter.
* bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
* bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
* bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.

2. Pressure filter, misalnya :


 Merrill plate and frame filter
 Kelly pressure filter
 Burt revolving filter

3. Pengeringan /Drying
Proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation)
Peralatan :
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
 tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
 rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan
arah.
c. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri
uap air (steam). Jarang dipakai.
d. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ;
material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga
jarang dipakai.

Cara penangan material

Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan
seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas
(tailing).

1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)

2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)

3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)

1. Material Padat Kering (Dry Solid Handling)


Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus ditumpuk di
tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi dengan saluran
penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat, maka harus
disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih lanjut.
2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka
dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter). Jika masih agak
kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.
3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :
a. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang
ditambang.
b. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
c. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera dilakukan,
sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh sebab itu
pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan penambangan yang
meminta pemikiran khusus sepanjang umur tambang.

PREPARASI EKSTRAKSI METALURGI

Tahap – tahapan dalan preparasi metalurgi adalah :

1. Preparasi
a. Fisik Aglomeration (Peletizing, Sintering,Briquieting)
b. Kimia Roasting Calcining
2. Ekstraksi Metalurgi
a. Pyrometallurgy
b. Hydrometallurgy
c. Ellectometalurgy
3. Pemurnian

A. PREPARASI
Tujuan Preparasi
Adapun tujuan dari preparasi adalah :

a. pengeringan ( T : 110 C)
b. mengubah senyawa logam
c. mengubah ukuran/ sifat fisik bijih / konsentrat agar sesuai dgn persyaratan proses
selanjutnya
1. Preparasi fisik
A. Aglomerasi
1. Tujuan Aglomerasi
adalah Mengubah ukuran butiran bijih/ konsentrat menjadi gumpalan yang relatif
besar agar tidak menyumbat lubang-lubang pada tanur yang digunakan untuk
lewat gas-gas.
2. Metode Aglomerasi
a. Pembriketan (Briqueting)
cetak-tekan dgn bhn perekat ( kapur, semen, lempung, minyak residu, tar),
maupun tanpa perekat, dilakukan pd temperatur kamar/ pemanasan.
Pemakaian terbatas, biaya mahal.
b. Nodulasi (Nodulizing)
seperti pada pembuatan klinker semen dengan cara pemanasan di dalam tanur
putar, sehingga terbentuk gumpalan-gumpalan
c. sinterisasi (sintering)
banyak digunakan untuk preparasi peleburan pada tanur tiup (blast furnace).
Dilakukan dgn mesin khusus DLSM (dwight- lloyd sintering machine) -bijih
besi dicampur 5% kokas dan 5-10% air serta kapur sbg bhn imbuh -panaskan
pd DLSM. Kokas akan terbakar temperatur naik 1200-1300 C -aglomerasi tjd
krn silikat dlm bijih meleleh / tjd pertumbuhan kristal dan rekristalisasi. Utk
bijih2/ konsentrat sulfida ( PbS) dilakukan roast sintering
d. Peletisasi (Peletizing)
umumnya dilakukan pada bijih / konsentrat yang sangat halus sehingga sulit
disinter
 bijih/ konsentrat ditambah air dan bahan perekat (kapur, lempung,
bahan-bahan organik) pada temperatur kamar dibentuk menjadi
bulatan pelet (gumpalan ukuran 1-3 cm) di dalam drum atau piringan
berputar
 pembakaran pelet pada temperatur 1200-1300 C dlm tanur tegak atau
dengan DLSM

2. PREPARASI KIMIA

1. Kalsinasi
Kalkinasi Pemanasan pada temperatur tertentu
a. Tujuan Kalsinasi
Tujuan dari kalsinasi adalah :
 Penguraian karbonat
 Penghilangan air kristal dan penguraian hidroksida
 Desagregasi bijih kompak
b. Penguraian Karbonat
MCO3(p) à MO(p) + CO2 (g)
M : Zn, Fe, Ag, Pb, Cd, Mn, Mg, Ca
ΔGT = ΔGT˚ + RT In PCO2

c. Penghilangan Air Kristal Dan Penguraian Hidroksida


M(OH)2 = MO +H2O ΔGT˚ = - RT ln PH2O

d. Desagregasi Bijih Kompak


proses penguraian mekanis bijih yg sangat kompak dan penguraian senyawa organik
Cth : M3O4 (misal Fe3O4) sangat kompak (porositasnya rendah), jk direduksi dgn
gas CO reaksi diffusi gas lamban, mk Fe3O4 dipanaskan dan didinginkan mendadak
(quenching) shg timbul retakan2 yg mudah diterobos gas CO. Jk pd peleburan Fe3O4
(magnetit) yg dikandung oleh bijh < 40% tdk perlu Quenching.

2. Pemanggangan (Roasting)
Pemanggang yang dilakukan pada Pemanasan pada T 500-1000 C, senyawa yang dirubah
logam utama / pengotor adapun Jenis- jenis Pemanggangan adalah :
1.Pemanggangan Oksidasi

2.Pemanggangan Reduksi

3.Pemangganngan Khloridasi

4.Pemanggangan Khusus

1. Pemanggangan Oksidasi

a. Pemanggangan Menghasilkan Oksida


Oksida Sempurna untuk menghasilkan seluruh kandungan belerang (dead roasting)
Dilakukan pd bijih oksida bila :
 bijih / konsentrat kaya sulfida logam berharga. Kemudian diekstrak dgn
reduksi misal : PbS dan ZnS
 Oksida logam berharga bersifat mudah menguap. Misal Sb2O3 dan As2O3,
tetapi jangan teroksidasi mencapai Sb2O4 dan Sb2O5 atau As2O4 dan As2O5
krn berbtk padatan, hingga perlu penambahan karbon © / gas CO
Oksida Partial Cu2S.n FeS + 3/2 n’ O2 = Cu2S. (n-n’) FeS + n’ FeO + n’ SO2
Syarat : logam pengotor lebih mudah dioksidasi dr pd logam berharganya
Logam pengotor tdk seluruhnya dioksidasi sebab:
a. kemungkinan logam berharga ikut teroksidasi mjd terak (slag)
b. Pembakaran belerang menghasilkan kalor (penghematan kalor)
b. Pemanggangan Menghasilkan Sulfat (Sulfatisasi) & Metalisasi)
1. Sulfatisasi , untuk membentuk sulfat yg larut air, preparasi hydrometallurgi syarat
: T1000 C
2. Metalisasi, pada umumnya seluruh sulfida logam bila dipanaskan di atas TL dpt
teroksidasi mjd logam, tetapi belum tentu menguntungkan sebab logam pengotor
ikut lebur. Syarat agar untung:
 pd T relatif rendah, logam lebih stabil dr oksida maupun sulfat
 logam mudah menguap (tekanan uap tinggi) HgS(p) + O2 = Hg(u) + SO2
(g)

2. Pemanggangan Reduksi

Reduktor padat : C (batubara, kokas) gas : CO, H2, Gas2


Hidrokarbon (CH4, gas alam)

Tujuan

a. menurunkan derajad oksidasi


Sb2O4 + CO = Sb2O3 + CO2 atau As2O4 + CO = As2O3 + CO2
Sb2O5 + C = Sb2O3 + CO2 atau As2O5 + C = As2O3 + CO2

b. Mereduksi bijih/konsentrat
cth : Pembuatan besi spons
 Reformasi gas CH4+H2O = CO +3H2 CO + H2O = CO2 +H2
 Reduksi bijih besi Fe2O3 + 3H2 = 2Fe + 3 H2O Fe2O3 + 3CO = 2Fe + 3CO2
Reduksi ZnO ZnO(p) + CO = Zn(u) + CO2
 Roasting magnetisasi (dlm konsentrat timah) 3Fe2O3 + CO = 2Fe3O4 + CO2

3. Pemanggangan Khloridasi

Pada khloridasi pemanggangan dilakukan dengan menambah reagen CaCl2(p), NaCl (p) atau
Cl2(g) dan tujuannya adalah :
a. menghasilkan khlorida logam (yg larut dlm air) dr sulfida utk logam (M): Cu, Zn
MS+2NaCl + 2O2 = Na2SO4 + MCl2
10% 500-600C larut dlm air

b. menghasilkan logam yg mudah menguap


TiO2+2Cl2+C = TiCl4(u) + CO2
Pd proses kroll :
TiCl4(u) + Mg = Ti(p) + MgCl4
Reaksi yg lain
MO+CaCl2= MCl2(u) +CaO
MS + CaCl2 + 3/2 O2 = MCl2(u) + CaO+ So2 (1250 C)

4. Pemanggangan Khusus

diterapkan utk ekstraksi nikel (proses mond)


Ni(p) + 4CO = Ni(CO)4(u) T>43 C
ΔH˚298 = -52 Kkal/mol
Ni(CO)4(u) = Ni(p) + 4CO T: 212

B. Ekstraksi Metalurgi
1. Pyrometallurgy

Adalah Suatu proses yg dilakukan pada T tinggi .500 C. Tahapan –tahapannya adalah :
a. Preparasi (Fisik, Kimia) Yg Berlangsung Di Bawah Ttk Lelehnya.
b. Ekstraksi Logam Berlangsung Pd Temp Tinggi Disertai Peleburan, Penguapan Utk
Menghasilkan Logam
c. Pemurnian Agar Mudah Dlm Mengatur Komposisi Logam

Prinsip Ekstraksi Pirometalurgi


a. berlangsungnya reaksi kimia yg menghasilkan logam dari senyawa
b. terbentuknya 2 fase / lebih à logam yg dihasilkan dapat terpisah dari senyawa yang
tidak dikehendaki.

Proses Reduksi
 Dalam ekstraksi metalurgi proses reduksi memegang peranan penting
 Proses reduksi, proses pembentukan logam dari senyawa oksida dengan reduktor
 Oksida logam ada yang terdapat di alam sebagai bijih tetapi ada juga berbentuk
senyawa lain/ sulfida.
 Reduksi beberapa logam ada yang terjadi pada T di bawah titik lelehnya (NiO, FeO)
sebagai reduktor : C (batubara, kokas, H2, CH4)
Peleburan Besi
Dilakukan dalam tanur tiup (blast furnace) untuk mendapatkan besi wantah

Peleburan Timbal
Ekstraksi timbal dilakukan hasil dari pemanggangan sempurna (kalsin) secara oksidasi dari
konsentrat galena. PbS + 3/2 O2 - PbO + SO2 Peleburan dilakukan pada tanur tegak
penampang segiempat, menggunakan reduktor kokas dan flux mengatur komposisi teraks
(slag) agar pemisahan antara logam dan pengotornya dapat baik. Pengarah pengotor Fe tidak
sulit untuk diatasi sebab FeO lebih stabil dr PbO PbO + CO Pb + CO2 Fe2O3 + CO 2Fe +
CO2 FeO + CO Fe + CO2

Peleburan Timah
Peleburan dilakukan dlm tanur pantul Reverbaroty Furnace. Peleburan berbeda dg Pb sebab
Fe bermasalah yaitu K Fe = K Sn. Harga kelarutan Fe dlm Sn cukup besar dpt membentuk
senyawa antar logam. -bila ingin diperoleh logam Sn tinggi ( yg berarti SnO di dlm terak
kecil) mk Fe dlm Sn akan tinggi ( berarti pengotor dlm Sn tinggi) -Bila diinginkan timah dg
kemurnian tinggi mk Sn sbg SnO dlm terak akan tinggi. Maka peleburan timah dilakukan
bertahap (slag dilebur lagi dgn ditambah scrap iron agar terbtk hard head alloy/ seny Sn-Fe
yg dilebur kembali dlm reverberatory I SnO2 + CO SnO +CO2 SnO + C Sn +CO2

Proses Oksidasi
Tujuan : Mengubah senyawa sulfida (matte) logam pengotor mjd oksidaà msk ke terak
Sebagai oksidator digunakan udara Cth : Pada proses Converting

Peleburan Sulfidasi
Peleburan utk mendptkan matte ttp umpannya senyawa oksida. Pd bijih nikel à min garnierite
NiO+CaS = NiS(matte) + CaO XCaO + ySiO2 = (CaO)x(SiO2)y (terak) Matte dilakukan
converting à hslnya bukan logam ttp tetap matte, dgn kandungan nikel tinggi

Peleburan Presipitasi
Proses ekstraksi berdasarkan reaksi pendesakan yaitu reaksi antara logam sulfida dgn logam
lain MS + M’ = M +M’S PbS+Fe(scrap) = Pb+FeS (peleburan timbal)
Sb2S3+3Fe=2Sb+3FeS (peleburan antimon)

Peleburan Semprot
Proses scr simultan, dr pemanggangan oksidasi partial-peleburan matte yg dilakukan dlm 1
reaktor Konsntrat tembaga nikel berbutir hls disemprotkan bersama udara yg diperkaya
oksigen. Dlm reactor mula2 tjd proses pemanggangan (msh pdt). Kalsin (hsl pemanggangan)
akan melebur àmatte Keuntungan: Penggunaan kalor lebih effisien

2. Hydrometallurgy

a. Pelindian
Tahap pelarutan logam (senyawa logam) secara selektif dr mineral-mineral
yg ada dlm bijih/ dr produk-produk lain shg dpt dipisahkan dr unsur/logam
pengotor yg tdk larut.
b. Recovery
Tahap Perolehan kembali/ RECOVERY logam2/ sengawa logam berharga dr
larutan kaya hasil pelindian
Materi Yang Diproses

1. Bijih kadar rendah (emas, uranium oksida, tembaga oksida, vanadium)


2. Material lain, dpt berupa : konsentrat (zinc sulfida), kalsin (hasil pemanggangan),
matte speiss, alloy (pelindian thd perpaduan/parting).
3. Bio-Hydro-Metallurgi : proses pelarutan/ pelindian yg dibantu oleh bakteri yg terdiri
dr proses kimia dan bakteri

Raw Material

a. Low grade ore (Bijih kadar rendah), Proses pelarutan hrs dilakukan scr besar2an shg
dibutuhkan pelarut yg banyak dan pelarut hrs disirkulasikan kembali spy
menguntungkan.
b. Konsentrat, kalsin, matte, speiss, alloys Dibutuhkan pelarut yg sedikit.

Syarat- syarat Pelarut

a. Hrs cukup cepat melarutkan bijih konsentrat yg akan dilarutkan dan selektif (gangue
min tdk terlarutkan). Selektifitas min tergantung :
 Konsentrat pelarut. Semakin tinggi konsentrat pelarut mk makin banyak logam
yg akan larut. Namun mempertinggi konsentrasi tdk selamanya
menguntungkan krn kemungkinan ada logam lain yg ikut terlarut.
 Temperatur. Bila Temp dinaikan akan mempercepat reaksi, namun yg perlu
diperhatikan adl naiknya Temp memungkinkan pengotor ikut terlarut,
disamping itu akan menambah biaya utk mempertinggi Temp.
 Waktu Kontak. Semakin lama waktu kontaknya mk metal terlarut akan
semakin banyak dan metal pengotor ikut terlarut.
b. Harganya relatif murah dan mudah didapatkan dlm jml banyak.
c. Sifat korositas reagen dan akibatnya thd konstruksi diharapkan sekecil mungkin.
d. Kemungkinan utk didaur ulang agar lebih ekonomis.
1. Air
Dpt utk melarutkan bbrp material yg senyawa sulfat spt CuSO4 dan ZnSO4 maupun
khlorida. Dgn adanya udara / O2 bertekanan dan ber temperatur 150 C akan dpt
melarutkan sulfida logam. NiS + 2O2 NiSO4
2. Asam
Asam sulfat encer utk melarutkan tembaga oksida maupun zinc oksida. CuO +
H2SO4 CuSO4 + H2O ZnO + H2SO4 ZnSO4 + H2O CuCO3.Cu(OH)2 + H2SO4
2CuSO4+CO2 +3H2O Asam sulfat pekat utk pemisahan gold silver alloy. Asam
khlorida utk melarutkan logam Zn, asam nitrat utk melarutkan logam emas dan perak.
Banyak digunakan krn sangat murah, tdk terlalu korosif dan sangat efektif utk
melarutkan oksida termasuk hidroksida/karbonat.
3. Basa
Amonium hidroksida maupun ammonium karbonat cocok utk melarutkan native
copper maupun copper carbonat. Sodium hidroksida (NaOH) utk proses Bayer dalam
pemurnian bauksit. Sodium karbonat untuk melarutkan bijih uranium oksida.
NaOH +Al(OH)3 Na (Al(OH)4) CuCO3.Cu(OH)2+(NH4)2CO3+6NH4OH
3Cu(NH3)4+12H2O
4. Garam
a. Natrium Sianida (NaCN) / Kalium Sianida (KCN) dpt melarutkan emas / perak
asal di+ udara 4Au+8NaCN+02+2H20 4NaAu(CN)2+4Na0H
4Ag+8NaCN+02+H20 4NaAg(CN)2+4Na0H
b. Garam Ferric (FeCl3, Fe2(SO4)3) dpt melarutkan tembaga CuS+Fe2(SO4)3
CuSO4+2FeSO4+S CuS+FeCl3 CuCl+FeCl2+S
c. Na2CO3 utk pelindian uranium UO2+3Na2CO3+H2O+0,5O2
Na4(UO2(CO3)3)+2NaOH
d. NaCl utk pelindian PbSO4 PbSO4+2NaCl Na2SO4+PbCl2 PbCl2+2NaCl
Na2(PbCl4)
e. Na2S utk pelindian min sulfida membtk poly sulfida Sb2S3+3NaS 2Na3(SbS3)
f. Na2S2O3 (Sodium thio sulfat) utk melarutkan perak 2AgCl+Na2S2O3
Ag2S2O3+2NaCl Ag2S2O3+2Na2S2O3 Na4(Ag2(S2O3)3
5. Air khlor
Air Khlor utk melarutkan mineral sulfida ZnS+Cl2 = ZnCl2 +S

Ph Pelarut
Pelarutan akan tjd pd kondisi pH ttu oleh krn itu pulp hrs diatur pHnya agar tjd proses
pelarutan. Reagen pengatur pH dpt berupa basa n garam kuat seperti lime (CaO,
Ca(OH)2, NaOH dan Na2CO3). Bila diinginkan suasana basa mk digunakan lime
(CaO) krnselain murah juga: - Untuk menetralkan senyawa asam - Untuk mencegah
zat pelarut yg hilang krn proses hidrolisa - Dapat mencegah hilangnya zat pelarut krn
CO2 udara - Sebagai alat penggumpal

% solid pulp

Semakin kental pulp berarti sejml larutan pelarut yg sama hrs melarutkan logam yg
lebih banyak, disamping itu kesempatan kontak antara partikel dgn pelarut akan
semakin kecil. Pulp yg kental akan menimbulkan beban yg semakin berat dlm proses
pengadukan, shg dpt mematahkan rake (pengaduk), anmun utk pulp yg encer akan
mempercepat proses pengendapan shg memungkinkan kerja pengaduk juga semakin
berat

c. Ellectometalurgy

Merupakan suatu proses utk mengambil metal dr bijih/ore, konsentrat, crude metal
dan larutan dgn menggunakan tenaga listrik.
Tujuan elektrometallurgy adalah :
a. Utk mendptkan logam dr suatu larutan hasil dari leaching process, disebut electro
winning
b. Utk pemurnian Crude Metal yg mana crude metal ini dibtk sbg anoda sedang
katodanya dipakai metal yg sejenis dgn metal yg akan dimurnikan, disebut electro
refining
c. Utk melapisi suatu metal dg metal lain yg lebih berharga, lebih menarik, lebih thn
korosi, dan tahan oksidasi, disebut electro platting
d. Utk mengextraksi logam yg reaktif spt Al, Mg yakni dgn cara elektrolisa garam
lebur, disebut Fused Salt Electrolysis
e. Utk melebur ore/bjh, konsentrat, Scrap dgn cara mengubah tenaga listrik mjd
tenaga panas, disebut Electro Thermis Process.
Jenis – jenis electrometallurgy adalah :

1. Electro-Winning
Pada proses electrowinning fenomena yg terjadi adl pengendapan logam ttu pd katoda
Misal electrowinning tembaga. Anoda : Grafit, katoda : tembaga
a. Reaksi reduksi dpt terjadi pd katoda
b. Reaksi Oksidasi pd Anoda
Reaksi pada katoda
a. Pengendapan logam tembaga. Cu++ + 2e Cu
b. Pembentukan gas hydrogen H+ + e 0,5 H2
c. Penyerapan gas yaitu proses tereduksi gas hydrogen mjd ion hidroksida ½ O2 +
H2O +2e 2OH-
d. Bila ada ion2 lain missal ion ferri mk ion tsb akan direduksi ke valensi yg rendah
Fe3+ + e Fe2+
Reaksi pada anoda
a. Pembentukan gas oksigen dan chlor
H2Oà ½ O2 + 2H+ +2e
Cl- à 1/2Cl2 + e
b. Penyerapan gas
yaitu proses oksidasi gas hydrogen mjd ion hydrogen
H2à2H+ +2e . Bila ada ion lain, missal ion ferri mk ion tsb akan dioksidasi ke
Valencia yg lebih tinggi

2. Electro- Refining
Mrpkn tahapan lanjut dr pemurnian logam yg dimaksudkan utk menghasilkan logam
berkadar electrolotik. Logam akan dimurnikan dibentuk sbg anoda. Proses yg tjd mrpkn
perpindahan logam utama dr anoda ke katoda.
 Anoda : Crude metal (logam ygdimurnikan)
 Katoda : Logam yg sejenis logam utama yg akan diekstrak.

3. Electro Platting (Penyepuhan)


Suatu pengendapan dgn cara elektrolisa yg dimaksud utk melindungi dr korosi maupun
digunakan utk memberikan warna yg lebih menarik drpd metal yg dilapisi Metal yg
dipakai: Cr,Ni,Au,Ag,Cu,Zn,Co,Sn,Dt
Tahapan :
a. pencucian,
b. penyepuhan (metal yg dilapisi sbg katoda),
c. pelumasan,
d. Perataan

4. Fused Salt Elektro-Lysis


Ada beberapa metal yg tdk dpt terbentuk sbg water solution tapi hanya terbtk sbg molten
salt. Cth : Al,Mg,Na,Ca,Ba,Li,Ti,Be,Ce. Metal tsb mpy afinitas yg besar thd oksigen shg
tdk bias dilakukan pengendapan dlm aqua (perlu T tinggi). Reaksi: Al+2H2O Al(OH)
+3H . Arus Listrik berfungsi sebagai:
a. Elektrolisa
b. Sumber panas dr elektrolit spy bath tetap cair dan biasanya tdk perlu panas dr luar.
5. Electro- Thermic Process
Arus listrik bisa digunakan utk menimbulkan panas shg bisa digunakan utk melebur
metal Cara ini dilakukan bila:
a. Arus di daerah peleburan lebih murah drpd bhn bakar lainnya.
b.Panas bhn bkr yg ada tdk ckp utk melebur metal

Keuntungan Peleburan/Pemurnian dgn listrik:


a. Produk yg didpt lebih rendah kadar S nya
b. Temp atau panas peleburan mudah diatur
c. Tdk ada gas yg dihasilkan dr bhn bakar, apalagi abu bhn bkr.
d. Digunakan pd pembuatan Ferro Alloy, Ferro Chrom & Ferro Tungsten yg dgn
maksud agar tdk tjd pengotoran.

Anda mungkin juga menyukai