Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENG. BAHAN AJAR DAN MEDIA IPA DI SD


“Pembelajaran IPA di SD”

Oleh: Kelompok 1
Alisa Fika Audri (1193311038)

Lola F Simbolon (1193311040)

Nona Lisa (1193311049)

Ramadani Syahfitri (1193311044)

Ekstensi H PGSD 2019

Dosen Pengampu : Imelda Free Unita Manurung


S.Pd.,M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul“Pembelajaran IPA di SD”, makalah ini dibuat guna
memenuhi penyelesaian tugas mata kuliah “Peng. Bahan Ajar Dan Media IPA di
SD”, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, tentu saja tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimah kasih
kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan


2. Dosen pengampu yaitu ibu Imelda Free Unita Manurung S.Pd.,M.Pd.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati meminta
maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyeempurnaan kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca
dan semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya bagi para pembaca.

Medan, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................3
Pembelajaran IPA di SD.............................................................................................................3
A. Pengertian IPA....................................................................................................................4
B. Teori Belajar IPA................................................................................................................6
 Teori Belajar Dalam Pembelajaran Ipa Sd...................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPA seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran


di sekolah mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan
di atas. Pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPA.
Namun dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar
IPA yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan.
Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa rendahnya hasil belajar IPA
disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi selama proses pembelajaran
berlangsung. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran IPA
diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi,
antusias siswa dalam belajar IPA rendah, kondisi lingkungan yang kurang
mendukung siswa dalam belajar, dan kurangnya penggunaan media pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran IPA
berlangsung adalah ceramah dan penugasan.. Hal tersebut menyebabkan
pembelajaran IPA berlangsung secara monoton atau kurang bervariasi. Pembelajaran
yang berlangsung secara monoton akan membuat siswa merasa bosan dan kurang
memperhatikan pelajaran yang sedang
disampaikan.
Sebagian siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa
terlihat kurang memperhatikan penjelasan dari guru saat pembelajaran berlangsung.
Ada yang bermain dan berbicara dengan teman, beraktivitas sendiri, dan kurang
konsentrasi dengan penjelasan guru.
Selain itu, lingkungan baik dari lingkungan keluarga ataupun masyarakat juga
memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran. Bagi beberapa anak yang memiliki
masalah di lingkungan keluarga maupun masyarakat terlihat bahwa hasil belajar IPA
mereka jauh berada di bawah nilai KKM.
Selama proses pembelajaran IPA berlangsung, sumber belajar yang digunakan
adalah buku pelajaran IPA saja. Belum ada media pembelajaran yang digunakan

1
ketika pembelajaran berlangsung. Sehingga kegiatan siswa hanya menulis, membaca,
dan mendengarkan ceramah dari guru.
Beberapa faktor di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas masih berjalan secara konvensional. Faktor guru, siswa, dan sumber
belajar di atas yang menunjukkan bahwa pembelajaran masih dilakukan secara
konvensional. Materi pelajaran IPA disampaikan dengan metode ceramah. Peran
siswa dalam pembelajaran hanyalah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
dari guru. Sumber belajar yang digunakan oleh guru hanyala buku pelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan IPA?
2. Mengapa IPA penting diajarkan di SD?
3. Apakah yang dimaksud dengan teori belajar ?
4. Apa saja yang menjadi teori belajar IPA di SD?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran IPA di SD

2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran IPA di SD

3. Untuk mengetahui bagaimana teori belajar IPA di SD

4. Untuk mengetahui apa-apa saja teori belajar IPA di SD

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD adalah melibatkan siswa secara aktif dalam


pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran IPA
dimulai dengan memperhatikan konsepsi/pengetahuan awal siswa yang relevan
dengan apa yang akan dipelajari. Selanjutnya aktivitas pembelajaran dirancang
melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam. Kegiatan pengalaman nyata dengan
alam ini dapat dilakukan di kelas atau laboratorium dengan alat bantu pelajaran
maupun dilakukan langsung di alam terbuka. Melalui kegiatan nyata dengan alam
inilah, siswa dapat mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah seperti
mengamati, mencoba, menyimpulkan hasil kegiatan dan mengkomunikasikan
kesimpulan kegiatannya. Kegiatan pembelajaran IPA juga dirancang sebanyak
mungkin memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dengan bertanya anak
akan berlatih mengemukakan gagasan dan respon terhadap permasalahan yang
dihadapinya sehingga dapat mengembangkan pengetahuan IPA. Di samping bertanya,
siswa juga diberi kesempatan untuk menjelaskan suatu masalah berdasarkan
pemikirannya. Sesuai dengan tujuan pembelajaran dan hakikat IPA, bahwa IPA dapat
dipandang sebagai produk, proses dan sikap, maka dalam pembelajaran IPA di SD
harus memuat 3 dimensi IPA tersebut.

Pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan penguasaan fakta, konsep dan prinsip
tentang alam tetapi juga mengajarkan metode memecahkan masalah, melatih
kemampuan berpikir kritis dan mengambil kesimpulan melatih bersikap objektif,
bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Model pembelajaran IPA yang
sesuai untuk anak usia sekolah dasar adalah model pembelajaran yang menyesuaikan
situasi belajar siswa dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Siswa diberi
kesempatan untuk menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di
lingkungannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Usman
Samatowa,2006: 11-12).Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dan

3
berbuat untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam dan
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah (Mulyasa, 2006:
110-111).

Jadi, pembelajaran IPA di SD/MI lebih menekankan pada pemberian pengalaman


langsung sesuai kenyataan di lingkungan melalui kegiatan inkuiri untuk
mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah.Keterampilan proses IPA
yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi dan disederhanakan sesuai
tahap perkembangan kognitifnya. Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur
kognitif ilmuwan. Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki
kecenderungan belajar dari hal-hal konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari
sebagai satu kesatuan yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh karena
itu, keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi
dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya. Keterampilan proses
IPA yang harus dikembangkan meliputi: (1) observasi, (2) klasifikasi, (3) interpretasi,
(4) prediksi, (5) hipotesis, (6) mengendalikan variabel, (7) merencanakan dan
melaksanakan penelitian, (8) inferensi, (9) aplikasi, dan (10) komunikasi (Hendro
Darmodjo dan Kaligis, 2006: 11).

A. Pengertian IPA

IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan


terjemahan dari Bahasa Inggris “Natural Science”. Natural berarti alamiah atau
berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi menurut asal
katanya, IPA berarti ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa di alam (Srini M. Iskandar, 1996: 2).IPA adalah pengetahuan yang rasional
dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmodjo, 1992 :
3). Menurut Nash1963 (dalam Hendro Darmodjo, 1992 : 3) IPA adalah cara atau
metode untuk mengamati alam yang sifatnya analisis, lengkap, cermat serta
menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam yang
lainnya. Sedangkan menurut Powler (dalam Winaputra, 1992:122) IPA merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis

4
yang tersusun secara teratur dan berlaku umum berupa kumpulan hasil observasi dan
eksperimen.IPA sering disebut juga dengan sains. Sains merupakan terjemahan dari
kata science yang berarti masalah kealaman (nature). Sains adalah pengetahuan yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam (Usman Samatowa, 2010:19). Sains adalah
pengetahuan yang kebenarannya sudah diujicobakan secara empiris melalui metode
ilmiah (Uus Toharrudin, Sri Hendrawati 2011:26). Sains merupakan cara
penyelidikan untuk mendapatkan data dan informasi tentang alam semesta
menggunakan metode pengamatan dan hipotesis yang telah teruji (Uus Toharrudin,
Sri Hendrawati 2011:27).Berdasarkan pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya IPA terdiri atas 3 unsur utama. Ketiga unsur
tersebut yaitu produk, proses ilmiah, dan pemupukan sikap. IPA bukan hanya
pengetahuan tentang alam yang disajikan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip atau
hukum (IPA sebagai produk), tetapi sekaligus cara atau metode untuk mengetahui
dan memahami gejala-gejala alam(IPA sebagai proses ilmiah) serta upaya
pemupukan sikap ilmiah (IPA sebagai sikap).

Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan siswa memupuk


rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari
jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti, serta mengembangkan cara berpikir
ilmiah. Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan adalah :1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, 2)
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,3) mengembangkan rasa ingin
tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, teknologi dan masyarakat, 4) mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan, 5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, 6) meningkatkan kesadaran
untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,
dan 7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Mulyasa,2006 : 111).

5
B. Teori Belajar IPA

Menurut para ahli H.W Flowler dalam Trianto, (2010:136) menyatakan bahwa
IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi

Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu


kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya


dalam KTSP. Jakarta : Bumi Aksara.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu mengenai
alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris
yaitu natural science, yang artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Karena
berhubungan dengan alam dan science artinya adalah ilmu pengetahuan, jadi ilmu
pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
ini (Usman Samatowa, 2010: 3).

Nash (dalam Hendro, 1992: 3) menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia
ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena
dengan fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang
baru tentang objek yang diamati.

Hendro Darmodjo & Jenny R. E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Muslichach Asy’ari (2006: 7) mendefinisikan sains atau IPA adalah


pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol,
selain sebagai produk yaitu pengetahuan manusia sains atau IPA juga sebagai proses

6
yaitu bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut.

Muslichach Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-


Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Ahmad Susanto (2013: 167) mengatakan sains atau IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan
suatu kesimpulan.

Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Patta Bundu (2006: 9) sains atau IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan
para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan
tersebut. Sains secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu 1) proses ilmiah,
misalnya mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melaksanakan
eksperimen, 2) produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum, teori, dan 3) sikap
ilmiah, misalnya ingin tahu, objektif, hati-hati dan jujur.

Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Menurut Paolo dan Marten (dalam Srini M. Iskandar, 1996: 15) Ilmu
Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan menjadi :

1. mengamati apa yang terjadi,

2. mencoba memahami apa yang diamati,

3. mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi,

7
4. menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan
tersebut benar.

Srini M. Iskandar. (1996). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

 Teori Belajar Dalam Pembelajaran Ipa Sd

1. Teori Belajar Piaget

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang aktif, konstruktif, berorientasi pada


tujuan,semuannya bergantung pada aktifitas mental peserta didik. Peserta didik
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru
sesuai dengan perkembangan peserta didik.

B. Pengertian Mengajar

Mengajar adalah memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi
dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari
lingkungan.

C. Penerapan Teori Piaget Dalam Pembelajaran Ipa Di Sd


Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA

2. Teori Belajar Ausubel

A. Pengertian Belajar

Inti dari teori belajar adalah bermakna.Belajar bermakna adalah suatu proses yang
dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada
struktur kognitif seseorang.

8
B. Pengertian Mengajar

Mengajar adalah mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar


bermakna. Mereka yang berada pada tingkat pendidikan dasar, akan lebih bermanfaat
jika siswa diajak beraktivitas, dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, akan lebih efektif jika
menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram dan ilustrasi.

3. Teori Vygotsky

A. Pengertian Belajar

Belajar yaitu suatu proses dimana seorang siswa belajar setahap demi setahap akan
memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan orang lain. Pembelajaran terjadi
apabila anak-anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajarinya
namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkuan kemampuannya.

Proses pembelajaran terjadi dua tahap yaitu :

1) Terjadi saat anak beajar secara berkolaborasi dengan orang lain

2) Dilakukan secara individual yang didalamnya terjadi proses internalisasi

B. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah membimbing siswa untuk mengembangkan ide-ide baru dan
berkolaborasi dengan orang lain sehingga fungsi guru sebagai pembantu dan mediator
pembelajaran siswa

4. Teori Belajar Bruner

A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan perolehan informasi yang disebut sebagai belajar
penemuan yang merupakan berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta
pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar
bermakna.Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar, anak sebaiknya

9
diberikan kesempatan untuk memanipulasi objek atau benda-benda (aat peraga).
Melalui alat peraga itu anak akan langsung melihat bagaimana keteraturan dan pola
srtuktur dari benda yang diperhatikannya tersebut. Keteraturan yang didapat anak
melaui pengamatan/keterlibatan secara langsung tersebut kemudian oleh anak
dihubungkan dengan keterangan instuitif yang melekat padanya.
Ada tiga tahap pembelajaran dikemukakan oleh Bruner, yaitu :

1) Tahap Enaktif
Anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik objek)

2) Tahap Ikonik
Kegiatan yang dilakukan anakberhubungan dengan mental yang merupakan
gambaran dari objek-objek yang memanipulasinya.

3) Tahap Simbolik

Anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang objek tertentu. Anak tidak lagi

terkait objek namun sudah mampu menggunakan notasi tanpa tergantung objek

riilnya. Anak yang memulai untuk secara simbolik memproses informasi.

Menurut Bruner, dalam proses belajar siswa.

B.Pengertian Mengajar

Mengajar adalah medorong siswa untuk mencarik dan menemuka sendiri dengan
menggunakan teknik pendekata pemecahan masalah sesuai model belajar.

d) Ajak dan beri semangat belajar untuk memberikan pendapat berdasarkan

5. Teori Belajar Gagne

A. Pengertian Belajar

Menurut Gagne,

10
1) Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia,

2) Belajar menyangkut interaksi antara pembelajar (orang yang belajar) dan


lingkungannya,
3) Belajar telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahap cukup
lama selama kehidupan orang itu.
Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:
1) Fase penerimaan (apprehending phase) Pada fase ini, rangsang diterima oleh
seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian,
kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa
yang sudah diterimanya).

2) Fase penguasaan (Acquisition phase)


Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang
yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya
perubahan pada kemampuan atau sikapnya.

3) Fase pengendapan (Storage phase)


Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat
digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.

4) Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)


Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksud
untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan
menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat
penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase
ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta
mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak berubah-
ubah.

B. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah membimbing siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga
didapati proses belajar yang mengahasilkan perubahan tingkah laku yang melalui fase

11
penerimaan, penguasaan, pengendapan, dan pengungkapn kembali.

12
13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan pembelajaran dan hakikat IPA, bahwa IPA dapat dipandang
sebagai produk, proses dan sikap, maka dalam pembelajaran IPA di SD harus
memuat 3 dimensi IPA tersebut.

Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak usia sekolah dasar adalah model
pembelajaran yang menyesuaikan situasi belajar siswa dengan situasi kehidupan
nyata di masyarakat.

Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di
lingkungannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Usman
Samatowa,2006: 11-12).Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri dan
berbuat untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam dan
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah (Mulyasa, 2006:
110-111).

Jadi, pembelajaran IPA di SD/MI lebih menekankan pada pemberian pengalaman


langsung sesuai kenyataan di lingkungan melalui kegiatan inkuiri untuk
mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah.Keterampilan proses IPA
yang diberikan kepada anak usia SD harus dimodifikasi dan disederhanakan sesuai
tahap perkembangan kognitifnya.

Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki kecenderungan


belajar dari hal-hal konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu kesatuan
yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif.

Jadi menurut asal katanya, IPA berarti ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa di alam (Srini M. Iskandar, 1996: 2).IPA adalah pengetahuan
yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro
Darmodjo, 1992 : 3).

14
B. Saran
Sebagai calon pendidik kita di anjurkan untuk menguasai materi teori dan yang ada
untuk lebih menambah wawasan. Kita sebaiknya lebih dalam mempelajari materi
teori pembelajaran IPA di SD ini agar setelah pendidik mempelajarai materi ini kita
sebagai calon pendidik diharapkan dapat memahami materi mengenai pembelajaran
IPA di SD ini agar bisa mengaplikasikan materi ini dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas

15
DAFTAR PUSTAKA

Hendro Darmojo, 1991. Pendidikan IPA II, Depdikbud. Dirjen Dikti.

Ngalim Purwanto, 1990. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Ratna Wilis Dahar, 1989, Teori-teori Belajar: Jakarta : Erlangga.

Hendro Darmojo, 1991. Pendidikan IPA II, Depdikbud. Dirjen Dikti.

Ratna Wilis Dahar, 1989, Teori-teori Belajar: Jakarta : Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai