Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Bahasa Baku dan Bahasa Nonbaku


Kata baku merupakan sebuah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Dalam KBBI Edisi Keempat disebutkan pengertian
baku adalah pokok, utama; tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas dan kualitas yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar (Setiawati, Sulis, 2016:48). Sementara menurut
Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku adalah kata yang diucapkan atau ditulis oleh
seseorang sesuai dengan kaidah atau pedoman yang dibakukan. Kaidah standar yang
dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus.
Kata baku umumnya sering dipakai pada kalimat resmi atau ragam bahasa baku, baik
itu melalui lisan ataupun tulisan. Ragam bahasa baku dapat dibatasi dengan beberapa sudut
pandang, di antaranya: (1) sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan, (2) sudut
pandang informasi, dan (3) sudut pandang pengguna bahasa. Kata baku dalam bahasa
Indonesia ini juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, baik secara lisan maupun
tulisan, kata baku digunakan dalam situasi resmi, seperti surat menyurat dinas, perundang-
undangan, karangan ilmiah, laporan penelitian dan lainnya. Ragam bahasa baku tidak
diwarnai atau dicampuri oleh dialek atau logat tertentu. Kedua, baik secara lisan maupun
tulisan, kata baku menggunakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Ketiga, baik secara lisan maupun tulisan, ragam baku memenuhi
fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, dan objek secara eksplisit dan lengkap
(Sugihastuti & Siti Saudah, 2018:17-18). Bedasarkan definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal
atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya
sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan saat diucapkan
atau ditulis (Chaer, 2011:131).
Menurut Fitriani Lubis., dkk (2021:4), bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak
menjadi pokok, yang tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Bahasa
nonbaku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur
kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh mereka yang kurang berpendidikan
dan yang biasa beraktivitas dalam lingkungan yang tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku
dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian.
Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam
pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.

B.  Fungsi Bahasa Baku 


Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu :
1. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Bahasa Indonesia baku
mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia
baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di
Indonesia dengan mengatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan
wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu
ini ditingkatkan melalui usaha memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri
manusia Indonesia modern.
2. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa Indonesia baku
merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya. bahasa
Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa
Indonesia baku. Indonesia kita mengatakan identitas kita. Bahasa Indonesia baku
berbeda dengan bahasa-bahasa Malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunai
Darussalam. Bahasa Indonesia baku dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu
Riau yang menjadi induknya.
3. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pembah wibawa. Pemilikan bahasa Indonesia
baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan
dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui
pemerolehan bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahasa yang mahir berbahasa
Indonesia baku “dengan baik dan benar” memperoleh wibawa di mata orang lain. 5
Fungsi yang menyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku
dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan unsur kebudayaan baru. Warga
masyarakat secara psikologis akan mengidentifikkan bahasa Indonesia baku dengan
masyarakat dan kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti pranata, lembaga,
bangunan indah, jalan raya yang besar. Gengsi juga melekat pada bahasa Indonesia
karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh yang menambah wibawa
pada setiap orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia baku.
4. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Bahasa Indonesia baku
berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaiannya dengan adanya norma atau
kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku
menjadi tolak ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu,
penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa
Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang
menarik perhatian yang karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa
hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk
surat keputusan, undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.
D.  Fungsi Bahasa Tidak Baku
Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak
resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi
penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan
serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).

E. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku


1. Ciri Bahasa Baku
Di samping kesepakatan tentang fungsi-fungsi dan konteks pemakaian bahasa
Indonesia baku ternyata ada konsekuensi yang cukup luas diantara pemakaian
bahasa Indonesia baku tentang ciri-ciri bahasa Indonesia baku yang mencakup
kegramatikal dan keleksikalannya. Ciri-ciri bahasa Indonesia baku secara umum
sama antara lisan dan tulis. Badudu (1992 : 42) dengan jelas mengemukakan
bahwa “berbahasa lisan baku dalam kegiatan resmi seperti bentuk dan susunan
bahasa tulis”. Dari beberapa pendapat di atas tentang cirri-ciri bahasa baku, penulis
dapat menyimpulkan bahwa ciri bahasa baku bahasa indonesia adalah bahasa yang
dipakai oleh penutur baik bahasa lisan maupun bahasa tulis harus sesuai dengan
ejaan yang disempurnahkan atau sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
2. Ciri Bahasa Tidak Baku
1. Umumnya digunakan dalam bahasa sehari-hari.

2. Dipengaruhi bahasa daerah dan bahasa asing tertentu.

3. Dipengaruhi dengan perkembangan zaman.

4. Bentuknya dapat berubah-ubah.

5. Memiliki arti yang sama, meski terlihat beda dengan bahasa baku.

Dafus
Setiawati, Sulis. 2016. Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Dalam
Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD. Jurnal
Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia. 2(1): 44-51

Ningrum, Via Setya. 2019. Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Di Kalangan Mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. 5(2)
Supriadin. 2016. Identifikasi Penggunaan Kosakata Baku Dalam Wacana Bahasa Indonesia
Pada Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2013/2014. Jurnal Ilmiah Mandala Education 150. 2(2).

Lubis, Fitriani., dkk. 2021. Pendidikan Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan:
Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai