A. Membrane Inti
1.Pengertian Membran Inti
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul
DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk
genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen
tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu,
nukleus juga berfungsi untuk mengaturn gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom,
tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di
mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan
Diakhiri.
Struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran lapis ganda yang
membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti dengan sitoplasma
sel, serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang memberi dukungan mekanis
seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan. Membran inti dipisahkan
oleh ruangan sekitar 20-40 nm yang disebut rongga perinukleus. Bagian luar
membrane inti berbatasan dengan sitoplasma dan menyatu dengan retikulum
endoplasma kasar (RER). Terdapat pori-pori inti hampir di seluruh permukaan
membrane inti yang menyatukan lapisan membran luar inti dan membran dalam inti
denagn diameter sekitar 100 nm. Sangat berperan dalam lalu lintas ribosom, mRNA,
dan protein-protein inti. Juga sebagai gerbang ysng menghubungkan antara
sitoplasma dengan nukleoplasma. Tidak semua molekul dapat masuk dan keluar
melalui pori inti ini karena terdapat prosedur yang sangat kompleks. Membran dalam
inti sedikit berbeda kandungan dan fungsi dengan membran luar inti. Karena membran
inti berhubungan dengan retikulum endoplasma, maka akan tumbuh dan melebar
dengan ceoat dengan pergantian materi dengan retikulum endoplasma. Hal ini dapat
memfasilitasi nukleolus mengubah bentuk dan mengembalikan bentuk membran inti
ketika mitosis terjadi. Salah satu keuntungan membran ganda ini adalah masing-
masing membran terspesialisasi untuk berinteraksi dengan komponen-komponen
yang ada di sitoplasma atau nukleoplasma sehingga kerja nukleoulus menjadi lebih
efektif. Contohnya, beberapa protein di dalam membran dalam inti hanya
berhubungan dengan lapisan lamina saja. Struktur lainnya adalah lapisan tebal tak
beraturan berbentuk serabut yang menempel pada membran dalam inti yang dikenal
dengan lamina inti. Tiap sel memiliki ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat
sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti
benar-benar ada di semua sel eukariot. Sangat berperan dalam mengoordinasi kedua
membran inti dan kromatin. Struktur lamina inti terdiri dari benang-benang acak yang
mengandung protein-protein spesifik. Pada vertebrata, lamina inti menghasilkan tiga
polipetida penting yang menempel secara spesifik pada membran dalam inti.
Komponen lainnya yang lebih spesifik menempel pada kromatin. Polipeptida lamina
inti adalah komponen dalam pemberhentian dan pembentukan ulang membran inti
yang terjadi ketika mitosis. Pada profase, hampir semua protein lamina inti dilepaskan
dari membran inti dan akan berdifusi ke sitoplasma sehingga lamina inti terfosforilasi.
Kromatin yang menempel pada lamina inti akan terlepas dan mulai menebal menjadi
kromatid. Ketika mencapai fase telofase, lamina inti mengkaktifkan kembali ptrotein-
protein untuk melakukan defosforilisasi sehingga lamina inti terbentuk kembali.
Setelah lamina ini terbentuk, protein spesifik lainnya akan bereaksi dengan membran
inti dan kromatid yang mulai menipis. Membran inti terbentuk kembali dengan pori-pori
inti. Lamina inti menempel kembali dengan membran dalam inti dan kromatid serta
menjaga bentuk nukleolus. Peran lainnya dari lamina inti adalah menjaga pori-pori inti
agar tetap ditempatnya dan menjaga bentuk dari membran inti. Juga menjaga jarak
antara kromatin dengan membran inti selama interfase. Keduanya dikoordinasikan
dengan jelas dimana kromatin dicegah agar tidak bergerak disekitar pori-pori inti.
2.Fungsi Membran Inti, yaitu :
a. Fungsi Membran inti yang sebelah luar melanjut ke endoplasmik retikulum dan
seringkali mengandung ribosom, yang selanjutnya dikenal sebagai granular
endoplasmik reticulum atau Rough Endoplasmic Reticulum (R-ER atau G-ER).
b. Fungsi Membran inti yang sebelah dalam tidak mengandung ribosom. Perforasi
membran inti karena adanya porus dengan diameter 40 – 100 um. Per inti sel
terdapat 3000 porus dan porus ini sebagai tempat lalunya pertukaran zat
(Contohnya : mRNA) antara inti dengan sitoplasma. Fungsi membran inti
dalam sel hewan adalah untuk menahan DNA di dalam nukleus untuk
melindunginya dari zat sekitarnya. Membran inti juga mengatur zat yang dapat
masuk atau keluar inti. Membran inti, juga dikenal sebagai selubung inti,
mengelilingi setiap inti yang ditemukan dalam sel-sel hewan. Memisahkan
cairan di dalam inti sel dari bahan luar. Membran inti memiliki fungsi melindungi
DNA di dalam nukleus dari sekitar zat eksterior. Hal ini dilakukan dengan
mengatur apa zat yang dapat memasuki atau meninggalkan inti, menurut
Portal-edu. Membran inti memiliki lapisan ganda yang terdiri dari membran luar
yang kontinu dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang perinuklear.
Kedua membran luar dan dalam yang terbuat dari fosfolipid, yang merupakan
lipid yang mengandung gugus fosfat dalam molekul mereka. Zat yang harus
lulus masuk atau keluar dari inti, seperti protein, ion atau molekul yang sangat
kecil, hanya dapat melakukannya melalui pori-pori inti, yang merupakan lubang
pada membran inti. Agar molekul yang lebih besar dapat menyeberangi
membran inti, mereka harus memiliki penanda yang sesuai sehingga protein
yang melapisi pori-pori mampu mengenali.
D. Distribusi
E. Komunikasi Sel
1.Pengertian
Menurut Prof. Subowo (2015) mengungkapkan bahwa komunikasi sel adalah
proses penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk
mengatur pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi
pertumbuhan dan pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya.
2.Tipe penyampaian molekul sel dalam komunikasi sel
a. Endokrin adalah sel target jauh dengan media hormon yang dibawa oleh
pembuluh darah.
b. Parakrin adalah sel penyekresi bekerja pada sel-sel target yang berdekatan
dengan melepas molekul regulator lokal (misalnya faktor pertumbuhan )
kedalam cairan luar sel.
c. Autokrin, adalah sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu
sendiri atau dengan kata lain sel penghasil mediator berperan juga sebagai sel
sasaran.
d. Sinaptik adalah tipe pensinyalan jarak jauh melalui sistem persarafan. Sel saraf
melepaskan molekul neurotransmiter kedalam sinapsis sehingga merangsang
sel target.
3.Metoda penyampaian sinyal
a. Komunikasi langsung yaitu komunikasi antar sel yang sangat berdekatan
karena mentransfer sinyal listrik (ion-ion)
b. Komunikasi lokal adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang
dilepaskan kecairan ekstrasel yang berdekatan ataupun kepada sel-sel
yang berada jauh letaknya.
c. Komunikasi jarak jauh adalah komunikasi yang berlangsung melalui sinyal
listrik yang dihantarkan sel syaraf dan atau sinyal kimia (hormon dan
neurohormon)
d. Dengan membentuk gap junction sehingga terjadi hubungan sitoplasma dari
kedua sel yang berkomunikasi tersebut.
4.Tahapan komunikasi dalam sel
Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel dibagi menjadi 3
tahapan yaitu:
a. Tahap penerimaan (reception)
Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar
sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan dengan protein
reseptor yang terletak dipermukaan atau didalam sel.
b. Tahap pengikatan molekul (transduction) Pada tahap ini molekul sinyal
memiliki bentuk yang komplamenter dengan situs reseptor yang melekat
disitu seperti anak kunci dalam gembok atau substrat dalam situs katalitik
suatu enzim. Molekul sinyal berprilaku seperti ligan, istilah molekul yang
berikatan secara spesifik dengan molekul lain, seringkali yang berukurakan
besar. Pengikatan ligan menyebabkan protein reseptor mengalami
perubahan bentuk. Umumnya efek pengikatan ligan menjadi agregasi kedua
atau lebih mengaktivasi reseptor lain berinteraksi dengan molekul lainnya.
b. Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor
pertumbuhan dan sejumlah hormon menginduksi respon pada sel targetnya
melalui jalur transduksi sinyal yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium
sitosolik. Peningkatan konsentrasi ion kalsium sitosolik menyebabkan banyak
respon pada sel hewan. Sel menggunakan ion kalsium sebagai second
messenger dalam jalur protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase. Dalam
merespon sinyal yang direlai oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik
mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme yang melepas ion kalsium
dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada konsentrasi dalam sitisol. Karena
kadar kalsium sitosol terendah, perubahan kecil pada jumlah absolute ion akan
menggambarkan persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi
kalsium.
F. Jalur Sinyal Reseptor-Enzim
G. Homeostasis
Menurut Dafriani (2019) Homeostasis adalah kondisi keseimbangan dari
lingkungan internal karena interaksi berbagai proses dalam tubuh manusia..
Homeostasis merupakan kondisi yang dinamis. Berbagai usaha akan dilakukan
tubuh agar kembali dalam kondisi seimbang. Contohnya adalah kadar glukosa
darah yang berada antara 70 sampai 110 mg/dl. Masing-masing struktur dari
tingkat sel sampai system organ akan menjaga agar kadarnya dalam darah tidak
melewati batas atau normal.
Homeostasis pada tubuh manusia akan mengalami gangguan secara terus
menerus. Beberapa gangguan berasal dari lingkungan eksternal seperti suhu
panas lingkungan. Beberapanya berasal dari lingkungan internal seperti kadar
glukosa darah yang terlalu rendah. Beberapa gangguan pada homeostasis bisa
terjadi secara singkat ataupun lbih lama. Untungnya tubuh kita memiliki cara
untuk mengembalikannya pada kondisi seimbang. Kita memiliki system saraf dan
hormonal yang mengatur bagaimana tubuh agar kembali kepada kondisi yang
seimbang.
Tubuh kita dapat mengatur agar kembali pada kondisi yang seimbang dengan
berbagai mekanisme umpan balik. System umpan balik terdiri dari tiga komponen
yaitu :
1. Reseptor
Bagian tubuh yang memonitor perubahan dalam mengontrol kondisi,
menyampaikan input ke pusat control. Input berupa impuls saraf atau sinyal
kimia. Contohnya adalah reseptor panas di kulit dapat mendeteksi naiknya
suhu lingkungan lalu menyampaikannya ke pengatur suhu di hipotalamus.
2. Pusat control
Pusat control berada di otak. Pusat control mengevaluasi input dari reseptor.
Apakah input melewati ambang normal atau berada di bawah ambang normal.
Pusat control akan memberikan perintah yang dibutuhkan agar sesuatu sesuai
dengan nilai normalnya. Output dari pusat control berupa impuls saraf,
hormone atau sinyal kimia.
3. Efektor
Bagian tubuh yang menerima perintah dari pusat control dinamakan efektor.
Efektor akan berespon. Pada saat suhu dingin maka otak akan memerintahkan
otot rangka yang bertindak sebagai efektor untuk menggigil. Menggigil akan
membuat kontraksi otot terjadi sehingga dihasilkan panas.
Setiap organ atau jaringan akan dapat bertindak sebagai efektor. Reseptor dan
efektor berkomunikasi dengan pusat control dalam bentuk mekanisme umpan
balik. Umpan balik yang terjadi bisa umpan balik negatif atau umpan balik
positif. Umpan balik negatif akan berusaha membuat kondisi kembali normal.
Pada saat tekanan darah naik maka baroreseptor (reseptor tekanan darah)
akan menyampaikan kepada otak. Otak akan memerintahkan otot polos
tekanan darah untuk dilatasi sehingga tekanan darah dapat turun kembali.
Sedangakan umpan balik positif akan menguatkan respon yang ada agar
semakin kuat. Kontraksi uterus yang mendorong janin agar keluar. Dorongan
tersebut akan membuka serviks. Semakin kuat kontraksi uterus semakin
terbuka serviks, hal ini terjadi sampai janin lahir.
Dafriani, Putri. 2019. Buku Ajar Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan. Padang:
CV Berkah Prima