Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
KONSEP PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI DAN
ANAK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah anthropologi kesehatan
Dosen Pengampu : Een Sukaedah SKM, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 2 (2B)
1. Adinda Linta Khoirunnisa (P27901119052)
2. Alfakih Lukman (P27901119054)
3. Andini Rahmayani (P27901119056)
4. Anzani Dhela Ayu S (P27901119058)
5. Siska Suharyati (P27901119095)
6. Siti Badriyah (P27901119097)
7. Vika Rizkiani Lestari (P27901119099)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES BANTEN


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Keperawatan Anak yang
berjudul “Konsep Pemberian Nutrisi Pada Bayi dan Anak”, dengan tepat pada waktunya.
Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyesunan makalah ini.
Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen
pembimbing. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini
diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan
para pembaca. Penulis tidak juga lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami
ini. Dikarenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Tangerang, 26 Januari 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 2
Bab II Landasan Teori...................................................................................
A. Pengertian nutrisi ....................................................................... 3
B. Jenis-jenis nutrisi ........................................................................ 3
C. Tahap-tahap pemberian nutrisi sesuai dengan usia .................... 9
D. Menentukan jumlah nutrisi.......................................................... 11
E. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberian nutrisi....... 12
F. Tindakan untuk meminimalkan masalah cara pemberian makan 15
lewat OGT/NGT pada bayi dan anak..........................................
Bab III Penutup..............................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran............................................................................................

Daftar Pustaka

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima
bahan – bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan – bahan tersebut agar
menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan – bahan tersebut dikenal
dengan istilah nutrient (unsur gizi, yaitu : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) (Mary E. Back, 2000).
Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang.
Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda-beda dan anak mempunyai
karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena
itu, untuk menentukan makanan yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebutuhan dari
setiap nutrien, kemudian tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah
sesuai dengan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan
perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004).
Kebutuhan nutrisi bayi dan anak dapat bisa berubah saat dia mulai tumbuh, maka
makanannya juga harus disesuaikan dengan perubahan nutrisi untuk menunjang
pertumbuhan yang sehat.
Oleh karena itu, penting sekali memberi bayi dan anak asupan nutrisi pada tahap yang
benar, agar bayi dan anak dapat tumbuh sehat dan terbiasa dengan pola hidup sehat dimasa
yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian nutrisi.
2. Jenis-jenis nutrisi.
3. Tahap-tahap pemberian nutrisi sesuai dengan usia.
4. Menentukan jumlah nutrisi.
5. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberian nutrisi.
6. Tindakan untuk meminimalkan masalah cara pemberian makan lewat OGT/NGT pada
bayi dan anak.

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian nutrisi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis nutrisi.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap pemberian nutrisi sesuai dengan usia.
4. Untuk mengetahui cara menentukan jumlah nutrisi.
5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberian nutrisi.
6. Untuk mengetahui tindakan untuk meminimalkan masalah cara pemberian makan lewat
OGT/NGT pada bayi dan anak.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk
menerima bahan – bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan – bahan tersebut
agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan – bahan tersebut dikenal
dengan istilah nutrient (unsur gizi, yaitu : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) (Mary E. Back, 2000).
Nutrisi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa,
2001).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia). Nutrisi berbeda
dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makan sedangkan nutrisi adalah
apa yang terkandung dalam makanan tersebut (Uri, 2008).
Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap
anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda-beda dan anak mempunyai karakteristik
yang khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk
menentukan makanan yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien,
kemudian tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai dengan menu
yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan porsi yang
dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004).

B. Jenis-jenis nutrisi
1. Protein
Protein merupakan bagian penting dari tulang, otot, dan kulit. Bahkan dalam setiap
sel dalam tubuh kita terdapat protein. Kebutuhan protein remaja pada umumnya:
Protein mempunyai banya fungsi, antara lain adalah membantu memecah nutrisi
untuk menjadi energi, sebagai struktur bangunan dalam tubuh, dan menghancurkan
racun. Protein terdiri dari blok bangunan yang disebut asam amino. Tubuh kita dapat

3
memproduksi beberapa asam amino. Protein yang kita peroleh dari daging dan produk
hewani lainnya mengandung semua asam amino yang kita butuhkan. Protein dari daging
dan produk hewani yang lain juga disebut sebagai protein lengkap. Berbeda dengan
dengan protein Nabati yang tidak mengandung semua asam amino yang kita butuhkan,
untuk melengkapi asam amino yang kita butuhkan kita perlu mengkonsumsi beberapa
makanan nabati agar kita memperoleh asam amino yang lengkap yang kita butuhkan.
Beberapa Sumber protein yang sangat baik baik antara lain meliputi, Ikan, kerang,
Daging unggas, Daging merah (sapi, babi, domba), Telur, Kacang-kacangan, Selai
kacang, Biji bijian Produk dari kedelai (tahu, tempe, burger vegetarian), Susu dan produk
terbuat dari susu (keju, keju cottage, yoghurt)
2. Karbohidrat
Karbohidrat dibutuhkan sebanyak 60-75% dari total kebutuhan kalori. Dari jenis
jenis karbohidrat ada yang lebih baik untuk kesehatan kita dibanding jenis karbohidrat
yang lainnya. Jenis jenis kabohidrat antara lain adalah:
a) Gula. Gula secara alami dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan susu.
Makanan seperti kue dan biskuit memiliki pemanis buatan atau juga disebut dengan gula
tambahan. Gula yang kita dapatkan secata alami maupun yang didapat dari gula
tambahan Semuanya dapat diubah menjadi glukosa, atau zat gula darah. Sel-sel kita
membakar glukosa dan menjadikan energy.
b) Zat tepung. Zat tepung di dalam tubuh kita dipecah menjadi gula. Zat tepung dapat
ditemukan dalam sayuran tertentu, seperti kentang, buncis, kacang polong, dan jagung. Ia
juga ditemukan dalam roti, sereal, dan biji-bijian.
c) Serat . Serat adalah karbohidrat yang yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita. Serat
melewati tubuh kita tanpa dipecah menjadi gula. Meskipun tubuh kita tidak mendapatkan
energi dari serat, kita masih perlu mengkonsumsi serat untuk tetap sehat. Serat
membantu menyingkirkan lemak berlebih dalam usus, yang membantu mencegah
penyakit jantung. Serat juga membantu mendorong makanan melalui usus, yang
membantu mencegah sembelit. Makanan tinggi serat ialahbuah-buahan, sayuran, kacang-
kacangan, kacang polong, biji-bijian, dan gandum makanan (seperti roti gandum,
oatmeal, dan beras merah).
Meskipun tubuh kita memerlukan glukosa, akan tetapi kita perlu menjaganya agar
tetap seimbang. Jika kadar glukosa dalam darah tinggi dalam rentan waktu yang lama,
maka kita berpotensi untuk terserang penyakit diabetes tipe 2 . Untuk menjaga glukosa
darah, kita perlu membatasi makanan dengan gula tambahan. Kita dapat mengetahui

4
apakah sebuah makanan telah menambahkan gula dengan melihat daftar bahan bahan
pada kemasan makanan tersebut. Carilah istilah-istilah seperti, Jagung, Dekstrosa,
Fruktosa, Glukosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Madu, Gula,Gula merah, dan Sirup.
Sebaiknya kita mengkonsumsi karbohidrat yang sehat dan alami. Karbohidrat yang sehat
antara lain adalah Zat gula alami buah-buahan, sayuran, susu, dan produk susu,Serat dan
Zat tepung dalam makanan gandum, buncis, kacang polong, dan jagung.
3. Lemak
Agar tubuh kita tetap stabil, tubuh kita juga membutuhkan Lemak. Lemak memiliki
fungsi antara lain sebagai sumber energi, memproduksi zat zat yang dibutuhkan oleh
tubuh, serta membantu tubuh menyerap vitamin tertentu dari makanan. Tidak semua
makanan berlemak baik untuk kesehatan.
Lemak yang baik untuk dikonsumsi adalah lemak tak jenuh tunggal
(monounsaturated ) dan lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated). Dengan
mengkonsumsi lemak tak jenuh kita dapat meminimalisir akan terserang penyakit
jantung. Beberapa makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal antara lain
adalah, Minyak zaitun, Minyak kacang, Minyak canola, dan Alpukat. Dan beberapa
makanan yang memiliki kandungan lemak tak jenuh jamak tinggi antara lain adalah
minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak kedelai.
Jenis lemak yang kurang baik untuk kesehatan kita adalah lemak jenuh dan trans
yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menyebabkan penumpukan zat
lemak dalam arteri yang dapat menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung
kita. Lemak ini juga dapat meningkatkan risiko stroke dengan menyebabkan
penumpukan zat lemak yang sama dalam arteri yang menjadi saluran aliran darah ke otak
kita. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi banyak lemak
trans dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Makanan yang memiliki kandungan
lemak jenuh tinggi antara lain daging merah (sapi, babi, domba), Daging unggas,
Mentega, Susu, Minyak kelapa, Minyak kelapa sawit. Sedangkan lemak trans dapat kita
jumpai pada beberapa makanan yang digoreng seperti seperti kerupuk, donat, dan dan
kentang goreng. Sama halnya dengan lemak jenuh dan lemak trans. Kolesterol juga
kurang baik bagi kesehatan kita, yang juga dapat meningkatkan resiko serangan jantung.
Kolesterol juga dapat kita temukan daging merah (sapi, babi, domba) dan daging unggas.
Meskipun lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh jamak baik untuk kesehatan kita,
namun kita tetap teratur dalam mengkonsumsi lemak tersebut. Karena jika lemak terus

5
bertambah maka tubuh kita akan mengalami kegemukan yang dapat beresiko terserang
penyakit lain seperti diabetes dan obesitas.

4. Vitamin
Vitamin adalah zat yang ditemukan dalam makanan yang dibutuhkan tubuh kita
untuk pertumbuhan dan kesehatan. Ada 13 vitamin yang dibutuhkan tubuh kita . Masing
masing vitamin memiliki fungsi tersendiri. Berikut adalah beberapa vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh kita.
a) Vitamin A, berfungsi melindungi tubuh kita dari beberapa infeksi, serta
membantu menjaga kulit kita agar tetap sehat. Vitamin A dapat kita temukan
pada makanan seperti brokoli, bayam, wortel, labu, ubi jalar, hati, telur, susu,
krim, dan keju.
b) Vitamin B1, berfungsi membantu tubuh kita dalam mencerna karbohidrat
serta baik dalam menjaga sistem saraf. Vitamin B1 dapat kita temukan pada
makanan seperti hati, kacang, sereal, roti, dan susu.
c) Vitamin B2, baik dalam menjaga kesehatan kulit kita. Untuk memenuhi
kebutuhan akan vitamin B2, kita bisa mengkonsumsi Hati, telur, keju, susu,
makanan hijau , kacang polong, dan gandum.
d) Vitamin B3, berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein,
lemak dan karbohidrat. Selain itu Vitamin B3 juga baik dalam menjaga sistem
sarafdan kulit kita. Vitamin B3 dapat kita temukan dalam makanan antara lain
Hati, ragi, kacang, daging, ikan, dan unggas.
e) Vitamin B5, membantu dalam proses penggunaan karbohidrat dan lemak dan
membantu dalam produksi sel darah merah. Vitamin ini dapat kita temukan
dalam daging sapi, ayam, lobster, susu, telur, kacang, kacang polong, brokoli,
ragi, dan biji-bijian.
f) Vitamin B6 berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein dan
lemak dan membantu dalam proses transportasi oksigen serta sangat baik
untuk kesehatan saraf kita. Vitamin ini terkandung dalam Hati, biji-bijian,
kuning telur, kacang, pisang, wortel, dan ragi.
g) Vitamin B9 (asam folat) membantu dalam produksi sel baru dan
memeliharanya, serta dapat mencegah cacat lahir. Makanan hijau, hati, ragi,

6
kacang, kacang polong, jeruk, sereal dan gandum mengandung vitamin jenis
ini.
h) Vitamin B12, dapat membantu dalam produksi sel darah merah dan sangat
baik untuk kesehatan saraf. Vitamin B12 dapat kita temukan pada Susu, telur,
hati, unggas, kerang, sarden, dan telur.
i) Vitamin C, bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang, kulit dan pembuluh
darah. Makanan yang mengandung Vitamin C antara lain jeruk, tomat,
kentang, pepaya, stroberi, dan kubis.
j) Vitamin D, sangat baik dalam menjaga kesehatan tulang. Untuk memenuhi
kebutuhan vitamin D kita cukup berjemur atau terkena sinar matahari selama
5- 30 menit minimal 2 kali dalam seminggu. Selain itu kita juga bisa
mengkonsumsi makanan antara lain seperti Hati dan Susu.
k) Vitamin E, dapat memelihara sel tubuh kita dari kerusakan, Makanan yang
mengandung Vitamin E antara lain kuning telur, hati sapi, ikan, susu, brokoli,
dan bayam.
l) Vitamin H (Biotin) dapat membantu tubuh dalam menggunakan karbohidrat
dan lemak serta membantu dalam pertumbuhan sel. Kita dapat menemukan
Vitamin H dalam Hati, kuning telur, tepung kedelai, sereal, ragi, kacang
polong, buncis, kacang, tomat, dan susu.
m) Vitamin K membantu dalam proses pembekuan darah dan pembentukan
tulang. Vitamin K terkandung dalam bayam, kubis, keju, bayam, brokoli,
kubis, dan tomat. Selain itu, tubuh kita juga memproduksi vitamin K.
5. Mineral
Sama halnya dengan vitamin, mineral adalah zat yang ditemukan dalam makanan
yang dibutuhkan tubuh kita untuk pertumbuhan dan kesehatan. Ada dua jenis mineral:
macrominerals dan jejak mineral. Macrominerals adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah yang lebih besar, yaitu kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, dan
klorida. Sedangkan jejak mineral terdiri dari besi, tembaga, yodium, seng, fluorida, dan
selenium
6. Air
Air adalah bagian penting dari tubuh kita. Bahkan lebih dari 60 persen tubuh kita
terdiri dari air. Beberapa fungsi:
a. Membasahi jaringan, seperti di sekitar mulut, mata, dan hidung
b. Mengatur suhu tubuh

7
c. Sebagai Bantalan sendi kita
d. Membantu tubuh kita mendapatkan nutrisi

7. Kalsium
Kalsium membantu dalam pembentukan tulang dan gigi serta membantu
menjalankan fungsi otot dan saraf. Kalsium terkandung dalam ikan Salmon, sarden,
susu, keju, yoghurt, kubis Cina, kangkung, lobak, sawi, brokoli, dan jeruk.
8. Tembaga
Tembaga membantu melindungi sel dari kerusakan dan juga untuk membentuk
tulang dan sel darah merah. Tembaga dapat ditemukan dalam kerang (terutama tiram),
coklat, jamur, kacang, dan gandum.
9. Fluorid
Floride berfungsi memperkuak tulang dan gigi. Kopi dan dan teh merupakan
makanan yang mengandung flouride.
10. Yodium
Youdium membantu menjalankan fungsi kelenjar tiroid. Tiroid terkandung dalam
Seafood, dan garam beryodium.
11. Zat Besi
Zat Besi membantu sel darah merah dan mengantarkan oksigen ke seluruh jaringan
tubuh serta membantu menjalankan fungsi otot. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi
kita dapat mengkonsumsi Daging merah, unggas, ikan, hati, tepung kedelai, telur,
kacang-kacangan, kacang polong, bayam, lobak hijau, kerang, dan sereal.
12. Magnesium
Magnesium berfungsi untuk membentuk tulang dan gigi serta untuk memeliahara
syaraf dan otot agar tetap normal. Magnesium terkandung dalam beberapa makanan
ysitu kacang-kacangan, seafood, susu, keju, dan yogurt.
13. Fosfor
Fosfor sama halnya dengan magnesium yang berfungsi untuk membentuk tulang dan
gigi serta untuk memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Fosfor dapat kita
temukan pada makan antara lain Susu, yoghurt, keju, daging merah, unggas, ikan, telur,
kacang-kacangan, dan kacang polong.
14. Kalium

8
Kalium berfungsi menjaga keseimbangan kadar air di seluruh tubuh kita serta
berfungsi memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Kalium terkandung dalam
Susu, pisang, tomat, jeruk, melon, kentang, ubi jalar, plum, kismis, bayam, lobak,
kangkung, dan kacang polong.
15. Selenium
Selenium berfungsi mencega kerusakan pada sel serta membantu fungsi kelenjar
tiroid. Sayuran, ikan, kerang, daging merah, biji-bijian, telur, ayam, hati, bawang putih,
dan ragi bisa kita konsumsi untuk memeneuhi kebutuhan akan Selenium.
16. Seng (Zinc)
Seng berfungsi dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu dalam penyembuhan
luka. Selain itu Seng juga berfungsi membantu tubuh kita untuk melawan penyakit.
Seng dapat kita temukan dalam beberapa makanan antara lain Hati, telur, makanan laut,
daging merah, tiram, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, sereal, gandum, dan biji labu.

C. Tahap-tahap pemberian nutrisi sesuai dengan usia


1. Menu Makanan Bayi 0-5 Bulan
Hanya asi (asi eksklusif) atau ditambah pasi tidak mencukupi, jumlah asi+pasi
sekitar750-800 cc perhari
2. Menu Makanan Bayi 6 Bulan
MpASI : 1 kali sehari untuk minggu pertama ( bisa berupa bubur tepung beras, puree
buah, puree sayur + ASI/sufor ).Minggu seterusnya bisa diberikan 2 kali
sehari,tergantung kemampuan bayi.
Porsi : 2-3 sendok makan (30-45 ml/porsi)
Jenis makanan : Makanan lumat,bubur halus.
Tawarkan makanan antara atau setelah umpan susu. Mulailah dengan menggunakan
sendok plastic lembut dengan menakuk. Makanan padat bayi pertama harusnya
bertekstur encer dan halus seta mempunyai rasa yang ringan.Sereal beras adalah
makanan yang sangat baik jika di gunakan sebagai makanan padat pertama karena
teksturnya halus dan kandungan besi yang tinggi.Campur dengan sedikit ASI atau susu
formula.
Makanan bubur lainnya yang bisa diperkenalkan adalah sayuran seperti labu, kentang,
wortel, dan zucchini, buah seperti apel , pir, melon dan pisang. Mulailah dengan 1-2
sendok makanan padat. Tingkatkan kuantitas menjadi 2-3 sendok makan, dan kemudian
tingkatkan hingga tiga kali sehari sesuai dengan kemampuan bayi.

9
3. Menu Makanan Bayi 7-8 Bulan
ASI : Sesuka Bayi
MpASI : 2-3 kali sehari + camilan 1-2 kali (bisa berupa jus, pudding,
atau cookies)
Porsi : 2-3 sendok makan (30-45 ml-120ml/porsi)
Jenis Makanan : Makanan lembut, bisa bubur tim saring atau bubur tim tanpa
saring
Setelah bayi berusia sekitar 8 bulan, mereka sudah makan sereal beras dan
beberapa buah-buahan serta sayuran yang berbeda. Cobalah makanan lain dengan
protein dan kadar besi yang lebih tinggi dengan tekstur tebal seperti :
 Daging
 Telor
 Kacang polong kering, lentil, kacang buncis, kacang merah
 Sereal berbasis gandum

Ada dua tujuan pengaturan makanan unutk anak uasia 0-24 bulan

 Untuk mendidik kebiasaan makan anak yang baik


 Memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan hidup yaituuntuk
pemeliharaan atau pemulihan serta peningkatan kesehatan, perkembangan
fisik dan psikomotor serta melakukan aktivitas fisik.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemberian nutrisi

 Status kesehatan anak


 Waktu yang tepat dalam memberikan nutrisi
 Orang tua harus sabar dalam melatih bayi/anak membiasakan makan
 Penuh kasih sayang
 Mendahulukan kebutuhan anak
 Berikan kepuasan dan kenyamanan bayi/anak saat makan

10
D. Menentukan jumlah nutrisi

Usia Berat badan (kg) Tinggi badan Protein (gr)


0-6 bulan 6 60 10
7-12 bulan 8,5 71 18
1-3 tahun 12 90 25
4-6 tahun 18 110 39
7-9 tahun 25 120 45
Laki-laki
10-12 tahun 35 138 50
13-15 tahun 46 150 60
16-18 tahun 55 160 65
Perempuan
10-12 tahun 37 145 50
13-15 tahun 48 153 57
16-18 tahun 50 154 50

1. Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus:


a. Keb. energi = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
b. Keb energi usia 1-3 tahun = 100 kalori/kg BBI
Keb energi usia 4-5 tahun =    90 kalori/kg BBI
2. Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung :
(10% x Total Energi Harian) : 4 = x gram
3. Kebutuhan lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu :  (20% x Total Energi
Harian) : 9 = x gram
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari total (dalam persen) energi harian dikurangi
prosentase protein dan lemak.

Protein merupakan zat gizi makro sumber energi (4 kkal/gram).  Protein tak dapat berfungsi
baik dalam tubuh tanpa kecukupan sumber energi lain (karbohidrat dan lemak) dan zat-zat
gizi mikro (vitamin dan mineral). Sumber protein dari makanan hewani (telur, ikan, daging,
daging unggas, susu dan hasil olahnya) dan dari makanan nabati (kacang-kacangan seperti
kacang tanah, kacang hijau, kacang tolo, kacang merah, kedelai dan hasil iolahnya seperti
tempe, tahu, oncom dan susu kedelai). Protein tersusun dari asam-asam amino.

Contoh :
Balita kita berusia 4 tahun, maka BBI nya adalah: (4 thn x2)+8 = 16 kg

11
Kebutuhan kalori:

 100 kal/kg BBI, yaitu 90×16 kg = 1440 kalori/hari

Kebutuhan zat gizi:

 Protein 10% dari total kalori = (10% x 1440 kalori) : 4 = 36 gram


 Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1440 kalori) : 9 = 32 gram
 Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentase protein dan lemak =
(70% x 1440 kalori) : 4 = 252 gram

Di usia ini anak juga butuh kalsium dan fosfor dalam kadar tinggi untuk memperkuat tulang
karena anak harus tumbuh semakin tinggi, termasuk2 untuk pertumbuhan gigi-geliginya. Zat
gizi mikro yang dibutuhkan antara lain:

 kalsium 500 mg
 zat besi 9 mg
 yodium  120 µ
 zinc/seng 10,3 mg

E. Masalah-masalah yang berkaitan deSngan pemberian nutrisi


1. Gizi kurang
Tubuh kurus akibat gizi kurang sering kali dinilai lebih baik daripada tubuh gemuk
akibat gizi lebih, padahal kenyataannya tidak. Sama seperti obesitas, anak maupun remaja
dengan gizi kurang memiliki risiko pada kesehatannya. Nah, Anda bisa mengukur kategori
status gizi Anda melalui kalkulator BMI ini.
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) umumnya akan mengalami
kehidupan masa depan yang kurang baik. Pasalnya, kebutuhan zat gizi yang tidak terpenuhi
dalam masa pertumbuhan balita akan meningkatkan kerentanannya terhadap penyakit
infeksi pada awal-awal kehidupannya dan berlangsung hingga ia dewasa. Beberapa risiko
gizi kurang di antaranya sebagai berikut:
 Malnutrisi, defisiensi vitamin, atau anemia
 Osteoporosis
 Penurunan fungsi kekebalan tubuh
 Masalah kesuburan yang disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur
 Masalah pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada anak dan remaja

12
2. Stunting
Stunting adalah kondisi tinggi badan anak jauh lebih pendek dibanding tinggi badan
anak sesuainya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak baik di dalam
kandungan, sampai anak usia dua tahun.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari masalah gizi pada balita yang satu ini.
Berikut di antaranya, mengutip dari WHO :
 Pemberian makan yang tidak tepat
Praktik pemberian makan yang tidak tepat pada bayi bisa menyebabkan stunting yang
termasuk pada masalah gizi balita. Pemberian makan di sini tidak hanya ketika MPASI
(makanan pendamping ASI), tetapi juga menyusui yang tidak optimal.
 Penyakit menular dan infeksi
Infeksi dan penyakit menular bisa menyebabkan stunting. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh paparan lingkungan yang terkontaminasi dan kebersihan yang buruk.
Kondisi ini membuat fungsi dan kemampuan usus berkurang sehingga menyebabkan
penyakit jadi lebih mudah masuk.
 Kemiskinan
Sebagian besar dari kondisi kemiskinan atau pengasuh yang kurang awas terhadap gizi
balita, bisa menyebabkan masalah pada balita.
Salah satu masalah makan pada balita adalah praktik pemberian makan yang kurang tepat.
Beberapa contohnya seperti makan sambil digendong atau bermain.
Selain itu, makanan yang tidak bervariasi bisa menghambat pertumbuhan dan
perkembangan balita.
a. Cara menangani stunting sebagai masalah gizi pada balita
Sebenarnya, stunting tidak bisa disembuhkan bila anak sudah mencapai usia dua tahun.
Lalu, bagaimana menangani anak balita stunting usia 2-5 tahun? Mencukupi nutrisi yang
sehat sangat penting agar anak tidak mudah sakit. Berikut kandungan yang harus ada di
dalam makanan:
 Protein
Semua nutrisi di dalam makanan sebenarnya penting untuk anak. Namun, untuk anak
stunting ada beberapa jenis zat gizi yang perlu dikonsumsi lebih banyak. Salah satu zat gizi
tersebut yaitu prote in karena mampu membentuk sistem kekebalan tubuh balita dan
menunjang pertumbuhan tulang serta otot.

13
 Zat besi
Selain protein, ada zat besi yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ini
membuat jaringan tubuh berkembang sesuai fungsinya.
Kekurangan zat besi bisa menghambat pertumbuhan dan menyebabkan anemia. Kalau tidak
ditangani, kondisi ini bisa menghambat perkembangan mental.
 Kalsium dan vitamin D
Fungsi utama kedua kandungan ini adalah menjaga kekuatan tulang. Kalsium merupakan
bahan utama di dalam tulang, sedangkan vitamin D membantu proses metabolisme kalisum.
Kalsium juga dibutuhkan untuk kesehatan sistem saraf, otot, dan jantung.

3. Obesitas
Menurut Global Nutrition Report tahun 2014, Indonesia merupakan salah satu dari 17
negara yang memiliki tiga masalah gizi pada balita yang bertolak belakang. Di satu sisi
mengalami kekurangan gizi, tapi di sisi lain ada yang obesitas.
Obesitas merupakan kondisi tidak normal karena tubuh memiliki kelebihan lemak di dalam
jaringan adiposa yang bisa mengganggu kesehatan.
Balita usia 2-5 tahun bisa dikatakan obesitas bila grafik pertumbuhannya menunjukkan
tanda di bawah ini, mengutip WHO:
 Kelebihan berat badan ketika berat badan balita > 2 SD di atas garis standar
pertumbuhan WHO
 Obesitas adalah kondisi berat badan balita > 3 SD di atas garis standar pertumbuhan
WHO
 Melihat penjelasan di atas, penting untuk orangtua menghitung tinggi dan berat badan
si kecil secara bersamaan agar pertumbuhannya proporsional. Apakah angkanya sesuai
dengan grafik pertumbuhan di usianya atau tidak.
a. Faktor yang meningkatkan risiko obesitas pada balita
Adapun beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko obesitas pada balita, yaitu:
 Mengonsumsi makanan tinggi kalori
 Kurang olahraga
 Faktor keluarga
 Faktor psikologis anak balita
b. Cara menangani obesitas sebagai masalah gizi pada balita

14
Ketika balita Anda mengalami kelebihan berat badan sampai obesitas, berikut cara
menanganinya, mengutip dari Mayo Clinic:
 Membatasi konsumsi minuman yang mengandung pemanis.
 Ganti snack yang manis dengan buah-buahan.
 Memberi banyak asupan buah dan sayur.
 Batasi makan di luar, terutama restoran cepat saji.
 Sesuaikan porsi makan dengan usia anak.
 Batasi pemakaian TV atau gadget setidaknya hanya dua jam sehari.
 Pastikan anak cukup tidur baik di siang maupun malam hari.

F. Tindakan untuk meminimalkan masalah cara pemberian makan lewat OGT atau
NGT pada bayi dan anak

1. Pemberian makan melalui OGT


a. Pengertian
Pemberian nutrisi melalui oral gastric tube (OGT) adalah memberikan makanan
kepada klien sesuai diet melalui selang OGT (Ambarwati, 2009)
b. Tujuan pemberian nutrisi melalui OGT
Tujuan dari pemberian nutrisi melalui OGT yaitu untuk memberikan makanan cair ke
dalam lambung dengan menggunakan sonde lambung melalui mulut (Kusmiati, 2007)
c. Indikasi
 Pasien dengan gawat nafas atau tidak sadar
 Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas (stenosis esophagus, tumor mulut
atau faring)
 Pasien tidak mampu menelan
 Pasien pasca operasi pada faring atau esophagus
d. Prinsip
Menurut Ambarawati (2009), prinsip dalam pemberian makanan melalui OGT, yaitu :

15
 Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair makanan yang diblender halus
dan formula khusus makanan internal
 Sebelum dan sesudah makan dianjurkan untuk memberi air matang hangat terlebih
dahulu
 Pastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam selang saat memberikan makan dan
minum
 Pastikan selang dalam keadaan tertutup selama tidak diberi makan
 Residu lambung harus dicek sebelum memberikan makan residu > 50 cc maka tunda
pemberian sampai 1 jam. Jika setelah 1 jam jumlah residu tetap, kolaborasi dengan
dokter untuk program selanjutnya.
 Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi lambung kecepatan yang
direkomendasikan adalah pemberian dengan ketinggian 45 cm dari abdomen.
 Perhatikan interaksi obat dengan makanan terutama dengan susu jika ada pemberian
obat per oral.

e. Prosedur pemberian makan OGT


 Persiapan alat
 Sarung tangan
 bak instrumen
 makanan cair yang hangat ASI
 spuit 20 - 60 cc
 tissue
 gelas yang berisi air minum hangat
 bengkok
f. Prosedur kerja
 Mengecek program terapi medis
 Memberikan salam dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat di samping tempat tidur pasien Mengkaji adanya alergi makanan,
bising usus, masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberian makanan melalui
OGT (muntah, diare, konstipasi, distensi abdomen)

16
 Menyiapkan makanan dan obat jika ada yang akan diberikan sesuai dengan terapi
medik
 Menjaga privasi klien
 Membantu klien dalam mengatur posisi kepala bayi dalam posisi semi fowler atau
ekstensi Mengecek penempatan atau kepatenan OGT Menggunakan sarung tangan
 Memasang spuit 20 cc, 30 cc, atau 50 cc pada pangkal pipa atau sonde (sebelumnya
pipa dijepit dulu dengan klem)
 Membuka spuit yang telah terpasang, ketika akan membuka spuit pada pangkal
Selang OGT klem terlebih dahulu dengan cara menekuk pangkal selang, kemudian
lepaskan spuit dari pangkal selang OGT dan lepaskan klem
 Melakukan aspirasi dengan menggunakan spuit yang telah terpasang untuk
memastikan kadar residu lambung
 Selanjutnya ambil air minum hangat terlebih dahulu yang sudah tersedia dalam gelas
dengan menggunakan spuit dan masukkan ujung spuit pada ujung pangkal selang
OGT tinggikan 45 cm dari atas abdomen klien hingga air minum masuk
 Kemudian ambil makanan cair yang telah disediakan dalam gelas dengan
menggunakan spuit lap ujung speed dengan menggunakan tissue dan masukkan
ujung spuit pada pangkal selang OGT, tinggikan 45 cm dari atas abdomen klien
sehingga makanan masuk.
 Terakhir beri air minum hangat kembali
 Bila makanan habis sonde dibilas dengan air matang sampai bersih kemudian sonde
diklem
 Tutup pangkal sonde dengan kasa steril
 Sendawakan bayi agar tidak terjadi gumoh
 Posisikan kembali klien ke dalam posisi semula Membereskan kembali alat yang
telah digunakan Membuka sarung tangan dan Letakkan pada bengkok
 Mencuci tangan
 Mengevaluasi dan mencatat hasil tindakan

2. Pemberian makan melalui NGT


a. Pengertian
Memberikan makanan cair melalui selang lambung (enternal) adalah proses
memberikan melalui saluran cerna dengan menggunakan selang NGT ke arah lambung.

17
b. Tujuan
 Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien Mempertahankan fungsi usus
 Mempertahankan integritas mucosa saluran cerna Memberikan obat-obatan dan
makanan Langsung ke dalam saluran pencernaan
 Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna
c. Dilakukan pada :
 Klien yang tidak dapat makan atau menelan atau klien tidak sadar
 Klien yang terus-menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya,
misalnya klien dengan gangguan jiwa.
 Klien yang muntah terus-menerus
 Klien yang tidak dapat mempertahankan nutrisi oral adekuat
 Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), prematur, dismature.
d. Indikasi
 Perdarahan GI (gastrointestinal)
 Trauma multiple, pada dada dan abdomen
 Pemberian obat-obatan, cairan makanan Pencegahan aspirasi penderita dengan
intubasi jangka panjang
 Operasi abdomen
 Obstruksi saluran cerna
e. Kontraindikasi
 Fraktur tulang-tulang wajah dan dasar tengkorak
 Penderita operasi esofagus dan lambung (sebaiknya NGT dipasang saat operasi)
f. Kemungkinan komplikasi
 Komplikasi mekanis, seperti sonde tersumbat atau dislokasi sonde
 Komplikasi pulmonal, seperti bradikardia Komplikasi yang disebabkan karena posisi
sonde yang menyerupai jerat atau simpul
 Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
g. Prosedur
Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi tahap
Pra interaksi
 Baca catatan keperawatan

18
 Siapkan alat alat
 Cuci tangan
Tahap orientasi
 Berikan salam, panggil klien dengan namanya
 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap kerja
 Pasang alas dada pada bayi
 Bayi disiapkan dalam posisi kepala lebih tinggi dari badan, Misalnya menggunakan
bantal
 Bila pemberian cairan dilakukan melalui hidung, maka lubang hidung harus
dibersihkan dahulu Pipa penduga lambung diukur dari epigastrium sampai ke
hidung, kemudian membelok ke telinga, selanjutnya pipa penduga lambung diberi
tanda Ujung pipa dilicinkan dengan air atau pelicin lainnya
 Bagian pangkal pipa diklem atau dilipat, tutup dengan jari dan ujungnya
dimasukkan melalui hidung sampai batas yang diberi tanda, perhatikan keadaan
bayi adakah tanda sesak
 Periksa Apakah pipa betul masuk ke dalam lambung, caranya dengan mengisap
cairan lambung menggunakan spuit. Pastikan bahwa yang keluar cairan lambung
caranya dengan melihat warna cairan
 Corong atau Spuit dipasang pada pangkal pipa Tuangkan sedikit air matang, klem
pipa dibuka kemudian cairan dimasukkan melalui pinggir corong, selama
pemberian cairan corong ditutup dengan kasa steril untuk mencegah kontaminasi
Bila cairan sudah habis, tuangkan sedikit air matang untuk membilas cairan
 Bila pipa dipasang secara menetap, pangkal pipa diklem atau dilipat dan diikat
setelah itu difiksasi pada dahi dengan plester
Tahap terminasi
 Evaluasi perasaan klien
 Simpulkan hasil tindakan
 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Akhiri kegiatan dengan merapikan pasien dan peralatan dikembalikan ke tempat
semula
 Cuci tangan
Dokumentasi

19
Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi
bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Terpenuhinya
kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat menigkatkan kualitas
hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi
juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber
tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat
pembangun dan pengatur dalam tubuh.

B. Saran

Mengingat banyaknya masalah yang sering timbul akibat kurangnya kebutuhan nutrisi
yang diberikan, terutama pada anak-anak, maka kami menyarankan beberapa solusi
untuk menghindari masalah tersebut, yakni :
1. Dengan memberikan nutrisi yang tepat kepada anak sesuai dengan usianya, serta terus
memperhatikan dampak yang akan timbul oleh karena nutrisi yang diberikan itu.

2. Sebagai tenaga kesehatan, sangat diharapkan kita memiliki pengetahuan tentang


pemenuhan nutrisi dan cairan pada anak, sehingga mampu memberikan anjuran
pendidikan kesehatan yang tepat bagi orang tua dalam penerapan di lapangan.

20
DAFTAR PUSTAKA

 Purwitasari, Desi dan Dwi Maryanti. 2009. Buku Ajar Gizi : Dalam Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Offset

 Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan Kesehatan . Yogyakarta: Graha Ilmu

 Hidayat, Azis Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba
Medika
 Supariasa,I. Dewa Nyoman S. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta

 https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/masalah-gizi-di-indonesia/

 https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/masalah-gizi-pada-balita/

 https://id.scribd.com/presentation/372335897/ogt-dan-ngt

 https://id.scribd.com/doc/307515610/Konsep-Pemberian-Nutrisi-Dan-Cairan-Pada-
Anak

21

Anda mungkin juga menyukai