Nim: 06071381924055 MK: Filsafat ilmu Dosen pengampu: Dr. Yosef, M.A. Fadhlina Rozzaqyah, S.Pd., M.Pd.
Esai tahapan "exploration, examination, integration, and personalization."
konselor menggunakan tahap exploration sebagai teknik untuk menggali
/memahami untuk mendapatkan suatu kebenaran dalam informasi dari konseli. Dalam eksplorasi landasan keilmuan bimbingan dan konseling lebih bersifat normative, dengan titik utama pada bagaimana memfasilitasi dan membawa manusia untuk berkembang dari kondisi apa adanya kepada bagaimana seharusnya. Tetapi yang menjadi catatan penting adalah secara epistemologis profesi bimbingan dan konseling memiliki pergeseran dari model-model terapi, implikasinya dapat dipelajari dalam pendekatan secara histori dari bimbingan dan konseling. Revolusi industri yang memicu pesatnya sektor perindustrian memberikan shock pekerjaan bagi masyarakat, sehingga tidak heran jika pada waktu itu pendekatan yang digunakan ditujukan bagi orang-orang memiliki problem di bidang pekerjaan saja. Namun pada akhirnya bimbingan dan konseling menjadi kebutuhan pokok untuk dikembangkan di sektor pendidikan dan memberikan rekomendasi bahwa setiap manusia diarahkan untuk berkembang dari kondisi what is ke arah what should be. Contoh: Dengan adanya Tahap eksplorasi akan ada banyak perubahan ataupun perkembangan dari segi metode, model terapi,dll yang bisa di dapat dan di pelajari oleh konselor
Konselor menggunakan tahap pemeriksaan (examination), Dalam perubahan
standar kompetensi konselor semakin menegaskan bahwa posisi dan peran konselor sebagai psycho educator yang sekaligus memiliki kewenangan sebagai pendidik. Peran ini menandakan bahwa konselor sekolah adalah seorang pendidik. Kompetensi tersebut tercermin dalam rincian standar kompetensi penguasaan terhadap teori dan prosedur layanan bimbingan dan konseling yang memberikan titik tekan pada penguasaan terhadap konsep-konsep pendidikan. Konselor yang memiliki kecakapan dalam bidang pendidikan akan mendesain dan melaksanakan layanan bimbingan tanpa meninggalkan prinsip dan etika pendidikan. Kompetensi ini tidak dimaknai bahwa seorang konselor harus mengajar tetapi penguasaan konsep pendidikan dalam kapasitas untuk mendidik para siswa. Contoh: Konselor dapat mendesain dan melaksanakan layanan bimbingan tanpa meninggalkan prinsip dan etika pendidikan, dan dengan tahap pemeriksaan Dalam perubahan standar kompetensi konselor semakin menegaskan bahwa posisi dan peran konselor sebagai psycho educator
Konselor menggunakan tahap integration sebagai suatu keterpaduan antara
fikiran, sikap, dan tindakan yang untuh dalam kepribadian, seorang guru BK hendaknya dapat selalu dalam kondisi stabil dan kuat akan segala tantangan yang ada. Konselor mesti memiliki jiwa terbuka dan mampu mengendalikan diri. Kepribadian konselor tersebut melibatkan hal seperti nilai, semangat bekerja, sifat atau karakteristik, dan tingkah laku. Konselor adalah jiwa pendidik yang terbuka, mampu mengembangkan diri dan memiliki integritas kepribadian , Konselor mesti memiliki jiwa terbuka dan mampu mengendalikan diri, seorang guru harus menerapkan kemampuan kepribadian di mana saja berada seperti, selalu berpandangan positif terhadap semua orang, berlaku adil, dan dapat berpenampilan yang menarik peserta didik menjadi aman dan nyaman dengan pendidik, karena guru di sekolah merupakan panutan dan teladan bagi peserta didik. Hal itu sama dengan konselor, konselor dituntut untuk selalu berpandangan positif terhadap orang lain khususnya siswa, memiliki pemahaman yang baik serta berpenampilan yang sopan dan rapi. Contoh: dari tahap Integritas ini konselor akan menjadi contoh, panutan dan teladan bagi peserta didik di sekolah dan masyarakat pada umumnya, Konselor mesti memiliki jiwa terbuka dan mampu mengendalikan diri. Kepribadian konselor tersebut melibatkan hal seperti nilai, semangat bekerja, sifat atau karakteristik, dan tingkah laku.
Konselor menggunakan tahap personalization sebagai (sarana untuk memenuhi
kebutuhan) Pertama, layanan bimbingan dan konseling, memfasilitasi tugas – tugas perkembangan perserta didik. Kedua, konselor sebagai penanggung jawab layanan bimbingan dan konseling melibatkan segenap komponen sekolah, orang tua dan masyarakat. Ketiga, tugas perkembangan siswa difokuskan pada kemandirian dalam bidang sosial-personal, akademik dan karir. Keempat, layanan bimbingan dan konseling diarahkan mampu melakukan perubahan secara sistemik dalam kontek pendidikan formal di sekolah. Contoh: di tahap ini konselor dapat mengumpulkan dan memanfaatkan data yang diperoleh sebelumnya untuk melakukan perubahan