Ditulis Oleh :
NIK. 1990110520160122001
2017
Abstrak
1
Daftar Isi
Abstrak…………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………………. 2
Daftar Gambar…………………………………………………………………………………………………………………….. 3
Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………………………… 4
Metode………………………………………………………………………………………………………………………………… 9
Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………………… 10
Penutup……………………………………………………………………………………………………………………………. 19
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………….. 20
Lampiran………………………………………………………………………………………………………………………….. 21
2
Daftar Gambar
3
I. Pendahuluan
Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan memegang peranan
penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Sektor perikanan memberikan kontribusi
besar pada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, namun juga pemenuhan
kebutuhan pasar seafood internasional. Indonesia merupakan salah satu eksportir raw seafood
terbesar di Asia (Sunoko and Huang, 2014).
Produk perikanan merupakan salah satu komoditi ekspor potensial Indonesia, produk
yang menjadi unggulan, diantaranya adalah ikan tuna, tongkol dan cakalang dengan market
utama adalah pasar Asia, Amerika dan Eropa. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat
dunia mulai sadar akan dampak negatif penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan
terhadap kelestarian sumber daya ikan tersebut, biota lain serta ekosistemnya secara umum.
Hal ini menyebabkan berkembangnya mekanisme jaminan penangkapan yang ramah
lingkungan dan lestari, dikemas dalam bentuk eco-labelling certification. Sertifikasi ini
awalnya berkembang di negara-negara Amerika dan Uni Eropa, yang merupakan salah satu
faktor yang dikhawatirkan pengusaha perikanan Indonesia dapat menjadi penghambat
perdagangan non-tarif.
MSC Certification (Marine Stewardship Council) adalah salah satu sertifikasi yang
paling dikenal masyarakat dunia. Sertifikasi ini memiliki kriteria yang sangat kompleks dan
membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat tersertifikasi. Selain MSC, ada
beberapa sertifikasi yang juga banyak dipercayakan masyarakat di pasar internasional,
terutama Uni Eropa dan Amerika. EU Eco label merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh
European Union Councils, sedangkan Dolphin Safe Tuna merupakan sertifikasi yang,
menandakan jika pada proses penangkapan produk tuna yang dijual tidak membahayakan
lumba-lumba.
Dari sekian banyak sertifikasi eco-label saat ini, memang yang memiliki tingkat
popularitas yang tinggi adalah MSC Certification. Hal ini dikarenakan MSC merupakan
sertifikasi yang dikhususkan untuk produk perikanan laut dan memiliki kriteria penilaian yang
sangat lengkap dan sesuai untuk marine fishery product.
4
Kondisi produk berlabel MSC pada saat tahun awal berdiri, MSC tidak memiliki
pesaing yang bersertifikat perikanan tangkap berkelanjutan. Namun, mengingat sertifikasi
membutuhkan waktu dan sumber daya pada tahun pertama beroperasi hanya beberapa
perikanan yang bersertifikasi dan hanya dua yang signifikansinya komersial yaitu Alaska
salmon pada tahun 2000 dan Selandia Baru hoki pada tahun 2001. Pada tahun 2004, sertifikat
MSC telah digunakan oleh kurang dari satu persen dari pemasok produk perikanan seluruh
dunia (Ponte,2014). Pada saat itu, sekretariat MSC yang terletak di London hanya memiliki
belasan staff. Pada tahun 2006, telah bersertifikat 15 perikanan, termasuk dua yang penting
yaitu South African hake pada tahun 2004 dan Bering Sea/Aleutian Islands pollock pada tahun
2005. Terdapat juga 21 perikanan menjalani penilaian pertama dan puluhan lainnya dalam
tahap pre-assessment rahasia (MSC, 2006).
Menurut MSC, 223 produk berlabel dipasarkan di 23 negara di seluruh dunia pada
tahun 2006. MSC sertifikat digunakan oleh 12 ritel Eropa di bawah label pribadi mereka
sendiri ditotal lebih dari 70 produk, dua pertiga produk ini ditemukan di dua ritel Swiss
(Ponte, 2014). Pada tahun 2008, MSC sertifikat beredar ditingkat ritel di Inggris, Swiss,
Jerman - beberapa di Amerika Serikat, Perancis dan negara-negara Eropa lainnya (Ponte,
2014).
Pada pertengahan 2011 terdapat perubahan secara signifikan. Kantor pusat MSC
diperluas di London dengan lebih dari 50 anggota staf didukung oleh dua kantor regional di
Amerika Serikat dan Australia, ditambah lokal kantor di Perancis, Jerman, Jepang, Belanda,
Skotlandia, Afrika Selatan, Spanyol dan Swedia. Menjadikan lebih dari 100 perikanan
bersertifikat, dengan penilaian (lihat www.msc.org) dan 40-50 lain sedang dalam rahasia pre-
assessment (MSC, 2011). Pada tahun 2011, lebih dari 10.000 produk telah menggunakan
label MSC di lebih dari 70 negara, diperkirakan nilai eceran mulai dari USD 2,2 miliar (MSC
2011), meningkat lebih dari 70 persen dari tahun sebelumnya. Di tingkat ritel, selain
Sainsbury di Inggris, Whole Foods di AS, dan Migros and Coop di Swiss, bertambah yaitu di
Wal-Mart, Carrefour, the Dutch Retail Association, Marks & Spencer, Aldi, Lidl dan Metro.
Produk ikan bersertifikat MSC digunakan dalam jasa makanan juga, termasuk oleh Sodexo
(penyedia jasa makanan terkemuka di Amerika Utara) dan sejumlah kecil restoran (MSC,
2010a).
Meskipun berkembang ekolabel makanan laut lainnya, MSC tetap lebih dominan di
bidang ini, memberikan kuasa-monopoli baik terhadap pasokan pasar (dalam hal jumlah dan
5
cakupan perikanan bersertifikat) dan permintaan pasar (pangsa pasar di antara ekolabel
perikanan digunakan oleh pengecer dan prosesor bermerek). Satu-satunya label yang ada
lainnya yang mencakup perikanan tangkap yang dianggap sebagai kompetitif pada MSC
adalah 'Friend of the Sea' (FOS). Dengan berfokus pada pengelolaan pasokan dan permintaan,
MSC memainkan peran kunci dalam menciptakan dan membentuk pasar untuk 'ikan
berkelanjutan'. MSC memfasilitasi sertifikasi lebih cepat dari banyak perikanan dan terdaftar
dengan prosesor dan pengecer untuk memastikan bahwa ikan menyandang label MSC
mencapai meningkatkan proporsi konsumen (Ponte, 2014).
Label MSC telah diketahui oleh 17,4% dari Washington DC responden, yang sedikit
lebih rendah dari hasil survei di AS Marine Stewardship Council. Berdasarkan survei internet
dari 600 konsumen AS diketahui bahwa 21% telah mengetahui label MSC. Dolphin-Safe
adalah yang paling diketahui, diikuti oleh organik, RSPCA dan kemudian MSC. Menurut
MSC United Kingdom 2012 konsumen penelitian (n = 600), 31% dari responden memiliki
kesadaran MSC. Di sini, tingkat kesadaran adalah 27,5%. Sehubungan dengan pembelian,
72,5% dari sampel London telah melihat satu atau lebih eco-label, dan 60,0% memiliki produk
yang dibeli dengan label tersebut. Peringkat tiga besar adalah sama antara melihat dan dibeli.
Seperti yang diharapkan, mereka yang melaporkan melihat sebuah eco-label atau label
lingkungan memiliki signifikan, korelasi positif bagi mereka yang membeli satu (Pearson
korelasi = 0,754, p = 0,01) (Guitterez, 2014).
Saat ini telah banyak negara yang menerapkan sertifikasi-MSC terhadap produk
perikanan yang beredar di negara mereka. Pada beberapa studi, diketahui posisi produk
berlabel MSC dibandingkan produk non-MSC. Salah satu studi terhadap permintaan ecolabel
seafood di United Kingdom, dilakukan survei terhadap 1.640 konsumen seafood potensial di
empat puluh delapan negara tahun 1998. Hasil survei menunjukkan bahwa konsumen akan
bersedia membayar premi untuk seafood ecolabel, akan tetapi besarnya premi akan berbeda di
seluruh produk makanan laut dan tingkat konsumen. Konsumen dengan anggaran yang lebih
besar dan mereka yang merupakan anggota organisasi lingkungan lebih mungkin bersedia
membayar premi untuk produk ecolabel. Hasil ini diperkuat oleh survei terhadap berikutnya
konsumen di United Kingdom. Konsumen mengatakan mereka bersedia membayar lebih
untuk ecolabele seafood. Bukti terbaru menunjukkan bahwa konsumen akan bersedia
membayar lebih hanya untuk produk ikan favorit mereka. Karena lebih banyak produk
makanan laut ecolabel telah memasuki pasar, ada beberapa upaya awal untuk mengukur efek
pada permintaan. Misalnya, bukti awal dari data supermarket yang menunjukkan bahwa
6
pengenalan label tuna dolphin-safe meningkatkan pangsa pasar dari kaleng tuna sebesar satu
persen antara tahun 1990 dan 1995. Namun, analisis difokuskan pada penjualan semua tuna
kaleng terhadap lunchmeat, redmeat, dan produk makanan laut lainnya dan hasilnya tidak
mengisolasi pergeseran konsumsi dari tuna tidak berlabel terhadap produk menyandang label
dolphin-safe (Kuminoff, 2008). Pada studi tersebut, diketahui bahwa produk perikanan yang
berlabel ecolabel dijual dengan harga yang relatif lebih tinggi, namun harga tersebut tidak
mempengaruhi minat konsumen untuk membeli produk terutama pada produk favorit mereka.
Selain karena produk tersebut merupakan produk favorit mereka, kesadaran akan pentingnya
peran mereka dalam keberlanjutan stok ikan di alam juga harusnya menjadi pertimbangan
mereka dalam membeli. Salah satu studi di Eropa menunjukkan rendahnya kesadaran
pentingnya keberlanjutan makanan laut seperti penangkapan ikan yang berlebihan, dampak
habitat, dan bycatch spesies langka dan dilindungi. Dilakukan survei terhadap 3.213
konsumen Eropa pada tahun 2008 tentang masalah tersebut. Diketahui bahwa pengetahuan
keseluruhan responden sangat rendah dengan hanya dua dari enam pertanyaan dijawab dengan
benar oleh 50%. Selanjutnya, beberapa studi menunjukkan orang tidak menganggap lautan
sebagai hal penting. Disurvei 7000 warga Eropa di 2010/2011 tentang pentingnya laut untuk
mereka, hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan laut peringkat ketiga dari 11 masalah
dengan hanya 46% dari responden menunjukkan bahwa penting atau sangat penting. Lebih
lanjut, ketika diminta untuk menunjukkan apakah suatu kegiatan itu dipandang sebagai
ancaman ke laut, perikanan menduduki peringkat kelima dari bawah. Namun, beberapa
segmen konsumen tertarik dengan produk seafood yang berkelanjutan (Guitterez, 2014).
Lebih dari 400 produk makanan laut olahan dikumpulkan di London metropolitan
supermarket setiap minggu selama 65 minggu (2007-2008) untuk menentukan bahwa produk
24 pollock diperbolehkan untuk analisis komparatif. Dua belas dari dua puluh empat produk
yang berlabel-MSC. Hasil analisis menunjukkan 3,03 juta unit dari 12 produk non-MSC
berlabel terjual dibandingkan 3,3 juta unit dari 12 produk berlabel MSC yang dijual selama
periode yang sama (Guitterez, 2014). Hasil ini menunjukkan bahwa ada permintaan yang lebih
tinggi untuk produk MSC daripada non-MSC. Berdasarkan hasil tersebut, dimungkinkan
bahwa dari waktu ke waktu produk tanpa label akan terdorong dari pasar karena mereka akan
dianggap sebagai sebuah kualitas yang lebih rendah.
Produk perikanan berlabel MSC juga diterapkan di Amerika Serikat. Kondisi produk
berlabel MSC juga terlihat dari beberapa kemitraan ENGO-perusahaan, seperti World Wildlife
Fund dan Walmart, berkembang selama dekade terakhir. Pada tahun 2006, Walmart
7
mengumumkan akan menggunakan MSC-sertifikat terhadap produk penangkapan dalam tiga
sampai lima tahun ke depan di pasar Amerika Serikat. Sementara komitmen perusahaan ini
diperluas di tahun berikutnya dengan menyatakan MSC bersertifikat akan tetap bekerjasama
dengan Walmart untuk memastikan bahwa makanan laut dalam yang dipasok di Walmart
datang dari sumber perikanan yang berkelanjutan. Laporan 2011 Keberlanjutan Walmart
menunjukkan bahwa 73% dari total produk seafood yang dijual di Walmart AS dan Sam Club
telah disertifikasi oleh MSC. Komitmen Walmart telah insentif pesaingnya untuk mengadopsi
komitmen yang sama. Perusahaan termotivasi untuk mengadopsi kebijakan keberlanjutan
seafood sebagai bagian dari corporate social mereka tujuan tanggung jawab yang diberikan
bahwa: (1) Mereka harus tetap kompetitif dalam industri kelontong; (2) Membeli makanan
laut dari sumber yang berkelanjutan menjamin akses jangka panjang untuk produk; (3) Potensi
ENGO boikot membuat perusahaan kelontong waspada terhadap risiko reputasi dan merek
mereka. Untuk akhir ini, supermarket seperti Inggris Sainsbury mempromosikan MSC
berlabel produk makanan laut mereka dan merayakan keberhasilan, seperti pada Januari 2012
mencapai 100 MSC berlabel produk yang berbeda (Guitterez, 2014). Sehingga, pasar Amerika
Serikat pun sangat memperhitungkan produk perikanan berlabel MSC.
1. Bagaimanakah hambatan perdagangan ikan dan produk ikan Indonesia di pasar internasional?
2. Bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan perikanan untuk dapat
memperoleh sertifikasi MSC?
I.3 Tujuan
8
II. Metode
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini, adalah metode literature study,
dimana literature yang diambil adalah berasal dari jurnal-jurnal yang memiliki kredibilitas,
baik jurnal lokal maupun internasional, artikel relevan dan website-website lembaga resmi
yang terkait penelitian. Sumber dari yang tidak resmi, seperti blog, tidak diperhitungkan
layak sebagai sumber.
9
III. Pembahasan
III.1 Hambatan perdagangan ikan dan produk ikan untuk menembus pasar
internasional
Permasalahan yang menjadi kendala utama dalam perdagangan ikan dan produk ikan
Indonesia adalah meningkatnya hambatan non tarif. Hambatan non tariff yang menjadi
menjadi pusat perhatian saat ini adalah issue yang terkait lingkungan. Banyaknya issue tentang
lingkungan, seperti banyaknya spesies dilindungi yang menjadi bycatch dalam usaha
penangkapan komersial, sertifikasi eco-labelling dan berita banyaknya anak-anak di bawah
umur yang bekerja di sektor perikanan dan pertanian .
Tidak hanya issue terkait lingkungan dan masalah sosial yang menjadi faktor utama
yang mempengaruhi perdagangan internasional produk perikanan, namun juga perjanjian-
perjanjian dan konvensi internasional dalam bidang perikanan, diantaranya adalah :
1. Code of Conduct for Responsible Fisheries yang memicu terbentuknya organisasi antar negara
pemangku kepentingan dalam pengelolaan perikanan bersama dalam wilayah regional,
terutama ikan-ikan yang memiliki tingkat migrasi yang tinggi, seperti ikan tuna. Organisasi
tersebut lebih dikenal dengan nama, RFMO atau Regional Fisheries Management
Organization. Beberapa RFMO dimana Indonesia ikut aktif di dalamnya adalah, seperti
WCPFC (Western and Central Pacific Fisheries Commission), CCSBT (Convention for
Conservation of Southern Blue Fin Tuna) dan IOTC (Indian Ocean Tuna Commission).
2. Konvensi yang membahas tentang perlindungan terhadap hewan yang terancam punah
Convention on International Trade of Endangered Species (CITES).
3. Perjajian-perjanjian GATT (General Agreement of Tariffs and Trade) dan WTO (World Trade
Organization) yang juga mengatur tentang teknis dan tariff perdagangan internasional.
Issue lingkungan mulai muncul pada tahun 2014, ketika produk perikanan Indonesia
mengalami hambatan masuk ke Spanyol. Tidak hanya Spanyol, negara-negara Eropa lainnya
juga menetapkan aturan yang lebih ketat terhadap negara eksportir. Melalui pertemuan
bilateralnya, Spanyol mengakui sedang melakukan analisis resiko terhadap negara-negara
importir yang produknya mengalami kenaikan permintaan cukup tajam. Selain itu, hal yang
menghambat lainnya adalah Indonesia belum mendapat sertifikasi MSC (Marine Stewardship
Council) Certification (Sunoko and Huang, 2014).
Sertifikasi MSC adalah market based instruments, dimana standard dan aturan pada
sistem sertifikasi akan memberikan keuntungan pada lingkungan dan mendukung
penangkapan ikan yang lestari. Sertifikasi MSC tidak akan berpihak pada kelompok atau
negara tertentu. Sertifikasi ini akan berlaku adil terhadap semua produk yang ingin
mendapatkan sertifikasi, karena MSC adalah sertifikasi yang berdasarkan permintaan pasar,
dalam hal ini konsumen yang sangat berperan dalam memilih dan menentukan. Selain
Sertifikasi MSC, memang banyak sertifikasi sejenis eco-labelling yang beredar di market
internasional, diantaranya Dolphin safe tuna dan Friend of The Sea. Sertifikasi ini sama juga
mendukung perikanan yang bertanggung jawab, tidak merusak lingkungan dan memberikan
dampak negatif pada biota laut lainnya serta mendukung penangkapan ikan yang lestari.
Hingga saat ini, MSC yang masih paling populer jika dibandingkan dengan sertifikasi-
sertifikasi lainnya. MSC memiliki kriteria penilaian yang lebih kompleks jika dibandingan
dengan sertifikasi Eco-labelling lain terhadap manajemen dan cara penangkapan yang ramah
lingkungan lestari. Negara lain di Asia, diantaranya Maladewa dan Vietnam telah berhasil
mendapatkan sertifikasi MSC (Warta Ekspor, 2014). Hal ini merupakan stimulan yang cukup
kuat untuk Indonesia dalam mengembangkan dan meningkatkan usaha perikanannya untuk
dapat meraih sertifikasi MSC.
Meraih sertifikasi MSC tidaklah mudah, selain harus bersifat ramah lingkungan dan
lestari, MSC juga mensyaratkan negara-negara eksportir dapat memenuhi kriteria dan standar
yang telah ditetapkan negara importir terhadap produk perikanan. Kementrian Kelautan dan
Perikan Indonesia sebenarnya sudah mengajukan usulan sertifikasi perikanan untuk cakalang,
rajungan, kerapu, kakap, big eye dan yellow fin tuna, namun sampai sekarang belum ada yang
11
berhasil mendapatkan sertifikasi. Sertifikasi ini sangat bagi Indonesia walaupun memerlukan
waktu yang cukup lama. Adapun manfaat yang akan didapat pengusaha setelah mendapatkan
sertifikasi ini adalah pasar ekspor yang lebih terbuka, mengurangi hambatan non tarif, harga
jual menjadi lebih tinggi dan kepercayaan konsumen luar untuk mengonsumsi produk
perikanan Indonesia. Globalisasi perdagangan makanan, perkembangan teknologi dalam
produksi perikanan, penanganan, pengolahan dan distribusi serta peningkatan kepedulian dan
permintaan konsumen untuk keamanan dan mutu makanan yang tinggi menjadikan keamanan
pangan dan jaminan kualitas yang tinggi dalam kepedulian publik dan perioritas bagi banyak
pemerintah (Syarif, 2009).
12
Gambar 3. Label Sertifikasi Friend of The Sea pada Produk Perikanan
13
2. Full assessment, pada tahap ini terdiri dari beberapa langkah yaitu
Langkah-langkah yang harus dilalui sebelum dikatakan tersertifikasi MSC pada bagan di atas
akan dijelaskan lebih rinci pada penjelasan di bawah ini :
a. Announce full assessment pada tahap ini lembaga sertifikasi memberitahukan kepada klien
bahwa penilaian akan dilakukan serta siapa tim penilai yang ditunjuk,
b. Assessment tree adapted yaitu penilaian dengan sistem penilaian pohon yang digunakan
sebagai standar penilaian oleh lembaga sertifikasi.
14
Gambar 5. Bagian 1 Sistem Penilaian Standar MSC (MSC Fisheries Standard and Guidance
v2.0, 2014)
Gambar 6. Bagian 2 Sistem Penilaian Standar MSC (MSC Fisheries Standar and Guidance
v2.0, 2014)
15
Gambar 7. Bagian 3 Sistem Penilaian Standar MSC (MSC Fisheries Standard and Gudance
v2.0, 2014)
Tim penilai independent akan menentukan apakah perikanan klien sudah memenuhi
kriteria penilaian dan setelah penilaian selesai pihak penilai akan memberikan hasil penilaian
kepada klien dan klien diperbolehkan untuk berkomentar maupun berkonsultasi selama 30 hari
setelah hasil dikeluarkan. Tahap ini merupakan tahapan terpenting dalam mendapatkan
sertifikasi perikanan.
c. Information gathering and scoring, pada tahap ini tim penilai akan menganalisis
semua informasi terkait perikanan klien serta akan mengatur kunjungan untuk mewawancarai
klien dan stakeholders yang mengetahui semua informasi baik potensi maupun permasalahan
pada perikanan klien.
d. Client and peer review, dimana hasil penilaian sistem pohon akan ditinjau oleh para
ahli perikanan dengan kesepakatan bersama antara klien, lembaga sertifikasi serta ahli
perikanan.
16
e. Public review of draft report yaitu setelah hasil review selesai maka lembaga
sertifikasi akan mengeluarkan laporan, kemudian laporan akan diberikan kepada stakeholders
serta masyarakat umum, diberikan waktu 30 hari untuk mengomentari laporan tersebut.
Laporan ini mencakup rancangan penentuan perikanan klien yang dianjurkan untuk
disertifikasi. Setelah 30 hari, apabila stakeholders serta masyarakat merekomendasikan untuk
dilanjutkan maka lembaga akan meneruskan proses ke tahap selanjutnya, namun apabila
belum direkomendasikan maka klien dipersilahkan untuk mendaftar ulang penilaian kapan
saja.
f. Final report and determination, pada tahp ini akan dibuat laporan akhir yang
mencakup penentuan akhir tim penilaian apakah klien layak diberikan sertifikat. Namun tahap
ini berlangsung cukup lama karena harus dipastikan tidak ada keberatan dari pihak yang
terkait. Kemudian apabila tim penilai sudah mengeluarkan final report, sertifikasi berlangsung
maksimal lima tahun tergatung dewan audit. Setelah itu tahap selanjutnya adalah
g. Public certification report and getting your certificate, dimana pada tahap ini
lembaga sertifikasi akan menerbitkan ekolabel MSC terhadap perikanan anda.
Tahapan-tahapan tersebut, lebih diperjelas lagi dengan panduan yang telah dikeluarkan
oleh MSC. Bisa dilihat dan diunduh pada website www.msc.org.
17
18
IV. Penutup
IV.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Hambatan yang menjadi kendala utama bagi produk perikanan Indonesia saat ini
adalah hambatan non tarif yang terkait dengan isu lingkungan dan kelestarian sumber
daya ikan.
2. Langkah-langkah yang harus dilakukan Indonesia secara garis besar untuk
mendapatkan sertifikasi MSC, adalah pre-assessment, full assessment, annual audit
dan re-assesment (untuk perpanjangan sertifikasi).
19
Daftar Pustaka
Guiterrez, Alexis dan Thomas F. Thornton. 2014. Can Consumers Understand Sustainability
through Seafood Eco-Labels? A U.S. and UK Case Study. Article: Sustainability 2014, 6,
8195-8217; doi:10.3390/su6118195. Environmental Change Institute, Oxford University
Centre for the Environment, Oxford. Inggris
Kuminoff, Nicolai V, dkk. 2008. The Growing Supply of Ecolabel: Economic Perspective. Article:
Sustainable Development Law and Policy Vol.9 Global Food and Agriculture. American
University Washington College of Law, Washington. Amerika Serikat
Marine Stewardship Council (MSC), 2011. MSC Annual Report 2009/10. London: MSC.
MSC Fisheries Standard and Guidance v2.0. 2014. Marine Stewardship Council. Marine Haouse.
London. United Kingdom.
MSC get certified Fisheries guide. 2014. Marine Stewardship Council. Marine Haouse. London.
United Kingdom.
Ponte, Stefano. 2012. The Marine Stewardship Council (MSC) and the Making of a Market for
‘Sustainable Fish’. Article: Journal of Agrarian Change DOI: 10.1111/j.1471-
0366.2011.00345.x. Danish Institute for International Studies, Copenhagen Business School.
Denmark
Sunoko, R. & Huang, H.W., 2014. Indonesia tuna fisheries development and future strategy.
Marine Policy, 43, pp.174–183.
Syarif, L. M., 2009. Promotion and management of marine fisheries in Indonesia. Towards
Sustainable Fisheries Law, 31.
29
Wassnig, M., Day, R. W., Roberts, R. D., & Krsinich, A. (2009). Effects of density and food ration
on the growth rate, mortality and biomass return of abalone in slab tanks. Aquaculture
Research, 40(13), 1501-1509.
30
Get certified!
Your guide to the MSC fishery assessment process
Get Certified! Introduction 2 3 Get Certified! Introduction
Contents
© Leonard Fäustle
Get Certified! Fishery eligibility 4 5 Get Certified! MSC Fisheries Standard
Contents
Which fisheries
can apply?
© Leonard Fäustle
The MSC promotes equal access to its certification program for
wild-capture fisheries, regardless of their size, scale, location
or technology. However, a few exceptions are outlined below.
1: The MSC
3
X Fisheries or companies that
3 Pots have been successfully prosecuted
3 Freshwater for forced labour violations
within the last two years
Fisheries Standard
3 Marine
3 Inshore X Fisheries conducted under a
controversial unilateral exemption
3 Offshore to an international agreement
3 Demersal
X Purely aquaculture (although
3 Pelagic some forms of enhanced fishery
are eligible for assessment) The MSC Fisheries Standard brings together over
3 Enhanced (see page 7)
15 years of collaboration with scientists, the fishing
industry and conservation groups. It reflects the most
up to date understanding of internationally accepted
fisheries science and best practice management.
Get Certified! MSC Fisheries Standard 6 7 Get Certified! MSC Fisheries Standard
Contents
GOOD TO KNOW...
Primary Species Secondary Species ETP Species Habitats Ecosystem
Contents
2: Preparing for
that the timings they have suggested seem feasible
given the complexity of your fishery, the timing of any
seasonal part of the fishery that they may wish to
observe, and the stakeholders involved
assessment
– Commission a pre-assessment (see page 12)
– Ask them to provide testimonials from recent
fishery clients
Contents
Deciding on the Unit Defining the Unit of Assessment Preparing the information Gaining the support
of Assessment A fishery assessment is based on expert analysis of stakeholders
of information. This information can take many
At the very beginning of the assessment process, forms, including: We recommended that you contact relevant stakeholders
you and your certification body will decide on the UOA at the very beginning of the assessment process to build
Unit of Assessment. The Unit of Assessment defines – Data on fish stocks
trust, reduce the likelihood of any unforeseen setbacks
what is being assessed during the certification – Data on landings and help your assessment go smoothly. The MSC
process and includes: welcomes the input and involvement of stakeholders
– Interviews with stakeholders
– The target stock(s); throughout the assessment process to ensure that
– The fishing method or gear; UOC – Scientific papers and reports assessments are fair, credible and robust.
Without this information the assessment team will not be
– The fleets, vessels, individual fishing operators able to make a thorough evaluation of your fishery.
and other eligible fishers pursuing that stock.
What about fisheries with limited data?
Costs and sources of funding
The Unit of Assessment could cover anything from a
handful of local boats to a full national fleet. Once it Your fishery may not have access to the detailed scientific
has been defined, only seafood from that particular data that is typically evaluated in an MSC assessment.
unit will later be able to carry the MSC ecolabel in This is particularly true for small scale and developing Certification is paid for by the fishery client. The MSC does
the marketplace. not receive payment, only the certification body you have
UOA = Unit of Assessment world fisheries. If data are limited, the assessment team
chosen. Anecdotal information from certified fisheries
Other eligible fishers might not be initially included in can use the MSC’s Risk-Based Framework, which is built
into the MSC Fisheries Certification Requirements. suggests the cost can vary from USD $15,000 - $120,000,
the Unit of Certification, but may join later. This is done UOC = Unit of Certification however the cost will depend on:
through the process of certificate sharing (page 21) ,
since they were included in the assessment of the The Risk-Based Framework enables the assessment – The complexity of your fishery
fishery or fishery’s impacts. team to use a structured risk assessment to determine
– The availability of information
if a data-limited fishery is operating sustainably and
ensures the MSC program and its associated benefits – The level of stakeholder involvement
are accessible to all fisheries.
There are a range of funding sources and opportunities
to assist fishery certification. Your regional MSC office
will be able to provide you with up to date advice on
MSC Chain of Custody certification relevant funding options in your region.
Contents
pre-assessment
We recommend that pre-assessments are carried
An increasing number of fisheries are making the
out by an accredited independent certification body.
necessary changes to become sustainable with the hope
During a pre-assessment, the assessor will identify
of achieving certification. This has led to considerable
the strengths and weaknesses of the fishery in relation
growth in organised efforts to improve fisheries, often
to the MSC’s 28 performance indicators and allocate
called ‘Fishery Improvement Projects’ (FIPs).
an approximate score for each PI. Their results will
be used to determine the likelihood of your fishery If the results of the pre-assessment indicate that your
meeting the MSC Fisheries Standard. fishery is not meeting the MSC Standard, tools and
A pre-assessment is an optional preliminary review to inform technical assistance are available to help your fishery
At the end of the pre-assessment, the certification
whether your fishery is ready to enter full assessment. body will present you with a pre-assessment report
make the improvements required to meet the standard.
which identifies any obstacles that need to be Once the areas needing improvement have been
addressed before your fishery enters full assessment. identified in your pre-assessment report, the next stage
The pre-assessment report remains confidential between is to develop an action plan for improvement. We have
you and the certification body. It is your own decision developed an Action Plan for Improvement Template
whether to proceed to full assessment. which can be used to lay out and report what needs to
be done, by who and when.
The pre-assessment will consist of:
– A meeting between you (the fishery client) Successful FIPs rely on the support of stakeholders,
and the certification body including retailers, governments, NGOs and funders.
The MSC Benchmarking and Tracking Tool (BMT) can
– A site visit (this is optional during the
be used to track the progress being made by fisheries
pre-assessment stage)
as they improve towards sustainability, and help
– A review of available data stakeholders understand the status of the FIPs that
they are engaging with.
– Identification of any stakeholder issues or interests
– A pre-assessment report outlining the extent to
which your fishery meets the MSC Standard
– A description of potential obstacles that will need
to be addressed before your fishery meets the
requirements of the MSC Standard
GOOD TO KNOW...
Contents
© Goffe Struiksma
The process starts when you, the fishery client, sign
a contract with your certification body and they notify
the MSC that your fishery is entering full assessment.
Step 3
Information gathering and scoring
Step 4
Client and peer review
Step 5 2
Public review of draft report
4: Full assessment
confirm that they plan to use the default assessment tree
Step 7 to evaluate your fishery (see page 6).
6) The default tree was
Certificate granted designed to be suitable for most fisheries, making the
scoring process more consistent, transparent and efficient.
However, we recognise that some fisheries (for example,
enhanced fisheries or mixed species fisheries) have
Contents
3 4
Information gathering Client and peer review
and scoring The certification body compiles a draft
GOOD TO KNOW... report summarising:
– The assessment team analyse all relevant
information (including technical papers, reports – Your fishery’s performance against the MSC Standard
and data about your fishery). – Your fishery’s average score across each of the
You can help the assessment
three core principles
GOOD TO KNOW...
– They will then arrange a ‘site visit’ to interview you, team by organising information
the fishery managers and the stakeholders to ensure in accordance with the structure – Proposed certification outcome
they are aware of all potential information and issues. of the assessment tree. It is important that you feel
The assessment team use this evidence to score the – Details of any conditions aimed at improving your
fishery’s performance confident that the draft report provides
fishery’s performance against the assessment tree. a true and robust audit of your fishery
Your certification body will give you time to comment and that you have a good understanding
on the preliminary draft report. Next, your certification of the reasons for any conditions given.
body will arrange for independent experts known as ‘peer
reviewers’ (typically fisheries scientists) to review the
revised draft report. Third party scientists approve the
selection of peer reviewers to ensure they give an
independent review of the certifier’s report.
5
Public review of draft report We advise that you review the report and make sure you
are comfortable with any changes that have been made
– Once you and the independent peer reviewers since the first draft. If you contacted stakeholders at the
have a completed review of the draft report, the beginning of the process, you should have some idea of
certification body will issue the ‘Public Comment whether they are likely to object to the findings.
Draft Report’ to the MSC. If your fishery has not been recommended for certification,
– The MSC then circulates the report to stakeholders the assessment process should have contributed to a
and publishes it on msc.org better understanding of your fishery, and the environment
in which it operates. Once you have addressed the
– Stakeholders and members of the public have issues that prevented your fishery from becoming certified,
30 days to comment on the draft report. you are of course welcome to re-apply for assessment
– This report includes a draft determination of whether at any time.
or not your fishery is recommended for certification.
Contents
6
Notes
Final report and determination
This last report includes the team’s final determination
of whether or not the fishery should be certified. It is
issued once the assessment team has considered the
comments received during the public consultation period
and revised the report accordingly.
7
Public certification report
and getting your certificate
If no objections have been raised, your fishery is
successfully certified. Certification lasts for a maximum of
five years (subject to surveillance audits). Your certification
body will issue and publish a Public Certification Report,
outlining any action plan requirements. Later, the
certification body will issue a fishery certificate.
msc.org/objections
– For more on the MSC Chain of Custody Standard, see
msc.org/supply-chain
Get Certified! Maintaining MSC certification 20 21 Get Certified! Maintaining MSC certification
Contents
5: Maintaining
Surveillance audits Defining the Unit of Assessment
Your certification body will review your fishery’s progress,
and the status of any improvements being made, during
MSC certification
annual surveillance audits. Surveillance audits may involve
an onsite audit, an offsite audit, or a review of information,
UOA
and may be undertaken up to six months earlier/later than
the anniversary date of your certificate. It is important to
note that the assessment team is permitted to conduct an
unannounced audit, or more frequent audits, if they
identify a need to. Stakeholders are invited to provide UOC
information to the assessment team and an annual
MSC certification lasts up to five years. During this time surveillance report is produced.
Contents
Contents
More than
250
fisheries certified
to the MSC
Fisheries Standard
www.msc.org/fisheries
info@msc.org
@MSCecolabel #MSCcertified
/marine-stewardship-council
/sustainableseafood