Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PEMERIKSAAN PARASITOLOGI

Jenis Hewan : Ayam (Gallus gallus domesticus)


Anamnesa : Ayam diberi pakan crumble dan air minum berasal dari
sumur, belum pernah diberi vaksin dan obat cacing.
Kandang beralaskan tanah dengan populasi 2000 ekor,
kondisi kandang kotor, terjadi penurunan nafsu makan,
diare encer, dan bulu kusam. Belum ada riwayat
pengobatan pada kasus sebelumnya.
Gejala Klinis : Ayam mengalami penurunan nafsu makan, berat badan
menurun, lesu, diare, bulu yang acak-acakan, gelisah,
dan berkerumun. Feses terlihat encer dan berwarna
putih-kehijauan. Ayam terlihat pincang saat berjalan,
sering mematuk tubuhnya, terlihat menggaruk beberapa
bagian tubuh, dan terdapat bentukan kering keras di kaki.

Sampel pemeriksaan : Feses, apus darah, kerokan mukosa usus, dan kerokan
kulit untuk identifikasi ektoparasit.
Hasil pemeriksaan :

1. Pemeriksaan feses
 Metode natif : (+) telur cacing Ascaridia galli
(+) Eimeria sp.
 Metode sentrifus : (+) larva nematoda
2. Pemeriksaan kerokan mukosa usus : (+) cacing Ascaridia galli
(+) Eimeria sp.
3. Pemeriksaan kerokan kulit : (+) Knemidocoptes mutans
4. Pemeriksaan apus darah : (–)
Sampel
No. Hasil Pemeriksaan Interpretasi
Organ
1. Feses Telur Ascaridia galli berbentuk
(natif) oval, berkulit lembut, tidak
bersegmen, ukuran 73-92 x 45-
57 μm (Sarjono, 2020).

Telur Ascaridia galli, (A) telur


fertil, berbentuk oval dan
memiliki dinding yang tebal
(Mubarokah et al., 2019).

Ookista Eimeria sp. umumnya


berbentuk oval atau ellips yang
berukuran antara 15-50 μm
(Urquhart et al., 2002).

Ditemukan oosista non-sporula


Eimeria sp. pada feses segar
(Samour, 2016).
2. Feses Larva infektif nematoda terdiri
(sentrifus) atas kepala (ektremitas
anterior), badan dan ekor
(ektremitas posterior). Bagian
ektremitas posterior terdiri atas
filamen, selubung ekor dan
ujung ekor (Mubarokah et al.,
2019).

Larva 2 Ascaridia galli, (a)


filamen, (b) perpanjangan
selubung ekor, (c) ujung ekor
(Mubarokah et al., 2019).
3. Kerokan Cacing jantan berukuran
mukosa panjang 50-76 mm dan lebar
usus 490-1210 µm. Cacing betina
berukuran panjang 60-116 mm
dan lebar 900-1800 µm Ujung
anterior mempunyai 3 buah
bibir, di ujung posterior cacing
Cacing Ascaridia galli pada jantan terdapat pre-anal sucker
usus halus ayam (Taylor et al., dan dua spikula berukuran
2016). panjang 1-2,4 mm. Cacing
betina memiliki vulva yang
terletak di pertengahan tubuh
(Taylor et al., 2016).

Ditemukan adanya cacing


Ascaridia galli pada lumen
usus dengan panjang tubuh
cacing berkisar antara 5-7,3 cm
(Hambal et al., 2019).

Ookista terdiri atas suatu sel


tunggal yang dilindungi oleh
suatu dinding tebal dan
mengandung 4 sporokista
dengan masing-masing
mengandung 2 sporozoit
(Tabbu, 2002).

Sampel kerokan mukosa usus


kekuningan, tampak oosista
bersporula Eimeria sp.
(Samour, 2016).
4. Kerokan Knemidocoptes mutans
kulit merupakan tungau penyebab
kaki bersisik yang menyerang
unggas, terutama ayam dan
kalkun. Berpredileksi di bawah
sisik kaki dan tungkai. Betina
berbentuk bulat dan
panjangnya sekitar 400 µm,
kakinya pendek dan gemuk,
dengan pengisap terminal
hanya ditemukan pada jantan.
Morfologi Knemidocoptes Anus adalah terminal. Pada
mutans dengan kaki yang fase larva tungau ini memiliki
pendek, gemuk dan memiliki 3 pasang kaki, setelah
punggung berlurik (Baker, melewati dua fase nimpa
2007). tungau mencapai dewasa dan
memiliki empat pasang kaki.
Permukaan punggung ditutupi
oleh garis-garis samar (Wall
and Shearer, 2001).

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, ayam mengalami Ascariasis,
Koksidiosis, dan Infestasi Tungau.

Daftar Pustaka
Baker, D. G. 2007. Flynn’s Parasites of Laboratory Animals Second Edition.
USA: Blackwell Publishing.

Hambal, M., Efriyendi, R., Vanda, H., Rusli. 2019. Anantomical Pathology and
Histopathological Changes of Ascaridia galli in Layer Chicken. Jurnal
Medika Veterinaria, 13(2): 239-247.

Mubarokah, W. W., Daryatmo, J., Widiarso, B. P., Sambodo, P. 2019. Morfologi


Telur dan Larva 2 Ascaridia galli Pada Ayam Kampung. Jurnal Ilmu
Peternakan dan Veteriner Tropis, 9(2): 50-54.
Samour, J. 2016. Avian Medicine. UK: Elsevier.
Sarjono, T. W. 2020. Helmintologi Kedokteran dan Veteriner Edisi Revisi.
Malang: UB Press.
Tabbu, C. R. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya : Penyakit
Asal Parasit, Noninfeksius, dan Etiologi Kompleks Volume 2.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Taylor, M. A., Coop, R. L., Wall, R. L. 2016. Veterinary Parasitology 4th Edition.
UK: Wiley-Blackwell.
Urquhart, M. G., Jarmour, Ducan, J. L., Dunn, A. M., Jennings, S. W. 2002.
Veterinary Parasitology. UK: Blackwell Publishing.
Wall, R. and Shearer, D. 2001. Veterinary Ectoparasites Biology, Pathology, and
Control Second Edition. UK: Blackwell Science.

Yogyakarta, 5 November 2020

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Koasistensi Diagnosa Laboratorik Koasistensi Diagnosa Laboratorik

Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo Dominica Alma D., S.K.H.

Anda mungkin juga menyukai