Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN DASAR 2

“KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS”

Oleh :

Azizah Akhwat

203110124

IA

Dosen Pembimbing :
Ns. Yessi Fadriyanti, S.Kep, M. Kep

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

2020/2021

1
STRUKTUR SISTEM MUSKULOSKELETAL DAN PERSYARAFAN YANG
MEMPENGARUHI PERGERAKAN

1) Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu :
 Fungsi mekanika untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya otot.
 Sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium yang
bisadilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan
 Fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah
 Fungsi pelindung organ-organ dalam
2) Otot dan Tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai dengan keinginan.
3) Ligament
Ligament merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
4) Sistem Syaraf
Setiap syaraf memiliki bagian saraf somatis (memiliki fungsi sensorik dan
motoric) & otonom
5) Sendi
Merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu.

MOBILISASI DAN IMOBILISASI

A. Mobilisasi

1) Pengertian Mobilisasi

Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah danteratur


dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas gunamempertahankan kesehatannya.

2
2) Jenis Mobilisasi

 Mobilisasi Penuh

 Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas penuh


sehingga dapat melakukan interaksi sosial.

 Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik & sensorik untuk
mengotrol area tubuh

 Mobilisasi Sebagian

Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas


dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan
saraf motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini terbagi dalam :

- Mobilisasi Sebagian Temporer

Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan


yang sifatnya sementara

- Mobilitas Sebagian Permanen

Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan


yang sifatnya menetap, hal tersebut diakibatkan oleh kerusakan
sistem syaraf yang sifatnya menetap.

3) Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi

a. Gaya Hidup

Berdampak pada perilaku dan kebiasaan sehari-hari

b. Proses Penyakit / Cedera

Kondisi sakit sangat berpengaruh pada mobilitas seseorang. Contoh :


Orang yang mengalami fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan
pada ekstremitasnya.

c. Kebudayaan

3
Kebudayaan sangat berpengaruh pada mobilitas seseorang. Contoh :
Orang yang memiliki kebiasaan serig berjalan jauh memiliki kemampuan
mobilitas yang kuat, dan sebaliknya bagi orang yang sakit dan memiliki adat
tertentu dilarang untuk beraktivitas

d. Tingkat Energi

Melakukan mobilitas dengan baik dibutuhkan energi yang cukup.

e. Usia dan Status Perkembangan

Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda,


hal ini dikarenakan kemampuan / kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan
perkembangan usia.

B. Imobilisasi

1) Pengertian Imobilisasi

Merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).

2) Jenis Imobilisasi

a. Imobilitas Fisik

 Merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik

 Tujuan menegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan

 Cth : pd pasien hemiplegia tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk


mengurangi tekanan

b. Imobilitas Intelektual

 Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya fikir.

 Contoh : pd pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit

4
c. Imobilitas Emosional

 Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional


karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri.

 Contoh : seseorang stress berat akibat bedah amputasi.

PERUBAHAN SISTEM TUBUH AKIBAT IMOBILITAS

A. Perubahan Sistem Metabolisme

Secara umum imobilitas mengganggu metabolisme secara normal. Hal tersebut


dapat dijumpai pada menurunnya Basal Metabolisme Rate (BMR) yang menyebabkan
berkurangnya energi untuk perbaikan sel-sel tubuh, sehigga dapat mempengaruhi
gangguan oksigenisasi sel.

B. Ketidakseimbangan Elektrolit dan Cairan

 Ketidakseimbangan cairan & elektrolit mengakibatkan persediaan protein


menurun dan konsentrasi protein serum berkurang

 Berkurangnya perpidahan cairan dari intravaskuler ke interstisial dapat


menyebabkan edema.

C. Gangguan Perubahan Zat Gizi

Terjadinya gangguan zat gizi yg disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein


dan kalori dapat megakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun,
dimana sel tidak lagi menerima zat makanan dalam jumlah yg cukup untuk melaksanakan
aktivitasnya.

D. Gangguan Fungsi Gastroitestinal

5
Imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna,mengakibatkan
menurunnya jumlah masukan cukup, menimbulkan gejala : kembung, mual, nyeri
lambung dan gangguan eliminasi.

E. Perubahan Sistem Pernapasan

 Akibat imobilitas kadar hemoglobin menurun dan menurunnya aliran oksigen dari
alveoli ke jaringan

 Ekpansi paru menurun dapat terjadi akibat tekanan yamg meningkat oleh
permukaan paru.

F. Perubahan Kardiovaskular

 Terjadi hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh menurunnya kemampuan


syaraf otonom.

 Pada posisi yang tetap dan lama refleks neuromuskuler akan menurun dan
menebabkan kontriksi pada pembuluh darah

G. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

1. Gangguan Muskular

 Menurunnya massa otot menyebabkan turunnya kekuatan otot.

 Berkuragnya massa otot dapat menyebabkan atropi pada otot

2. Gangguan Skeletal

 Kontraktur sendi = kondisi yang abnormal dgn kriteria adanya fleksi dan
fiksasi yang disebabkan atropi / memendeknya otot

 Osteoporosis = peningkatan reabsorbsi tulang, & penurunan jumlah kalsium


dalam darah karena banyak yang keluar melalui urine

H. Perubahan Sistem Integumen

 Yang terjadi berupa menurunnya elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi


darah.
6
 Terjadiya iskemia serta nekrosis jaringan superfisial dengan adanya lukadekubitus
sebagai akibat tekanan yang kuat da penurunan sirkulasidijaringan.

I. Perubahan Eliminasi

Menurunnya jumlah urine yang mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan dan
penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan urine berkurang.

J. Perubahan Perilaku

Akibat imobilitas timbul rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi,


depresi, perubahan siklus tidur dan menurunnya koping mekanisme.

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS

A. Pengkajian
(1)
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah immobilitas,antara lain :
a) Gangguann mobilitas fisik berhubungan dengan trauma tulang belakang,
fraktur dll
b) Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan imobilitas
c) Resiko cedera berhubungan dengan ortostatik pneumonia
d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan tonus ataukekuatan otot
e) Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan menurunnyaekspansi paru.
f) Gangguan eliminasi berhubungan dengan imobilitas (penurunanperistaltik
usus)
g) Retensi urine berhubungan dengan ggn mobilitas fisik
h) Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungandengan napsu
makan

7
i) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengankurang
intake
j) Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas
k) Gangguan konsep diri imobilitas

C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
a) Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas sendi
b) Meningkatkan fungsi kardiovaskuler (jantung)
c) Meningkatkan fungsi respirasi (pernafasan)
d) Meningkatkan fungsi gastroitestinal (pencernaan)
e) Meningkatkan fungsi perkemihan (ginjal)
f) Memperbaiki gangguan psikologis

D. Implementasi Keperawatan
(1) Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibelitas sendi :
a) Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yang
benar.
b) Ambulasi dini merupakan salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan
dan ketahan otot. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melatih posisi duduk dari
tempat tidur, turun dari tempat tidur, berdiri disamping tempat tidur, bergerak
kekursi roda dll.
c) Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri untuk melatih kekuatan dan
ketahanan serta kemampuan sendi agar mudah bergerak.
d) Latihan isotonik dan isometrik, latihan ini juga dapat digunakan untuk melatih
kekuatan dan ketahanan otot dengan cara mengangkat beban yang ringan,
kemudian beban yang berat.
e) Latihan ROM baik secara aktif maupun pasif. ROM merupakan tindakan untuk
mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot.
(2) Meningkatkan fungsi kardiovaskuler
a) Ambulasi Dini

8
b) Latihan aktif
c) Pelaksanaan kegiatan sehari-hari
(3) Meningkatkan fungsi respirasi
a) Ambil nafas dalam dan batuk efektif
b) Mengubah posisi pasien setiap 1-2 jam
c) Lakukan postural drainage, perkusi dada dan vibrasi
(4) Meningkatkan fungsi gastrointestinal
a) Atur diet tinggi kalori, protein dan mineral
b) Latihan ambulasi
(5) Meningkatkan fungsi perkemihan
a) Anjurkan pasien minum lebih dari 2500cc/hr
b) Menjaga kebersihan perineal
(6) Memperbaiki gangguan psikologis
a) Melakukan komunikasi terpeutik dengan perasaan
b) Membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasanya
c) Meningkatkan privacy pasien
d) Menganjurkan utuk melakukan interaksi sosial

E. Evaluasi
(1) Peningkatan fungsi sistem tubuh
(2) Peningkatan kekuatan dan ketahana dan kekuatan otot
(3) Peningkatan fleksibilitas sendi
(4) Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien dan ekspresi pasien
menunjukan keceriaan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36587616/Konsep_Aktivitas_at_Dewi_Fitriani_MODUL_TENTAN
G_KONSEP_KEBUTUHAN_AKTIVITAS_MANUSIA_STIKES_WIDYA_DHARMA_HUSA
DA_TANGERANG
9

Anda mungkin juga menyukai