Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

STRES PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG


MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA PALU

JURNAL

NILUH AYU ADNYANI


201801226

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
STRES PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA PALU

Factors Related to Stress Levels in Chronic Kidney Disease Patients Undergoing


Hemodialysis Therapy at Anutapura Regional Public Hospital, Palu

Niluh Ayu Adnyani 1, Ardin S. Hentu2, Abd Rahman3


email: adiani.ayu@gmail.com

1. Program Studi Ners STIKes Widya Nusantara Palu


2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
3. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK
WHO menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita PGK tahun 2015 telah meningkat 50% dari tahun
sebelumnya. Data RSUD Anutapura Palu bahwa jumlah pasien hemodialisis tahun 2017 sebanyak 57 pasien,
tahun 2018 sebanyak 66 pasien, tahun 2019 sebanyak 59 pasien, dan tahun 2020 sebanyak 56 pasien. Tujuan
penelitian yaitu dianalisisnya faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres pada pasien penyakit ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Palu. Jenis penelitian
kuantitatif, metode analitik dengan desain cross sectional, jumlah populasi sebanyak 56 orang pasien dengan
teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square, dengan variabel
independen lama hemodialisis, dukungan keluarga, penerimaan diri, kualitas pelayanan serta variabel dependen
tingkat stres. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan lama hemodialisis dengan tingkat stres pada pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis (p value 0,006). Ada hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat stres pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis (p value 0,011). Ada
hubungan penerimaan diri dengan tingkat stres pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisis (p value 0,033). Tidak ada hubungan kualitas pelayanan dengan tingkat stres pada pasien penyakit
ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis (p value 0,893). Simpulan dari penelitian yaitu ada hubungan
lama hemodialisis, dukungan keluarga, dan penerimaan diri dengan tingkat stres pada pasien penyakit ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Tidak ada hubungan kualitas pelayanan dengan tingkat stres pada
pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis.
Kata kunci: stres, ginjal kronik, hemodialisis

ABSTRACT
WHO said that the growth in the number of Chronic Kidney Disease sufferers in 2015 had increased by 50%
from the previous year. Data from Anutapura Regional Public Hospital, Palu said that the number of
hemodialysis patients in 2017 was 57 patients, in 2018 was 66 patients, in 2019 was 59 patients, and in 2020
was 56 patients. This research aims to find out the factors related to stress levels in chronic kidney disease
patients undergoing hemodialysis therapy at Anutapura Regional Public Hospital, Palu. It was a quantitative
research type and analytical method with a cross-sectional design. The population totaled 56 patients with a
purposive sampling technique. Data analysis used the chi-square test, with the independent variables are the
length of hemodialysis, family support, self-acceptance, service quality, and the dependent variable is the level
of stress. The results of the research show that there is a relationship between the length of hemodialysis and
stress level in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis therapy with a p-value of 0.006. There
is a relationship between family support and stress levels in chronic kidney disease patients undergoing
hemodialysis therapy with a p-value of 0.011. There is a relationship between self-acceptance and stress levels
in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis therapy with a p-value of 0.033. There is no
relationship between service quality and stress level in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis
therapy with a p-value of 0.893. Therefore, it can be concluded that there is a relationship between the length of
hemodialysis, family support, and self-acceptance and stress level in chronic kidney disease patients
undergoing hemodialysis therapy. There is no relationship between service quality and stress level in chronic
kidney disease patients undergoing hemodialysis therapy
Keywords: stress, chronic kidney, hemodialysis
PENDAHULUAN pasien, dan pada tahun 2019 menurun
Penyakit Ginjal Kronik adalah menjadi 59 pasien, sementara tahun 2020
permasalahan kesehatan yang cukup serius (Januari-April) menurun kembali menjadi
dikalangan masyarakat1. Seumur hidup 56 pasien. Penurunan kasus ini
pasien penyakit ginjal kronik akan dikarenakan terdapat pasien hemodialisis
bergantung pada terapi hemodialisis. yang telah meninggal dunia6.
Hemodialisis adalah suatu terapi agar Pasien penyakit ginjal kronik yang
darah dialirkan pada suatu alat yang menjalani terapi hemodialisis mulanya
meliputi dua kompartemen yaitu darah mempunyai tanggapan seakan-akan tidak
serta dialisat2. bisa terima dengan keadaan ginjal yang

World Health Organization (WHO) tidak dapat berfungsi seperti semestinya,

menyebutkan pertumbuhan jumlah marah terhadap peristiwa tersebut, merasa

penderita penyakit ginjal kronik pada sedih, depresi, serta berkeinginan untuk

tahun 2015 telah meningkat 50% dari melakukan tindakan bunuh diri karena

tahun sebelumnya. Kejadian dan ketidakmampuan untuk menerima masalah

prevalensi penyakit ginjal kronik di yang dialaminya, sehingga membutuhkan

Amerika serikat meningkat 50% tahun penyesuaian diri yang panjang pada

2016. Data menunjukkan bahwa setiap lingkungan baru serta harus melakukan

tahun 200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis 2 kali dalam seminggu7. Hal

hemodialisis karena gangguan ginjal tersebut memicu stresor fisik yang

kronik3. Prevalensi penyakit ginjal kronik mempengaruhi terhadap bermacam

di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 3,8% dimensi kehidupan penderita, seperti

atau naik sebesar 1,8% dibandingkan biologi, psikologi, sosial, spiritual


(biopsikososial) yang memberi
dengan hasil Riskesdas tahun 20134.
kemampuan dalam pengarahan penderita
Kasus penyakit ginjal kronik di
terhadap stres, cemas hingga depresi 7.
Sulawesi Tengah tahun 2018 sebanyak
Lemahnya fisik yang terasa meliputi mual,
1.092 kasus5. Menurut data yang diperoleh
muntah, nyeri, lemah otot serta edema
di RSUD Anutapura Palu, bahwa jumlah
ialah separuh dari manifestasi klinik
pasien yang menjalani hemodialisis di
penderita yang mengikuti terapi
Rumah Sakit Anutapura Palu pada tahun
hemodialisis8.
2017 sebanyak 57 pasien, tahun 2018
mengalami peningkatan kasus menjadi 66 Pasien penyakit ginjal kronik yang
mengikuti hemodialisis dalam waktu yang

2
lama umumnya memiliki kekhawatiran penderita penyakit ginjal kronik yang
serta stres dengan keadaannya. Kondisi menjalani terapi tersebut10.
yang bergantung terhadap mesin dialisis Stres pada pasien yang menjalanni
sepanjang usianya dan menyesuaikan diri hemodialisa dapat terjadi pula karena
pada keadaan sakitnya menyebabkan kurangnya dukungan dari keluarga, dimana
munculnya perubahan pada hidup pasien. keluarga kurang berempati terhadap
Perubahan dalam hidup pasien, adalah penyakit yang pasien derita. Keluarga yang
salah satu faktor yang memicu timbulnya tidak mendukung baik dari dukungan
stres. Perubahan ini bisa menjadi variabel emosional, penghargaan, spritual bahkan
yang diduga sebagai stressor. Timbulnya dukungan intrumental dapat menimbulkan
stres dikarenakan stressor yang dialami stres pada pasien yang menjalani
serta dipersepsikan seseorang, bisa hemodialisa11.
menjadi salah satu yang mengancaman Sebagian besar pasien yang
hidup penderita penyakit ginjal kronik menjalani terapi hemodialisis yang berjenis
yang pada akhirnya memicu terjadi kelamin laki-laki lebih banyak bersikap
kecemasan9. tidak dapat menerima kenyataan saat harus
Hemodialisis pada umumnya menjalani terapi hemodialisis, karena
dilakukan rutin 2 kali setiap seminggu mengingat tanggung jawabnya sebagai
dengan waktu kurang lebih 5 jam setiap suami dan kepala keluarga, akhinya
menjalani hemodialisis, tetapi ada juga membuat pasien merasa cemas, malu, takut
yang menjalani hemodialisis 3 kali setiap jika tidak bisa menafkahi keluarganya lagi,
14
minggunya dengan waktu 4 jam . hal ini menjadi pemicu timbulnya sters
Penderita mesti rutin dalam menjalankan pada pasien yang mejalani terapi
terapi hemodialisis agar bisa mengantikan hemodialisis tersebut8.
fungsi sekresi serta eksresi yang Permasalahan yang dapat pula
mengalami kerusakan. Kebutuhan terhadap menimbulkan stres pada pasien
terapi hemodialisis ini memicu hemodialisis berkaitan dengan kualitas
ketergantungan pada mesin dialisis pelayanan hemodialisis yang diberikan
sepanjang hidup. Terlalu lama bergantung oleh pihak rumah sakit pada pasien. Pada
pada mesin dialisis bisa menjadi stresor umumnya pemberian pelayanan dengan
yang berakibat timbulnya stres pada mutu yang baik, bukan merupakan hal
yang gampang oleh pengelola rumah sakit

3
seabab pelayanan yang ada di rumah sakit penyakit ginjal kronik yang menjalani
berkaitan dengan kualitas hidup pada terapi hemodialisis karena memiliki nilai p
pasiennya, maka dari itu jika timbul lebih dari 0,05. Kesimpulan dari penelitian
kesalahan pada tindakan medis bisa ini bahwa faktor penerimaan diri,
mempunyai dampak tidak baik terhadap dukungan keluarga, dan lama menjalani
pasien. Dampak ini bisa meliputi keadaan hemodialisis mempunyai hubungan
pasien yang semakin memburuk, cacat signifikan dengan stres pasien penyakit
bahkan mati, sehingga tak jarang pasien ginjal kronik yang mengikuti terapi
hemodialisis yang mengalami sters akibat hemodialisis di RSUD Panembahan
pelayanan yang kurang bermutu12. Senopati Bantul, sedangkan faktor sosial
Terdapatnya keluhan yang ekonomi dan kualitas hidup tidak
menunjukkan stres pada penderita penyakit mempunyai hubungan dengan stres pasien
ginjal kronik yang melakukan terapi penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis, maka baiknya diperlukan terapi hemodialisis14.
tindakan demi menuntaskan permasalahan Berdasarkan hasil wawancara awal
stres tersebut. Tindakan yang diterapkan yang peneliti lakukan pada 4 orang pasien
sebaiknya secara fisik, kognitif, psikologis, hemodialisis di Rumah Sakit Anutapura
sosial serta spiritual (biopsikososial) agar menunjukkan bahwa terdapat 2 orang
tercapainya kualitas hidup yang optimal pasien dengan lama hemodialisis < 1 tahun
kepada pasien penyakit ginjal kronik13. sedangkan 2 orangnya lagi dengan lama
Faktor penerimaan diri, dukungan hemodialisis > 1 tahun. Dilihat dari
keluarga, dan lama menjalani hemodialisis dukungan keluarga, terdapat 1 orang yang
dengan nilai p kurang dari 0,05. megatakan bahwa dukungan keluarga
Kesimpulannya bahwa faktor penerimaan selama ini kurang baik padanya, dimana ia
diri, dukungan keluarga, serta lama merasa bahwa keluarga cuek dan tidak
menjalani hemodialisis berhubungan peduli terhadap kesehatannya, serta
signifikan dengan stres pasien penyakit keluarga sering menolak jika dimintai
ginjal kronik yang melakukan terapi tolong untuk menemani ke rumah sakit,
hemodialisis di RSUD Panembahan sedangkan 3 orang pasien lainnya
Senopati Bantul, sedangkan faktor mengatakan bahwa dukungan keluarga
ekonomi dan kualitas hidup tidak mereka selama pasien menjalani terapi
mempunyai hubungan dengan stres pasien hemodialisis sangat baik, keluarga selalu
menemani pasien ke rumah sakit, keluarga

4
menyiapkan seluruh kebutuhan pasien, berhubungan dengan tingkat stres pada
selalu menyemangati pasien hingga pasien penyakit ginjal kronik yang
memarahi pasien jika tidak patuh pada menjalani terapi hemodialisis di Rumah
anjuran dari dokter. Dilihat dari Sakit Umum Daerah Anutapura Palu.
penerimaan diri, terdapat 3 orang pasien METODE PENELITIAN
tidak dapat menerima kenyataan bahwa ia Jenis penelitian ini kuantitatif.
harus selalu melakukan terapi hemodialisis Metode yang digunakan dalam penelitian
demi memperpanjang usia, merasa hanya ialah analitik, menggunakan desain cross
menjadi beban bagi keluarga karena sectional, yaitu jenis penelitian yang
penyakit ini membuat produktivitas kerja pelaksanaan penelitiannya diwaktu dan
mereka menurun, sedangkan 1 orangnya tempat yang mesti bersamaan15.
lagi sudah menerima keadaan yang Tempat penelitian telah dilakukan
dialami, walaupun awalnya merasa tidak pada Ruang Hemodialisa RSUD
dapat menerima kenyataan. Dilihat dari Anutapura Palu. Waktu penelitian telah
kualitas pelayanan, terdapat 1 orang pasien dilakukan pada tanggal 29 Juni sampai
mengatakan bahwa kadang-kadang dengan 18 Juli tahun 2020.
memperoleh pelayanan yang kurang Populasi dalam penelitian ini adalah
memuaskan, misalnya adanya perawat seluruh pasien PGK yang menjalani terapi
yang kurang ramah dan marah-marah hemodialisis di RSUD Anutapura Palu
dalam memberi pelayanan, sedangkan 3 pada tahun 2020 sebanyak 56 pasien.
orang pasien yang lain mengatakan bahwa Sampel pada penelitian ini dihitung
selama menjalani terapi, mereka sudah menggunakan rumus Slovin dengan hasil
cukup puas terhadap pelayanan yang 36 responden. Teknik sampling yang
diberikan. digunakan adalah purposive sampling.
Berdasarkan permasalahan di atas, Analisis data menggunakan analisis
maka peneliti tertarik untuk melakukan univariat dan analisis bivariat. Uji hipotesis
penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini
yang Berhubungan dengan Tingkat Stres adalah uji chi-square.
pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Terapi Hemodialisis di Rumah
Sakit Umum Daerah Anutapura Palu”.
Tujuan penelitian ini adalah
dianalisisnya faktor-faktor yang

5
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik responden
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden 2. Analisis Univariat
berdasarkan jenis kelamin, umur, Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
pendidikan dan pekerjaan di berdasarkan lama hemodialisis,
Rumah Sakit Umum Daerah dukungan keluarga, penerimaan
Anutapura Palu diri, kualitas pelayanan dan
tingkat stres dan pengetahuan di
Jenis Kelamin f % Rumah Sakit Umum Daerah
Laki-laki 15 41,7 Anutapura Palu
Perempuan 21 58,3
Total 36 100,0 Lama Hemodialisis f %
Umur f % < 1 tahun 16 44,4
1-2 tahun 20 55,6
26-35 tahun 9 25,0 Total 36 100,0
36-45 tahun 17 47,2 Dukungan Keluarga f %
46-55 tahun 10 27,8 Kurang
Total 36 100,0 mendukung 12 33,3
Pendidikan f % Mendukung 24 66,7
Total 36 100,0
SMP 8 22,2 Penerimaan Diri f %
SMA 26 72,2 Rendah 14 38,9
S1 2 5,6 Sedang 22 61,1
Total 36 100,0 Total 36 100,0
f % Kualitas Pelayanan f %
Pekerjaan
Kurang baik 4 11,1
Non PNS 34 94,4 Baik 32 88,9
PNS 2 5,6 Total 36 100,0
Total 36 100,0 Tingkat Stres f %
Sumber: Data Primer 2020 Sedang 19 52,8
Ringan 17 47,2
Tabel 1 menunjukkan bahwa Total 36 100,0
Sumber: Data Primer 2020
responden dalam penelitian ini sebagian
besar adalah perempuan yaitu sebesar Tabel 2 menunjukkan bahwa
58,3%. Sebagian besar berumur 36-45 sebagian besar responden dalam penelitian
tahun yaitu sebesar 47,2%. Sebagian besar ini dengan lama hemodialisis 1-2 tahun
berpendidikan SMA yaitu sebesar 72,2%. yaitu sebesar 55,6%. Sebagian besar
Sebagian besar berprofesi sebagai non responden dalam penelitian ini dengan
PNS yaitu sebesar 94,4%. dukungan keluarga yang mendukung yaitu

6
sebesar 66,7%. Sebagian besar responden
Tingkat stres p-
dalam penelitian ini dengan penerimaan Dukungan
Sedang Ringan value
keluarga
diri yang sedang yaitu sebesar 61,1%. f % f %
Kurang
Sebagian besar responden dalam penelitian 11 84,6 2 15,4
mendukung
0,011
ini menyatakan kualitas pelayanan sudah Mendukung 8 34,8 15 65,2
Total 19 52,8 17 47,2
baik yaitu sebesar 88,9%. Sebagian besar Sumber: Data Primer 2020
responden dalam penelitian ini dengan Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah

tingkat stres sedang yaitu sebesar 52,8% responden sebanyak 36 orang, terdapat 13

3. Analisis Bivariat responden dengan dukungan keluarga yang

Tabel 3 Hubungan lama hemodialisis kurang mendukung dan 23 responden


dengan tingkat stres pada pasien dengan dukungan keluarga yang
penyakit ginjal kronik di RSUD
Anutapura Palu mendukung. Mendapatkan hasil p-value =
0,011 (p-value ≤ 0,05) dari uji statistik
Tingkat stres
Lama p- menggunakan chi-square yang artinya ada
Sedang Ringan
hemodialisis value
f % f % hubungan dukungan keluarga dengan
< 1 tahun 13 81,2 3 18,8
1-2 tahun 6 30,0 14 70,0 0,006 tingkat stres pada pasien penyakit ginjal
Total 19 52,8 17 47,2 kronik yang menjalani terapi hemodialisis
Sumber: Data Primer 2020
di RSUD Anutapura Palu.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah Tabel 5 Hubungan penerimaan diri
responden sebanyak 36 orang, terdapat 36 dengan tingkat stres pada pasien
penyakit ginjal kronik di RSUD
responden ada 16 responden dengan lama Anutapura Palu
hemodlialisis < 1 tahun dan 20 responden
Tingkat stres
dengan lama hemodlialisis 1-2 tahun. Penerimaan p-
diri Sedang Ringan value
Mendapatkan hasil p-value = 0,006 (p- f % f %
Rendah 11 78,6 3 21,4
value ≤ 0,05) dari uji statistik Sedang 8 36,4 14 63,6 0,033
menggunakan chi-square yang artinya ada Total 19 52,8 17 47,2
Sumber: Data Primer 2020
hubungan lama hemodialisis dengan
tingkat stres pada pasien penyakit ginjal Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah

kronik yang menjalani terapi hemodialisis responden sebanyak 36 orang, terdapat 14

di RSUD Anutapura Palu. responden dengan penerimaan diri yang

Tabel 4 Hubungan dukungan keluarga rendah dan 22 responden dengan


dengan tingkat stres pada pasien penerimaan diri yang sedang.
penyakit ginjal kronik di RSUD
Anutapura Palu Mendapatkan hasil p-value = 0,033 (p-

7
value ≤ 0,05) dari uji statistik Rumah Sakit Umum Daerah
Anutapura
menggunakan chi-square yang artinya ada
hubungan penerimaan diri dengan tingkat Hasil penelitian menunjukkan
stres pada pasien penyakit ginjal kronik bahwa ada hubungan lama hemodialisis
yang menjalani terapi hemodialisis di dengan tingkat stres pada pasien
RSUD Anutapura Palu. penyakit ginjal kronik yang menjalani
Tabel 6 Hubungan kualitas pelayanan terapi hemodialisis di RSUD Anutapura
dengan tingkat stres pada pasien Palu, hal ini dibutikan dari p-value =
penyakit ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis di 0,006 (p-value ≤ 0,05).
RSUD Anutapura Palu Menurut asumsi peneliti bahwa

Tingkat stres ada hubungan lama hemodialisis


Kualitas p-
Sedang Ringan dengan tingkat stres pada pasien
pelayanan value
f % f %
Kurang penyakit ginjal kronik yang menjalani
2 40,0 3 60,0
baik
0,893 terapi hemodialisis karena semakin
Baik 17 54,8 14 45,2
Total 19 52,8 17 47,2 lama (1-2 tahun) responden menjalani
Sumber: Data Primer 2020
terapi hemodialisis maka responden
Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah akan terbiasa dalam menjalani terapi
responden sebanyak 36 orang, terdapat 5 tersebut, sehingga responden sudah
responden yang menyatakan kualitas lebih menerima keadaan yang pada
pelayanan kurang baik dan 31 responden akhirnya tingkat stres responden akan
yang menyatakan kualitas pelayanan baik. menurun seiring berjalannya waktu atau
Mendapatkan hasil p-value = 0,893 (p- berada pada tingkatan ringan.
value ≤ 0,05) dari uji statistik Pasien gagal ginjal kronik yang
menggunakan chi-square yang artinya menjalani hemodialisis dalam waktu
tidak ada hubungan kualitas pelayanan yang lama (> 1 tahun) membuat
dengan tingkat stres pada pasien penyakit sebagian pasien sudah merasa terbiasa
ginjal kronik yang menjalani terapi dengan segala perubahan yang terjadi
hemodialisis di RSUD Anutapura Palu. dalam dirinya sehingga tidak
PEMBAHASAN menimbulkan stres yang berlebihan,
1. Hubungan Lama Hemodialisis walaupun terkadang komplikasi dari
dengan Tingkat Stres pada Pasien penyakit gagal ginjal kronik sering
Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Terapi Hemodialisis di membuat pasien mengalami berbagai
masalah16.

8
Ada dua faktor yang Rumah Sakit Umum Daerah
Anutapura
mengakibatkan situasi atau peristiwa
Hasil penelitian menunjukkan
menimbulkan stres yaitu yang
bahwa ada hubungan dukungan
berhubungan dengan individu itu
keluarga dengan tingkat stres pada
sendiri dan yang berhubungan dengan
pasien penyakit ginjal kronik yang
situasi yang dialami oleh individu16.
menjalani terapi hemodialisis di RSUD
Pasien dengan lama hemodialisis
Anutapura Palu, hal ini dibutikan dari
< 1 tahun dan mengalami stres sedang,
p-value = 0,011 (p-value ≤ 0,05).
dikarenakan pasien merasa syok karena
Menurut asumsi peneliti bahwa
penyakit gagal ginjal kronik tidak bisa
ada hubungan dukungan keluarga
disembuhkan dan harus mengalami
dengan tingkat stres pada pasien
berbagai komplikasi baik pisik maupun
penyakit ginjal kronik yang menjalani
mental, memang sulit menghadapi
terapi hemodialisis karena adanya
kenyataan harus menjalani hemodialisis
keluarga yang mendukung, misalnya
rutin 2x setiap minggu seumur hidup,
seperti keluarga yang mendo’akan agar
belum lagi segi ekonomi karena pasien
tetap baik-baik saja, keluarga yang
harus mengeluarkan biaya transfortasi,
memarahi jika tidak patuh dalam
dan tidak bisa bekerja seperti biasa
menjalani terapi hemodialisis, dan
pada saat menjalani hemodialisis17.
keluarga membantu menyiapkan dana
Ada hubungan yang signifikan
selama saya menjalani terapi
antara lama hemodialisis dengan
hemodialisis setidaknya sudah
tingkat stres pada pasien gagal ginjal di
membantu permasalahan responden dan
instalasi hemodialisa RS. dr. M.Yunus
dapat menjadikan motivasi responden
Kota Bengkulu. Hasil penelitian ini
untuk sabar terhadap penyakitnya,
membuktikan bahwa pasien dengan
sehingga hal demikian dapat
lama HD 1-2 tahun akan mengalami
menurunkan stres responden menjadi
tingkat stres yang lebih rendah
stres ringan.
dibanding dengan pasien yang
Dukungan dari keluarga sebagai
menjalani HD < 1 tahun18.
suatu hal yang sangat penting bagi
2. Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Tingkat Stres pada Pasien penderita gagal ginjal kronik dalam
Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisis, karena hal
Menjalani Terapi Hemodialisis di
tersebut dapat lebih memotivasi pasien

9
dalam menjalani hemodialisisnya. kelangsungan hidup dan memperbaki
Pasien akan merasa bahwa ada yang kualitas hidup pasien. Pasien
memberikan perhatian, kasih sayang membutuhkan dukungan orang lain
atau ada yang peduli kepadanya dalam mengatasi masalah mereka.
walaupun dalam keadaan sakit sehingga Dukungan keluarga penting untuk
hal ini dapat menurunkan tingkat stres pasien penyakit kronik (pasien yang
pasien dalam menjalani terapi menjalani hemodialisis) karena
hemodialisis19. hubungan dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan mempengaruhi tingkah laku dan
bentuk perilaku keluarga dalam tingkah laku akan memberi hasil
melayani dan mendukung pasien kesehatan sesuai yang di inginkan.
penyakit ginjal kronik, baik dalam Akan tetapi adapula pasien walaupun
bentuk dukungan emosional (perhatian, dukungan keluarganya kurang, stresnya
kasih sayang, empati), dukungan tetap stabil atau tidak mengalami
penghargaan (menghargai, umpan peningkatan yang signifikan, hal ini
balik), dukungan informasi (saran, dipicu oleh emosi pasien yang stabil, ia
nasehat, informasi) maupun dalam lebih memikirkan hal-hal yang positif
bentuk dukungan instrumental (bantuan karena ia tahu bahwa stres yang
tenaga, dana, dan waktu)20. Keluarga berlebihan tidak akan baik bagi
merupakan tempat pertumbuhan dan kondisinya, di samping itu ia lebih
perkembangan individu. Kebutuhan belajar untuk mandiri dan tidak
fisik dan psikologi seseorang mula- merepotkan siapapun22.
mula terpenuhi dari lingkungan Ada hubungan dukungan
keluarga. Kurangnya dukungan keluarga dengan tingkat stres pada
keluarga pada pasien penyakit ginjal pasien yang menjalani terapi
kronik dapat meningkatkan stres pasien hemodialisis di Rumah Sakit Tentara
karena ia merasa diabaikan dan tidak dr. Soedjono Magelang. Dukungan dari
diberi perhatian disaat ia membutuhkan keluarga merupakan suatu hal yang
keluarga dalam menghadapi sangat penting bagi penderita gagal
penyakitnya21. ginjal kronik dalam menjalani
Pesien membutuhkan orang yang hemodialisis, karena hal tersebut dapat
mendukung untuk memperpanjang lebih memotivasi pasien dalam
menjalani hemodialisanya dan

10
menghindari stres yang berlebihan pada kenyataan bahwa hanya dengan terapi
penderita23. hemodialisis yang bisa membuatnya
berumur panjang akan membuat
responden tersebut berpikir lebih positif
dan terhindari dari emosi yang
berlebihan sehingga tingkat stresnyapun
3. Hubungan Penerimaan Diri dengan tidak akan berlebihan.
Tingkat Stres pada Pasien Penyakit
Pasien-pasien yang tidak
Ginjal Kronik yang Menjalani
Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit menerima diri, mereka merasa sedih,
Umum Daerah Anutapura
kecewa, takut bahwa mereka tidak
Hasil penelitian menunjukkan
dapat menjalani kehidupan seperti
bahwa ada hubungan penerimaan diri
biasanya lagi. Mereka merasa menjadi
dengan tingkat stres pada pasien
beban bagi keluarga di usia
penyakit ginjal kronik yang menjalani
produktifnya, apalagi bagi kepala
terapi hemodialisis di RSUD Anutapura
rumah tangga, yang merupakan tulang
Palu, hal ini dibutikan dari p-value =
punggung keluarga. Dari hal-hal
0,033 (p-value ≤ 0,05).
tersebut tidak adanya emosi-emosi
Menurut asumsi peneliti bahwa
positif sehingga memudahkan pasien
ada hubungan penerimaan diri dengan
mengelami peningkatan stres.
tingkat stres pada pasien penyakit ginjal
Sebaliknya, mereka yang lebih dapat
kronik yang menjalani terapi
menerima diri, merasa semangat untuk
hemodialisis karena responden yang
datang terapi. Pasien merasa nyaman
lebih menerima keadaannya seperti
dan bahagia karena keluarga atau
responden yang bergantung pada diri
pasangannya yang mau menerima
sendiri sejauh yang ia inginkan,
kekurangannya, serta keakraban dengan
responden yang tidak berpikiran bahwa
para petugas medis dan pasien lain, hal
orang disekitar merasa malu karena
ini dapat menurunkan stres pasien atau
penyakitnya dan responden tidak
dengan kata lain pasien tidak mudah
mempunyai masalah dalam
mengalami peningkatan stres24.
menyesuaikan diri dengan keterbatasan
Pasien dengan penerimaan diri
penyakitnya, akan membuat responden
yang baik akan memiliki kebahagiaan
berada pada tingkat stres ringan,
yang tinggi, ditandai dengan pasien
responden merasa dengan menerima
tersebut memiliki tujuan dalam

11
hidupnya, mempertimbangkan apakah penderita. Akan tetapi jika keluarga
yang dilakukannya bermanfaat bagi mau membantu dan meringankan beban
orang lain. Memiliki emosi yang penderita, strespun dapat diatasi. Maka
positif/menyenangkan, pasien merasa dari itu, peranan keluarga sangat
nyaman, senang dan hangat, perhatian dibutuhkan demi kelangsungan hidup
yang terfokus saat berkegiatan, merasa pendrita gagal ginjal kronik25.
larut dan asyik saat bekerja atau Ada hubungan penerimaan diri
berkegiatan, dan lupa akan penyakit dengan tingkat stres pada pasien gagal
dan keterbatasannya. Hal inilah yang ginjal kronik yang menjalani terapi
membuat pasien terhindar dari masalah hemodialisis di unit hemodialisa
stres berlebihan. Sebaliknya pasien Rumah Sakit Santa Maria Kabupaten
dengan penerimaan diri yang buruk Pemalang Jawa Tengah. Pasien (sudah
mudah mengalami stres dan merasakan menderita penyakit ginjal kronik
ketidakbahagiaan. Mereka sering selama < 1 tahun) akan menerima
membandingkan diri dengan orang lain dengan sepenuh hati kondisinya jika
yang tidak mengidap sakit kronik pasien merasa bahagia dan terhindar
seperti dirinya yang memiliki dari stres. Kebahagiaan ini dapat
19
keterbatasan dalam bekerja . tercipta dengan adanya dukungan yang
Peningkatan stres akibat penyakit baik dari orang-orang di sekitar
gagal ginjal kronik yang diderita pasien26.
seseorang disebabkan oleh berbagai 4. Hubungan Kualitas Pelayanan
dengan Tingkat Stres pada Pasien
faktor, salah satunya adalah faktor
Penyakit Ginjal Kronik yang
ekonomi. Penderita gagal ginjal kronik Menjalani Terapi Hemodialisis di
Rumah Sakit Umum Daerah
(sudah menderita penyakit ginjal kronik
Anutapura
selama < 1 tahun) membutuhkan dana
Hasil penelitian menunjukkan
yang tidak sedikit demi biaya
bahwa tidak ada hubungan kualitas
transportasi dll yang harus
pelayanan dengan tingkat stres pada
dikeluarkannya untuk menjalani terapi,
pasien penyakit ginjal kronik yang
di samping itu akibat penyakit gagal
menjalani terapi hemodialisis di RSUD
ginjal kronik, banyak penderita tidak
Anutapura Palu, hal ini dibutikan dari
produktif lagi dalam bekerja, sehingga
p-value = 0,893 (p-value > 0,05).
menurunkan pendapatannya, hal inilah
yang memicu meningkatnya stres pada

12
Menurut asumsi peneliti bahwa Tidak ada hubungan kualitas
tidak adanya hubungan kualitas pelayanan dengan tingkat stres pada
pelayanan dengan tingkat stres pada pasien gagal ginjal kronik yang
pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD
menjalani terapi hemodialisis karena dr. M. Yunus Bengkulu. Banyaknya
sebagian besar (88,9%) responden pasien yang merasa pelayanan di RSUD
merasa kualitas pelayanan di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu sudah baik,
Anutapura Palu sudah baik atau dengan tidak menjadikan kualitas pelayanan
kata lain perawat sudah memberikan menjadi faktor penyebab strers pada
pelayanan yang sesuai dengan harapan pasien, karena dalam penelitian ini
responden seperti kesiagaan petugas pasien mengalami stres bukan
kesehatan dalam membantu pasien saat dikarenakan faktor dari luar malainkan
terapi hemodialisis (28 pasien), akibat dari faktor dari dalam seperti
kecepatan petugas kesehatan dalam penerimaan diri27.
memberikan respon terhadap SIMPULAN DAN SARAN
permintaan pasien saat terapi Simpulan
hemodialisis (26 pasien), ketanggapan Berdasarkan hasil penelitian dan
petugas kesehatan dalam memberikan pembahasan, maka peneliti menarik
informasi yang diperlukan pasien saat simpulan sebagai berikut:
terapi hemodialisis (24 pasien), 1. Ada hubungan lama hemodialisis
ketanggapan petugas kesehatan dalam dengan tingkat stres pada pasien
memberikan pelayanan saat terapi penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis (23 pasien) dan kecepatan terapi hemodialisis di Rumah Sakit
petugas kesehatan dalam mengatasi Umum Daerah Anutapura
keluhan pasien saat terapi hemodialisis 2. Ada hubungan dukungan keluarga
(21 pasien), sehingga hal demikian dengan tingkat stres pada pasien
tidak memiliki hubungan terhadap penyakit ginjal kronik yang menjalani
peningkatan stres pada responden. terapi hemodialisis di Rumah Sakit
Adapun beberapa responden yang Umum Daerah Anutapura
mengalami stres sedang maupun stres 3. Ada hubungan penerimaan diri dengan
ringan dapat saja disebabkan oleh tingkat stres pada pasien penyakit ginjal
faktor lain seperti yang telah dibahas di kronik yang menjalani terapi
poin sebelumnya.

13
hemodialisis di Rumah Sakit Umum 3. Peneliti Selanjutnya
Daerah Anutapura Bagi peneliti selanjutnya agar
4. Tidak ada hubungan kualitas pelayanan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan tingkat stres pada pasien terkait stres pada pasien yang menjalani
penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis dan mengkaji
terapi hemodialisis di Rumah Sakit faktor-faktor lain yang mempengaruhi
Umum Daerah Anutapura. stres pasien tersebut.
Saran REFERENSI
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah 1. Tokala, B. F., Kandou, L., & Dundu,
Anutapura A. Hubungan Antara Lamanya
Menjalani Hemodialisis Dengan
Diharapkan kepada pihak Rumah
Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Sakit Umum Daerah Anutapura dapat Dengan Penyakit Ginjal Kronik Di
memberikan pelayanan kesehatan RSUP PROF. Dr. R. D. Kandou
Manado. J. Keperawatan2015.1, 402–
berupa pendidikan kesehatan pada
407
pasien gagal ginjal kronik yang 2. Ahmad M & Al Nazly E.
menjalani hemodialisis terutama Hemodialysis: Stressors and Coping
penatalaksanaan pasien gagal ginjal Strategies. Psychol. Health Med.1,
2014
kronik yang mengalami stres, sehingga 3. Dimatteo D. Practioners, patient and
pasien gagal ginjal kronik terbebas dari compliance with medical regimens: a
komplikasi akibat penyakitnya serta social physhology perpective. Handb.
Psychol. Heal.2016. 4, 232–234.
dapat meningkatkan kualitas hidup
4. Riset Kesehatan Dasar
seperti memberikan psikoedukasi (RISKESDAS). Laporan Nasional
kepada keluarga pasien mengenai Riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes
RI, Badan Penelitian dan
pentingnya dukungan keluarga bagi
Pengembangan Kesehatan Riset;
pasien dalam menghadapi penyakitnya. 2019.
2. Bagi STIKes Widya Nusantara Palu 5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah. Profil Kesehatan Provinsi
Hasil penelitian ini disarankan
Sulawesi Tengah. Palu: Dinas
agar dapat menjadi bahan referensi bagi Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah;
mahasiswa lain yang akan melakukan 2018.
penelitian dengan masalah yang sama, 6. RSU Anutapura. Rekam Medik RSU
Anutapura. Palu: RSU Anutapura;
sehingga akan diperoleh faktor lainnya 2019
yang mempengaruhi stres pada pasien 7. Lajuck KS., Moeis EB & Wongkar
yang menjalani terapi hemodialisis. MCP. Status gizi pada pasien penyakit

14
ginjal kronik stadium 5 yang Jakarta: FKUI; 2015
menjalani hemodialisis adekuat dan 17. Sukardja M. Stres pada pasien gagal
tidak adekuat. e-CliniC; 2016. ginjal kronik yang menjalani terapi
doi:10.35790/ecl.4.2.2016.14565 hemodialisis di RSUP Sanglah
8. Suhardjono. Hemodialisa. Buku Ajar Denpasar. Jurnal Skala Husada; 2015.
Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi VI Vol 5: (2) 2010
Jakarta: Interna Publishing; 2014 18. Rahayu F. Hubungan lama
9. Saputra T dan Safaria. Manajemen hemodialisis dengan tingkat stres pada
Emosi. Jakarta: Bumi Aksara; 2012. pasien gagal ginjal di instalasi
10. Aidillah M., Shofa C & Fanti S. hemodialisa RS. dr. M.Yunus Kota
Hubungan Antara Lama Hemodialisis Bengkulu.. Jurnal Keperawatan
Dengan Kualitas Hidup Pasien Silampari; 2018. Vol 1: (2)
Penyakit Ginjal Kronik (Studi Di 19. Padila. Buku Ajar Asuhan
Rsup). J. Kedokt. Diponegoro; 2017. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol. 1: (3). Yogyakarta: Nuha Medika; 2012
11. Suwanti S., Yetty Y & Aini F. 20. Saputra L. Intisari Ilmu Penyakit
Hubungan Antara efikasi diri dan Dalam. Tangerang: Binarupa Aksara
dukungan sosial keluarga dengan Publisher; 2012.
mekanisme koping klien gagal ginjal 21. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik.
kronik yang menjalani hemodialisa. J. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
Keperawatan Jiwa; 2019 Vo. 2: (1) 22. Syafei. Penyakit Gagal Ginjal Kronis.
12. Yanti EK & Miswadi. Faktor-faktor Jakarta: Salemba Medika; 2012.
yang berhubungan dengan kecemasan 23. Anggraeni KN. Hubungan dukungan
pada hemodialisis di Ruangan keluarga dengan tingkat stres pada
Hemodialisis Rsud Bengkalis Tahun pasien yang menjalani terapi
2016. J. Ners 2018. doi:2580-2194. hemodialisa di unit hemodialisa
13. Kamasita SE. et al. Pengaruh Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono
Hemodialisis Terhadap Kinetik Magelang. Jurnal Keperawatan
Segmen Ventrikel Kiri Pada Pasien Soedirman; 2017. Vol 12: (2)
Penyakit Ginjal Kronik Stadium V. 24. Kusanna L. Pelayanan Kesehatan
J.NurseLine 2018 yang Efekti dan Efisien pada Kasus
14. Bahtiar S. Faktor-faktor yang Gagal Ginjal. Jakarta: PERNEFI;
Berhubungan dengan Stres Pasien 2013
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani 25. Caninsti R. Kecemasan dan stres pada
Terapi Hemodialisa di RSUD pasien gagal ginjal kronis yang
Panembahan Senopati Bantul. Jurnal menjalani terapi hemodialisa. Jurnal
Keperawatan; 2018. Psikologi Ulayat; 2015. Vol. 1: (2).
15. Notoatmodjo, S. Metodologi 26. Yuriko V. Faktor yang berhubungan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka dengan tingkat stres pada pasien gagal
Cipta;2012 ginjal kronik yang menjalani terapi
16. Wijaya A. Kualitas Hidup Pasien hemodialisis di unit hemodialisa
Gagal Ginjal Kronik yang Mengalami Rumah Sakit Santa Maria Kabupaten
Hemodialisis dan Mengalami Depresi. Pemalang Jawa Tengah. Jurnal

15
Keperawatan; 2015. Vol. 2: (3)
27. Rustandi C. Faktor yang berhubungan
dengan dengan tingkat stres pada
pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisis di
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu. JKM;
2016. Vol. 3: (1).

16

Anda mungkin juga menyukai