Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL BELAJAR PERTEMUAN KE-2

Nama mahasiswa : Eko Prastyo Utomo


NIM : 200513632470
Pertemuan ke : 2
Hari/Tanggal : Kamis/18 februari 2021
Materi Kuliah : 1. Menelusuri Konsep dan urgensi Pendidikan Pancasila
Menanyakan Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila
2.. Menggali sumber historis sosiologis politik pendidikan Pancasila
3.Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila Dinamika
dan Tantangan Pendidikan Pancasila
4.Mendeskripsi Esensi Dan Urgensi Pendidikan Pancasila Untuk masa
depan
Sumber Pustaka : 1. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila untuk
perguruan tinggi -RISTEKDIKTI

A. Menelusuri Konsep dan urgensi Pendidikan Pancasila


Pancasiala menjadi salah satu mata kuliah diperguruan tinggi sebagai mata kuliah agar
mahasiswa mengenal ideologi bangsa indonesia, pancasila diharapkan menjadi ruh dalam
membentuk jati diri mahasiswa guna mengembangkan jiwa profesionalitasnya sesuai bidang
studi masing-masing,sesungguhnya nilai-nilai pancasila sudah terujud dalam kehidupan
bermasyarakat sejak sebelum pancasila ditetapkan menjadi dasar negara yang dirumuskan dalam
suatu sistem nilai sejak zaman dahulu,yang mana nilai-nilai yang dimaksud seperti percaya
kepada tuhan dan toleran,gotong royong,musyawarah,solidaritas dan sebagainya.Munculnya
permasalahan yang mendera indonesia, menjadi bukti bahwa tergerusnya nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, adapun permasalahannya yaitu:
1. masalah kesadaran perpajakan
Dimana kesadaran perpajakan menjadi permasalahan utama bangsa. karena pajak menjadi tulang
punggung pembiayaan pembangunan, bukan hanya maslah dari pajak perorangan maupun
(lembaga/instansi/perusahaan/dan lain-lain) yang masih belum sadar dalam memenuhi kewajiban
membayar pajak
2. Masalah Korupsi
Hal tersebut menunjukan bahwa masih ditemukan adanya perilaku pejabat publik yang kurang
sesuai dengan standar nilai/moral pancasila
3. Masalah Lingkungan
Banyaknya kasus pembakaran hutan yang menjadi lahan pertanian yang sering dibicarakan serta
masalah keseharian yaitu masalah sampah karena danya pembangunan yang tidak
memperhatikan ANDAL dan AMDAL yang membuat penurunan kesadaran masyarakat dalam
kelestarian lingkungan
4. Masalah Disintegrasi Bangsa
Masih banyaknya masyarakat yang salah paham maupun memiliki pemahaman yang sempit
tentang otonomi daerah, implikasinya mereka mnenghendaki daerahnya diistimewakan dengan
berbagai alasan yang didasari kurangnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai pancasila
5. Masalah Dekadensi Moral
Maraknya fenomena materialisme, pragmatisme, dan hedonisme semakin menggejala dalam
kehidupan bermasyarakat, yang mana paham-paham tersebut mengikis moralitas dan akhlak
masyarakat khususnya pada generasi muda, dimulai dari tontonan-tontonan yang berbau
kekerasan atau prilaku tidak bermoral yang tersebar di media-media masa yang menjadi alasan
lunturnya nilai nilai pancasila dalam diri generasi muda
6. Masalah Narkoba
Secara geografis indonesia termasuk daerah strategis dalam hal pemasaran obat-obatan terlarang,
dimana banyaknya kasus penyelundupan narkoba yang akan sangat berbahaya bagi generasi
penerus jika generasi penerus kecanduan narkoba. sanksi yang terkesan kurang tegas yang tidak
menimbulkan efek jera bagi pengedar maupun pengkonsumsi narkoba di indonesia
7. Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan
Salah satu tujuan dari gerakan reformasi yaitu mereformasi sistem hukum dan sekaligus
meningkatkan kualitas penegakan hukum, secara konkret penegakan hukum ditentukan oleh
kesadaran hukum masyarakat dan profesionalitas aparat penegak hukum, yang menjadi urgensi
dari mata kuliah pendidikan pancasila.
8. Masalah Terorisme
Masalah terorisme merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi seluruh negara tak
terkecuali indonesia, sejumlah tokoh berasumsi bahwa terosisme lahir disebabkan oleh himpitan
ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, pemahaman agama yang kurang komperhensif yang
membuat mereka mudah di cuci otak maupun dipengaruhi keyakinan ekstrim tersebut.
B. Menanyakan Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila
Dengan mempelajari segala permasalahan yang ada di Indonesia, kita sebagai generasi penerus
harus mampu melaksanakan kegiatan yang bermanfaat. Oleh karena itu, pentingnya
melaksanakan pendidikan Pancasila tidak membiarkan siswa kehilangan landasan budayanya,
sehingga siswa memiliki kemampuan untuk membimbing atau panduan. Aturan untuk berpikir
dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Jika saja generasi penerus mahasiswa mengabaikan
nilai-nilai Pancasila, maka Indonesia akan hancur karena mahasiswa adalah calon pemimpin
bangsa di masa depan.
Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menanamkan
nilai-nilai moral Pancasila pada cita-cita bangsa generasi penerus. Oleh karena itu, pendidikan
Pancasila diharapkan dapat meningkatkan cara akademik siswa berpartisipasi dalam pemahaman
masyarakat. antara lain:
1.Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,
2.Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3.Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas) nasional,
4.Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5.Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,
6.Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,
7.Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.

Penanaman dan penguatan kesadaran negara akan isu-isu tersebut sangat penting, karena jika
pemahaman ini tidak segera disosialisasikan, diinternalisasikan, dan diterapkan, maka isu-isu
yang lebih besar akan segera menyerang negara, yaitu menghancurkan sebuah negara.
Kepunahan suatu negara dapat terjadi karena empat "I", yaitu industri, investasi, personal dan
informasi. Namun kepunahan suatu negara tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi
juga tergantung dari faktor internal yang ada didalam bangsa itu sendiri
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan
bermartabat agar:
1.menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2.sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3.memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari nurani;
4. mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5.mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya

Bila dianggap Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah untuk:
1.Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi
nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
2.Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.
4.Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilainilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani
yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu
berinteraksi dengan dinamika internal daneksternal masyarakat bangsa Indonesia (Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2013: viii).
Pada tanggal 30 Juni 2011, Surat Edaran Administrasi Umum Perguruan Tinggi 914 / E / T /
2011 menegaskan penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagai disiplin pendidikan tinggi, dan
menetapkan perguruan tinggi harus menyelenggarakan minimal 2 SKS pendidikan Pancasila.
dilaksanakan bersama mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan nama pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) yang memiliki bobot minimal 3 SKS. Kemudian,
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Republik Indonesia tentang Pendidikan Tinggi
menegaskan pentingnya dan aturan penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagaimana diatur
dalam pasal-pasal berikut:
 Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika.

 Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila, kewarganegaraan,
dan bahasa Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3)
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, ditegaskan bahwa
penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi itu wajib.
Untuk penyelenggaraan dari pendidikan pancasila ini harus dimuat dalam kurikulum setiap
perguruan tinggi. Dimana perguruan tinggi akan mencetak lulusan yang sesuai dengan tujuan
bangsa.

C. Menggali sumber historis sosiologis politik pendidikan Pancasila


1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Presiden Sukarno pernah berkata: “Jangan pernah meninggalkan sejarah.” Pernyataan ini dapat
dijelaskan karena sejarah akan berperan penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan
lebih arif di masa depan. Hal ini sejalan dengan ungkapan filsuf Yunani Cicero (106-43SM)
yang mengatakan "Historia Vitae Magistra", yang artinya "sejarah memberikan kebijaksanaan".
Definisi lain dari istilah yang menjadi akal sehat adalah "sejarah adalah guru kehidupan". Dalam
peristiwa sejarah nasional banyak hikmah yang patut dipetik, mengapa bangsa Indonesia
sebelum gerakan nasional selalu dikalahkan oleh penjajah, yaitu karena perjuangan pada saat itu
masih bersifat kedaerahan dan kurang persatuan, mudah saja. untuk berpisah, Dan kehilangan
kendali atas ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk senjata.
2. Sumber Sosiologi Pendidikan Pancasila
Sosiologi dipahami sebagai ilmu kehidupan di antara manusia. Di dalamnya mempelajari latar
belakang, struktur dan pola kehidupan sosial berbagai kelompok dan kelompok, serta masalah
sosial, perubahan dan pembaruan sosial. Soekanto (1982: 19) menjelaskan bahwa dari segi
sosiologis, masyarakat waktu dan tempat memiliki nilai tertentu. Melalui pendekatan sosiologis
ini, kita juga dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial (termasuk perubahan sosial) dan
masalah sosial yang harus diselesaikan dengan baik dengan menggunakan kaidah yang mengacu
pada nilai-nilai Pancasila. Bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lain karena bertumpu pada
kaidah budaya yang melekat dan melekat pada negara itu sendiri, sebagai negara dan
pandangannya tentang kehidupan bermasyarakat. Dan nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan
yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja
3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
Negara Republik Indonesia adalah negara yang didirikan berdasarkan hukum atau (rechtsstaat)
yang salah satu ciri atau sinonimnya adalah Negara Hukum. Pancasila adalah landasan negara,
landasan dan sumber pembentukan dan penyelenggaraan negara hukum. Artinya, metode yuridis
(hukum) merupakan salah satu cara utama untuk mengembangkan atau memperkaya materi
pendidikan Pancasila.Pentingnya metode yuridis ini terletak pada penegakan hukum (penegakan)
yang merupakan salah satu kewajiban penting negara. Penegakan hukum semacam ini hanya bisa
efektif jika didukung oleh kesadaran hukum warga negara, khususnya para intelektual. Dengan
demikian, mahasiswa yang menempuh pendidikan hukum dapat berperan serta dalam
terwujudnya negara hukum formal, sekaligus mewujudkan negara hukum materiil, sehingga
dapat mewujudkan tatanan sosial, sekaligus menciptakan kondisi bagi peningkatan kesejahteraan
rakyat yang diinginkan rakyat. Pendiri negara. Kesadaran hukum tidak hanya mencakup hukum
perdata dan hukum pidana, tetapi juga konstitusi. Ketiganya perlu menjaga sosialisasi yang
seimbang di seluruh lapisan masyarakat agar setiap warga negara mengetahui hak dan
kewajibannya
4. Sumber Politik Berdasakan Pancasila
Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia itu sendiri. Dimana
tujuannya agar masyarakat mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran
tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik, yaitu
mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial
politik yang ideal. Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan politik tersebut, yaitu
menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman dalam mengkaji
konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi negara (state), kekuasaan (power),
pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan pembagian (distribution)
sumber daya negara, baik dipusat maupun didaerah.
D. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila Dinamika dan Tantangan
Pendidikan Pancasila
 Dinamika Pendidikan Pancasila
Implementasi pendidikan pancasila mengalami pasang surut. Apabila dilihat dari sejarah maka
nilai-nilai pancasila memang dijaga dengan konsisten. Tetapi bentuk dan intensitasnya berbeda
setiap zamannya. Pada awal kemerdekaan, nilai-nilai tersebut dilaksanakan dalam bentuk pidato-
pidato dari tokoh bangsa dalam rapat yang disiarkan melalui radio dan surat kabar. Pada 1 Juli
1947, diterbitkan sebuah buku yang berisi Pidato Bung Karno tentang Lahirnya Pancasila. Buku
tersebut memiliki kata pengantar dari Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat yang diketahui dia
adalah mantan ketua BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada 2000, Dirjen Dikti mengeluarkan kebijakan yang memperkokoh keberadaan dan
menyempurnakan penyelenggaraan mata kuliah pendidikan Pancasila, yaitu:
•SK Dirjen Dikti, Nomor 232/U/2000, membahas tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
untuk Pendidikan Tinggi
•SK Dirjen Dikti, Nomor 265/Dikti/2000, membahas tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti
untuk Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK)
•SK Dirjen Dikti, Nomor 38/Dikti/Kep/2002, membahas tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di jenjang Perguruan Tinggi.
setelah terjadinya peristiwa reformasi pada tahun 1998, dibuatlah Ketetapan MPR, Nomor
XVIII/ MPR/1998, yang berisi tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa), sejak itu Penataran
P-4 tidak dilaksanakan. Dan ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003
 Tantangan Pendidikan Pancasila
Untuk tantangan dari mata kuliah pendidikan pancasila yaitu tentang menentukan bentuk dan
format agar mata kuliah pendidikan pancasila dapat diselenggarakan dalam berbagai program
pembelajaran secara menarik dan efektif. Tantangan mungkin datang dari internal perguruan
tinggi, seperti ketersediaan sumber daya, dan semakin profesionalnya rencana studi (yang
mengurangi minat sebagian mahasiswa terhadap pendidikan Pancasila). Ada tantangan eksternal,
antara lain krisis panutan elit politik dan kebangkitan gaya hidup sosial hedonistik.
E. Mendeskripsi Esensi Dan Urgensi Pendidikan Pancasila Untuk masa depan
Menurut penjelasan dari pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan mata kuliah pendidikan Pancasila
adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa
mengenai ideologi bangsa Indonesia. Dengan landasan tersebut, Ditjen Dikti mengembangkan
esensi materi pendidikan Pancasila yang meliputi:
1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar negara
4. Pencasila sebagai ideologi negara
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
Metode pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikulum pendidikan Pancasila adalah
metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa untuk memahami dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila, meliputi akhlak, falsafah bangsa, dan pemikiran keilmuan bangsa. Saya berharap
dapat menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dan menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk
mengembangkan profesionalitasnya sesuai dengan jurusan / rencana pembelajarannya. Makna
penting dari pendidikan Pancasila ini adalah memungkinkan peserta didik menjadi profesional
yang berjiwa Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Selain itu, urgensi
pendidikan Pancasila adalah memperkuat dan menjawab tantangan perubahan masa depan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 ditegaskan bahwa
pendidikan nasional mempunyai fungsi pembinaan dan pembentukan karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat, yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
potensi bangsa. Menjadi pribadi yang beriman dan menghormati Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Pendidikan merupakan langkah preventif untuk terbentuknya generasi baru
negara yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Setiap warga negara harus memiliki
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, komitmen, dan cara mengamalkan Pancasila sesuai
dengan kemampuan dan jenjang pendidikannya. Selain itu, mahasiswa calon pimpinan nasional
harus mengapresiasi nilai-nilai Pancasila karena akan menentukan eksistensi negara di masa
depan. Demikian pula keberadaan pendidikan Pancasila sangat penting bagi program studi
pendidikan tinggi. Oleh karena itu, wajar jika Pancasila disebarkan bahkan melalui kurikulum
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai