Anda di halaman 1dari 18

Anatomi Kulit

 Fungsi kulit :
1. Perlindungan terhadap cedera dan kehilangan cairan, misalnya pada luka bakar ringan,
2. Pengaturan suhu tubuh melalui kelenjar keringat dan pembuluh darah,
3. Sensasi melalui saraf kulit dan ujung akhirnya yang bersifat sensoris, misalnya untuk
rasa sakit
 Lapisan kulit :
• Epidermis
• Ektoderm
• Lapisan stratum:
• Basale atau germinativum
• Spinosum
• Granulosum
• Lucidum
• Korneum
• Kelainan pigmentasi(piebaldisme, sindroma Waardenburg, albinisme, vitiligo)
• Sidik jari (dermatoglifik)
• Dermis
• Mesenkim
• Korium, papila dermis, subkorium, verniks kaseosa
Histologi Kulit

Terdiri dari 2 lapis :


1. Epidermis
• Fungsi : Sebagai pelindung terhadap pengaruh lingkungan & terhadap kehilangan
cairan
• Berasal dari ektoderm
• Dibentuk oleh ep. berlapis gepeng
2. Dermis
• Lapisan tebal, tediri dari jaringan ikat
• Berasal dari mesoderm
• Folikel rambut, kelenjar keringat & kel sebasea
• Terdapat 2 lapisan

Epidermis
• Terdiri dari 5 lapisan
• Lapisan basal duduk pd membran basalis
• 85 % mengalami keratinisasi
• 15 %  sel melanosit yg tdk alami keratinisasi
• Avaskuler
• 4 jenis sel :
• Sel Keratinosit
• Sel Langerhans  sist. Imun, btk bintang, banyak pd str spinosum
• Sel Merkel  banyak pd lap basal, sensitifitas perabaan >>
• Sel Melanosit pd str basale, memberikan warna pd kulit
1. Stratum Basalis
Sel-sel paling basal
Sel berbentuk kolumnar a/ kubis tinggi
Inti bulat / lonjong
Mitosis aktif dgn pembaharuan setiap 15-30 hr
Sitoplasma : basofil, granula melanin, ribosom bebas & poliribosom

2. Stratum Spinosum
2 – 6 lapis sel
Sel keratinosit, tersusun sejajar
Kubis poligonal sampai kubis rendah, inti bulat
sitoplasma basofil, granula berlamel, ribosom (++), filamen
Str basalis & spinosum  Lapisan Malphigi
Dapat ditemukan sel Langerhans yang berperan dalam sistem imun

3. Stratum Granulosum
3 – 5 lapis sel keratinosit
Btk romboid, gepeng
Sitoplasma  granula keratohialin

4. Stratum Lusidum
Pd kulit yg sgt tebal
4 – 7 lps sel keratinosit, gepeng, inti sel (-)
Sitoplasma eosinofilik

5. Stratum Korneum
Lap terluar epidermis
5 – 10 lapis sel a/ sampai bbrp ratus lapis sel
Sel-sel tanduk  sel keratinosit yg alami keratinisasi
Filamen mengandung skleroprotein  keratin, dihasilkan o/ granula keratohialin

DERMIS
1. Lapisan Papillaris
• Jaringan ikat longgar, terdiri daro :
• sel fibroblast
• Leukosit
• Mast sel
• Serat kolagen tipis
• Batas dengan epidermis tidak rata
• Tepat di bawah epidermis

2. Lapisan Retikularis
• Lapisan dermis yang tebal
• Jaringan ikat lebih padat
• Serat kolagen tipe I, tebal 5 – 10 µm
• Serat elastis diantara serat kolagen
• Sel sedikit
• Otot polos & otot skelet
FAAL KULIT

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-
jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat
kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar
ultraviolet dari matahari.

2. Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan
sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.

3. Pengatur panas atau thermoregulasi Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi
pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50 C. Ketika terjadi perubahan pada
suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

4. Pengeluaran (ekskresi) Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui
penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.

5. Penyimpanan Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6. Penyerapan terbatas 15 Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam
lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit
dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara
kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah
ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

7. Penunjang penampilan Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampakt halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak
rambut.
BIOKIMIA

1. Sistem imun non spesifik

System imun bawaan (innate), yang artinya pertahanan ini secara alamiah ada dan tidak
adanya pengaruh secara instrinsik oleh kontak dengan agen infeksi sebelumnya. System
imun innate adalah pertahanan pertama & penghambat kebanyakan pathogen potensial
sebelum menjadi infeksi.

- Pertahanan fisik  pertahanan pertama terhadap infeksi.

- Pertahanan larut (biokimia & humoral)

 Biokimia

 Humoral  Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan
akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respons
inflamasi. Komplemen untuk meningkatkan fagositosis, sebagai faktor
kemotaktik dan juga menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit. Mediator
asal fosfolipid diperlukan untuk produksi prostaglandin dan leukotrien.
Keduanya meningkatkan respons inflamasi melalui peningkatan permeabilitas
vaskular dan vasodilatasi.
- Pertahanan seluler

Fagosit, sel NK, sel mast, dan eosinofil berperan dalam sistem imun non spesifik seluler. Sel-sel
imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan.Contoh sel yang dapat ditemukan
dalam sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah merah,
dan trombosit. Contoh sel-sel dalam jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel
plasma dan NK cell.

2. Sistem imun spesifik

Sistem pertahanan ini sangat efektif dalam memberantas infeksi serta mengingat agen
infeksi tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit di kemudian hari.

- System imun spesifik humoral  Pemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral
adalah limfosit B atau sel B. Sel B yang dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi,
berdiferensiasi, dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Fungsi
utama antibodi ialah pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus, dan bakteri serta
menetralkan toksinnya.

- System imun spesifik seluler  Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun
spesifik seluler. Sel T terdiri atas beberapa subset sel dengan fungsi yang berlainan yaitu
sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+ atau CTL atau Tc dan Ts atau sel Tr atau Th3. Fungsi utama
sistem imun spesifik seluler ialah pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler,
virus, jamur, parasit, dan keganasan. Sel CD4+ mengaktifkan sel Th1 yang selanjutnya
mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Sel CD8 memusnahkan sel
terinfeksi. Th1 memproduksi IL-2 dan IFN-γ. Th2 memproduksi IL-4 dan IL-5. Treg
yang dibentuk dari timosit di timus mengekspresikan dan melepas TGF-β dan IL-10
yang diduga merupakan petanda supresif. IL-10 menekan fungsi APC dan aktivasi
makrofag sedang TGF-β menekan proliferasi sel T dan aktivasi makrofag.

Klasifikasi ( Mikrobiologi )

Scabies merupakan infestasi oleh tungau yang bersifatv host-specific, yaitu Sarcoptes
scabiei var. hominis, family: Sarcoptidae, class:Arachnida, filum Arthropoda, ordo
Acarina
◦ Tungau ini berbentuk oval, berwarna putih kecoklatan, tidak memiliki mata, dan
mempunyai 4 pasang kaki yang pendek dan gemuk (berbentuk seperti kura-kura)
Tungau betina dewasa berukuran 0.4 × 0.3 mm, sedangkan tungau jantan sedikit lebih kecil.
Ukuran tungau ini sedikit terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang
◦ Tungau dapat bertahan hidup hingga 3 hari di luar host dalam tabung reaksi steril, dan dalam
7 hari jika diletakkan pada minyak mineral.
◦ Tungau tidak dapat terbang maupun lompat

Siklus hidup tungau terjadi seluruhnya pada kulit manusia

- ◦ Setelah dibuahi, tungau betina segera membuat terowongan di dalam epidermis


- e◦ Tungau betina dapat membuat terowongan dengan cara mengunyah dan melalui gerakan
tubuh, serta dibantu dengan sekresi enzim proteolitik yang menyebabkan kerusakan keratinosit
-
- Tungau dapat
menggali terowongan sepanjang 0.5 -5 mm per hari, dari stratum korneum hingga ke
stratum granulosum.
- ◦ Di dalam terowongan ini, tungau betina bertelur sekitar 0-4 telur per hari, total hingga
mencapai 50 telur sepanjang masa hidupnya yang mencapai 30 hari.
- ◦ Telur menetas, kemudian larva meninggalkan terowongan menuju ke permukaan kulit,
berkopulasi, dan melanjutkan sikulus hidupnya.
- ◦ Tungau jantan hidup di permukaan kulit dan masuk ke dalam terowongan untuk
berkembang biak

Cara pewarnaan
• Siapkan sediaan objek gelas, keringkan, lalu rekatkan (fiksasi) 3x di atas api
Bunsen.
• Tuangkan dengan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin),
diamkan selama 5 menit.
• Zat warna dibuang dan bubuhi oleh larutan mordant (lugol), biarkan selama
kira-kira 1-3 menit.
• Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, hingga
warna gentian violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).
• Cuci dengan air kran sampai bersih, lalu bubuhi dengan cat-penutup
(counter stain) larutan water-fuchsin, diamkan sekitar 1-2 menit.
• Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan
mikroskop menggunakan lensa rendam minyak. Gram positif = ungu. Gram
negatif = merah.
Terapi
Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal, misalnya klorfeniramin maleat 0.35 mg/kg BB
3xsehari.

Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin, amoksisilin, eritromisin.

 Ampisilin

1 bulan atau lebih :

-Parenteral: 50 hingga 200 mg / kg / hari IM atau IV dibagi dalam 4 dosis --- Dosis maksimum: 8
g / hari

-Oral: 50 hingga 100 mg / kg / hari secara oral dibagi dalam 4 dosis --- Dosis maksimum: 2 g /
hari

 Amoksisilin
Anak-anak dan bayi yang berusia lebih dari 3 bulan dengan berat kurang dari 40 kg —
Dosis yang biasa adalah 20 hingga 40 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan per
hari, dibagi dan diberikan setiap 8 jam, atau 25 hingga 45 mg per kg berat badan per hari,
dibagi dan diberikan setiap 12 jam

 Eritromisin
Anak-anak — Dosis biasanya 30 hingga 50 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan
per hari.

Kompres NaCl 0,9%

NaCl 0,9% merupakan cairan isotonis yang bersifat fisiologis, non toksik dan tidak menimbulkan
hipersensitivitas sehingga aman digunakan untuk tubuh dalam kondisi apapun.

NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari
kondisi kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.
Selain itu NaCl 0,9% memiliki respon anti inflamasi sehingga dapat menurunkan gejala nyeri dan eritema
yang timbul pada luka, serta meningkatkan aliran darah menuju area luka, sehingga mempercepat
proses penyembuhan luka.

Permetrin 5%

Krim permetrin digunakan dengan mengoleskannya ke seluruh permukaan kulit dari leher hingga ujung
kaki. Hal tersebut bertujuan untuk membunuh seluruh tungau yang berada di stratum korneum dan di
permukaan kulit. Pengolesan krim permetrin perlu diperhatikan di daerah predileksi skabies seperti
bokong, area intertriginosa termasuk lipatan intergluteal, dan subungual serta lipatan tubuh lainnya
agar tidak luput dari pengobatan. Pengolesan permetrin ke seluruh tubuh juga bertujuan untuk
membunuh tungau yang berada di lesi subklinis.

Permetrin dianjurkan untuk dipakai pada malam hari selama 8-12 jam dan bila terhapus sebelum
waktunya, maka krim harus dioleskan lagi. Keesokan harinya penderita harus mandi memakai sabun
untuk membilas krim permetrin dari kulit.

Fungsi dan jenis salep

Obat yang dapat membunuh tungau skabies disebut skabisida dan obat yang dapat membunuh telur
tungau disebut ovisida. Ada obat yang hanya bersifat skabisida misalnya sulfur presipitatum, namun ada
yang bersifat skabisida dan ovisida sekaligus misalnya gama benzen heksaklorida dan permetrin.

Sulfur Presipitatum

Sulfur dengan konsentrasi 5-10% dalam vaselin telah lama digunakan sebagai skabisida. Sebenarnya
sulfur konsentrasi 6% sudah cukup untuk mengobati skabies, namun pada sebagian kasus sulfur 6%
dianggap kurang efektif sehingga sulfur konsentrasi 10% lebih sering digunakan. Sulfur dengan
konsentrasi 10% mampu membunuh larva, nimfa dan tungau skabies namun tidak dapat membunuh
telur S.scabiei sehingga harus digunakan selama tiga hari berturut-turut dan diulangi seminggu
kemudian.

Gama benzen heksaklorida

Skabisida tersebut tersedia dalam bentuk krim atau losio dengan konsentrasi 1% dan merupakan obat
pilihan untuk terapi skabies karena dapat membunuh telur, larva, nimfa dan tungau dewasa, mudah
digunakan, dan tidak menimbulkan iritasi. Cara pemakaiannya adalah dengan mengoleskan ke seluruh
badan dari leher ke bawah sampai ujung jari kaki lalu dibersihkan setelah 12 jam. Gama benzen
heksaklorida cukup diberikan sekali, namun jika masih terdapat gejala aktif skabies maka perlu diulangi
seminggu kemudian. Skabisida ini tidak boleh diberikan untuk ibu hamil dan anak di bawah 6 tahun
karena neurotoksik.
Benzil benzoat

Benzil benzoat, ester asam benzoat dan benzil alkohol diperoleh dari balsam Peru dan Tolu; terdapat
dalam bentuk emulsi atau losio dengan konsentrasi 20-25%. Obat tersebut cukup efektif terhadap
semua stadium karena bersifat neurotoksik untuk tungau.Benzil benzoat efektif untuk mengatasi
crusted scabies yang resisten terhadap permetrin, namun obat ini sulit diperoleh, sering mengakibatkan
iritasi, dan menambah rasa gatal setelah dipakai.

Cara penggunaannya adalah dengan dioleskan setiap malam selama tiga hari berturut-turut. Pada orang
dewasa muda atau anak-anak, dosis dapat dikurangi menjadi 12,5%. Efek samping benzil benzoat adalah
dermatitis iritan dan pada penggunaan berulang dapat menyebabkan dermatitis alergi. Benzil benzoat
tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui, bayi, dan anak-anak kurang dari 2 tahun.

Krotamiton

Krotamiton merupakan skabisida yang cukup efektif. Obat tersebut tersedia dalam bentuk krim atau
losio dengan konsentrasi 10%. Cara pemakaian krotamiton adalah dengan mengoleskannya dari leher ke
bawah, lalu diulang 24 jam kemudian. Krotamiton harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.
Krotamiton memiliki efek sebagai skabisida sekaligus antigatal. Pengolesan setiap hari selama 5 hari
berturut-turut memberikan hasil yang memuaskan. Tingkat keberhasilan bervariasi sekitar 50%-70%.
Hasil terbaik diperoleh bila dioleskan dua kali sehari selama lima hari berturut-turut setelah mandi dan
berganti pakaian. Efek samping berupa iritasi di kulit yang erosif dan sensitisasi pada pemakaian yang
lama.

Permetrin

Permetrin adalah insektisida yang termasuk golongan piretroid sintetik, bekerja dengan cara
mengganggu kanal natrium, menyebabkan perlambatan repolarisasi dinding sel parasit yang pada
akhirnya membunuh parasit. Permetrin tersedia dalam bentuk krim dengan konsentrasi 5%,
pemakaiannya lebih singkat dari gama benzen heksaklorida dan efek sampingnya lebih ringan.

Diluar tubuh inang, Sarcoptes scabiei dapat bertahan hidup selama 24-36 jam dalam suhu ruangan
(21°C) dan dengan kelembaban 40% - 80%. Pada suhu yang lebih rendah (10-15°C) dengan kelembaban
yang lebih tinggi Sarcoptes scabiei dapat bertahan hidup lebih lama.

Baju, sprei, sarung bantal, selimut handuk, saputangan, dan kain lainnya yang sebelumnya digunakan
oleh penderita disarankan dicuci dengan air panas dan dijemur dibawah sinar matahari atau dry cleaned
untuk membunuh tungau yang menempel sehingga tidak menjadi sumber penularan.
DD yang berkaitan dengan pus :

Pioderma adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman pembentuk nanah (bakteri piogenik) yaitu
Staphylococcus aureus dan Streptococcus ß hemoliticus atau keduanya dan bakteri yang lain proteus
dan pseudomonas.

Secara umum, pioderma dapat menimbulkan efloresensi yang mirip dengan skabies, hanya
saja, pada pioderma yang ditemukan hanya lesi makulopapular yang dapat disertai dengan
pustul tanpa ditemukan kanalikuli (terowongan) yang hanya ada pada skabies.

KIE

- Menghindari kontak langsung dengan orang terdekat


- Hindari menggaruk dengan berlebihan bagian kulit yang gatal
- Seluruh anggota keluarga dan kontak erat harus diobati secara bersamaan
- Seluruh pakaian seperti sarung bantal, seprei, handuk yang digunakan selama 1 minggu
terakhir harus dicuci dengan air panas
- Benda yang tidak bisa dicuci dapat di dryclean, diseterika, atau dimasukkan ke dalam
kantong plastik tertutup dan disimpan di daerah hangat selama 2 minggu
- Lantai, karpet, alas, tempat bermain, dan furniture harus dijemur atau divacum
- Membiasakan membuka jendela dan pintu ruangan dan kamar untuk pencahayaan dan
sirkulasi udara yang cukup
- Hindari mencuci kulit secara invasif menggunakan sabun yang keras karena dapat
memperparah iritasi kulit
- Meningkatkan keteraturan pasien menggunakan obat salep
- Informasi tentang gizi untuk meningkatkan imunitas pasien dengan makan makanan yang
bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup
- Edukasi pasien bahwa dengan pengobatan yang teratur biasanya gejala akan hilang dalam
3 hari, namun pasien harus tetap menyelesaikan terapinya sesuai dengan instruksi dokter
- Edukasi juga kepada pasien bahwa ruam dan gatal dapat bertahan dalam 4 minggu
meskipun dengan terapi yang adekuat (Postscabetic itch)

SKIN SCRAPPING TEST

 Peralatan yang dibutuhkan :


Peralatan yang dibutuhkan :

• Handscoon
• Alkhohol swab
• Pisau bedah (Scapel No.21)
• Oil emersi
• Coverglass
• Mikroskop

1.Identifikasi kulit di daerah yang akan digores (antara lipatan kulit, garis merah, pensil
titik seperti titik-titik).
2. Disinfektan daerah yang akan di lakukan scrapping
3. Siapkan object glass,tuangkan oil emersi
4.Gosok kulit dengan ujung pisau bedah di atas object glass.
5.Tutup sediaan dengan cover glass.
6.Label slide dengan menuliskan nama belakang pasien, nama pertama dan tanggal pada
bagian beku dari slide.
7.Tes harus disertai dengan formulir yang sesuai dengan identifikasi pasien yang relevan,
sejarah klinis, dokter meminta dan lokasi kulit yang telah tergores.

Cara pewarnaan Gram


• Siapkan sediaan objek gelas, keringkan, lalu rekatkan (fiksasi) 3x di atas api Bunsen.
• Tuangkan dengan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), diamkan selama
5 menit.
• Zat warna dibuang dan bubuhi oleh larutan mordant (lugol), biarkan selama kira-kira 1-3
menit.
• Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, hingga warna gentian
violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).
• Cuci dengan air kran sampai bersih, lalu bubuhi dengan cat-penutup (counter stain)
larutan water-fuchsin, diamkan sekitar 1-2 menit.
• Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan mikroskop
menggunakan lensa rendam minyak. Gram positif = ungu. Gram negatif = merah.
Kesimpulan

• Dari hasil pewarnaan gram didapat hasil yaitu bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif. 

• Bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus membentuk warna ungu kebiruan dan 

• bakteri gram negatif Eschericia colli membentuk warna merah atau merah muda


DIAGNOSIS BANDING

 Papular Urtikaria. Biasanya terjadi pada anak-anak berumur diantara 2-10 tahun. Yang
membedakannya dari skabies adalah ketidakhadiran terowongan pada lesinya. Dan lagi
pada umumnya tidak terdapat karakteristik gatal pada skabies. Keluhan gatal.
 Dermatitis Herpetiformis. Ditandai dengan gatal yang kronis, simetris, dan erupsi
vesikopapular yang meliputi ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. Gatal bersifat
persisten dan hadir terus setiap hari. Penyakit ini sering salah didiagnosis sebagai skabies,
meskipun jarang terjadi.
 Atopic Dermatitis. Terdapat gatal dan erupsi vesikopapular yang predominan di fleksor.
Yang membedakannya dengan skabies adalah adanya terowongan dan pembungkusan
ruang jaringan.
 Insect bite reaction : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan Papul. Tidak
didapatkan bentukan seperti terowongan atau kunikulus.
 Dermatitis kontak : terdapat pruritus, tidak ditemukan bentukan terowongan.
 Pediculosis Capitis :
o Transmisi à kontak kepala ke kepala secara langsung atau secara tidak langsung
melalui sisir, sikat, pengering rambut, asesoris rambut, kain pelapis, bantal,
seprai, helm, atau penutup kepala lainnya.
o Pediculosis capitis dan nits à paling banyak pada daerah occipital dan
retroaurikuler
o Gejala : pruritus, dapat asimtomatik juga
o Gigitan dari tungau dapat menyebabkan makula eritematus dan papul sepanjang 2
mm,à tetapi biasanya hanya menemukan ekskoriasi, eritema, dan skuama.

Prognosis
“Bonam” = Sehat

Scabies dapat sembuh dengan terapi yang adekuat

Infeksi sekunder juga dapat diterapi menggunakan antibiotik

Bioetik

1. Autonomy : Meminta kesediaan pasien untuk menjalankan terapi dengan teratur


Beneficence + Non-Maleficence : Sebagai dokter memberikan terapi yang sesuai dengan
penyakit pasien dengan dosis yang adekuat

Anda mungkin juga menyukai