BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. 1. Aktualisasi dalam bentuk Upaya dan Jiwa
Lirik lagu Padamu Negeri Ciptaan : Kusbini
Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami
Berjanji, Berbakti, Mengabdi, kepada Negara dengan sepenuh jiwa adalah
bentuk kongkret dari aktualisasi seutuhnya seorang Aparatur Sipil Negara kepada
bumi pertiwi tempat dia menginjakan kaki tidak hanya dalam konteks sebuah lagu.
Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal ini PNS, merupakan ujung tombak dalam
melaksanakan tugas-tugas pemeritah maupun tugas-tugas pembangunan dalam
rangka mencapai masyarakat adil makmur. Dalam rangka untuk mencapai tujuan
nasional diperlukan pegawai neger iyang merupakan unsur aparatur negara yang
bertugas secara adil dan merata,menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dengan
penuh kesetiaan kepada Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945.
Guna mencapai tujuan tersebut diperlukan pegawai negeri yang mempunyai
kemampuan melaksanakan tugas secara professional, bertanggung jawab dengan
sepenuh hati jiwa raga dalam menyelenggarakan tugas pemerintah dan
pembangunan. Untuk mendapatkan pegawai negeri yang seperti itu, maka diperlukan
usaha-usaha yang memicu kinerja pegawai negeri. Dalam Hal ini, Diklat prajabatan
CPNS adalah awal mula pembentukan embrio jiwa dan mental dari seorang Aparatur
Sipil Negara yang bisa membimbing Indonesia menuju Negara yang maju dalam
berbangsa dan bernegara.
1
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
2
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
B. TUJUAN
Tujuan Aktualisasi ini adalah :
a. Membentuk Karakter mental dan jiwa ASN/PNS yang mampu bekerja secara
professional dan menunjukan kinerja yang Akuntabilitas.
b. Memupukan jiwa Nasionalisme dalam diri ASN/PNS.
c. Menciptakan Aparatur Sipil Negara yang mampu menunjukan kualitas etika
public dalam melayani masyarakat.
d. Menciptakan Komitmen Apartur sipil Negara dalam meningkatkan Mutu
pelayanan publik.
e. Memupukan jiwa Anti Korupsi pada Aparatur Sipil Negara.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi diri ini adalah kegiatan magang selama 13 Hari
pada masing masing instansi peserta prajabatan atau pada instansi yang telah ditunjuk
3
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
dan bekerja sama dengan Badan Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Tengah. Dalam hal
ini penulis akan melaksanakan magang di Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang tepatnya di fakultas Tarbiyah dan Prodi Bahasa Arab. Kegiatan Magang
akan dilakukan secara terstruktur dan terkordinasi.
Gambar 1.1 : Lokasi Magang : Kampus UIN Raden Fatah Palembang, fakultas
Tarbiyah
4
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
Kegiatan magang dilakukan pada Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang.
Ruang lingkup kegiatan magang ini berupa :
a. Kegiatan aktifitas Akdemik, yaitu :
1. Mengawas Kegiatan UAS.
2. Mengkoreksi berkas UAS mahasiswa.
3. Membuat SAP dan GBPP perkuliahan semester Ganjil tahun ajaran
2015/2016.
4. Membuat Materi Perkuliahan semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016
5. Menyusun jadwal Perkuliahan prodi Bahasa Arab.
6. Membuat sertifikat BTA Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah.
b. Kegiatan Pelayanan Akdemik, berupa pengumpulan berkas hasil UAS selur
mata kuliah di prodi Bahasa Arab.
5
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
BAB II
KONSEP RANCANGAN AKTUALISASI
A. LANDASAN TEORI
A. 1 Teori Akuntabilitas
Kata akuntabilitas berasal dari bahasa Inggris accountability yang berarti
keadaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Itulah sebabnya, akuntabilitas
menggambarkan suatu keadaan atau kondisi yang dapat dipertanggung
jawabkan. Sugianto, et al (1995) mengutip Patricia Douglas menguraikan fungsi
accountability meliputi tiga unsur : (1) providing information about decisions and
actions taken during the course of operating entity; (2) having the internal
parties review the information, and (3) taking corrective actions where
necessary. Jadi, Suatu entitas (atau organisasi) yang accountable adalah
entitas yang mampu menyajikan informasi secara terbuka mengenai
keputusan-keputusan yang telah diambil selama beroperasinya entitas
tersebut, memungkinkan pihak luar mereview informasi tersebut, serta bila
dibutuhkan harus ada kesediaan untuk mengambil tindakan korektif.
Definisi lain menurut Tim Study Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
BPKP, akuntabilitas adalah perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan atas pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor public
terdiri atas beberapa dimensi. Ellwood (1993) menjelaskan terdapat empat
dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor public
(Mardiasmo,2002:22) yaitu :
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hokum Akuntabilitas kejujuran terkait
dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan, sedangkan akuntabilitas
hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana public.
2. Akuntabilitas proses Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang
digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan
system informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur
administrasi.
6
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
7
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
Makna Nasionalisme
Sebagaimana telah kita lihat, di Indonesia sendiri nasionalisme bukan merupakan
sesuatu yang sudah sejak dulu ada. Ia baru lahir dan mulai tumbuh pada awal
abad ke- 20, seiring dengan lahir dan tumbuhnya berbagai bentuk organisasi
pergerakan nasional yang menuntut kemerdekaan dan sistem pemerintahan
negara bangsa yang demokratis. Tampak pula bahwa nasionalisme di Indonesia
merupakan sesuatu yang hidup, yang bergerak terus secara dinamis seiring
dengan perkembangan masyarakat, bahkan sampai sekarang. Makna
nasionalisme sendiri tidak statis, tetapi dinamis mengikuti bergulirnya masyarakat
dalam waktu. Nation berasal dari bahasa Latin natio, yang dikembangkan dari kata
nascor (saya dilahirkan), maka pada awalnya nation (bangsa) dimaknai sebagai
“sekelompok orang yang dilahirkan di suatu daerah yang sama” (group of people
born ini the same place) (Ritter, 1986: 286)
8
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; dan (3) nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Konsep etika pada
dasarnya menggunakan nilai-nilai moral yang berlaku umum (six great ideas)
seperti nilai kebenaran (truth), kebaikan (goodness), kebebasan (liberty),
kesetaraan (equality).
Dalam arti yang sempit, etika pelayanan publik adalah suatu tindakan
pemberian barang dan jasa kepada masyarakat oleh pemerintah dalam rangka
tanggung jawabnya kepada publik, baik diberikan secara langsung maupun
melalui kemitraan dengan swasta dan masyarakat, berdasarkan jenis dan
intensitas kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat dan pasar. Konsep
ini lebih menekankan bagaimana pelayanan publik berhasil diberikan melalui
suatu delivery system yang sehat. Pelayanan publik ini dapat dilihat sehari-hari
di bidang administrasi, keamanan, kesehatan, pendidikan, perumahan, air
bersih, telekomunikasi, transportasi, bank, dsb.
Tujuan pelayanan publik adalah menyediakan barang dan jasa yang
terbaik bagi masyarakat. Barang dan jasa yang terbaik adalah yang memenuhi
apa yang dijanjikan atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan
demikian pelayanan publik yang terbaik adalah yang memberikan kepuasan
terhadap publik, kalau perlu melebihi harapan publik.
Dalam dunia administrasi publik atau pelayanan publik, etika diartikan
sebagai filsafat dan profesional standards (kode etik), atau moral atau right
rules of conduct (aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi oleh
pemberi pelayanan publik atau administrator publik (lihat Denhardt, 1988).
Berdasarkan konsep etika dan pelayanan publik diatas maka yang
dimaksudkan dengan etika pelayanan publik adalah suatu praktek administrasi
publik dan atau pemberian pelayanan publik (delivery system) yang didasarkan
atas serangkaian tuntunan perilaku (rules of conduct) atau kode etik yang
mengatur hal-hal yang “baik” yang harus dilakukan atau sebaliknya yang “tidak
baik” agar dihindarkan.
9
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
5. Disiplin
6. Musyawarah
7. Kekeluargaan
8. Menghormati keputusan
9. Tanggung jawab
10. Kepentingan bersama
11. Gotong royong
12. Sosial
13. Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
14. Hidup sederhana
15. Kerja keras
16. Menghargai karya orang lain
10
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
11
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
Rencana Kegiatan.
Kegiatan ke-1 : Mengoreksi Hasil Ujian Mahasiswa.
Mengoreksi Hasil Ujian Mahasiswa adalah kegiatan rutin yang dilakukan setelah
terselenggaranya ujian semester. Dosen memberikan penilaian atas presetasi
mahasiswa dalam bentuk nilai yang kongkrit setelah melaksanakan perkuliahan
smester.Hasil penilaian akan di input secara online untuk dipertanggungjawabkan dan
sebagai bentuk transparansi terhadap mahasiswa.
Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa prodi Bahasa Arab fakultas Tarbiyah
UIN Raden Fatah, dan sebagai bentuk tanggung jawan penulis kepada dekan fakultas
Tarbiyah selaku pemberi tugas dan Rektor UIN Raden Fatah Palembang.
12
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
penulis kepada instansi. Dalam Hal ini, pihak rektorat telah memberikan
ketentuan dan prosedur form dan bobot penilaian hasil UAS.
2. Niali –nilai Nasionalisme.yang terkandung dalam proses pengkoresksian
UAS ini yaitu, penulis akan berusaha sepenuh hati melaksanakan tugas
dalam bentuk tanggung jawab, moral dan integritas yang tinggi sebagai
bentuk amanah yang telah di berikan pimpinan Sehingga hasil yang
diharapkan akan sesuai dengan tujuan bangsa Inadonesia
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan pengkoreksian nilai
UAS ini yaitu, penulis akan melakukan penilaian tanpa diskriminatif, tidak
memandang status, gender, ataupun tingkat kedekatan terhadap
mahasiswa. Penulis akan mengapresiasi hasil usaha masiswa atas apa
yang telah mereka lakukan.
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan pengkoreksian
nilai UAS ini yaitu, penulis akan melakukan penilaian sesuai dengan SOP
dan peraturan yang berlaku dan kegiatan ini akan dilakukan secara
efektifitas, efisiensi, berorientasi mutu, dan tepat guna)
5. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan pengkoreksian
nilai UAS ini yaitu, penulis akan berusaha melakukan penilaian tanpa
adanya intervensi atau gangunan dari eksternal dalam bentuk suap atau
gratifikasi dari oknum tertentu yang berkepentingan terhadap output
penilaian UAS.
13
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
14
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
15
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
16
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
17
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
18
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
19
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
20
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
21
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
22
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
23
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
24
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
25
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
26
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
27
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
28
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
29
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
30
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
A. KESIMPULAN
1. Aktualisasi dalam bentuk Upaya dan Jiwa.
2. image PNS yang berkembang dimasyarakat saat ini adalah malas, suka
keluyuran, korupsi waktu, dan bekerja tidak professional. Untuk itu diperlukan
suatu reformasi kepegawaian yang merupakan salah satu subsistem
reformasi birokrasi karena keberhasilan reformasi birokrasi akan sangat
ditentukan oleh keberhasilan reformasi kepegawaian. Dalam reformasi
kepegawaian, harus direformasi sistem perekrutan, penggajian, pengukuran
kinerja, promosi dan pengawasan terhadap etika dan perilaku PNS.
3. Pada Diklat Prajabatan Pola baru ini telah ditetapkan nilai nilai dasar yang
diharapkan mampu diterapkan oleh Peserta diklat pada kegiatan aktualisasi
magang di tempat masing masing. Nilai dasar ini adalah salah satu Indikator
dalam terciptanya embrio mental dan jiwa seorang Aparatur Sipil Negara yang
baik.
B. SARAN
1. Meningkatkan kualitas Aktualisasi ASN dalam diklat Prajabatan demi mencapai
kualitas ASN yang berintegritas
2. Mengevaluasi output dari proses Aktualisasi dan memperbaiki system di lini-lini
yang masih lemah.
31
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang
DAFTAR PUSTAKA
32
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah