Anda di halaman 1dari 32

Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
A. 1. Aktualisasi dalam bentuk Upaya dan Jiwa
Lirik lagu Padamu Negeri Ciptaan : Kusbini
Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami
Berjanji, Berbakti, Mengabdi, kepada Negara dengan sepenuh jiwa adalah
bentuk kongkret dari aktualisasi seutuhnya seorang Aparatur Sipil Negara kepada
bumi pertiwi tempat dia menginjakan kaki tidak hanya dalam konteks sebuah lagu.
Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal ini PNS, merupakan ujung tombak dalam
melaksanakan tugas-tugas pemeritah maupun tugas-tugas pembangunan dalam
rangka mencapai masyarakat adil makmur. Dalam rangka untuk mencapai tujuan
nasional diperlukan pegawai neger iyang merupakan unsur aparatur negara yang
bertugas secara adil dan merata,menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dengan
penuh kesetiaan kepada Pancasiladan Undang-Undang Dasar 1945.
Guna mencapai tujuan tersebut diperlukan pegawai negeri yang mempunyai
kemampuan melaksanakan tugas secara professional, bertanggung jawab dengan
sepenuh hati jiwa raga dalam menyelenggarakan tugas pemerintah dan
pembangunan. Untuk mendapatkan pegawai negeri yang seperti itu, maka diperlukan
usaha-usaha yang memicu kinerja pegawai negeri. Dalam Hal ini, Diklat prajabatan
CPNS adalah awal mula pembentukan embrio jiwa dan mental dari seorang Aparatur
Sipil Negara yang bisa membimbing Indonesia menuju Negara yang maju dalam
berbangsa dan bernegara.

Gambar 1.1 : Aktualisasi Pengabdian ASN dalam bentuk paduan suara


Sumber : Google

1
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

A.2 Image PNS


Liputan 6.com: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, yuddy chrisnandi mengaku, saat ini citra Pegawai Negeri Sipil (PNS) di mata
masyarakat umum kurang baik. Banyak anggapan bahwa PNS pemalas, makan gaji
buta dan lain-lainnya."Ada yang bilang PNS kerjanya baca koran, belum waktunya jam
pulang kantor sudah kosong, kalau Lebaran cutinya paling panjang, makanya kami
akan ubah image itu dengan moratorium ini," kata Yuddy seperti yang ditulis, Rabu
(5/11/2014).Tidak dipungkiri bahwa image PNS yang berkembang dimasyarakat saat
ini adalah malas, suka keluyuran, korupsi waktu, dan bekerja tidak professional. Untuk
itu diperlukan suatu reformasi kepegawaian yang merupakan salah satu subsistem
reformasi birokrasi karena keberhasilan reformasi birokrasi akan sangat ditentukan
oleh keberhasilan reformasi kepegawaian. Dalam reformasi kepegawaian, harus
direformasi sistem perekrutan, penggajian, pengukuran kinerja, promosi dan
pengawasan terhadap etika dan perilaku PNS. (Effendi, 2007).
Reformasi Birokrasi merupakan upaya sistemis, terpadu dan komprehensif
untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik ( good governance), meliputi aspek
kelembagaan , sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas,
pengawasan, dan pelayanan public. salah satu aspek dalam kepemerintahan yang
baik adalah sumber daya aparatur. Secara umum sumber daya aparatur dalam
organisasi birokrasi merupakan aset utama penggerak organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi, se bagaimana tercantum dalam Undang -undang Nomor 43 Tahun
1999 bahwa “ Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang
bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,
adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara,
pemerintahan, dan pembangunan
”.

Gambar 1.2 : Image PNS di Indonesia yang di jsutifikasi malas.


Sumber : Google

2
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

A. 2. Aktualisasi berlandaskan ANEKA


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Pasal 7 tentang Pendidikan
dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis
Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi
professional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini dilaksanakan
dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Diklat Prajabatan dilaksanakan
untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar
mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Diklat
Prajabatan pada prosesnya terus mengalami pengembangan dan progress demi
tercapainya image PNS yang lebih baik
Pada Diklat Prajabatan Pola baru ini telah ditetapkan nilai nilai dasar yang
diharapkan mampu diterapkan oleh Peserta diklat pada kegiatan aktualisasi magang di
tempat masing masing. Nilai dasar ini adalah salah satu Indikator dalam terciptanya
embrio mental dan jiwa seorang Aparatur Sipil Negara yang baik. Nilai nilai dasar
tersebut yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi.
Kelima Nilai- Dasar ini di bentuk dalam suatu Akronim ANEKA sehingga di harapkan
mudah untuk ditanamkan dalam jiwa peserta diklat prajabatan.

B. TUJUAN
Tujuan Aktualisasi ini adalah :
a. Membentuk Karakter mental dan jiwa ASN/PNS yang mampu bekerja secara
professional dan menunjukan kinerja yang Akuntabilitas.
b. Memupukan jiwa Nasionalisme dalam diri ASN/PNS.
c. Menciptakan Aparatur Sipil Negara yang mampu menunjukan kualitas etika
public dalam melayani masyarakat.
d. Menciptakan Komitmen Apartur sipil Negara dalam meningkatkan Mutu
pelayanan publik.
e. Memupukan jiwa Anti Korupsi pada Aparatur Sipil Negara.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi diri ini adalah kegiatan magang selama 13 Hari
pada masing masing instansi peserta prajabatan atau pada instansi yang telah ditunjuk

3
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

dan bekerja sama dengan Badan Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Tengah. Dalam hal
ini penulis akan melaksanakan magang di Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang tepatnya di fakultas Tarbiyah dan Prodi Bahasa Arab. Kegiatan Magang
akan dilakukan secara terstruktur dan terkordinasi.

Gambar 1.1 : Lokasi Magang : Kampus UIN Raden Fatah Palembang, fakultas
Tarbiyah

Sumber : Bappeda kota Palembang dan digambar kembali oleh penulis

4
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Kegiatan magang dilakukan pada Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang.
Ruang lingkup kegiatan magang ini berupa :
a. Kegiatan aktifitas Akdemik, yaitu :
1. Mengawas Kegiatan UAS.
2. Mengkoreksi berkas UAS mahasiswa.
3. Membuat SAP dan GBPP perkuliahan semester Ganjil tahun ajaran
2015/2016.
4. Membuat Materi Perkuliahan semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016
5. Menyusun jadwal Perkuliahan prodi Bahasa Arab.
6. Membuat sertifikat BTA Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah.
b. Kegiatan Pelayanan Akdemik, berupa pengumpulan berkas hasil UAS selur
mata kuliah di prodi Bahasa Arab.

5
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

BAB II
KONSEP RANCANGAN AKTUALISASI

A. LANDASAN TEORI
A. 1 Teori Akuntabilitas
Kata akuntabilitas berasal dari bahasa Inggris accountability yang berarti
keadaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Itulah sebabnya, akuntabilitas
menggambarkan suatu keadaan atau kondisi yang dapat dipertanggung
jawabkan. Sugianto, et al (1995) mengutip Patricia Douglas menguraikan fungsi
accountability meliputi tiga unsur : (1) providing information about decisions and
actions taken during the course of operating entity; (2) having the internal
parties review the information, and (3) taking corrective actions where
necessary. Jadi, Suatu entitas (atau organisasi) yang accountable adalah
entitas yang mampu menyajikan informasi secara terbuka mengenai
keputusan-keputusan yang telah diambil selama beroperasinya entitas
tersebut, memungkinkan pihak luar mereview informasi tersebut, serta bila
dibutuhkan harus ada kesediaan untuk mengambil tindakan korektif.
Definisi lain menurut Tim Study Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
BPKP, akuntabilitas adalah perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan atas pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor public
terdiri atas beberapa dimensi. Ellwood (1993) menjelaskan terdapat empat
dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor public
(Mardiasmo,2002:22) yaitu :
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hokum Akuntabilitas kejujuran terkait
dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan, sedangkan akuntabilitas
hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana public.
2. Akuntabilitas proses Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang
digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan
system informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur
administrasi.

6
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

3. Akuntabilitas program Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan


apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah
mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal
dengan biaya minimal.
4. Akuntabilitas kebijakan Akuntabilitas kebijakan terkait dengan
pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atau kebijakan-
kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Indikator penca apaian Akuntabilitas
1. Tanggung jawab
2. Jujur
3. Kejelasan target
4. Netral
5. Mendahulukan kepentingan publik
6. Adil
7. Transparan
8. Konsisten
9. Partisipatif

A.2 Teori Nasionalisme


Asal kata Nasionalisme adalah nation yang berarti bangsa. Dalam, pengertian
antropologis dan sosiologis, Bangsa adalah suatu persekutuan hidup yang berdiri
sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup merasa satu kesatuan ras,
bahasa, agama, sejarah dan adat-istiadat. Sedangkan dalam pengertian politik
adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk pada
kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan
kedalam (Badri 1999: 58)
Ernest Gellner (Kompas, 21 Mei 2008) dalam bukunya Nations and Nationalism
(1983) antara lain menulis bahwa ” nasionalisme melahirkan bangsa, sementara
demokrasi melahirkan negara dan pemerintahan”, maka nasionalisme bersama
demokrasi melahirkan negara bangsa (nation state) . Namun demokrasi bukan
hanya sebagai alat tetapi sekaligus merupakan tujuan dari negara bangsa itu
sendiri, yaitu mewujudkan masyarakat adil makmur material – spiritual bagi
seluruh Warga bangsa.

7
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Makna Nasionalisme
Sebagaimana telah kita lihat, di Indonesia sendiri nasionalisme bukan merupakan
sesuatu yang sudah sejak dulu ada. Ia baru lahir dan mulai tumbuh pada awal
abad ke- 20, seiring dengan lahir dan tumbuhnya berbagai bentuk organisasi
pergerakan nasional yang menuntut kemerdekaan dan sistem pemerintahan
negara bangsa yang demokratis. Tampak pula bahwa nasionalisme di Indonesia
merupakan sesuatu yang hidup, yang bergerak terus secara dinamis seiring
dengan perkembangan masyarakat, bahkan sampai sekarang. Makna
nasionalisme sendiri tidak statis, tetapi dinamis mengikuti bergulirnya masyarakat
dalam waktu. Nation berasal dari bahasa Latin natio, yang dikembangkan dari kata
nascor (saya dilahirkan), maka pada awalnya nation (bangsa) dimaknai sebagai
“sekelompok orang yang dilahirkan di suatu daerah yang sama” (group of people
born ini the same place) (Ritter, 1986: 286)

Indikator capaian nasionalisme

1. Religius (patuh ajaran agama)


2. Hormat menghormati
3. Kerjasama
4. tidak memaksakan kehendak
5. Jujur
6. Amanah (dapat dipercaya)
7. Adil
8. Persamaan derajat
9. Tidak diskriminatif
10. Mencintai sesama manusia
11. Tenggang rasa
12. Membela kebenaran

A.3 Teori Etika Publik


a. Definisi singkat
Etika dirumuskan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral),
sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1988), istilah etika disebut sebagai (1) ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulan

8
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; dan (3) nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Konsep etika pada
dasarnya menggunakan nilai-nilai moral yang berlaku umum (six great ideas)
seperti nilai kebenaran (truth), kebaikan (goodness), kebebasan (liberty),
kesetaraan (equality).
Dalam arti yang sempit, etika pelayanan publik adalah suatu tindakan
pemberian barang dan jasa kepada masyarakat oleh pemerintah dalam rangka
tanggung jawabnya kepada publik, baik diberikan secara langsung maupun
melalui kemitraan dengan swasta dan masyarakat, berdasarkan jenis dan
intensitas kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat dan pasar. Konsep
ini lebih menekankan bagaimana pelayanan publik berhasil diberikan melalui
suatu delivery system yang sehat. Pelayanan publik ini dapat dilihat sehari-hari
di bidang administrasi, keamanan, kesehatan, pendidikan, perumahan, air
bersih, telekomunikasi, transportasi, bank, dsb.
Tujuan pelayanan publik adalah menyediakan barang dan jasa yang
terbaik bagi masyarakat. Barang dan jasa yang terbaik adalah yang memenuhi
apa yang dijanjikan atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan
demikian pelayanan publik yang terbaik adalah yang memberikan kepuasan
terhadap publik, kalau perlu melebihi harapan publik.
Dalam dunia administrasi publik atau pelayanan publik, etika diartikan
sebagai filsafat dan profesional standards (kode etik), atau moral atau right
rules of conduct (aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi oleh
pemberi pelayanan publik atau administrator publik (lihat Denhardt, 1988).
Berdasarkan konsep etika dan pelayanan publik diatas maka yang
dimaksudkan dengan etika pelayanan publik adalah suatu praktek administrasi
publik dan atau pemberian pelayanan publik (delivery system) yang didasarkan
atas serangkaian tuntunan perilaku (rules of conduct) atau kode etik yang
mengatur hal-hal yang “baik” yang harus dilakukan atau sebaliknya yang “tidak
baik” agar dihindarkan.

Indikator pencapaian dalam etika publik


1. Persatuan
2. Rela berkorban
3. Cinta tanah air
4. Memelihara ketertiban

9
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

5. Disiplin
6. Musyawarah
7. Kekeluargaan
8. Menghormati keputusan
9. Tanggung jawab
10. Kepentingan bersama
11. Gotong royong
12. Sosial
13. Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
14. Hidup sederhana
15. Kerja keras
16. Menghargai karya orang lain

A.4 Teori Komitmen Mutu


Penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih merupakan hal yang mutlak
dilakukan oleh pemerintah. Hal ini terwujud dengan penyelenggaraan
pemerintah yang berorientasi pada pelayanan prima. Pelayan prima harus
diselenggarakan dan dikelola secara profesional untuk memebrikan kepuasan
bagi para stakeholder. Konsistensi dalam memberikan pelayan priima adalah
dengan menggunakan komitmen mutu yang berkualitas baik.
Penyelenggaraan komitmen mutu dapat dicapai apabila
penyelenggaraan komitmen mutu ini didasarkan pada efisiensi dan efektifitas
kerja, inovasi dan orintasi mutu. Aspek efisiensi dan efektifitas kerja dicapai
dengan pemberian pelayanan dengan cepat dan tepat berdasarkan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan sebelumnya melalui proses
inovasi, kreatifitas dengan memperhatikan peraturan dan undang-undang yang
berlaku sehingga orinetasi mutu akan terjaga.
Komitmen mutu merupakan perhatian utama bagi pemerintah karena
sebagai abdi masyarakat pemerintah berkewajiban menjaga mutu pelayanan
dengan menjalankan komitmen mutu yang berkualitas. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Asmawi
Remansyah (2010) mengemukakan bahwa nilai budaya kerja aparatur harus
mencerminkan perilaku sebagai berikut:
a. Komitmen dan konsistensi: visi, misi, dan tujuan organisasi
b. Wewenang dan tanggung jawab
c. Keikhlasan dan kejujuran

10
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

d. Integritas dan profesionalisme


e. Kreativitas dan kepekaan
f. Kepemimpinan dan keteladanan
g. Kebersamaan dan dinamika kelompok
h. Ketepatan dan kecepatan
i. Rasionalitas dan kecerdasan emosional
j. Keteguhan dan ketegasan
k. Disiplin dan keteraturan kerja
l. Keberanian dan kearifan
m. Dedikasi dan loyalitas
n. Semangat dan motivasi
o. Ketekunan dan kesabaran
p. Keadilan dan keterbukaan
q. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Indikator pencapaian komitmen mutu


1. Eektifitas
2. Efisiensi
3. Inovasi
4. Berorientasi mutu..

A.5 Teori Anti Korupsi


Transparensy International menggunakan definisi korupsi sebagai :
“menyalahgunakan kekuasaan dan kepercayaan publik untuk keuntungan pribadi”
(Pope, 2003 : 6). Dalam definisi tersebut, terdapat tiga unsur dari pengertian
kurupsi, yaitu :
a. Menyalahgunakan kekuasaan ;
b. Kekuasaan yang dipercayakan (yaitu baik di sektor publik maupun di
sektor swasta), memiliki akses bisnis atau keuntungan materi;
c. Keuntungan pribadi (tidak selalu berarti hanya untuk pribadi orang yang
menyalahgunakan kekuasaan, tetapi juga anggota keluarganya dan teman-
temannya).
Istilah korupsi berasal dari perkataan latin “coruptio” atau “corruptus” yang berarti
kerusakan atau kebobrokan (Focus Andrea dalam Prodjohamidjojo, 2001 : 7).

11
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

B. Korelasi Antara Pelaksanaan Tugas Dengan Rencana Aktualisasi Nilai-


Nilai Dasar.
Aktualisasi Kegiatan yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan indikator
nilai-nilai dasar. Nilai – nilai dasar ini sebagai tolak ukur dalam menjaga kulitas
kinerja kegiatan aktualisasi. Diharapkan setiap kegiatan dapat mencakup
setidaknya 3 nilai nilai dasar. Nilai nilai dasar profesi ASN/PNS yaitu sebagai
berikut :
1. Akuntabiltas.: berorientasi pada pencapaian Hasil, laporan,konsekuensi bilai
tidak dilaksanakan,kinerja yang baik
2. Nasionalisme.berorientasi pada rasa kecintaan terhadap bangsa dan
Negara dalam bentuk upaya nyata yaitu bekerja sebaik- baiknya.
3. Etika Publik. Berorientasi pada hormat, sopan, disiplin, tepat waktu, tidak
diskriminatif,tidak menyalahgunakan wewenang, menciptakan situasi yang
kondusif.
4. Komitmen Mutu.berorientasi pada tangibele ( nyata/berwujud), Reliability
(Kehandalan), Respondsiveness (Cepat Tanggap),
kompetensi,kemudahan, komunikasi, keamanan.
5. Anti korupsi.

Rencana Kegiatan.
Kegiatan ke-1 : Mengoreksi Hasil Ujian Mahasiswa.
Mengoreksi Hasil Ujian Mahasiswa adalah kegiatan rutin yang dilakukan setelah
terselenggaranya ujian semester. Dosen memberikan penilaian atas presetasi
mahasiswa dalam bentuk nilai yang kongkrit setelah melaksanakan perkuliahan
smester.Hasil penilaian akan di input secara online untuk dipertanggungjawabkan dan
sebagai bentuk transparansi terhadap mahasiswa.
Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa prodi Bahasa Arab fakultas Tarbiyah
UIN Raden Fatah, dan sebagai bentuk tanggung jawan penulis kepada dekan fakultas
Tarbiyah selaku pemberi tugas dan Rektor UIN Raden Fatah Palembang.

1. Akuntabiltas. Dalam pengoreksian adalah hal yang sangat penting demi


terselangaranya proses pembelajaran yang kondusif. Dalam kegiatan
magang ini, proses pengkoreksian nilai hasil UAS Mahasiswa akan
dilakukan secara konsisten sesuai dengan SOP dan peraturan yang
berlaku di UIN Raden Fatah. Karena merupakan bentuk tanggung jawab

12
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

penulis kepada instansi. Dalam Hal ini, pihak rektorat telah memberikan
ketentuan dan prosedur form dan bobot penilaian hasil UAS.
2. Niali –nilai Nasionalisme.yang terkandung dalam proses pengkoresksian
UAS ini yaitu, penulis akan berusaha sepenuh hati melaksanakan tugas
dalam bentuk tanggung jawab, moral dan integritas yang tinggi sebagai
bentuk amanah yang telah di berikan pimpinan Sehingga hasil yang
diharapkan akan sesuai dengan tujuan bangsa Inadonesia
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan pengkoreksian nilai
UAS ini yaitu, penulis akan melakukan penilaian tanpa diskriminatif, tidak
memandang status, gender, ataupun tingkat kedekatan terhadap
mahasiswa. Penulis akan mengapresiasi hasil usaha masiswa atas apa
yang telah mereka lakukan.
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan pengkoreksian
nilai UAS ini yaitu, penulis akan melakukan penilaian sesuai dengan SOP
dan peraturan yang berlaku dan kegiatan ini akan dilakukan secara
efektifitas, efisiensi, berorientasi mutu, dan tepat guna)
5. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan pengkoreksian
nilai UAS ini yaitu, penulis akan berusaha melakukan penilaian tanpa
adanya intervensi atau gangunan dari eksternal dalam bentuk suap atau
gratifikasi dari oknum tertentu yang berkepentingan terhadap output
penilaian UAS.

Metode Kegiatan mengkoreksi hasil UAS mahasiswa yaitu :


1. Mengumpulkan berkas ujian.
2. Memeriksa berkas ujian.
3. Menilai berkas ujian.
4. Merekap nilai ujian.

13
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

No Kegiatan Sasaran Nilai Dasar indikator Metode Kegiatan


1 Mengorek Mahasiswa Akuntabilitas,  Menjelaskan secara transparan terhadap 1. Mengumpulkan berkas ujian.
si Hasil Nasionalisme, bobot penilaian. 2. Memeriksa berkas ujian.
Ujian Komitmen Mutu,  Melakukan penilaian secara benar dengan 3. Menilai berkas ujian.
Semester Anti Korupsi. SOP yang berlaku. 4. Merekap nilai ujian.
Etika Publik  Tidak menerima suap dari mahasiswa yang
ingin mendongkrak nilai dengan cara yang
tidak benar.
 Memberi penilaian yang objektif tanpa
membeda medakan mahasiswa

14
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Kegiatan ke-2 : Membuat SAP dan GBPP Perkuliahan semester Ganjil


2015/2016
SAP dan GBPP perkulaian adalah guidelines pendidik dalam melaksanakan
kegiatan perkuliahan.Dalam kegiatan ini, penulis belaku sebagai dosen
sekaligus merumuskan konsep dari pembuatan SAP dan GBPP. SAP dan
GBPP di buat berlandaskan kajian kajian teori yang memiliki keterkaitan
dengan subjek pembelajaran.
Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa prodi Bahasa Arab fakultas
Tarbiyah UIN Raden Fatah, dan sebagai bentuk tanggung jawan penulis
kepada dekan fakultas Tarbiyah selaku pemberi tugas dan Rektor UIN Raden
Fatah Palembang.
1. Akuntabiltas. Dalam pembuatan SAP dan GBPP adalah hal yang sangat
penting demi terselangaranya proses pembelajaran yang tepat guna Dalam
kegiatan magang ini, proses pembuatan SAP dan GBPP akan dilakukan
sesuai dengan SOP dan peraturan yang berlaku di UIN Raden Fatah.
Dalam Hal ini, pihak rektorat telah memberikan ketentuan dan prosedur
form SAP dan GBPP. SAP dan GBPP harus memiliki Kejelasan target,
dan Konsisten)
2. Niali –nilai Nasionalisme.yang terkandung dalam proses Pembuatan SAP
dan GBPP ini yaitu, penulis akan berusaha sepenuh hati melaksanakan
tugas dalam bentuk tanggung jawab, moral dan integritas , sebagai
bentuk amanah yang telah diberikan pimpinan. Sehingga hasil yang
diharapkan akan sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia.
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan Pembuatan SAP
dan GBPP ini yaitu, penulis akan berkomunikasi dan berkordinasi
dengan dosen lain dan staf prodi dan ketua prodi.
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan pembauatan
SAP dan GBPP yaitu, penulis akan mencari materi-materi yang bersifat
efektif, efisiensi, inovasi, berorientasi mutu,tepat guna
5. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan Pembuatan SAP
dan GBPP yaitu penulis akan melakukan dengan baik dan benar, tepat
waktu, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

15
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Metode Kegiatan Pembuatan SAP dan GBPP yaitu :


 Mengumbulkan literature berupa buku dan jurnal sebagai landasan materi.
 Memahami subtansi dan arahan kurikulum KKNI.
 Merangkum materi perkuliahan selama satu semester dalam bentuk SAP
dan GBPP.
 Meriview dengan dosen lain
 Merumuskan SAP dan GBPP.

16
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

No Kegiatan Sasaran Nilai Dasar indikator Metode Kegiatan


1 Membuat Mahasiswa Akuntabilitas,  Materi sesuai dengan kurikulum KKNI.  Mengumbulkan literature berupa buku dan
SAP dan Nasionalisme,  Sistematika perkulihan yang jelas dan jurnal sebagai landasan materi.
GBPP Komitmen Mutu, sistematis.  Memahami subtansi dan arahan kurikulum
Perkuliaha Anti Korupsi.  Membuat arahan metode pembelajaran KKNI.
n Etika Publik yang kreatif.  Merangkum materi perkuliahan selama
Semester  Berkomunikasi dengan dosen lain dalam satu semester dalam bentuk SAP dan
Ganjil pembahasan sustansi materi sebagai GBPP.
2015/2016 bentuk etika dosen.

17
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Kegiatan ke-3 : Membuat materi perkuliahan semester ganjil 2015/2016


Modul perkuliahan adalah materi yang digunakan dalam proses pembelajaran
selama 1 semester. Materi ini adalah acuan dosen dan mahasaiswa dalam
memahami proses pembelajaran.
Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa prodi Bahasa Arab fakultas
Tarbiyah UIN Raden Fatah, dan sebagai bentuk tanggung jawan penulis
kepada dekan fakultas Tarbiyah selaku pemberi tugas dan Rektor UIN Raden
Fatah Palembang.
1. Akuntabiltas. Dalam Kegiatan pembuatan materi perkuliahan ini adalah hal
yang sangat penting demi terselangaranya proses pembelajaran yang
tepat dan efektif . Dalam kegiatan magang ini, proses pembuatan
perkuliahan akan dilakukan sesuai dengan SOP dan peraturan yang
berlaku di UIN Raden Fatah dan sebagai bentuk tanggung jawab penulis
kepada pimpinan. Pembuatan materi perkulihan akan konsisten dengan
arahan SAP dan GBPP.
2. Niali –nilai Nasionalisme.yang terkandung dalam proses Pembuatan materi
perkuliahan ini yaitu, penulis akan berusaha sepenuh hati melaksanakan
tugas dalam bentuk tanggung jawab, moral dan integritas yang tinggi.
Sehingga hasil yang diharapkan akan sesuai dengan tujuan bangsa
Inadonesia.
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan materi perkuliahan
ini yaitu, penulis akan akan berkomunikasi dan berkordinasi dengan
dosen lain dan staf prodi dan ketua prodi
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan pembauatan
materi perkuliahan yaitu, penulis akan materi yang efektifitas, efisien,
inovasi, berorientasi mutu, tepat guna dan sesuai kurikulum KKNI.
5. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan Pembuatan materi
perkuliahan yaitu, dengan baik dan benar, tepat waktu, dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
Metode kegitan pembuatan materi perkuliahan yaitu :
 Mengumpulkan literature berupa buku dan jurnal sebagai landasan materi.
 Memahami subtansi dan arahan kurikulum KKNI.
 Melakukan kordinasi dengan dosen lain.
 Merumuskan materi perkuliahan.

18
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

No Kegiatan Sasaran Nilai Dasar indikator Metode Kegiatan


1 Membuat Mahasiswa Akuntabilitas,  Materi sesuai dengan kurikulum KKNI.  Mengumpulkan literature berupa buku
Modul Nasionalisme,  Sistematika perkuliahan yang jelas dan dan jurnal sebagai landasan materi.
Perkuliahan Komitmen sistematis.  Memahami subtansi dan arahan
Perkuliahan Mutu, Anti  Membuat arahan metode pembelajaran kurikulum KKNI.
Semester Korupsi. Etika yang kreatif.  Merkordinasi dengan dosen lain.
Ganjil Publik  Berkomunikasi dengan dosen lain dalam
2015/2016 pembahasan sustansi materi sebagai
bentuk etika dosen.

19
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Kegiatan ke-4 : Penyusunan jadwal perkuliahan prodi PBA


Kegiatan penyusunan jadwal perkuliahan adalah kegiatan yang
dilakukan menjelang masa semester baru pada setiap prodi masing-masing.
Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa, dosen, dan staf prodi Bahasa
Arab serta staf pusat computer fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah, dan
sebagai bentuk tanggung jawan penulis kepada dekan fakultas Tarbiyah selaku
pemberi tugas dan Rektor UIN Raden Fatah Palembang.
1. Akuntabiltas. Dalam Kegiatan penyusunan jadwal perkuliahan ini adalah
hal yang sangat penting demi terselangaranya proses pembelajaran yang
efektif dan tepat. Dalam kegiatan magang ini, proses penyusunan jadwal
perkuliahan akan dilakukan sesuai dengan SOP dan peraturan yang
berlaku di UIN Raden Fatah. Dalam Hal ini, pihak rektorat telah memberikan
ketentuan dan prosedur.
2. Niali –nilai Nasionalisme.yang terkandung dalam proses penyusunan jadwal
perkuliahan ini yaitu, penulis akan berusaha sepenuh hati melaksanakan
tugas dalam bentuk tanggung jawab, moral dan integritas yang tinggi
sebagai bentuk amanah yang telah diberikan pimpinan sehingga hasil yang
diharapkan akan sesuai dengan tujuan bangsa Inadonesia
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan penyusunan jadwal
perkuliahan ini yaitu, penulis akan penulis akan akan berkomunikasi dan
berkordinasi dengan dosen lain dan staf prodi dan ketua prodi . Penulis
tidak akan membeda- bedakan atau memprioritaskan dosen tertentu dan
akan bersikap adil dalam pemberian waktu.
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan penyusunan
jadwal perkuliahan yaitu, penulis akan melakukan penyusunan jadwal
secara efektif, efisien, berorientasi mutu, dan tepat guna.
5. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan Pembuatan materi
perkuliahan yaitu, dengan baik dan benar, tepat waktu, dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku

Metode kegiatan penyusunan jadwal perkuliahan :


 Menghimpun mata kuliah semester ganjil.
 Berkordinasi dengan staf prodi.
 Mengkonfirmasi dan berkordinasi kesedian dosen pemngampu.
 Menyusun, merumuskan dan mengedit jadwal perkuliahan.

20
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

 Menginput seluruh mata kuliah dalam data base.

21
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

No Kegiatan Sasaran Nilai Dasar Indikator Metode Kegiatan


1 Kegiatan Mahasiswa, Akuntabilitas,  Melakukan proses input data sesuai  Menghimpun mata kuliah semester ganjil.
simak dosen, staf Nasionalisme, dengan SOP dan peraturan yang berlaku.  Berkordinasi dengan staf prodi.
online fakultas, Komitmen Mutu,  penyusunan jadwal secara efektif, efisien,  Mengkonfirmasi dan berkordinasi
Lembaga Anti Korupsi. berorientasi mutu, dan tepat guna. kesedian dosen pemngampu.
Penjamin Etika Publik  berkomunikasi dan berkordinasi dengan  Menyusun, merumuskan dan mengedit
MUTU dosen lain dan staf prodi dan ketua prodi . jadwal perkuliahan.
Penulis tidak akan membeda- bedakan  Menginput seluruh mata kuliah dalam data
atau memprioritaskan dosen tertentu dan base.
akan bersikap adil dalam pemberian waktu.

22
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Kegiatan ke-5: Pembuatan Sertifikat Baca Tulis Alquran (BTA) Fakultas


Tarbiyah UIN Raden Fatah
Kegiatan Pembuatan Sertifikat BTA adalah kegiatan yang dilakukan
Untuk sebagai bukti bahwa masiswa fakultas tarbiyah UIN Raden Fatah telah
lulus Ujian BTA yang di butuhkan sebagai salah satu syarat ujian Munaqasyah
dan kegiatan KKL.
Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa, dosen, lembaga LP2M dan
staf prodi Bahasa Arab serta staf pusat computer fakultas Tarbiyah UIN Raden
Fatah, dan sebagai bentuk tanggung jawan penulis kepada dekan fakultas
Tarbiyah selaku pemberi tugas dan Rektor UIN Raden Fatah Palembang.
1. Akuntabiltas. Dalam Kegiatan Pembuatan Sertifikat Baca Tulis Alquran
(BTA) ini adalah hal yang sangat penting demi terselangaranya proses
kegiatan yang tepat dan benar. Dalam kegiatan magang ini, proses
kegiatan pembuatan sertifikat akan dilakukan sesuai dengan SOP dan
peraturan yang berlaku di UIN Raden Fatah. Dalam Hal ini, pihak rektorat
telah memberikan ketentuan dan prosedur .
2. Niali –nilai Nasionalisme yang terkandung dalam proses Pembuatan
Sertifikat Baca Tulis Alquran (BTA) ini yaitu, penulis akan berusaha
sepenuh hati melaksanakan tugas dalam bentuk tanggung jawab, moral
dan integritas yang tinggi. Sehingga hasil yang diharapkan akan sesuai
dengan tujuan bangsa Indonesia. .
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan Pembuatan
Sertifikat Baca Tulis Alquran (BTA) ini yaitu, penulis akan berkordinasi,
berkonsultasi dengan panitia kegiatan BTA dan para pengajar BTA, dan
Staff prodi, LP2M dan ketua pelaksana.
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan Pembuatan
Sertifikat Baca Tulis Alquran (BTA) yaitu, penulis akan melakukan kegiatan
yang efektif, efisiensi, inovasi, berorientasi mutu,tepat guna, serta
membuat sertifikat dengan disian yang baik.
5. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan Pembuatan
Sertifikat Baca Tulis Alquran (BTA) yaitu, dengan baik dan benar, tepat
waktu, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Metode Kegiatan pembuatan sertifikat BTA yaitu :


 Berkordinasi dengan staf, pengajar, dan ketua pelaksanan BTA.

23
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

 Merumuskan substansi sertifikat.


 Merumuskan ide disian sertifikat.
 Mendisian sertifikat

24
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

No Kegiatan Sasaran Nilai Dasar indikator Metode Kegiatan


1 Kegiatan Mahasiswa, Akuntabilitas,  kegiatan pembuatan sertifikat akan  Berkordinasi dengan staf, pengajar,
Pembuata dosen, staf Nasionalisme, dilakukan sesuai dengan SOP dan dan ketua pelaksanan BTA.
n Sertifikat fakultas, Komitmen Mutu, peraturan .  Merumuskan substansi sertifikat.
BTA Lembaga Anti Korupsi.  berkordinasi, berkonsultasi dengan  Merumuskan ide disian sertifikat.
Fakultas LP2M, Etika Publik panitia kegiatan BTA dan para pengajar  Mendisian sertifikat
Tarbiyah Lembaga BTA, dan Staff prodi dan ketua
UIN Penjamin pelaksana.
Raden MUTU  kegiatan yang efektif, efisiensi,
Fatah. inovasi, berorientasi mutu,tepat
guna, serta membuat sertifikat
dengan disian yang baik.
 dengan baik dan benar, tepat waktu,
dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku

25
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Kegiatan ke 6 : Mengawas UAS Prodi PBA


Kegiatan mengawas UAS di prodi PBA adalah adalah kegiatan yang
dilakukan setelah perkuliahan selama 11 pertemuan dilakukan mahasiswa.
Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa, dosen, lembaga Penjamin
Mutu dan staf prodi Bahasa Arab serta staf pusat computer fakultas Tarbiyah
UIN Raden Fatah, dan sebagai bentuk tanggung jawan penulis kepada dekan
fakultas Tarbiyah selaku pemberi tugas dan Rektor UIN Raden Fatah
Palembang.
1. Akuntabiltas. Dalam Kegiatan Mengawas UAS Prodi PBA ini adalah hal
yang sangat penting demi terselangaranya proses pembelajaran yang
benar. Dalam kegiatan pengawasan UAS akan dilakukan sesuai dengan
SOP dan peraturan yang berlaku di UIN Raden Fatah dan penuh tanggung
jawab. Dalam Hal ini, pihak rektorat telah memberikan ketentuan dan
prosedur.
2. Niali –nilai Nasionalisme yang terkandung dalam proses Mengawas UAS
Prodi PBA ini yaitu, penulis akan berusaha sepenuh hati melaksanakan
tugas dalam bentuk tanggung jawab, moral dan integritas yang tinggi.
Sehingga hasil yang diharapkan akan sesuai dengan tujuan bangsa
Inadonesia.
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan Mengawas UAS
Prodi PBA ini yaitu, penulis akan memelihara ketertiban, disiplin, ketika
ujian dilakukan.
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan Mengawas
UAS Prodi PBA sesuai dengan SOP dan efektif, efisiensi waktu,
berorientasi mutu,tepat guna).
6. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan Mengawas UAS
Prodi PBA) yaitu, baik dan benar, tepat waktu, dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Metode Kegiatan Mengawas UAS yaitu :


 Berkordinasi dengan staf, pengajar, dan ketua prodi.
 Berkomunikasi dengan mahasiswa.
 Memulai kegiatan ujian

26
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

No Kegiatan Sasaran Nilai Dasar indikator Metode Kegiatan


1 Kegiatan Mahasiswa, Akuntabilitas,  kegiatan mengawas UAS akan  Berkordinasi dengan staf, pengajar,
Pembuata dosen, staf Nasionalisme, dilakukan sesuai dengan SOP dan dan ketua prodi.
n Sertifikat fakultas, Komitmen Mutu, peraturan .  Berkomunikasi dengan mahasiswa
BTA Lembaga Anti Korupsi.  berkordinasi, berkonsultasi Staff  Memulai kegiatan ujian.
Fakultas LP2M, Etika Publik prodi dan ketua prodi.
Tarbiyah Lembaga  kegiatan yang efektif, efisiensi,
UIN Penjamin inovasi, berorientasi mutu,tepat
Raden MUTU guna, serta membuat sertifikat
Fatah. dengan disian yang baik.
 dengan baik dan benar, tepat waktu,
dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku

27
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

Kegiatan ke-7 : Mengumpulkan hasil penilaian dosen


. Pengarsipan penilaian diperlukan sebagai data base untuk mencetak bukti transkrip
nilai mahasiswa untuk keperluan wisuda dan yudisium.
Sasaran kegiatan ini adalah dosen prodi Bahasa Arab fakultas Tarbiyah UIN
Raden Fatah, dan sebagai bentuk tanggung jawan penulis kepada dekan fakultas
Tarbiyah selaku pemberi tugas dan Rektor UIN Raden Fatah Palembang.

1. Akuntabiltas. Dalam pengumpulan arsip penilaian adalah hal yang sangat


penting demi terselangaranya proses pembelajaran yang kondusif. Dalam
kegiatan magang ini, proses pengumpulan arsip akan dilakukan secara
konsisten sesuai dengan SOP dan peraturan yang berlaku di UIN Raden
Fatah. Karena merupakan bentuk tanggung jawab penulis kepada instansi.
Dalam Hal ini, pihak rektorat telah memberikan ketentuan dan prosedur
form dan bobot penilaian hasil UAS.
2. Niali –nilai Nasionalisme.yang terkandung dalam proses pengarsipan ini
yaitu, penulis akan berusaha sepenuh hati melaksanakan tugas dalam
bentuk tanggung jawab, moral dan integritas yang tinggi sebagai bentuk
amanah yang telah di berikan pimpinan Sehingga hasil yang diharapkan
akan sesuai dengan tujuan bangsa Inadonesia
3. Nilai nilai Etika Publik. Yang terkadung dalam kegiatan pengarsipan nilai
UAS ini yaitu, penulis akan melakukan pengarsipan kepada setiap dosen
tanpa diskriminatif, tidak memandang status, gender, ataupun tingkat
kedekatan terhadap mahasiswa. Penulis akan mengapresiasi hasil usaha
masiswa atas apa yang telah mereka lakukan.
4. Nilai dasar Komitmen Mutu. Yang terkadung dalam kegiatan pengkoreksian
nilai UAS ini yaitu, penulis akan melakukan pengarsipan sesuai dengan
SOP dan peraturan yang berlaku dan kegiatan ini akan dilakukan secara
efektifitas, efisiensi, berorientasi mutu, dan tepat guna)
5. Nilai dasar Anti korupsi. Yang terkadung dalam kegiatan pengarsipan ini
yaitu, penulis berusaha melakukan pengarsipan tanpa adanya intervensi
atau gangunan dari eksternal dalam bentuk suap atau gratifikasi dari
oknum tertentu yang berkepentingan terhadap output penilaian UAS.

Metode Kegiatan pengarsipan nilai mahasiswa yaitu :


 Mengumpulkan berkas penilaian

28
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

 Memeriksa berkas penilaian


 Merekap berkas penilain.
 Menyusun arsip berkas penilaian.

29
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

No Kegiatan Sasaran Nilai Dasar indikator Metode Kegiatan


1 Mengorek Dosen Akuntabilitas,  dilakukan secara konsisten sesuai dengan SOP  Mengumpulkan berkas penilaian
si Hasil Nasionalisme, dan peraturan yang berlaku di UIN Raden Fatah.  Memeriksa berkas penilaian
Ujian Komitmen Mutu, Karena merupakan bentuk tanggung jawab  Merekap berkas penilain.
Semester Anti Korupsi. penulis kepada instansi.  Menyusun arsip berkas
Etika Publik  pengarsipan kepada setiap dosen tanpa penilaian
diskriminatif, tidak memandang status,
gender, ataupun tingkat kedekatan terhadap
mahasiswa.
 pengarsipan tanpa adanya intervensi atau
gangunan dari eksternal dalam bentuk suap
atau gratifikasi dari oknum tertentu yang
berkepentingan terhadap output penilaian UAS.
 pengarsipan sesuai dengan SOP dan peraturan
yang berlaku dan kegiatan ini akan dilakukan
secara efektifitas, efisiensi, berorientasi mutu,
dan tepat guna

30
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Aktualisasi dalam bentuk Upaya dan Jiwa.
2. image PNS yang berkembang dimasyarakat saat ini adalah malas, suka
keluyuran, korupsi waktu, dan bekerja tidak professional. Untuk itu diperlukan
suatu reformasi kepegawaian yang merupakan salah satu subsistem
reformasi birokrasi karena keberhasilan reformasi birokrasi akan sangat
ditentukan oleh keberhasilan reformasi kepegawaian. Dalam reformasi
kepegawaian, harus direformasi sistem perekrutan, penggajian, pengukuran
kinerja, promosi dan pengawasan terhadap etika dan perilaku PNS.
3. Pada Diklat Prajabatan Pola baru ini telah ditetapkan nilai nilai dasar yang
diharapkan mampu diterapkan oleh Peserta diklat pada kegiatan aktualisasi
magang di tempat masing masing. Nilai dasar ini adalah salah satu Indikator
dalam terciptanya embrio mental dan jiwa seorang Aparatur Sipil Negara yang
baik.
B. SARAN
1. Meningkatkan kualitas Aktualisasi ASN dalam diklat Prajabatan demi mencapai
kualitas ASN yang berintegritas
2. Mengevaluasi output dari proses Aktualisasi dan memperbaiki system di lini-lini
yang masih lemah.

31
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah
Proposal Rancangan Aktualisasi – Badan Diklat Keagamaan Provinsi Semarang

DAFTAR PUSTAKA

Rahmanurrasjid, A, 2008, “Akuntabilitas dan Transparansi Dalam


Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Uuntuk Mewujudkan
Pemerintahan Yang Baik di Daerah, (Studi di Kabupaten
Kebumen)”, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ardisasmita, S,M ., 2006, “Definisi Korupsi Menurut Perspektif Hukum dan E-
Annauncement Untuk Tata Kelola Pemerintahan Yang Lebih
Terbuka, Transparan dan Akuntabel”, KPK Indonesia.
Adisusilo, S,J,R., 2007, “NASIONALISME – DEMOKRASI – CIVIL SOCIETY”, FKIP -
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dwiyanto, A,. DKK., 2015 “Anti Korupsi, Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III “, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia,Jakarta.
Dwiyanto, A,. DKK., 2015 “Aktualisasi, Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III “, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia,Jakarta.
Dwiyanto, A,. DKK., 2015 “Akuntabilitas, Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III “, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia,Jakarta.
Dwiyanto, A,. DKK., 2015 “Nasionalisme, Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III “, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia,Jakarta.
Dwiyanto, A,. DKK., 2015 “Etika Publik, Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I/II dan III “, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia,Jakarta.

32
Muhammad Lufika Tondi (18), UIN Raden Fatah

Anda mungkin juga menyukai