Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS DATAK
Datak,Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS DATAK
Nomor: Pusk..../......../......./2018

TENTANG

PERESEPAN DAN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS DATAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS DATAK

Menimbang : a. bahwa untuk mengobati seorang pasien membutuhkan


pengetahuan dan pengalaman yang spesifik, maka
puskesmas bertanggungjawab untuk mengidentifikasi
petugas dengan pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan
persyaratan dan yang juga diizinkan berdasarkan lisensi,
sertifikasi, undang-undang atau peraturan pemberian obat;

b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di


Puskesmas yang berorientasi kepada pasien diperlukan
suatu standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
pelayanan kefarmasian;

c. bahwa pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada


pasien sebgaimana dimuksud dalam huruf b adalah
pelayanan kefarmasian dimana tenaga kefarmasian
berinteraksi langsung dengan pasien yang menggunakan
obat demi tercapainya tujuan terapi dan terjaminnya
keamanan penggunaan obat;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, huruf b dan huruf c maka perlu menetapkan
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Datak tentang
Peresepan dan Pengelolaan obat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Nomor 35


Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang


Pekerjaan Kefarmasian;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


tahun 2014 tentang Puskesmas;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 tahun 2010


tentang Standar Pelayanan Kedokteran;

7. Peraturan Menteri Kesehatan No 74 Tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;

8. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik Tahun


2011, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
dengan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS DATAK


TENTANG PERESEPAN DAN PENGELOLAAN OBAT

Kesatu : Peresepan obat di lakukan oleh dokter umum.

Kedua Apabila tenaga dokter tidak berada di tempat maka peserepan


bisa dilakukan oleh tenaga perawat/bidan yang mendapat
pendelegasian wewenang.

Ketiga : Pengelolaan obat tingkat Puskesmas meliputi perencanaan,


pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
penggunaan dan dokumentasi
Keempat : Pengelolaan obat sebagaimana dimaksud pada diktum ketiga
surat keputusan ini, dilakukan oleh seorang tenaga apoteker

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan akan ditinjau kembali apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya;

Ditetapkan di : Datak
Pada tanggal :

Kepala Puskesmas Datak

Elisabet Timan

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN


KEPALA UPTD PUSKESMAS DATAK
Nomor : Pusk..../....../..../2018
TANGGAL :
TENTANG : PERESEPAN DAN
PENGELOLAAN OBAT DI
PUSKESMAS DATAK

1. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter
gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di
dalam maupun di luar negeri yang di akui oleh pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2. Pelayanan kedokteran adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh


dokter dan dokter gigi sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya yang
dapat berupa pelayanan promotif, preventif, diagnostik , konsultatif, kuratif
dan rehabilitatif.

3. Dokter yang menjalankan praktik kedokteran wajib memiliki SIP (Surat Ijin
Praktek)

4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker

5. Apoteker bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan standar


kefarmasian di puskesmas,yang meliputi :

A. Pengelolaan Obat dan Bahan medis pakai :

1. Perencanaan kebutuhan :
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan
medis habis pakai untuk menetukan jenis dan jumlah obat dalam
rangaka pemenuhan kebutuhan puskesmas

2. Permintaan Obat dan Bahan Habis Pakai


Permintaan obat dan bahan habis pakai dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di
puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Kegiatan dalam menerima obat dan bahan habis pakai dari instalasi
farmasi kabupaten sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Petugas farmasi wajib melakukan pengecekan terhadap obat dan
bahan habis pakai yang diserahkan mencakup jumlah kemasan, jenis
dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO)
ditandatangani oleh petugas penerima dan diketahui oleh kepala
puskesmas

4. Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai


Kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

5. Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai


Kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan habis pakai
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit
puskesmas

6. Pengendalian Obat dan habis pakai


Kegiatan untuk memastikan tercapaianya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kekurangan atau kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar

7. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan


Kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat dan bahan medis habis
pakai secara tertib , baik obat dan bahan medis habis pakai yang
diterima, disimpan , didistribusikan dan digunakan di puskesmas
atau unit pelayanan lainnya.

8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis


Pakai
Kegiatan ini dilakukan secara periodik, bertujuan untuk :
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan
b. Memperbaiki secara terus menerus pengelolaan obat dan bahan
medis habis pakai
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan
obat

B. Pelayanan Farmasi Klinik :

a. Pengkajian resep, penyerahan obat dan pemberian informasi obat


Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan kimia baik
untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Penyerahan dan pemberian informasi obat merupakan kegiatan
pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat,
memberikan label/etiket, menyerahkan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai dan pendokumentasian

b. Pelayanan Informasi Obat


Kegiatan pelayanan yang dilakukan apoteker untuk memberikan
informasi secara akurat, jelas, dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien

c. Konseling
Kegiatan mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang
berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap
serta keluarga pasien

d. Ronde/Visite
Kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari
dokter, perawat, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya
e. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat
Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang sifatnya
merugikan atau yang tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Kegiatan memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat
yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping

g. Evaluasi Penggunaan Obat


Kegiatan mengevalusi penggunaan obat secara terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman, dan terjangkau (rasional)

Ditetapkan di : Datak
Pada tanggal :

Kepala UPTD Puskesmas Datak

Elisabet Timan

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS DATAK


NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PELAYANAN FARMASI KLINIK
PELAYANAN FARMASI KLINIK

Farmasi Klinik adalah pelayanan farmasi yang tenaga kefarmasian berinteraksi langsung
dengan pasien yang menggunakan obat untuk tercapainya tujuan terapi dan terjaminnya
keamanan penggunaan obat berdasarkan penerapan ilmu, teknologi dan fungsi dalam
perawatan penderita dengan memperhatikan preferensi pasien.
Kegiatan Farmasi Klinik Meliputi :
A. Skrining Resep
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
a. Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian
resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk peracikan obat, pemeriksaan,
penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep,
dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication
error) dengan melaksanakan aktivitas sesuai standar prosedur operasional dan
melakukan dokumentasi aktivitas.
b. Tujuan : Untuk menganalisa adanya masalah terkait obat bila ditemukan masalah
terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.
c. Kegiatan : Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan
administrasi, persyaratan farmaseutik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat
inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi :
1. Narna, umur, jenis kelamin dan berat badan serta tinggi badan pasien
2. Nama, nomor ijin praktek, alamat dan paraf dokter
3. Tanggal resep
4. Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmaseutik meliputi :
1. Nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan
2. Dosis dan Jumlah obat
3. Stabilitas
4. Aturan, dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi :
1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
2. Tidak didapatkan duplikasi pengobatan
3. Tidak munculnya alergi, efek samping, dan reaksi obat yang tidak dikehendaki
(ROTD)
4. Obat yang diberikan tidak kontraindikasi
5. Tidak dijumpai interaksi obat yang berisiko

2. Pencampuran Obat Suntik


Melakukan pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien yang menjamin kompatibilitas,
Kegiatan :
a. Mencampur sediaan intravena kedalam cairan infus
b. Melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang sesuai
c. Mengemas menjadi sediaan siap pakai
d. Melakukan pemeriksaan terhadap hasil kerja yang telah dilakukan

B. Penyerahan Obat
Penyerahan meliputi kegiatan pengecekan kesesuian nomor resep, nama pasien, umur,
Ditetapkan di Datak
alamat serta nama obat, dosis, jumlah, aturan pakai, bentuk sediaan farmasi yang akan
Pada tanggal
diserahkan kepada pasien atau keluarga dengan pemberian konsultasi, informasi dan edukasi
Kepala Puskesmas Datak
(KlE) obat kepada pasien.
Tujuan kegiatan ini adalah agar pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/
Elisabet Timan
pengobatan
NIP : 196112311987032120

C. Konsultasi Informasi dan Edukasi (KIE)


KIE adalah suatu proses diskusi antara apoteker dengan pasien/keluarga pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga pasien
mengeksplorasikan diri dan membantu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
kesadaran sehingga pasien/keluarga pasien memperoleh keyakinan akan kemampuannya
dalam penggunaan obat yang benar termasuk swamedikasl.
Tujuan umum KIE adalah meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek
terapi, meminimalkan risiko efek samping, meningkatkan cost effecfiveness dan
menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi.
Tujuan khusus
a. Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien
b. Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien
c. Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat
d. Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan obat dengan
penyakitnya
e. Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan
f. Mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat
g. Meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi
h. Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan
i. Membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan obat sehingga dapat mencapai
tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien
Kegiatan:
a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien
b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui Three Prime
Queslions
1. Apakah yang disampaikan dokter tentang obat Anda?;
2. Apakah dokter menjelaskan tentang cara pemakaian obat Anda?;
3. Apakah dokter menjelaskan tentang hasil yang diharapkan setelah Anda menerima
terapi obat tersebut?
c. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan obat.

Anda mungkin juga menyukai