Anda di halaman 1dari 4

Distribusi Peluang Kontinu

Suatu peubah acak kontinu mempunyai peluang nol pada setiap titik x. Karena itu, distribusi
peluangnya tak mungkin disajikan dalam bentuk tabel. Hal ini mungkin mengejutkan pada
permulaan, tetapi akan mudah dipahami dengan contoh berikut. Pandanglah suatu peubah acak
yang nilainya menyatakan tinggi badan semua orang di atas 21 tahun. Diantara dua sembarang
nilai, misalnya 163,5 dan 164,5 cm, ataupun antara 163,99 dan 164,01 cm, terdapat tinggi yang
tak berhingga banyaknya, salah satu diantaranya adalah 164 cm. Peluang memilih secara acak
seseorang yang tingginya tepat 164 tidak kurang atau lebih sedikitpun juga, tentunya sangatlah
kecil dan karena itu peluang kejadian tersebut diberi nilai nol. Namun lain halnya, bila yang
ditanya ialah peluang memilih seseorang yang tingginya paling sedikit 163 cm tetapi tidak lebih
dari 165 cm. Sekarang yang dipandang ialah nilai suatu selang bukan nilai suatu titik dari peubah
acak.

Selanjutnya kita akan mempelajari perhitungan peluang untuk berbagai selang dari peubah acak
kontinu seperti P(a ˂ X ˂ b), P(W > c), dan seterusnya. Perhatikan bahwa bila X kontinu

P(a ˂ X ≤ b) = P(a ˂ X ˂ b) + P(X=b)

= P(a < X < b).

Yaitu tidaklah menjadi soal apakah titik ujung selang diikut sertakan atau tidak. Hal ini tidak
benar, tentunya, bila X diskret.

Kendati distribusi peluang peubah acak kontinu tidak dapat disajikan dalam bentuk tabel,
mungkin dapat disajikan dalam bentuk rumus. Rumus seperti itu tentunya merupakan fungsi dari
nilai yang berbentuk bilangan (numerik) dari peubah kontinu X dan karena itu akan dinyatakan
dengan lambang fungsi f(x). jika menyangkut peubah yang kontinu, f(x) dinamakan fungsi padat
peluang, atau yang disingkat fungsi padat dari X. Karena X didefenisikan pada ruang sampel
yang kontinu, mungkin saja f(x) tidak kontinu pada beberapa titik yang terhingga banyaknya.
Akan tetapi, kebanyakan fungsi padat yang mempunyai penggunaan praktis dalam analisis data
statistika bersifat kontinu dan grafiknya, beberapa diantaranya, dapat berbentuk salah satu dari
bentuk pada gambar. Karena peluang akan dinyatakan sebagai luas dan peluang merupakan
bilangan positif maka fungsi padat haruslah seluruhnya terletak diatas sumbu X.
Fungsi padat peluang dituliskan sedemikian rupa sehingga luas daerah, diantara kurva dan
sumbu x yang dihitung atas semua rentangan harga X pada daerah f(x) terdefenisi, adalah 1.
Kalau seluruh nilai X terletak pada selang berhingga, selalu mungkin memperluas selang
tersebut sehingga mencakup seluruh himpunan bilangan real dengan mendefenisikan f(x) sama
dengan nol pada semua titik pada selang perluasan tadi. Pada gambar peluang X mempunyai
nilai antara a dan b sama dengan luas daerah yang dihitami di bawah fungsi padat antara absis
x=a dan x=b. Menurut kalkulus integral luas ini dinyatakan dengan
b

P (a ˂ X ˂ b) = ∫ f ( x ) dx
a

Defenisi 2.6 Fungsi f(x) adalah fungsi padat peluang peubah acak kontinu X, yang didefenisikan
di atas himpunan semua bilangan real R, bila

1. f(x) ≥ 0 untuk semua x ∈ R


2. ∫ f ( x ) dx=1
−∞
b

3. P (a ˂ X ˂ b) = ∫ f ( x ) dx
a
Contoh

Misalkan bahwa galat suhu reaksi dalam °C, pada percobaan laboratorium yang dikontrol

x2
merupakan peubah acak X yang mempunyai fungsi padat peluang f ( x )=
{3
,∧1< x<2
0 ,∧untuk x lainnya

a. Tunjukkan bahwa syarat 2 defenisi 2.6 dipenuhi


b. Hitung P(0 < x ≤ 1)

Jawab
∞ 2
x2 x3 2 8 1
a. ∫ f ( x ) dx= ∫
−∞ −1 3
dx = |
= + =1
9 −1 9 9
1
x2 x3 1 1
b. P(0 < X ≤ 1) = ∫
0 3
dx = | =
9 0 9

Defenisi 2.7 Distribusi kumulatif (tumpukan) F(x) suatu peubah acak kontinu X dengan
fungsi padat f(x) diberikan oleh
x

F(x) = P(x ≤ x) = ∫ f ( t ) dt untuk -∞ < x <∞


−∞
Sebagai akibat langsung Defenisi 2.7 dapat dituliskan kedua hasil berikut:

P(a < X < b) = F(b) – F(a)

dan

dF ( x)
f(x) =
dx

bila fungsi turunan ini ada.

Contoh

Carilah F(x) dari fungsi padat pada contoh sebelumnya kemudian hitunglah P(0 < X ≤ 1)

Jawab

Untuk -1 < x < 2,


x x
t2 t3 x x3 +1
F(x) = ∫ f ( t ) dt= ∫ dt =
−∞ −1 3
|
9 −1
=
9

Jadi

0 , x ≤−1
F(x) =
{
x +1
9
3
,−1≤ x< 2
1 , x ≥2

2 1 1
P(0 < X ≤ 1) = F(1) – F(0) = − =
9 9 9

Anda mungkin juga menyukai