Anda di halaman 1dari 12

RESUME IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR

Senin, 22 februari 2021

Kelompok 6 :
1. Durotun Nafi’ah (190151602529)
2. Intan Duri Permatasari (190151602429)
3. Kharisma Sofiana Siregar (190151602566)
4. Muhammad Iqbal Putra Alwazi (190151602727)

5. Pada pemaparan materi terdapat 2 prinsip yang dikemukakan oleh ausubel. Berikan
contoh penerapan kedua prinsip tersebut dalam pembelajaran IPA kelas rendah! (Zulfikar
Attila, No. Urut 37, Kelompok 8)

Jawaban:
Contoh penerapan prinsip yang dikemukakan oleh Ausubel :
1) Diferensiasi progresif adalah suatu proses menguraikan masalah pokok menjadi
bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus. Misalnya dalam pembelajaran IPA
di SD khususnya kelas rendah, guru memberikan materi mengenai benda langit,
kemudian guru dapat mengajukan pertanyaan seperti, apa saja contoh benda
yang ada di langit?, diantara nama-nama benda yang ada di langit yang telah
disebutkan, benda di langit apa sajakah yang muncul pada siang hari dan benda
di langit yang muncul pada malam hari?. Dari pertanyaan guru tersebut maka
siswa dapat mengetahui mengetahui nama benda langit yang muncul pada siang
hari dan nama benda langit yang muncul pada malam hari. Sehingga pelajaran
dari umum-khusus.
2) Menurut konsep rekonsiliasi integratif dalam mengajar, konsep-konsep perlu
diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya. Dengan kata lain guru hendaknya menunjukkan pada siswa
bagaimana konsep dan prinsip tersebut saling berkaitan. Guru menjelaskan dan
menunjukkan secara jelas perbedaan dan persamaan materi yang baru dengan
materi yang telah dijelaskan terlebih dahulu yang telah dikuasai siswa. Dengan
demikian siswa akan mengetahui alasan dan manfaat materi yang akan
dijelaskan tersebut. Contoh dalam pembelajaran IPA kelas rendah, misal
mempelajari materi tentang bagian tumbuhan yaitu daun. Siswa pada kelas
sebelumnya telah mempelajari tentang daun, tetapi hanya sebatas mengetahui
tentang apa itu fungsi daun. Dan pada kelas berikutnya siswa kembali
mempelajari tentang daun, akan tetapi dalam materi ini siswa akan lebih
mendalami tidak hanya sebatas pada fungsi daun saja melainkan macam-macam
tulang daun.

6. Menurut kalian, apa kelebihan dan kekurangan dari diterapkannya masing-masing teori
belajar tersebut pada pembelajaran IPA di SD kelas rendah? (Virna Tri Handayani, No.
Urut 34, kelompok 3)

Jawaban:
1) Teori Piaget
Kelebihan :
 Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
 Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
 Menjadikan proses berfikir siswa lebih kreatif
 Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem
solving)
 Siswa diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Kekurangan:
 Tidak dapat diukur hanya satu orang siswa saja, melainkan kita harus melihat
kemampuan mereka
 Siswa masih merasa sulit ketika dihadapkan pada benda-benda atau peristiwa-
peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit dengan realitas.

2) Teori Bruner
Kelebihan :
 Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah
bermakna.
 Pengetahuan yang diperoleh siswa mudah diingat dalam jangka yang panjang
 Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang
diinginkan dalam belajar agar siswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang
diterima.
 Penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam
menciptakan motivasi belajar.
 Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Kekurangan
 Belajar Penemuan ini memerlukan kecerdasan anak yang tinggi. Bila kurang
cerdas, hasilnya kurang efektif.
 Teori belajar seperti ini memakan waktu cukup lama.

3) Teori Gagne
Kelebihan :
 Memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan
 Cocok untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa.
 Dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang
tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara
individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari
luar dirinya.
Kekurangan:
 Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru
bersifat otoriter.
 Komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus
dipelajari murid.
 Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
 Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

4) Teori Ausuble
Kelebihan:
 Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran yang bermakna tersebut. Jika kita mempelajari sesuatu dan
dapat mengambil maknanya, sama artinya dengan kita telah mengetahui konsep
dasar dari pelajaran yang diajarkan tersebut. Jadi jika kita dapat mengingatnya
lebih lama.
 Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya
dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga
memudahkan proses belajar mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran yang
mirip.
 Informasi yang telah dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih
meninggalkan bekas, sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk
materi pelajaran yang mirip walaupun telah lupa.
Kekurangan:
 Guru harus selalu dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses
belajar yang bermakna setiap saat.

Tambahan dari Bu Estu :


Jawaban sudah lengkap, namun jk dicermati pd jwbn ttg kekurangan teori Bruner, sy
kurang sependapat, teori Bruner yg dikenal dg belajar melalui penemuan, tidak
menuntut kecerdasan yg tinggi, namun menuntut guru untuk mampu memfasilitasi
siswa dlm proses penemuan, jadi jk guru kuran sabar dan kreatif, cenderung
menghindar dari penerapan pembelajaran penemuan.
Tambahan dari bu Aynin :
Untuk belajar penemuan memang perlu kecakapan intelektual yang tinggi dan kontrol
dari siswa. Untuk siswa kelas rendah belajar penemuan tidak dianjurkan penemuan
murni tapi perlu pembimbingan untuk mengakomodasi kesulitan-kesulitan, masih perlu
diarahkan. Semakin tinggi level kecapakan intelektual, maka kontrol belajar bergeser
dari guru ke siswa. Siswa bisa mengarahkan sendiri penemuannya.

7. Di dalam materi terdapat penjelasan bahwa Bruner mengusulkam teorinya yang disebut
“Free Discovery Learning” yang dimaksudkan bahwa proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siwa untuk menemukan
suatu aturan. Boleh tolong jelaskan kembali maksud dari teori ini dan berikan contoh
seperti apa kegiatan yang bisa dikatakan dalam teori ini? (Safira Maulinda, No. Urut 18,
Kelompok 1 )
Jawaban:
Model Discovery Learning mengarahkan peserta didik untuk memahami konsep, arti,
dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik didorong untuk
mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dan dilanjutkan dengan mencari informasi
sendiri kemudian mengorganisasi atau mengkonstruksikan apa yang mereka ketahui dan
pahami dalam suatu bentuk akhir menurut pendapat dan pemikirannya sendiri. Hal
tersebut terjadi bila peserta didik terlibat secara langsung, terutama dalam penggunaan
proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Contoh kegiatan
yakni guru dapat memberikan suatu penugasan seperti identifikasi/pengamatan mengenai
fungsi bagian bunga. Dengan kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat menemukan
aturan atau konsepnya sendiri mengenai fungsi dari bagian tumbuhan seperti siswa
mampu menjelaskan fungsi duri pada bunga mawar sesuai apa yang dipikirkannya.

Tambahan dari bu Estu :


Benar, dlm hal ini sebenarnya siswa perlu diberi kesempatan untuk menemukan dg
caranya sendiri, namun krn pembelajaran yg diterapkan di negara kita terikat dg tujuan,
tugas guru mebimbing proses penemuan ke arah tujuan yg ditetapkan.

8. Pada teori Piaget, dijelaskan bahwa individu tidak berinteraksi dengan lingkungan
fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai bagian dari kelompok sosial.
Bagaimana maksud dari penjelasan kalimat tersebut? (Nindya Putri H., No. Urut 24,
Kelompok 9)
Jawaban:
Individu tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat,
tetapi sebagai bagian dari kelompok sosial. Hal tersebut dapat diartikan bahwa anak
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai anggota dari kelompok sosial dan tidak
terikat oleh suatu aturan mengenai lingkungan fisiknya. Dengan demikian lingkungan
sosial berada diantara anak dengan lingkungan fisiknya oleh sebab itu interaksi anak
dengan orang lain sangat penting dalam pengembangan pandangan anak terhadap alam.

9. Pada halaman 4 poin ke 1. Poin yang penting ini menjelaskan kita mengapa
pembelajaran IPA di SD banyak menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil
pada anak yang lemah dan anak yang secara kebudayaan terhalangi. Bisa dijelaskan
ulang dan diberikan contohnya terkait keberhasilan pada anak yang lemah dan anak yang
secara kebudayaan terhalangi. (Masthura H., No. Urut 17, Kelompok 4).

Jawaban:
Pembelajaran IPA di SD banyak menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil
pada anak yang lemah dan anak yang secara kebudayaan terhalangi.
 Menurut Piaget tentang 4 fase pembagian perkembangan kognitif, usia anak SD
yaitu usia antara 7-11 tahun disebutkan bahwa fase ini merupakan fase
operasional konkret. Pada masa ini, anak belum bisa atau sulit untuk berpikir
abstrak. anak dapat memahami operasi (logis) dengan bantuan benda-benda
konkret, yang dimaksud operasi dengan bantuan benda-benda konkret disini
adalah tindakan Atau perbuatan mental mengenai kenyataan dalam kehidupan
nyata.
 Terutama pada anak yang lemah dan anak yang secara kebudayaan terhalangi.
Yang dimaksudkan lemah disini adalah anak tersebut lebih lambat/lemah dalam
menyerap informasi yang dia dapat daripada anak seumurannya. Sehingga,
apabila anak lain sudah paham mengenai suatu hal, anak tersebut sedikit lebih
lambat untuk memahami sehingga pencontohan atau benda konkrit disertai
dengan bimbingan guru sangat membantu dalam pemahaman anak tersebut.
Kemudian ada anak yang secara kebudayaan terhalangi, anak kurang atau belum
tau suatu budaya karena keterbatasan seperti karena tidak mengenal kebudayaan
tersebut sehingga menjadikan kurangnya pengetahuan mereka.
Dengan begitu untuk mencapai keberhasilan pada anak yang lemah dan yang secara
kebudayaan terhalangi ini adalah dengan perhatian/bimbingan ekstra pada anak tersebut.
Berikan contoh konkret yang sederhana dan mudah dipahami serta cara penjelasan yang
juga mudah dipahami anak.

10. Menurut kalian teori belajar manakah yang paling baik diterapkan pada pembelajaran
IPA SD kelas rendah? Berikan alasannya! (Nabila Ainun I., No. Urut 22, Kelompok 10)

Jawaban:
Semua teori belajar yang telah dikemukakan para tokoh tersebut dapat diaplikasikan
dengan baik dalam pembelajaran IPA di SD dan bisa saling melengkapi satu sama lain.
Tetapi ada salah satu teori yang sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPA SD
kelas rendah yaitu teori dari Bruner bahwa pembelajaran berasal dari penemuan. Siswa
SD sangat membutuhkan contoh yang konkret, teori ini sangat cocok karena siswa
diajak melakukan penemuan dengan bereksperimen menggunakan benda nyata. Karena
siswa diajak untuk dapat bereksperimen secara langsung, sehingga pemahaman dan
ingatan siswa terhadap materi tersebut akan berlangsung lama.

11. Jelaskan dan berikan contoh tahapan perkembangan mental anak menurut Piaget dalam
lingkup IPA di SD! (Niken Mevinda, No. Urut 23, Kelompok 6).

Jawaban:
Ada 4 tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget :
1) Tahap Sensorimotor (umur 0 - 2 tahun) :
Tahap sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2 tahun.
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya
yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan yang
dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain :
a. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di
sekitarnya.
b. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
c. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.
d. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
e. Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah
tempatnya.
Kemampuan tersebut mampu merangsang anak yang berada pada tahap ini untuk
mengenali diri sendiri dan lingkungan sekitarnya serta menjadi landasan awal
untuk mempelajari dasar mengenai ruang lingkup IPA seiring dengan kenaikan
tahapan yang ia alami.
2) Tahap Pra Operasional (umur 2 - 7 tahun) :
Piaget mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7 tahun. Ciri pokok perkembangan
pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai
berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu pra
operasional dan intuitif.
a. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa
dalam mengembangkan konsep nya, walaupun masih sangat sederhana.
Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap
ini adalah:
 Self counter nya sangat menonjol.
 Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan
mencolok.
 Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria
yang benar.
 Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara deretan.
b. Tahap intuitif (umur 4 - 7 tahun) , anak telah dapat memperoleh pengetahuan
berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Dalam menarik kesimpulan
sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini,
anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi
mereka yang memiliki pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah :
 Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang
disadarinya.
 Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang
lebih kompleks.
 Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
 Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti
terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkannya.
Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun objek
itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
Kemampuan pada tahapan tersebut mampu merangsang anak untuk
mengembangkan konsep-konsep intuitif yang ia miliki sebagai awalan untuk
mempelajari ruang lingkup IPA yang lebih beraturan dan konkret khususnya
pada jenjang berikutnya seiring dengan kenaikan tahapan yang ia alami.
3) Tahap Operasional Konkret (umur 7-11 atau 12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis,
akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah
suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam
dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke
dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-
coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan
menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia
dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu
menangani sistem klasifikasi. Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak
perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Pada
tahap ini, jenjang pendidikan yang mereka tempuh adalah SD. Contoh penerapan
tahap ini adalah setelah mendengarkan penjelasan guru, anak mampu
menyebutkan manfaat matahari bagi kehidupan sehari-hari dan anak dapat
menyebutkan perubahan wujud suatu benda setelah melihat es yang mencair.
4) Tahap Operasional Formal (umur 11 /12 - 18 tahun) :
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir
abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model
berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai
dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :
a. Secara efektif dan sistematis.
b. Menganalisis secara kombinasi.
c. Berpikir secara proporsional.
d. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
Kemampuan pada tahapan tersebut mampu merangsang anak untuk mampu
berpikir logis dan ilmiah untuk mempelajari ruang lingkup IPA lebih lanjut.

Tambahan dari bu Estu :


Betul, scra teoritis, demikian dan hasil tsb sudah didasarkan hasil penelitian bertahun-
tahun , atas dasar karakter siswa di usia SD lebih terikat pd berfikir konkrit
operasional,maka pembelajaran yg dinilai relevan, jk menyertai contoh-contoh konkrit.

12. Pada makalah halaman 6 poin 2.2.1, sudah dijelaskan mengenai "Dalam belajar
penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya beriring" lalu tolong berikan contoh
konkrit dari kalimat tersebut pada SD kelas tinggi!?. (M. Iqbal, No. Urut 21, kelompok
7)
Jawaban:
Pada pembelajaran IPA di SD Bruner mengembangkan model pembelajaran
penemuan. Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya beriring.
Tujuan belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar
sepenuhnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih
kemampuan intelektual siswa dan merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi
kemampuan mereka.
Contoh konkretnya pada pembelajaran IPA kelas tinggi, guru bisa mengajak siswa
untuk melakukan pengamatan mengenai ekosistem yang ada di lingkungan sekolah.
Dalam proses pengamatan tersebut, guru bisa memulai dengan memberi bantuan contoh
konkret yang berkaitan dengan ekosistem, seperti "di lingkungan sekolah kita ada
tumbuhan, batu, cahaya matahari, udara, tanah dan lain-lain hal yang bisa kita temui
disekitar kita." Selanjutnya guru dapat membantu siswa untuk melihat adanya hubungan
antara konsep-konsep tersebut, seperti "benda-benda tersebut termasuk dalam kelompok
apa dalam lingkungan?" Atau "apa itu bagian hidup dan tak hidup dalam lingkungan?".
Dalam hal ini guru akan terus mengajak dan membimbing siswa untuk mencari
jawabannya sendiri dan memberikan pendapat berdasarkan intuisinya sendiri. siswa
akan memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan belajar dapat dilakukan dengan baik.

Tambahan dari bu Estu :


Makna kadang metode dan tujuan tidak seiring, krn dalam proses penemuan bisa
berkembang, seperti penjelasan penyaji, mungkin semula tujuan mengklasifikasikan,
namun dlm prosesnya ada temuan yg menarik untuk dikaji, dibahas, ditanyakan dan
diamati lg lebih cermat, bahkan bisa jd perlu pembuktian. Hal ini yg kadang membuat
kadang tdk seiring dg tujuan dan metose yg direncanakan di awal.

Tambahan dari bu Aynin :


Nggih benar, jadi metode bisa dievaluasi seiring dengan kondisi yang ditemukan selama
di lapangan atau proses investigasi. BElajar dari kesalahan sangat memungkinkan bagi
peserta didik untuk memperbaiki rencana awal.
13. Pada makalah pada hal 12 poin 2.4.2 no 1 "Dalam diferensiasi progresif, konsep-konsep
yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum menuju konsep-konsep yang
lebih khusus." Lalu boleh jelasakan yang artinya konsep khusus yang seperti apa yaaa??
(M. Fandhika Tri W., No. Urut 19, Kelompok 5)

Jawaban:
Konsep khusus dapat dijelaskan sebagai konsep/penjelasan yang lebih rinci dan khusus
mengenai sesuatu yang diajarkan. Pada pembelajaran misalnya, guru mengajarkan
mengenai hewan berkaki dua dan guru mengajukan suatu pertanyaan "hewan apa sajakah
yang termasuk hewan berkaki dua?". Nah pertanyaan guru tersebut dapat dikatakan
sebagai konsep khusus karena lebih merinci hewan yang berkaki dua.

Tambahan dari bu Estu :


Untuk lebih memahami hal ini, audiens perlu membaca ulang makalah dari penyaji,
pembelajaran yg disarankan dari teori Ausubel, dg menrapkan bagan konsep yg diawali
dari konsep umum, sperti yg dijelaskan penyaji, jk menjelakan tentang Hewan, diawal
siswa bisa dibimbing dg pertanyaan menuntun, misal Hewan terdiri dari gol apa saja,
hewan bertulang belakang contohnya apa saja cirinya... dst sampai pd bagian yg khusus.
Jika hal ini sudah biasa dilatihkan dan dipahami siswa, pd kesempatan lain guru tinggal
menugaskan siswa membuat bagan konsep ttg kosep umum tertentu, misal ttg banjir,
selanjutnya siswa diminta menjabarkan ke konsep-konsep yg lebih khusus.

SIMPULAN KELOMPOK 6:
Pada makalah penyaji makna metode dan tujuan sering tidak seiring, karena dalam
proses penemuan bisa berkembang, seperti penjelasan penyaji, mungkin semula tujuan
mengklasifikasikan, namun dlm prosesnya ada temuan yg menarik untuk dikaji, dibahas,
ditanyakan dan diamati lg lebih cermat, bahkan bisa jd perlu pembuktian. Hal ini yg
kadang membuat kadang tdk seiring dengan tujuan dan metode yg direncanakan di awal,
jadi metode bisa dievaluasi seiring dengan kondisi yang ditemukan selama di lapangan
atau proses investigasi. Belajar dari kesalahan sangat memungkinkan bagi peserta didik
untuk memperbaiki rencana awal.

Manfaat yang dapat diperoleh siswa dalam pembelajaran IPA adalah:

 Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi,
dan masyarakat.

 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,


memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan


bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari.

 Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan


sehari-hari.

 Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman ke bidang pengajaran


lain.

 Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.


Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk
dipelajari.

Sedangkan manfaat yang diperoleh guru dalam pembelajaran IPA adalah dapat
membantu guru untuk mengetahui karakteristik siswa, bagaimana membantu peserta
didik dalam menjaga lingkungan, merawat tanaman, serta dapat mengajarkan siswa
tentang sains, dan teknik.. agar peserta didik mampu mengikuti terus perkembangan
sains dan teknologi, selain itu juga untuk dijadikan acuan dalam menentukan model atau
metode pembelajaran yang akan diterapkan. Sehingga dengan adanya teori belajar,
proses pembelajaran yang berlangsung pun bisa berjalan dengan baik.

Dengan adanya pemahaman teori belajar tersebut bisa membantu kita sebagai calon
guru dalam memfasilitasi siswa belajar sesuai dg karakter dan perkembangan berfikir
siswa serta menciptakan pembelajaran yg bermakna, sehingga bisa mengembangkan
potensi siswa secara menyeluruh, baik sikap. psikotorik maupun kognitifnya.

Anda mungkin juga menyukai