Anda di halaman 1dari 14

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Aerodinamis Bahan Hasil Pertanian)

Oleh :
Nama : Farinissa Deliana Putri
NPM : 240110190014
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 01 Desember 2020
Waktu / Shift : 09.30 – 11.30 / A
Asisten Praktikum : 1. Dwita Putri Andina
2. Navidah Rakhma
3. Rivanka Al-Fajri
4. Rizka Fauziyah

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan hasil pertanian adalah suatu bahan yang memiliki banyak karakteristik
yang harus diketahui untuk menjaga kualitas bahan tetap optimal setelah dilakukan
pengolahan. Kualitas dan mutu itu lah yang menjadi indikator harga jual bahan hasil
pertanian. Kualitas dari hasil pengolahan yang baik pasti akan memerhatikan
karakteristik daribahan hasil pertanian tersebut. Mulai dari karakteristik fisik,
karakteristik mekanik, karakteristik kimia, dan juga karakteristik aerodinamisnya.
Aerodinamis adalah penyelidikan mengenaik gerakan – gerakan benda dalam udara
yang berkaitan dengan transportasi fluida baik air maupun udara. Karakteristik
aerodinamis dalam pengaplikasiannya berperan langsung dalam proses
pengeringan dan pemisahan bahan hasil pertanian seperti biji – bijian. Biji –
bijiannya yaitu padi dan sorgum yang harus dilakukan proses pemisahan untuk
membersihannya dari kotoran dan gabah hampa. Prinsip yang digunakan dalam
proses pemisahan ini adalah perbedaanan berat biji dengan berat kotoran. Adanya
aerodinamis akan membuat kotoran dan gabah hampa terangkat.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi aerodinamik yaitu temperature
udara, tekanan udara, kecapatan udara, dan kerapatan udara. Adapun parameter –
parameter yang memengaruhi aerodinamis sebagai penentu dalam proses
pemisahan adalah drag coefficient dan terminal velocitiy. Setiap bahan hasil
pertanian dapat diketahui nilai drag coefficient dan terminal velocitynya dengan
melakukan perhitungan menggunakan rumus.. Perhitungan drag coefficient dan
terminal velocitiy berfungsi untuk dapat mengetahui daya angkat bahan dan
kecepatan udara ketika bahan dalam keadaan mengambang di udara. Selain itu,
terdapat beberapa hal yang memengaruhi proses perhitungan seperti kecepatan
anguler, partikel density, fluid density, luas proyeksi, dan viskositas udara.
Praktikum kali ini akan dibahas tentang karakteristik aerodinamis pada bahan hasil
pertanian yang penting untuk diketahui guna membantu dalam perancangan alat
dan mesin pertanian seperti alat pemisah beras agar alat dapat bekerja efektif dan
efisien.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Mengukur kecepatan terminal; dan
2. Menghitung koefisien drag pada material handling jenis pneumatik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Aerodinamis BHP


Bahan hasil pertanian mempunyai sifat – sifat aerodinamis tertentu. Dalam
teori aerodinamis untuk partikel disebutkan bahwa partikel yang jatuh tanpa bebas
didalam fluida dalam keadaan tunak (steady state) tergantung atas sifat dari
partikelnya, fluida tempay partikel tersebut jatuh dan gaya percepatannya. Beberapa
sifat aerodinamis partikel sebagai berikut (Rais, 2005). Udara dan air sering
digunakan dalam proses penanganan dan prosesing produk pertanian seperti
pemindahan bahan dan pemisahan produk dari bahan-bahan yang tidak diperlukan
(kotoran). Mengurangi kerusakan bahan (misal pada sayur dan buah-buahan). Sifat
bahan pertanian yang mengalami proses pemindahan dan pemisahan dari bahan
yang tidak diperlukan dengan mengggunakan air dan udara (Chakraverty, 1981).

2.2 𝐊ecepatan Terminal


Kecepatan terminal di mana sebuah partikel jatuh melalui fluida. Partikel
dijatuhkan ke dalam kolom fluida, ia segera berakselerasi ke beberapa kecepatan
dan terus jatuh melalui fluida pada kecepatan itu (sering disebut terminal settling
velocity). Kecepatan terminal menentukan kecepatan partikel tergantung pada sifat
fluida dan partikel. Sifat aero dan hidro dinamik seperti kecepatan terminal dari
bahan pertanian adalah penting dan dibutuhkan untuk perancangan sistem
pengangkutan menggunakan aliran udara dan air dan peralatan pemisahan. Sistem
pembawa dengan tekanan udara (pneumatik) maka proses pemisahan bahan akan
terjadi ketika kecepatan terminal udara lebih besar dari kecepatan terminal bahan.
Kecepatan terminal dicapai pada kondisi steadystate, gerak partikel akan naik atau
turun, tergantung pada apakah kerapatan partikel lebih kecil atau lebih besar dari
pada fluida. Pengetahuan tentang kecepatan terminal partikel mendefinisikan
kisaran kecepatan fluida yang mempengaruhi pemisahan partikel secara efektif
dalam aliran fluida akibatnya, kecepatan terminal merupakan karakteristik
aerodinamis penting dalam pemisahan partikel pneumatik (Mohsenin, 1986).
Kecepatan terminal merupakan kecepatan udara dimana partikel tetap dalam
keadaan berhenti pada pipa vertikal karena gaya atau aksi dari aliran dara tersebut
(Chakraverty, 1981). Menurut Mohsenin (1970) pada keadaan setimbang,
kecepatan terminal merupakan fungsi dari berat partikel, luas proyeksi, koefisien
seret partikel dan massa jenis udara. Hubungan masing – masing variabel adalah :

2M.g
Vt =√ …… (1)
Cd.ρ𝑢 .A

Di mana : Vt adalah kecepatan terminal (m.det), M adalah massa partikel (Kg). G


adalah gaya gravitasi (m/det2 ), ρ𝑢 adalah massa jenis udara (kg/m3 ), A adalah luas
bahan (m2 ) dan C𝑑 adalah koefisien gesek (drag coefficient).

2.3 Drag Coefficient


Koefisien drag (Cd) adalah bilangan yang menunjujja tahanan fluida yang
diterima oleh suatu benda. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan
fluida. Pembersihan, penyortiran, dan peggolongan mutu akhir atau klasifikasi hasil
dilakukan berdasarkan sifat-sifat antara lain ukuran, bentuk, berat jenis, dan sifat
permukaan. Tujuan akhir dari pengkelasan suatu produk dimana sangat bergantung
dari ukuran, bentuk, spesifik gravity, dan karakteristik permukaan suatu bahan
(bijian). Pembersihan dan penyortiran butiran dan berbagai biji tidak dapat
dibedakan dengan jelas, karena proses ini dilakukan secara serempak dan caranya
berlaku bagi keduanya. Pemisahan gabah dan beras dengan berbagai mekanisme
pemisahan sistem rak yang bergerak secara bolak-balik dan mengatur sudut
kemiringan dari rak (Mohsenin,1986).

2.4 Material Handling


Material handling merupakan salah satu jenis transportasi yang digunakan
dalam perusahaan industry yang untuk memindahkan bahan dari asal menuju temat
tujuan. Material handling dapat didefinisikan secara luas sebagai semua
penanganan material dalam lingkungan manufaktur. Secara lebih lengkap, material
handling dapat didefinisikan sebagai fungsi untuk menyediakan 9R yaitu material
dalam jumlah yang tepat (right amount), untuk material yang tepat (right material),
dalam kondisi yang tepat (right condition), pada tempat yang tepat (right place),
pada waktu yang tepat (right time), dalam posisi yang benar (right position), dalam
urutan yang benar (right sequence), dengan biaya yang pantas (right cost) dan
dengan menggunakan alat dan metode yang benar (right methods) yang
meminimalkan biaya produksi (Tompkins et al, 2003)

2.5 Pneumatik
Pneumatik adalah teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak.
Keadaan – keadaan keseimbangan udara dan syarat – syarat keseimbangannya.
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berartiudara atau angin. Semua system
yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan
untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan system Pneumatik.Dalam
penerapannya, system pneumatik banyak digunakan sebagai automasi (Kris, 1993).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat uji aerodinamis, alat untuk menguji pergerakan udara;
2. Anemometer, alat untuk menguji kecepatan angin; dan
3. Plexiglass, wadah untuk menaruh bahan uji.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Beras 0,2; dan
2. Beras 0,3.

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur praktikum yang digunakan praktikan kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Menyambungkan alat pneumatic pada sumber listrik;
3. Menimbang bahan dengan timbangan analitik;
4. Masukan bahan kedalam cawan;
5. Memasukan bahan kedalam alat pneumatic secara bergantian;
6. Menyalakan alat pneumatic;
7. Mengukur kecepatan angin menggunakan anemometer;
8. Menghitung koefisien drag; dan
9. Mencatat hasil pengukuran.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kecepatan Termal
NO m (Kg) Vt (m/s) cd
1 0,16 6,6 24,54
2 0,17 8,7 15,01

4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Drag Coeficient (Cd)
Partikel density (𝜌p) = 0,753 kg/m3
Fluid density (𝜌f) = 1,2 kg/m3
1
Ap = 4 𝜋d2

Diameter pipa = 0,043 m


Massa beras 1 = 0,02 + 0,14 = 0,16 kg
Massa beras 2 = 0,03 + 0,14 = 0,17 kg

Perhitungan Cd beras 0,16 kg


2 × m × g (ρf− ρp)
Cd =
μ2 ×Ap × ρf × ρp
2 × 0,16 × 9,81 (1,2 − 0,753)
Cd = 1 22
6,62 ×( × ×0,0432 )× 1,2 × 0,753
4 7

Cd = 24,54

Perhitungan Cd beras 0,16 kg


2 × m × g (ρf− ρp)
Cd =
μ2 ×Ap × ρf × ρp
2 × 0,17 × 9,81 (1,2 − 0,753)
Cd = 1 22
8,72 ×(4× 7 ×0,0432 )× 1,2 × 0,753

Cd = 15,01
BAB V
PEMBAHASAN

Bahan hasil pertanian memiliki karakteristik aerodinamis yang akan dibahas


pada praktikum kali ini. Aerodinamis adalah sebuah kajian mengenai pergerakan
benda dengan udara. Aerodinamis dalam aplikasinya dalam bahan hasil pertanian
adalah digunakan untuk memisahkan beras dengan kotoran dan sekam kosong yang
menggunakan prinsio perbedaan berat biji dengan berat kotoran. Adanya
aerodinamis akan membuat kotoran dan gabah hampa terangkat. Selain berperan
dalam proses pemisahan, aerodinamis juga berperan dalam proses pengeringan.
Proses pemisahan berkaitan dengan material handling. Material handling adalah
salah satu jenis transformasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan
industry yang berperan dalam proses pemindahan bahan baku atau barang setengah
jadi menuju tempat tujuan yang disiapkan. Sifat aerodinais ini akan memudakan
perancangan alat untuk proses material handling bahan pertanian tertentu seperti
beras sehingga dapat lebih efisien. Material handling yang buruk akan
mengakibatkan penundaan dan gangguan pada proses produksi yang tidak
maksimal sehingga kuantitas yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diiginkan.
Karakteristik aerodinamis diketahui menggunakan peralatan pneumatic
yang memindahkan bahan melalui fluida berupa udara dengan prinsip tekanan.
Aerodinamis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu temperature udara, tekanan
udara, kecepatan udara, dan kerapatan udara. Parameter yang digunakan dalam
pengukuran karakteristik aerodinamis adalah kecepatan terminal, drag coefficient,
dan luas pipa atau plexiglass yang digunakan. Kecepatan terminal adalah terjadi
ketika kecepatan gravitasi (Fg) sama dengan hambatan udara (Fd). Kecepatan
terminal menentukan kecepatan partikel tergantung pada sifat fluida dan partikel.
Prinsip kerjanya adalah sebuah benda yang dijatuhkan ke dalam fluida kental,
kecepatannya semakin membesar sampai mencapai kecepatan maksimum yang
tetap. Sedangkan drag coefficient menyatakan ketahanan bahan terhadap aliran
fluida, setiap bahan memiliki koefisien yang berbeda begitu pula dengan kecepatan
terminalnya. Drag coefficient dapat diketahui melalui perhitungan.
Kecepatan terminal sudah diketahui sehingga pada praktikum kali ini
langsung menghitung nilai dari drag coefficientnya. Kecepatan terminal untuk
beras 0,16 kg dan 0,17 kg (setelah ditambah nilai NPM 0,14) adalah 6,6 m/s dan
8,7 m/s. semakin besar massa dari suatu bahan maka seharusnya semakin lambat
kecepatan terminalnya. Pada kasus ini terjadi kebalikannya dimana massa yang
lebih kecil yaitu 0,16 kg memiliki kecepatan terminal yang lebih kecil yaitu 6,6 m/s.
hal ini terjadi dapat disebabtkan karena adanya kesalahan saat praktikum seperti
massa berat yang tidak akurat ataupun kesalahan alat yang digunakan dan dapat
juga dikarenakan kesalahan praktikan. Kecepatan terminal dipengaruhi oleh massa
benda, masssa jenis fluida, dan luas tempat bahan dialirkan. Luas pipa yang
digunakan adalah 0,00145 m2 .
Hasil perhitungan drag coefficient 0,16 kg adalah 24,54 dan 0,17 kg adalaj
15,01. Semakin besar massa dari bahan maka semakin besar pula koefisien
dragnya. Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh dimana massa lebih kecil
memperoleh nilai drag coefficient yang lebih besar. Hal ini mungkin saja terjadi
karena adanya kesalahan yang dilakukan saat praktikum. Drag coefficient
menentukan seberapa besar energy yang dibutuhkan suatu bahan untuk dapat
terangkat ketika udara atau fluida dialirkan. Semakin besar koefisien drag maka
semakin besar energy yang dibutuhkan intik menentukan bahan tersebut terbang
atau terangkat. Koefisien drag dipengaruhi oleh massa, kecepatan terminal, luas
pipa, dan densitas dari bahan dan fluida. Drag coefficient berbanding terbalik
dengan kecepatan terminal. Fungsi dari koefisien drag suatu bahan adalah untuk
menentukan karakteristik aerodinamis suatu bahan untuk perancangan alat. Dalam
teknik pertahian pengetahuan karakteristik aerodinamis bermanfaat untuk
perancanaan alat untuk proses pemisahan dan pengeringan sehingga efektif dan
efisien.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pratikum kali ini adalah:
1. Semakin besar massa dari suatu bahan maka semakin lambat kecepatan
terminalnya;
2. Kecepatan terminal dipengaruhi oleh massa benda, masssa jenis fluida, dan
luas tempat bahan dialirkan;
3. Semakin besar massa dari bahan maka semakin besar pula koefisien
dragnya;
4. Kecepatan terminal dipengaruhi oleh massa benda, masssa jenis fluida, dan
luas tempat bahan dialirkan;
5. Semakin besar koefisien drag maka semakin besar energy yang dibutuhkan
intik menentukan bahan tersebut terbang atau terangkat;
6. Koefisien drag dipengaruhi oleh massa, kecepatan terminal, luas pipa, dan
densitas dari bahan dan fluida; dan
7. Drag coefficient berbanding terbalik dengan kecepatan terminal.

1.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah untuk dapat membandingkan sifat
aerodinamis biji – bijian sebaiknya praktikum melakukan percobaan pada biji –
bijian yang lainnya agar lebih bervariasi dan dapat mengetahui perbandingan
karakteristik aerodinamis biji – bijian yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Chakraverty, 1981. Postharvest Technology of Cereals and Pulse. Oxford. Ndelhi.

Krist, Dr Ing Thomas. 1993. Dasar – Dasar Pneumatik. Erlangga. Jakarta 1989.

Mohsenin, 1986. Physical Properties of Plant and Animal Materials. Gordon and
Science Publisher. New York.

Rais M et all. 2005. ANALISIS PROSES PEMISAHAN BAHAN CURAH


SECARA PNEUMATIK. AGROSAINS, 18(1).
Tompkins, et al. (2003). Facilities Planning, ed-3, John Wiley & Sons, Inc., United
States of America.
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Sesi Tanya Jawab Praktikum 10


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Penjelasan Materi Praktikum Melalui Video di Google Drive


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Penjelasan Prosedur Praktikum


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4. Anemometer
(blibli.com)

Anda mungkin juga menyukai