OLEH:
ASRI WIDYASANTI, STP., M. ENG
DEFINISI PENGERINGAN
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air
secara simultan yang memerlukan energi panas untuk
menguapakan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya
berupa panas (Thaib, dkk, 1988)
Pengeringan adalah suatu cara mengeluarkan sebagian besar air
dari suatu bahan menggunakan energi panas, biasanya
kandungan air dikurangi sampai batas tertentu dimana mikroba
tidak dapat tumbuh lagi pada bahan tersebut (Muchtaridi,
1997)
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air suatu
bahan sampai batas air tertentu yang diperlukan untuk proses
lanjutan (penyimpanan) dengan penerapan panas
(Hartulistiyoso, 2003)
2
TUJUAN PENGERINGAN
3
MEKANISME PENGERINGAN
Dalam pengeringan diperlukan panas berupa
panas untuk kenaikan suhu (panas sensibel),
serta untuk penguapan massa air (panas laten
penguapan)
4
Mekanisme Transfer Panas dan Massa
Perpindahan panas dan massa selama pengeringan
terjadi secara simultan:
1. Panas dipindahkan dari lingkungan eksternal ke
permukaan bahan pangan (panas terdistribusi ke
dalam bahan)
2. Massa dipindahkan dari dalam ke permukaan bahan
dilanjutkan penguapan lengas ke lingkungan
5
HUBUNGAN AIR –PARTIKEL PADAT
Suatu media higroskopis terdiri atas 3 matriks tiga
fase:
1. Fase gas terdapat dalam pori antar partikel
2. Fase cair terdapat dalam pori mikro di dalam
partikel
3. Fase padat
6
Mekanisme pergerakan lengas
Difusi Cairan pergerakan cairan karena perbedaan
konsentrasi
Difusi Uappergerakan uap karena perbedaan
tekanan uap
Difusi termal pergerakan uap karena perbedaan
suhu
Kapiler pergerakan cairan karena gaya permukaan
Difusi permukaan pergerakan cairan karena difusi
cairan didalam pori-pori
Aliran gravitasi pergerakan cairan karena aliran
gravitasi
Difusi Knudson pada freeze drying, difusi karena
adanya sublimasi
7
KADAR AIR BAHAN PADAT
Kadar air adalah kandungan air dalam bahan persatuan
bobot
Penentuan kadar air bahan hasil pertanian biasanya dilakukan
berdasarkan bobot basah:
KA wb= Wa/Wb x 100%
KA= Kdr air bhn berdasarkan BB (%)
Wa=Bobot air bahan (g)
Wb=Bobot bahan basah (g)
8
Aktivitas Air Pada Bahan Pangan
Definisi: Perbandingan tekanan uap air dari bahan
pangan (P) terhadap tekanan uap air jenuh (Po) pada suhu
yang sama atau keseimbangan kelembaban relatif di udara
sekeliling sistem pada suhu yang sama.
Metode Pengukuran Aw
a. Metode Sifat Koligatif
- pengukuran tekanan uap,pengukuran Aw berdasarkan
penurunan titik beku dan pengukuran Aw berdasarkan
kenaikan titik didih
b. Metode laju sorpsi (penyerapan dan pelepasan lengas
air)
9
c. Metode yang didasarkan pada higroskopisitas garam
d. Metode yang menggunakan higrometer
(higrometer mekanis, higrometer bola basah dan kering,
higrometer titik embun, higrometer kapasitansi dan
hambatan listrik serta higrometer elektrolitik)
e. Metode pengukuran berdasarkan potensi isapan
11
2 Parameter penting dalam Proses
Pengeringan
EMC adalah keberadaan air dalam bahan pada saat
bahan mencapai keseimbangan dengan udara
lingkungan dimana bahan tersebut akan disimpan.
Untuk menentukan EMC digunakan metode sorpsi
isotermal baik melalui proses adsorpsi dan desorbsi ,
dimana proses sorpsi dari uap air dapat berlangsung
secara statis dan dinamis.
Aw adalah keberadaan aktivitas air dalam bahan yang
nilainya dinyatakan sebagai nilai desimal kelembaban
relatif udara disekeliling bahan, merupakan indikator
faktor penyebab kerusakan bahan yang dinyatakan
sebagai Aw=ERH/ 100
12
13
HUBUNGAN Mc dan Aw
Pembagian kurva ISL menurut Rockland (1969)
1. Daerah isoterm (IL-I) Aw< 0,25 atau RH < 25%
- Hanya ada satu lapisan molekul air
- Air terikat erat dengan produk , sehingga tidak
membantu kerusakan
2. Daerah isoterm II (IL-II) 0.25<Aw<0.75 atau
25%<RH< 75%
- Tersusun oleh molekul air berlapis ganda
- Air tidak terikat erat, tetapi tidak dalam keadaan bebas
sehingga kerusakan berjalan lambat
3. Daerah isoterm III (IL-III) Aw>0.75 atau RH>
75%
- Air tidak terikat atau air bebas, sehingga berfungsi
sebagai medium berlangsungnya kerusakan
14
15
16
17
18
19
ISOTERM SORPSI AIR (ISA)
ISA adalah kurva hubungan antara RH udara
penyimpanan dengan kadar air keseimbangan
yang diperoleh produk selama penyimpanan
26
27
HISTERISIS
Pengaruh perbedaan kadar air antara kurva
adsorpsi dan desorpsi
Pada bahan pangan yang mengandung gula atau
pektin tinggi (apel) histerisasi terjadi pada
lapisan mono molekuler, meskipun total histerisis
besar, tetapi tidak terjadi pada Aw>0.65 ( Okos
et.al., 1972)
Pada bahan pangan berbentuk tepung histerisis
terjadi pada Aw 0.7 (daerah kondensasi kapiler)
28
29
Pengaruh Suhu terhadap Aw
Dapat diprediksi menggunakan persamaan Clausius-
Clapeyron
Aw1 Q 1 1
ln
Aw2 R T1 T 2
Q= q- Lw
Q = panas isosterik netto dari sorpsi
q = panas isosterik dari sorpsi
Lw= panas penguapan air murni
T =suhu (Kelvin)
Asumsi yang digunakan:
- Lw dan Q tidak berubah terhadap suhu
- kadar air sistem konstan
30
Pengaruh Suhu terhadap Aw (cont.)
•Pada Aw yang sama ,
semakin besar suhu (T)
maka kadar air (M) semakin
rendah
31
Pengaruh Tekanan terhadap Aw
Pada kadar air konstan, dinyatakan oleh persamaan
Okos (1992) sbb:
Aw1 w
ln P2 P1
Aw2 R T
32
33