Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.

A
DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
USIA PERTENGAHAN

Disusun Oleh :
Inggrid Nur Syaputri
144011.01.18.125

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap Perkembangan Keluraga Usia
Pertengahan ” walaupun secara sederhana,baik bentuknya maupun isinya.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Keluarga yang


mungkin dapat membantu teman-teman dalam mempelajari hal-hal penting dalam
pelajaran tentang keluarga.Sehingga Makalah ini dapat penulis selesaikan karena
bantuan berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaanya
penyusunan makalah yang akan datang.Penulis juga mengharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Jayapura, 16 Nopember 2020

Penulis

2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki
kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki keterkaitan yang erat dengan
kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan Leny, 2010).
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.
Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam beraktivitas.
Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program guna
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat berhasil berkat
kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor kesehatan. Dalam ranah
kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentu menjadi kunci
utama. Perawat dituntut terampil dalam memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga sehingga program dapat berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali
dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa prioritas,
perencanaan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan
keluarga bersifat komprehensif, mencakup seluruh anggota keluarga. Membantu
dalam menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari permasalahan fisik hingga
masalah dalam tahap perkembangan keluarga (Padila, 2012).

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Bagaimana konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap
tahap?
2. Bagimana konsep teori asuhan keperawatan keluarga?
3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada
keluarga dengan anak usia remaja?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap
2. Konsep teori asuhan keperawatan keluarga?
3. Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga
dengan anak usia remaja?

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Tahap Perkembangan Keluarga


Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat diprediksi
seperti halnya individu-individu yang megalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan secara terus menerus. Keluarga sebagai sebuah unit juga
mengalami tahap perkembangan yang terus menerus. Duval (1997) dalam Padila
(2012) telah membuat formulasi tahap-tahap perkembangan keluarga dengan
menggunakan usia anak yang paling tua sebagai patokannya, kecuali pada tahap
terakhir ketika anak tidak lagi ada di rumah.
Carter dan Mc Goldrick (1989) dalam Padila (2012) membagi keluarga dalam 5
tahap perkembangan, yaitu:
1. Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda
2. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
3. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai anak usia
sekolah
4. Keluarga yang memiliki anak dewasa
5. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
6. Keluarga lansia
Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga berikut tugas
perkembangannya (Duval 1977 dalam Friedman, 1998)
1. Tahap keluarga pemula (Beginning Family)
Keluarga baru atau pasangan yang belum memiliki anak. Tugas perkembangan
keluarga:
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
d. Menetapkan tujuan bersama

6
e. Persiapan menjadi orang tua
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua)
2. Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing)
Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan. Studi klasik la
master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya
bermasalah dalam hal:
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argumen
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (integrasi bayi
dalam keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memprluas persahabatan keluarga besar dengan menambah peran orang tua,
kakek dan nenek
e. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
f. Konseling KB post partum 6 minggu
g. Menata ruang untuk anak
h. Menyiapkan biaya child bearing
i. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
j. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah


Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan sampau 6 tahun,
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:

7
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi dan keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru dan memnuhi kebutuhan anak yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan ubungan
orang tua-anak) serta hubungan di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab
g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
d. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
e. Menyediakan aktivitas untuk anak
5. Tahap keluarga dengan anak remaja
Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
a. Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d. Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.
6. Tahap keluarga dengan anak dewasa
Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah.

8
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru dari
perkawinan anak-anaknya
b. Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
d. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
e. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya
f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
7. Tahap keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga:
a. Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orang tua (lansia) dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
d. Persiapan masa tua/ pensiun
8. Tahap keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga:
a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup
b. Mempertahankan pengetahuan hidup yang memuaskan
c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
d. Mempertahankan hubungan perkawinan
e. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
f. Mempertahankan ikatan keluarga antar genarasi
g. Melakukan life review masal lalu.

B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga

9
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga
dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan
keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan
perencanaan, perencanaan asuhan dan penelitian (Jhonson dan Leny, 2010).
1) Pengkajian keluarga
Pengkajian merupakan suatu tahapan di mana perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya.
a) Pengumpulan data
Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan
metode wawancara, observasi misalnya tentang keadaan rumah, pemeriksaan fisik
terhadap seluruh anggota keluarga secara head to toe dan telaahan data sekunder
seperti hasil laboratorium, hasil x-ray, pap smear dan lain sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah:
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a) Nama kepala keluarga
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga dan genogram
f) Komposisi keluarga: menjelaskan anggota keluarga yang diidentifikasi
sebagai bagian dari keluarga mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan
penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian
dari keluarga tersebut. Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih
dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudia diikuti dengan anggota
keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang tua, kemudia
mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat
tanggal lahir atau umur, pekerjaan dan pendidikan.

10
g) Genogram: genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga). Genogram merupakan alat
pengkahian informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan
sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal (lintas
generasi) dan horizontal (dalan generasi yang sama) untuk memahami kehidupan
keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka genogram
keluarga harus memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan keluarga
masing-masing orang tua).

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Klien yang diidentifikasi

: Klien yang diidentifikasi

: Meninggal

: Menikah

: Pisah

: Cerai

: Tidak menikah

11
: Anak adposi/ anak angka

: :Kembar

-------- : Anggota serumah


h) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/ tipe keluarga tersebut
i) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
j) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
k) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditetntuka oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebuthan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang yang dimiliki oleh keluarga
l) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-
sama untuk mengunjungi tempat relreasi tertentu, namu dengan menonton televisi
dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
m) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
n) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.
o) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

12
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

a. Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti, meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk imunisasi, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
b. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.
2) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
digunkan serta dilengkapi dengan denah rumah.
b) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat
serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Monilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.

1) Struktur keluarga
a) Sistem pendukung keluarga

13
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
b) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi antar anggota keluarga
c) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk mengubah perilaku.
d) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
e) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.

2) Struktur keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b) Fungsi sosialiasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggotan
keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta prilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan

14
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mapu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhdapa anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
dapar meningkatkan kesehatan dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:
i. Berapa jumlah anak
ii. Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga
iii. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana anggota keluarga memnuhi kebutuhan
sandang pangan dan papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya pengingkatan status kesehatan keluarga.
3) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
i. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan
ii. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memrlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


c) Strategi koping yang digunakan
Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalah

15
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
4) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.
5) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

1. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah


keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan
dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi, dan


simtom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA,
sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga
atau dengan menggambarkan pohon masalah.

Tipologi dari dignosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa


keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko (ancaman
kesehatan) dan keadaan sejahtera (wellness).

Penulisan diagnosa keperawatan keluarga :


a. Diagnosa keperawatan keluarga : aktual

16
Contoh: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan anak balita T keluarga bapak
N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan kekurangan nutrisi. Ketidakmampuan keluarga merawat, dapat pula
mencerminkan tiga etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat
merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga atau lebih etiologi
tersebut.
b. Diagnosa keperawatan keluarga: risiko (ancaman)
Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah yang
kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang
tidak adekuat dan lain sebagainya.
Contoh :
1) Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak P) keluarga Bapak N
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap
balita.
2) Resiko terjadi konflik pada keluarga Bapak N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.
c. Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial)
Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan dimana
kelurga didalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di
tingkatkan. Rumusan diagnosanya boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh :
1) Potensial peningkatan status kesehatan bayi (anak k) keluarga Bapak K
2) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga
Bapak A
kondisi kesehatan kelurga berdasarkan NANDA dalam friedman (1989).

Tabel : Rumusan Dignosa keperawatn keluarga


Aspek Rumusan Diagnosa
Kesehatan lingkungan keluarga Kerusakan pemeliharaan rumah

17
Pola dan proses komunikasi keluarga Kerusakan komunikasi verbal
Struktur kekuatan (power) keluarga Konflik menyangkut keputusan
Struktur peran (role) - Berduka yang diantisipasi
- Berduka disfungsional
- Isolasi sosial
- Perubahan dalam perenting
- Perubahan kinerja peran
- Gangguan citra tubuh
Nilai – nilai keluarga Konfilk lain
Fungsi efektif - Gangguan proses keluarga
- Gangguan menjadi orang tua
- Berkabung yang disfungsional
- Koping keluarga tidak efektif
- Resiko terjadi kekerasan
Fungsi sosialisasi - Perubahan proises keluarga
- Kurang pengetahuan
- Kurang peran orang tua
- Perubahan menjadi orang tua
- Perilaku mencari pertolongan
kesehatan (diagnosa wellness)
Fungsi perawatan kesehatan - Perubahan pemeliharaan
kesehatan perilaku mencari
kesehatan
Proses dan strategi koping keluarga - Koping keluarga tidak efektif
- Resiko kekerasan
Setelah seluruh diagnosa keperawatan kelurga ditetapkan sesuai prioritas, maka
selanjutnya dikaji tingkat kemandirian keluarga. ( format pengkajian
kemandirian : lihat di penilaian ).
Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan keluarga, maka selanjutnya bersama keluarga harus menentukan
prioritas dengan menggunakan skala perhitungan sebagai berikut :

18
Tabel : skala prioritas masalah keluarga
Sumber : Baylon & Maglaya
Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual
3
(tidak/kurang
sehat)
1
b. Ancaman
2
kesehatan
c. Keadaan
1
sejahtera
2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah
2
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah
untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. rendah 1

19
Cara melakukan skoringnya adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan boboit
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan keluarga
Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk
kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada
tidak/kurang sehat karna kondisi ini biasanya disadari dan disadari dan dirasakan
oleh keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan sejahtera skor satu.

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan faktor-fakor berkut :
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan
dukungan masyarakat
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
masalah

20
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

2. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencangkup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan
rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Tujuan dirumuskan secara
spesifik, dapat diukur (marusable), dapat dicapai (achivable), rasional dan
menunjukan waktu (SMART). Rencana intervensi ditetapkan untuk mencapai
tujuan. Wright dan Lrahey dalam friedman (1998) membagi intervensi
keperawatan keluarga menjadi dua tingkatan intervensi, yaitu intervensi
permulaan dan intervensi lanjut. Intervensi permulaan meliputi intervensi yang
bersifat sportif edukatif dan langsung kearah sasaran, sedangkan pada tingkat
lanjut, meliputi sejumlah intervensi terapi keluarga yang lebih bersifat psikososial
dan tidak langsung.

Feeman (1970) dalam Friedman (1998) mengklasifikasikan (tipologi) intervensi


keperawatan keluarga menjadi :
a. Intervensi supplemental
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervensi bidang-
bidang yang keluarga tidak dapat melakukannya.
b. Intervensi fasilitatif
Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga seperti
pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi dan pelayanan kesehatan
dirumah.
c. Intervensi perkembangan

21
Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan
kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi. Perawat
membantu keluarga memanfaatkan sumber-sumber perawataan untuk keluarganya
termasuk dukungan internal dan ekternal.
Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi
yang mengarah pada aspek kognitif, efektis dan psikomotor (prilaku).
Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, tetapi modalitas ataupun
terapi koplementer pada akhirnya ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan
keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan.
Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pernyataan spesifik
tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respons verbal, sikap atau psikomotor,
sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan
kemampuan keluarga, sehingga dalam menentukan standar antara klien satu
dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi
berbeda.
Contoh:
Tujuan Khusus: Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat menjelaskan tanda-
tanda bahaya demam oleh virus dengue.
Kriteria: Respons verbal (karena menjelaskan)
Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue
1) Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas
2) Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat pada
keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan perawatan terhadap
keluarga mencangkup dapat berupa:

22
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah dan
kebutuhan kesehatan, dengan cara:
1. Memberikan informasi: penyuluhan atau konseling
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara:
1. mengintifikasi konsukuensi tidak melakukan tindakan
2. mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3. mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit :
1. mendemostrasikan cara perawatan
2. menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3. mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan
d. membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi :
1. menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2. melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
dengan cara :
1. memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan keluarga
2. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan implementasi dapat bervariasi
seperti melalui partisipasi aktif keluarga, pendidikan kesehatan, kontrak,
memanajemen kasus, kolaborasi dan konsultasi.

4. Penilaian
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan
penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat

23
dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap,
demikian halnya dengan penilaian.

Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP (subyektif,


obyektif, analisa, dan planning).
S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak P nafsu
makannya lebih baik
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P naik BB
nya 0,5 kg
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.
Penilaian terhadap asuhan keperawatn juga dilakukan dengan melakukan
penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian kemandirian
keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan
pembinaan/tindakan keperawatan, sedangkan pada saat evaluasi dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan/tindakan
keperawatan dilakukan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 267 Tahun 2006, penilaian kemandirian
keluarga ini diajdikan sebagai outcome pelaksanaan perawatan kesehatan
masyarakat (perkesmas) dipusat kesehatan masyarakat (perkesmas).

24
BAB III
KASUS

Sebuah keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 59 tahun.


Memiliki seorang istri berinisial Ny. E berusia 55 tahun. Anak pertama bernama
Tn. S, berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan
berprofesi sebagai guru. Anak kedua bernama Nn. T, berjenis kelamin perempuan,
berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja di bank swasta dan sudah tidak tinggal
dengan orang tuanya. Tn. A bekerja sebagai Guru SMP dan Ny. E sebagai ibu
rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn. A mendapat gaji Rp. 3.000.000 per bulan.
Tahun depan Tn. A akan pensiun. Tn. A merasa sedikit bingung dengan apa
kegiatan yang akan ia lakukan setelah pensiun dan memikirkan bahwa
penghasilan juga akan berkurang. Tn. A memiliki penyakit hipertensi sejak 5
tahun lalu. Tn. A sering merasa pusing dan terasa berat pada tengkuk saat Tn. A
merasa terlalu lelah. Akan tetapi Tn. A tidak segera berobat ke puskesmas, Tn. A
hanya beristirahat dan meminum obat warung karena beranggapan bahwa sakit
tersebut akan hilang dengan sendirinya. Rumah terlihat berantakan, tidak ada
pertukaran udara karena kurangnya ventilasi rumah.

25
A. DATA UMUM KELUARGA
1. Nama Kepala Keluarga : Tn A
2. Umur : 59 thn
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Guru SMP
6. Suku/Bangsa : jawa
7. Alamat : dok 2 atas
8. Komposisi Keluarga : ayah,ibu dan dua anak
9. Hari dan tanggal kunjungan : senin, 09 oktober 2020
10. Jam kunjungan : 09:00 wit

Umu
No Nama Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.
r
Palembang
NY. 55
1 P 12 agustus SMA IRT Istri
E Thn
1961
Jayapura
27 Ana
2 TN.S L 25 juni S1 Guru
Thn k
1993
Jayapura
NY . 25 Pegawai Ana
3 P 10 april S1
T Thn Bank k
1995

11. Tipe Keluarga


Tipe keluarga adalah keluarga inti dengan orang tua dan dua anak
kandung.
12. Genogram

26
13.

14. Sifat Keluarga


a. Pengambilan Keputusan
 Ayah
b. Kebiasaan Sehari-Hari
1) Kebiasaan Saat Tidur/Istirahat
-
2) Kebiasaan Rekreasi
Pada hari libur, biasanya keluarga Tn. A berkumpul di rumah untuk
membersihkan kebun kecil dibelakang rumah mereka dan
menonton televisi bersama. Waktu luang juga biasa digunakan Ny.
E untuk berbincang dengan tetangga.

3) Kebiasaan Makan Keluarga


-
15. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai guru
SMP. Status ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp.
6.000.000 per bulan. Menurut Ny. E, penghasilan Tn. A sudah
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Tn. A tidak memiliki
tabungan yang dikhususkan untuk kesehatan

16. Suku ( Kebiasaan Kesehatan Terkait Suku Bangsa )

17. Agama ( Kebiasaan Kesehatan Terkait Agama )


Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitar. Ny. E sering mengikuti pengajian ibu-ibu setiap satu
minggu sekali. Menurut Ny. E, keluarganya melaksanakan shalat dan
puasa.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. A dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Menurut Ny. E, suaminya saat ini sedang menjalang masa pensiun. Tn. A
bingung dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah pensiun.

27
Karena selama ini sebagai guru SMP adalah satu-satunya kegiatan Tn. A.
Saat ditanya bagaimana perasaan Tn. A menjelang masa pensiun, Tn. A
menjawab bahwa ia bingung dan merasa sedih. Karena selama ini ia
menjalani profesi sebagai guru tetapi sebentar lagi ia tidak akan
menjalankan kegiatan tersebut lagi. Tn. A menjelaskan bahwa pensiun
adalah kejadian di mana seseorang harus berhenti dari pekerjaannya,
karena usia yang sudah lanjut dan harus diberhentikan ataupun atas
permintaan sendiri. TN. A berkata bahwa pensiun bukanlah suatu
masalah, akan tetapi masa setelah pensiun yang merupakan suatu
masalah, disamping tidak memiliki kegiatan, penghasilan pun akan
berkurang. Tn. A dan Ny. E mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
tahap perkembangan keluarga usia pertengahan

3. Riwayat Keluarga Inti


Kedua orang tua saat ini hidup di lingkungan yang sama. Mereka
berpacaran terlebih dahulu sebelum menikah. Saat menikah, keduanya
berada pada usia yang sudah matang yaitu Tn. A 31 tahun dan Ny. E
berusia 27 tahun. Keluarga dikaruniai anak setelah 1 tahun menikah yaitu
Tn. S. Setelah itu Ny. E mengikuti keluarga berencana dan baru
mempunyai anak lagi setelah anak pertama berusia 2 tahun.
Saat ini kondisi Tn. A pusing dan berat pada tengkuk. Tn. A sudah
di diagnosis hipertensi sejak 5 tahun lalu saat berobat ke puskesmas. Saat
ditanya mengenai hipertensi, Ny. E dapat menjelaskan dengan sederhana
bahwa hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Tn. A dan Ny. E tidak
mengetahui penyebab dari hipertensi, selain itu Tn. A dan Ny. E tidak
mengetahui tanda dan gejala hipertensi selain pusing dan berat pada
tengkuk. Menurut Ny. E, keluhan Tn. A tidak terlalu mengkhawatirkan
karena Tn. A tidak terlihat sakit, dan tetap dapat menjalankan aktivitas
seperti biasa. Tn. A tidak mau berobat ke puskesmas karena merasa
bahwa keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya


-

C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah

28
Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah sendiri, ukuran
9x6 meter. Menurut Ny. E, keluarganya belum mampu merenovasi
rumah karena keterbatasan biaya. Rumah terlihat berantakan. Jarak
antara rumah Ny. E dengan yang lainnya sangat dekat, hanya kurang dari
satu meter. Kondisi ventilasi kurang karena sehingga cahaya yang masuk
sedikit dan pertukaran udara sangat kurang. Tn. A sering merasa pengap
dan sesak dengan kondisi rumah. Tetapi ia tidak mengatakan dengan
istrinya. Istrinya mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa
karena ventilasi rumah sudah seperti itu saat mereka pertama kali tinggal.
Untuk mengubahnya tentu membutuhkan biaya. Ny. E mengatakan
bahwa rumah yang bersih adalah rumah yang di sapu setiap hari. Ny. E
mengatakan rumahnya sudah cukup bersih. Menurut Ny. E ini tidak
menjadi masalah karena semua rumah di sini juga mengalami hal yang
sama.
b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
Lingkungan di mana keluarga Tn. A tinggal merupakan tempat hunian yang
padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya hanya kurang dari
1 meter. Terdapat banyak rumah petak atau rumah kontrakan disekitar rumah
Ny. E. Antar tetangga sangat rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu
untuk mengobrol di teras salah satu rumah. Jarak masjid hanya sekitar 50
meter dari rumah Ny. E. Menurut Ny. E, sebelumnya terdapat klinik dokter
akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Sehingga apabila ada anggota keluarga
yang sakit, mereka pergi ke puskesmas yang berjarak 500 meter. Kegiatan
posyandu biasa diadakan di rumah RT.
Untuk fasilitas umum, lingkungan rumah Ny. E sangat strategis karena dekat
dengan Pasar Indralaya yang berjarak kurang lebih 1 KM.
c. Mobilitas geografis keluarga
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka
tempati dan tidak pernah pindah rumah.
d. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat sangat baik, Ny. E selalu
mengikuti pengajian tiap minggu.
e. Sistem pendukung sosial keluarga

29
Dukungan dari keluarga besar sangat membantu keluarga Tn. A dan Ny.
E. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, maka orang tua dari Ny. E
akan membantu pekerjaan rumah.
D. STRUKTUR LINGKUNGAN
a. Pola komunikasi
Komunikasi antara Tn. A dan Ny. E tidak mengalami kesulitan, apabila
terdapat hal yang penting dibicarakan biasanya mereka langsung
membicarakannya. Menurut Ny. E, mereka sama-sama orang Sumatera
jadi jika berbicara tanpa basa basi. Tn. A dan Ny. E dekat dengan anak-
anak mereka.
b. Struktur kekuatan keluarga
Di keluarga Tn. A, kekuasaan dibagi menurut peran masing-masing.
Untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan kepentingan rumah
tangga, Tn. A menyerahkan sepenuhnya pada Ny. E namun apabila
tidak bisa diatasi, Ny. E selalu meminta bantuan dan pertimbangan Tn.
A. Tn. A selalu membeikan tanggung jawab keuangan kepada Ny. E.
Apabila terdapat keputusan penting dan mendesak, Tn. A lah yang
bertanggungjwab mengambil keputusan dan semua keluarga akan
mematuhi.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. A: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya dan
merupakan pemimpin keluarga. Perannya di keluarga dilakukan sebaik-
baiknya, menurut Tn. A ia selalu berusaha menjadi suami dan ayah
yang baik.ia selalu berusaha memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tn.
A tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny.
E untuk memberikan masukan. Tn. A selalu memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya dengan keluarga.
Ny. E: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga. Ia selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya dengan sebaik-

30
baiknya. Ia pun merasa sangat dihargai oleh suaminya sehingga tidak
mau mengecawakan Tn. A.
Tn. S: Merupakan anak pertama. Menurut Ny. E, Tn. S merupakan
tumpuan harapan keluarga. Tn. S setiap bulan sering mengirimkan uang
untuk kedua orang tuanya. Begitupun dengan Nn. T.
d. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai sumatera karena mereka
berasal dari suku yang sama. Namun menurut Ny. E ia tidak tahu
seperti apa nilai Sumatera sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-
hari seperti biasa. Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila
menurut agama tidak baik, maka mereka tidak akan melakukan hal
tersebut.
E. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Tn. A dan Ny. E selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang
baik antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbendaan
antara anak pertama dan kedua. Mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi terbuka dalam segala hal sehingga jarang jarang terjadi
perselisihan antara Tn. A dan Ny. E.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn. A menyerahkan sepenuhnya pada Ny.
E namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka
membicarakan bersama. Menurut keluarga, anak adalah amanah yang
harus dijaga sebaik-baiknya. Keluarga mencoba menerapkan
kedisiplinan kepada semua anak mereka, sosialisasi keluarga dengan
lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu juga dengan anak-anak
mereka.
c. Fungsi perawatan keluarga

31
Dalam keluarga, Ny. E yang berperan melakukan perawatan pada anak-
anak mereka saat masih kecil dan Tn. A. Ny. E mengatakan bahwa ia
selalu berusaha menyiapkan sarapan untuk mereka keluarga, dengan
membeli bahan di pasar. Untuk semua anaknya, saat masa kehamilan
ibu menjaga kehamilan dengan kemampuan dan biaya seadanya, dan
setelah lahir Ny. E membawa anak-anaknya ke posyandu untuk
imunisasi. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, jika tidak terlalu
mengganggu maka tidak diberi obat. Apabila sudah merasa tidak enak
badan, salah satu keluarga membelikan obat di warung.

F. KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan panjang serta kesehatan keluarga
Keluarga tidak merasakan adanya stressor saat ini.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor yaitu:
1) Sistem dukungan sosial keluarga kuat. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan kepada keluarga Tn. A
2) Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang
tersedia
3) Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa
lalu dan berpusat pada Ny. E untuk menangani masalah kesehatan pada
keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu
dari keluarga besar dalam membantu mereka saat membutuhkan
pertolongan.

d. Strategi adaptasi disfungsional

32
Keluarga terutama Ny. E secara sadar telah melakukan adaptasi
disfungsional yaitu apabila tidak memiliki biaya untuk membeli
sayuran, Ny. E masih dapat memtik sayur di kebun belakang rumah
mereka.

33
G. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
1. Pemeriksaan Fisik Bapak
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaraan : composmentis
c. Tanda-Tanda Vital :
1) TD :140/90 mmhg
2) Nadi : 88x/m
3) RR : 18x/m
4) SB : 36 0C
d. Kepala
1) Rambut
Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna rambut hitam,
tebal, tekstur halus, jumlah dan distribusi normal, tidak terdapat
lesi pada kulit kepala.

2) Mata
Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih.

3) Hidung
Hidung terlihat simetris, tidak ada lesi maupun cairan.

4) Telinga
Teling tidak ada kelainan, tidak ada les, bengkak maupun nyeri
tekan.

5) Mulut
Warna bibir merah muda, lembab, tidak terdapat caries gigi, tidak
ada gigi berlubang dan tidak ada bau mulut.

e. Dada/thorax
1) Inspeksi : norma sepalus
2) Perkusi : sonor
3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
4) Askultasi : vesikuler
f. Abdomen
1) Inspeksi : tampak simetris
2) Askultasi : gerak pristaltik 15x/m
3) Perkusi : tympani

34
4) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada lien dan hepar
g. Genetalia : tidak terkaji
h. Ekstrimitas
1) Atas : 5/5
2) Bawah : 5/5

2. Pemeriksaan Fisik Ibu


a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaraan : Composmentis
c. Tanda-Tanda Vital :
1) TD : 120/80 mmhg
2) Nadi : 80x/m
3) RR : 20x/m
4) SB :36 c
d. Kepala
1) Rambut :
Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna rambut hitam, tebal,
tekstur halus, jumlah dan distribusi normal, tidak terdapat lesi pada
kulit kepala.

2) Mata
Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna
putih.

3) Hidung
Hidung terlihat simetris, tidak ada lesi maupun cairan

4) Telinga
Teling tidak ada kelainan, tidak ada lesi, bengkak maupun nyeri
tekan.

5) Mulut
Warna bibir merah muda, lembab, tidak terdapat caries gigi, tidak
ada gigi berlubang dan tidak ada bau mulut.

i. Dada/thorax
5) Inspeksi : norma sepalus
6) Perkusi : sonor
7) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

35
8) Askultasi : vesikuler
j. Abdomen
5) Inspeksi : tampak simetris
6) Askultasi : gerak pristaltik 15x/m
7) Perkusi : tympani
8) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada lien dan hepar
k. Genetalia : tidak terkaji
l. Ekstrimitas
3) Atas : 5/5
4) Bawah : 5/5

36
H. KLASIFIKASI DATA

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF


Pasien mengatakan : Pesien Nampak :
 Keadaan Umum : Baik
 Tn. A mengatakan kepalanya
 Kesadaraan :
terasa pusing Composmentis
 Terasa berat pada tengkuk
 TD 140/90 mmHg
 Sudah didiagnosis hipertensi sejak
 Nadi 88 kali per menit
5 tahun lalu
 Tidak memiliki obat hipertensi
 Tn. A tidak pernah berobat, bila
 Rumah terlihat berantakan
keluhan datang Tn. A hanya
 Ventilasi kurang
istirahat atau membeli obat
 Ukuran rumah 9x6 meter
warung
 Lingkungan rumah padat dengan
 Saat ditanya mengenai hipertensi,
jarak antar rumah kurang dari 1
Tn. A dan Ny. E dapat
meter
menjelaskan secara sederhana
 Kondisi ventilasi kurang karena
bahwa hipertensi adalah tekanan
sehingga cahaya yang masuk
darah tinggi
sedikit dan pertukaran udara
 Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui
sangat kurang
penyebab hipertensi
 Tn. A dan Ny. E tidak mengetahui
tanda dan gejala hipertensi selain
pusing dan berat pada tengkuk
 Menurut Ny. E dan Tn. A tidak
terlalu mengkhawatirkan karena
keluhan akan hilang dengan
sendirinya
 Ny. E mengatakan bahwa rumah
merupakan rumah sendiri

37
 Menurut Ny. E, keluarganya
belum mampu merenovasi rumah
karena keterbatasan biaya
 Tn. A mengatakan sering merasa
pengap dan sesak dengan kondisi
rumah
 Ny. E mengatakan bahwa ia tidak
bisa melakukan apa-apa karena
keadaan ventilasi sudah seperti itu
sejak mereka pertama kali
menempati rumah
 Ny. E mengatakan bahwa rumah
yang bersih adalah rumah yang di
sapu setiap hari
 Ny. E mengatakan rumahnya
sudah cukup bersih
 Menurut Ny. E ini tidak menjadi
masalah karena semua rumah di
sini juga mengalami hal yang
sama.

38
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Data subyektih Ketidakmampuan keluarga Nyeri pada
 Tn. A mengatakan mengenal masalah keluarga Tn. A
kepalanya terasa hipertensi khususnya Tn. A

pusing
 Terasa berat pada
tengkuk
 Sudah didiagnosis
hipertensi sejak 5
tahun lalu
 Tn. A tidak pernah
berobat, bila
keluhan datang Tn.
A hanya istirahat
atau membeli obat
warung
 Saat ditanya
mengenai
hipertensi, Tn. A
dan Ny. E dapat
menjelaskan secara
sederhana bahwa
hipertensi adalah
tekanan darah
tinggi
 Tn. A dan Ny. E
tidak mengetahui
penyebab
hipertensi

39
 Tn. A dan Ny. E
tidak mengetahui
tanda dan gejala
hipertensi selain
pusing dan berat
pada tengkuk
 Menurut Ny. E dan
Tn. A tidak terlalu
mengkhawatirkan
karena keluhan
akan hilang dengan
sendirinya
Data objektif
 TD 140/90 mmHg
 Nadi 88 kali per
menit
 Tidak memiliki
obat hipertensi

2. Data subjektif Ketidakmampuan keluarga Risiko terjadinya


 Ny. E mengatakan mengenal pentingnya penyakit TB paru
bahwa rumah kebersihan lingkungan dan
sirkulasi udara yang baik pada keluarga Tn.
merupakan rumah A khususnya Tn.
sendiri A
 Menurut Ny. E,
keluarganya belum
mampu
merenovasi rumah
karena
keterbatasan biaya
 Tn. A mengatakan

40
sering merasa
pengap dan sesak
dengan kondisi
rumah
 Ny. E mengatakan
bahwa ia tidak bisa
melakukan apa-apa
karena keadaan
ventilasi sudah
seperti itu sejak
mereka pertama
kali menempati
rumah
 Ny. E mengatakan
bahwa rumah yang
bersih adalah
rumah yang di
sapu setiap hari
 Ny. E mengatakan
rumahnya sudah
cukup bersih
 Menurut Ny. E ini
tidak menjadi
masalah karena
semua rumah di
sini juga
mengalami hal
yang sama.
Data obyektif
 Rumah terlihat

41
berantakan
 Ventilasi kurang
 Ukuran rumah 9x6
meter
 Lingkungan rumah
padat dengan jarak
antar rumah kurang
dari 1 meter
 Kondisi ventilasi
kurang karena
sehingga cahaya
yang masuk sedikit
dan pertukaran
udara sangat
kurang

42
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Tn. A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
2. Risiko terjadinya penyakit TB Paru pada keluarga Tn. A khususnya Tn.
A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal pentingnya
kebersihan lingkungan dan sirkulasi udara yang baik

43
44
SKALA PRIORITAS MASALAH
Masalah 1
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat Masalah hipertensi
masalah telah terjadi pada Tn.
 Aktual : 3 1 A, sejak di diagnosa
 Resiko : 3 3/3 x 1 = 1
hipetensi 5 tahun
 Potensial : 1 lalu. Saat ini Tn. A
mengeluh pusing dan
berat pada tengkuk.
2. Kemungkinan Keluarga memiliki
masalah dapat 2 2/2 x 2 = 2 sumber daya yang
diubah.
 Mudah :2 cukup kuat untuk
 Sebagian : 1 mengatasi masalah
 Tidak dapat : 0
yaitu:
a. Pola komunikasi
yang baik dalam
keluarga
b. Keluarga besar
selalu
memberikan
bantuan
c. Tersedianya
pelayanan
kesehatan yaitu
puskesmas yang
berjarak 200
meter
Ny. E tidak bekerja
di luar rumah
sehingga memiliki
banyak waktu untuk
merawat Tn. A

45
3. Kemungkinan Masalah sudah
masalah dapat 1 berlangsung cukup
2/3 x 1 = 2/3
dicegah. lama, yaitu 5 tahun
 Tinggi : 3 lalu. Jarak rumah
 Cukup : 2 dengan pelayanan
 Rendah : 1 kesehatan dekat
4. Menonjolnya Saat Tn. A mengeluh
masalah. 1 1/1 x 1 = 1 pusing dan berat
 Segera :2
 Tidak segera :1 pada tengkuk,
 Tidak dirasakan : 0 keluarga tidak
langsung membawa
ke palayanan
kesehatan. Tn. A
hanya istirahat dan
meminum obat
warung. Ny. E
mengatakan keluhan
akan hilang dengan
sendirinya.

Total 4 2/3

46
Masalah 2
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
5. Sifat Rumah terlihat
masalah berantakan, ventilasi
 Aktual : kurang, sirkulasi dan
 Resiko : 1 cahaya yang masuk
 Potensial : 1 juga kurang. Rumah
2/3 x 1 = 2/3
dengan sirkulasi
udara yang buruk
akan menimbulkan
penyakit paru-paru,
salah satunya adalah
TB paru.
6. Kemungkinan Keluarga memiliki
masalah dapat
sumber daya yang
diubah. 2 2/2 x 2 = 2
 Mudah :2 cukup kuat untuk
 Sebagian : 1 mengatasi masalah
 Tidak dapat : 0
yaitu:
a. Pola komunikasi
yang baik
dengan An. S
b. Sistem
dukungan
keluarga yang
sangat kuat
c. Hubungan
keluarga yang
harmonis
Ny. E selalu berada
di rumah sehingga
memiliki banyak
waktu untuk

47
merapikan rumah
7. Kemungkinan Keluarga tidak
masalah dapat pernah
dicegah. 1 2/3 x 1 = 2/3 memanfaatkan
 Tinggi : 3 fasilitas kesehatan
 Cukup : 2 untuk menambah
 Rendah : 1 informasi tentang
pentingnya kerapian
di dalam rumah serta
tidak adanya
motivasi yang kuat
untuk hidup rapi.
8. Menonjolnya Keluarga tidak
masalah. merasa adanya
 Segera :2 1 0/2 x 1 = 0 masalah dengan
 Tidak segera : 1 rumahnya. Keluarga
 Tidak dirasakan : 0 tidak pernah
menderita sakit yang
diakibatkan oleh
sirkulasi udara
ruangan yang buruk.
Total 3 1/3

48
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.A PADA PERTENGAHAN USIA LANJUT
N TUJUAN &
O DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI RASIONAL WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI PAR
HASIL TANGGAL F
Nyeri pada Setelah  diskusikan bersama  agar Senin,09/10.  Mendiskusikan S:
keluarga Tn. A dilakukan keluarga tentang keuarga 2 bersama  Ny. E
khususnya Tn. A intervensi pengertian tahap mengerti 09:00 keluarga tentang mengatakan
berhubungan selama 1x60 keluarga dengan usia tentang pengertian tahap ia sekarang
dengan menit, pertengahan pergertian keluarga dengan mengerti
ketidakmampuan keluarga  jelaskan kepada tahapan usia mengenai
keluarga tentang keluarga pertengahan tahap
keluarga mengenal mampu:
tugas perkembangan  agar Hasil: perkembanga
masalah hipertensi 1. Mengenal
keluarga pada tahap keluarga keluarga tampak n keluarga
dtitandai dengan masalah
ini bisa mengerti dengan usia
 Mejelaskan
 jelaskan kepada memaham pertengahan
DS kembali
keluarga mengenai i  Ny. E
 Tn. A pengertian
masalah yang sering perkemba mengatakan
hipertensi
mengatakan terjadi dengan usia ngan memahami
 Menjelaskan
pertengahan keluargan tugas
kepalanya kembali
 bantu keluarga untuk ya perkembanga
penyebab  Menjelaskan
terasa pusing hipertensi mengidentifikasi  pemhaman n keluarga
tugas perkembangan salah satu kepada keluarga
dengan usia
 Terasa berat yang telah atau bentuk tentang tugas
09:10 pertengahan
2. Mengambil perkembangan
pada tengkuk belum dilakukan kesiapan  Ny. E
keputusan keluarga pada
 identifikas mengatakan
untuk tahap ini

49
 Sudah mengatasi i Hasil: memahami
hipertensi merupaka Keluarga masalah yang
didiagnosis
3. Diharapkan n bentuk memahami terjadi pada
hipertensi keluarga penilaian perkembangan usia
mampu keluarga paada pertengahan
sejak 5 tahun
memberika tahap ini  Tn. A
lalu n mengatakan
perawatan akan
 Tn. A tidak
pada Tn. A melakukan
pernah dengan kegiatan-
nyeri akut kegiatan yang
berobat, bila
hipertensi dulu tidak
keluhan  Menjelaskan sempat ia
kepada keluarga lakukan,
datang Tn. A mengenai untuk
hanya istirahat 09:20 masalah yang mengisi masa
sering terjadi pensiunnya.
atau membeli dengan usia
obat warung pertengahan O:
Hasil:  Ny. E
 Saat ditanya
keluarga paham menjelaskan
mengenai dengan masalah kembali tugas
hipertensi, Tn. yang sering perkembanga
terjadi n keluarga
A dan Ny. E dengan usia
dapat pertengahan

50
menjelaskan  Ny. E
sebelumnya
secara
 Membantu terlihat
sederhana keluarga untuk kurang
mengidentifikas antusias saat
bahwa
i tugas dijelskan
hipertensi perkembangan mengenai
09:30
yang telah atau hipertensi,
adalah
belum dilakukan namuan
tekanan darah Hasil: setelah
Keluarga setuju terlibat
tinggi
dan akan diskusi Ny. E
 Tn. A dan Ny. melaksanakan banyak
melontarkan
E tidak
pertanyaan
mengetahui
penyebab A:
 Keluarga
hipertensi sudah
 Tn. A dan Ny. mengetahui
tentang tugas
E tidak perkembanga
mengetahui n keluarga
dengan usia
tanda dan pertengahan
gejala dan sudah

51
hipertensi mengambil
keputusan
selain pusing
untuk
dan berat pada melakukan
kegiatan
tengkuk
untuk
 Menurut Ny. mengisi masa
pensiun
E dan Tn. A
seperti
tidak terlalu berkebun.
mengkhawatir
P:
kan karena  Lakukan
keluhan akan pemantauan
terhadap
hilang dengan kegiatan Tn.
sendirinya A melalui
keluarga
DO
 TD 140/90
mmHg
 Nadi 88 kali
per menit
 Tidak

52
memiliki obat
hipertensi

2 Risiko terjadinya Setelah  Diskusikan bersama  Diskusi 09:40  mendiskusikan S:


penyakit TB paru dilakukan keluarga tentang merupakan bersama  Keluarga
pada keluarga Tn. intervensi pentingnya salah satu keluarga mengatakan
A khususnya Tn. A selama 1x60 kesehatan penyelasia tentang paham dan
berhubungan menit,  Menjelaskan tentang n masalah pentingnya mengerti apa
dengan keluarga pentingnya  Kebersian kesehatan yang
membersihkan lingkunga hasil: perawat
ketidakmampuan mampu:
lingkungan serta n dan keluarga anjarkan
keluarga mengenal Mengenal
pentingnya sirkulasi udara tampak O:
pentingnya masalah udara yang baik di salah satu mengerti  Keluarga
kebersihan  Mejelaskan dalam rumah bentuk tampak
lingkungan dan kembali  Memberikan menjaga mengerti
sirkulasi udara pentingnya motivasi kepada kesehatan dan
yang baik membersih keluarga untuk  Agar melakukan
Ditandai dengan: kan membersihkan keluarga anjuran
DS lingkungan rumah termativasi perawat
dan menjaga  Menjelaskan
 Ny. E 09:50 A:
sirkulasi kebersihan tentang
 Keluarga
mengatakan udara yang pentingnya

53
bahwa rumah baik membersihkan sudah
 Akibat dari lingkungan mengerti
merupakan
lingkungan serta dan
rumah sendiri yang kotor pentingnya memahami
dan sirkulasi udara apa yang
 Menurut Ny. E,
sirkulasi yang baik di perawat
keluarganya udara yang dalam rumah anjarkan dan
tidak baik Hasil : keluarga
belum mampu
Keluarga sudah
merenovasi tampak paham mengambil
anjuran perawat keputusan
rumah karena
untuk tetap
keterbatasan menjaga
kesehatan
biaya
P:
 Memberikan
 Tn. A  Lakukan
motivasi
mengatakan pemantauan
kepada
10:00 terhadap
keluarga untuk
sering merasa kegiatan Tn.
membersihkan
pengap dan A melalui
rumah
keluarga
Hasil:
sesak dengan
Keluarga
kondisi rumah tampak
 Ny. E termotivasi
mengatakan

54
bahwa ia tidak
bisa melakukan
apa-apa karena
keadaan
ventilasi sudah
seperti itu sejak
mereka pertama
kali menempati
rumah
 Ny. E
mengatakan
bahwa rumah
yang bersih
adalah rumah
yang di sapu
setiap hari
 Ny. E
mengatakan

55
rumahnya
sudah cukup
bersih
 Menurut Ny. E
ini tidak
menjadi
masalah karena
semua rumah di
sini juga
mengalami hal
yang sama.
DO
 Rumah terlihat
berantakan
 Ventilasi
kurang
 Ukuran rumah
9x6 meter

56
 Lingkungan
rumah padat
dengan jarak
antar rumah
kurang dari 1
meter
 Kondisi
ventilasi kurang
karena sehingga
cahaya yang
masuk sedikit
dan pertukaran
udara sangat
kurang

57
58
59
60
61
62

Anda mungkin juga menyukai