Anda di halaman 1dari 18

BAB I

SPESIFIKASI UMUM

PASAL 1

PAGAR KEAMANAN

Penyedia Jasa diwajibkan mendirikan pagar keamanan untuk keamanan site lokasi

selama pekerjaan berlangsung.

PASAL 2

BANGUNAN SEMENTARA

1. Penyedia Jasa diwajibkan Mendirikan bangunan Direksikeet serta menyediakan

kelengkapannya antara lain:

a. 1 unit Computer lengkap dengan Printer min A3

b. Kertas A4,A3 dan buku – buku kelengkapan Administrasi Lapangan

c. Meja kursi untuk bekerja ( 1 buah meja tulis, 2 buah kursi kerja ) 3 set.

d. Papan tulis ( white board ) 1 buah, uk. 120 cm x 240 m dengan

perlengkapannya 1 buah

e. Perlengkapan lapangan, seperti : sepatu lapangan dan topi lapangan untuk

kebutuhan pengawasan atau wakil-wakilnya, minimum 5 ( lima ) pasang.

f. Makan siang dan minum, selama proyek berlangsung.

g. Lemari / rak besi untuk penempatan barang contoh.

I-1
2. Selesai seluruh proyek, bangunan direksikeet tetap menjadi milik pemberi tugas

dan Penyedia Jasa wajib memindahkan bongkaran bangunan direksikeet

tersebut ke tempat yang ditentukan.

PASAL 3

ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN

1. Penyedia Jasa, Sub-sub Penyedia Jasa dan bagian-bagian lainnya yang

mengerjakan pekerjaan pelaksanaan didalam proyek ini, harus menyediakan

alat-alat dan perlengkapan-perlengkapan pekerjaannya sesuai dengan

bidangnya masing-masing seperti :

a. Alat-alat ukur (Theodolith, Waterpass, dll).

b. Alat-alat pemotong, penduga dan penarik.

c. Alat-alat bantu, dan

d. Alat-alat pengetesan lainnya yang diperlukan.

2. Di samping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan (harian, mingguan),

buku petunjuk alat-alat yang akan dipasang, tenaga ahli untuk dapat

memutuskan segala sesuatunya di lapangan dan bertindak atas nama Penyedia

Jasa / Sub Penyedia Jasa yang bersangkutan.

I-2
Pasal 4

PENYIMPANAN BARANG-BARANG MATERIAL

1. Penyedia Jasa dan Sub-sub Penyedia Jasa diwajibkan untuk menempatkan

barang-barang dan material-material untuk kebutuhan pelaksanaan baik diluar

(terbuka) ataupun didalam gudang, sesuai dengan sifat-sifat barang-barang dan

material tersebut, atas persetujuan Pengawas Lapangan, sehingga akan

menjamin :

a. Keamanan

b. Terhindarnya kerusakan - kerusakan yang diakibatkan oleh cara

penyimpanan yang salah

2. Barang-barang dan material-material yang tidak akan digunakan untuk

kebutuhan langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan

untuk disimpan didalam site.

3. Material-material yang ditolak untuk dipakai supaya segera dikeluarkan dari site,

selambat-lambatnya 2 (hari) hari setelah pemberitahuan penolakan.

Pasal 5

KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN

Penyedia Jasa / Sub-sub Penyedia Jasa diwajibkan menjaga keleluasaan halaman

dengan menempatkan barang-barang dan material sedemikian rupa sehingga :

a. Memudahkan pekerjaan.

I-3
b. Menjaga kebersihan dari sampah-sampah,kotoran-kotoran bangunan

(puing-puing) air yang menggenang.

c. Tidak menyumbat saluran-saluran air.

Pasal 6

KELENGKAPAN LAPANGAN

Penyedia Jasa / Sub Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan sendiri :

a. Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan

keamanan.

b. Air minum atau air bersih dapat diminum, untuk kebutuhan

pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas-petugas yang ada di proyek.

c. Alat-alat pemadam kebakaran.

d. Alat-alat PPPK.

e. Kamar mandi dan WC untuk pekerja lapangan.

Pasal 7

BARANG CONTOH (SAMPLE)

1. Penyedia Jasa / Sub Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan barang-barang

contoh (sample) dari material yang akan dipakai/ dipasang, untuk mendapatkan

persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.

I-4
2. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampirkan dengan tanda bukti/

sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis barang-barang / material-material

tersebut.

3. Untuk barang-barang dan material-material yang akan didatangkan ke site

(melalui pemesanan), maka Penyedia Jasa / Sub Penyedia Jasa diwajibkan

menyerahkan brosur :

a. Katalog.

b. Gambar kerja atau shop drawing.

c. Mock up dan sample dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Direksi/

Pengawas Lapangan dan harus mendapatkan persetujuan Direksi/ Pengawas

Lapangan.

Pasal 8

PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN

1. Penyedia Jasa / Sub Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengujian atas

mutu pekerjaan ataupun atas pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan

kebutuhannya masing-masing, misalnya :

a. Pengujian mutu beton, mutu baja.

b. Pengujian kabel-kabel listrik (merger).

c. Pengujian tekanan untuk pipa-pipa (plumbing).

d. Pengujian kebocoran (plumbing).

I-5
e. Pengujian bekerjanya mesin-mesin dan peralatan-peralatan lainnya.

2. Semua biaya-biaya untuk kebutuhan tersebut diatas, ditanggung oleh Penyedia

Jasa/ Sub Penyedia Jasa yang bersangkutan. Laporan pengujian mutu beton

harus segera diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah tanggal

pengujian kubus beton yang bersangkutan. Laporan diterima 3 hari atau lebih

setelah tanggal pengujian dianggap batal bila dianggap perlu oleh Direksi /

Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengadakan

core drilling atas biaya Penyedia Jasa.

Pasal 9

GAMBAR-GAMBAR AS BUILT DRAWING

1. Penyedia Jasa atau Sub-sub Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat gambar-

gambar “AS BUILT DRAWING” sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan

dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan pemeriksaan dan maintenance

dikemudian hari.

2. Gambar-gambar tersebut diserahkan dengan rangkap seperlunya, masing-

masing diserahkan kepada :

a. Pemilik / User / Pengguna Jasa

b. Konsultan Pengawas

c. Konsultan Perencana

d. Pengelola Proyek

I-6
PASAL 10

SHOP DRAWING

1. Dalam hal-hal tertentu maka untuk kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan

sesuatu pekerjaan yang membutuhkan penjelasan-penjelasan, dimana hal-hal

tersebut tidak terdapat didalam gambar-gambar kerja, maka Penyedia Jasa dan

sub-sub Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar-gambar shop drawing

untuk kebutuhan tersebut dan mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Pengawas

Lapangan.

2. Semua gambar harus dibuatkan kembali shop drawingnya untuk memudahkan

pelaksanaan.

PASAL 11

MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEKERJAAN

1. Masa pemeliharaan untuk pekerjaan konstruksi dan finishing adalah 6 (enam)

bulan, dihitung dari tanggal Penyerahan Pertama.

2. Jaminan pekerjaan dan pemasangan instalasi alat-alat meliputi :

a. Instalasi listrik dan mekanikal adalah 6 (enam) bulan.

b. Mesin-mesin adalah 6 (enam) bulan terhitung dari tanggal

penyerahan pertama.

I-7
Pasal 12

PAS/SERTIFIKASI PENYEDIA JASA / SUB PENYEDIA JASA

Semua Penyedia Jasa dan Sub-sub Penyedia Jasa yang bertanggung jawab atas

pekerjaan pelaksanaan proyek ini, harus memiliki pas/ sertifikasi golongan tertinggi,

diantaranya :

1. SIBP.

2. Pas untuk listrik dan pemipaan/ plumbing (SIKA, SPI).

3. SIPP dari badan Keselamatan Kerja.

4. Dan lain-lain yang berlaku di wilayah terkait.

Pasal 13

PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT

YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan :

a. Standar Industri Indonesia ( SII ).

b. Standar Nasional Indonesia ( SNI )

c. Keputusan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

Dan peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan

normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas dan mendapat

persetujuan Direksi/ Lapangan/ Pengawas

I-8
2. Penyedia Jasa harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-

syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi instansi dari pengawas.

3. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa

pada setiap waktu. Bagaimanapun kelalaian pengawas dalam pengontrolan

terhadap kekeliruan- kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia

Jasa, tidak berarti Penyedia Jasa bebas dari tanggung jawab.

4. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan

(spesifikasi), gambar atau instruksi tertulis dari pengawas harus diperbaiki atau

dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab

Penyedia Jasa. Semua bahan yang akan dipakai harus mendapatkan

persetujuan pengawas.

5. Semua bahan bangunan dan peralatan kerja untuk keperluan pekerjaan ini,

seluruhnya ditanggung dan disediakan oleh Penyedia Jasa.

6. Direksi / Pengawas Lapangan berwenang untuk minta keterangan mengenai

asal dari bahan bangunan dan lain-lain, serta sebelum digunakan agar

diperiksakan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan di tempat pekerjaan.

7. Penyebutan suatu merk dagang pada bestek ini adalah untuk keseragaman

mutu dan melindungi Pemberi Tugas dari suatu merk lain yang belum terkenal

dan teruji kwalitasnya. Apabila terdapat perselisihan tentang merk/ pemeriksaan

bahan, maka Pengawas Lapangan berhak mengirimkan contoh- contah bahan

ke Balai Penelitian Bahan Bangunan dan segala biaya yang berhubungan dengan

hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

I-9
8. Yang dimaksud Bahan Bangunan adalah semua bahan yang dipergunakan

dalam pelaksanaan sebagai tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat

(RKS) serta Gambar-gambar.

Pasal 14

DOKUMENTASI PROYEK

1. Penyedia Jasa diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi:

a. Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,

penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher), penempatan

material, pengerasan jalan, dll.

b. Foto-foto tahapan pekerjaan yang penting antara lain pembongkaran,

pemasangan instalasi listrik, pembesian, bekisting, pekerjaan beton sebelum

dan sesudah pengecoran, plumbing, pekerjaan plafond, lantai, dan pekerjaan

lain sesuai dengan gambar rencana.

c. Dan lain-lain kegiatan yang dianggap perlu oleh Direksi Lapangan/

Pengawas.

2. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 5%, 10%, 20% dan

seterusnya sampai dengan 100% (setiap peningkatan progress 5%) dan kondisi

pada waktu pemeliharaan.

3. Foto-foto dicetak dalam ukuran post card (dicetak berwarna).

I - 10
Pasal 15

TANAH URUGAN

1. Tanah urug harus berasal dari sumber tanah yang telah disetujui oleh Pengawas

Lapangan/ Direksi.

2. Tanah urug harus baik, yang lebih baik mengandung butiran-butiran lepas,

kadar tanah liatnya rendah, tidak mengandung bahan-bahan organik, bersih dari

akar-akar kayu/ tanaman dan batu-batu besar diameter maksimal 10 cm sedang

tanah merah dapat disetujui.

Pasal 16

AIR KERJA

1. Air untuk keperluan pekerjaan pasangan, pekerjaan beton dan pemadatan

tanah/pasir harus bersih dan tidak mengandung zat-zat kimia (garam-garam)

yang dapat merusak pekerjaan.

2. Apabila tidak mungkin atau tidak cukup air kerja yang didapat dari air bersih

setempat, maka Penyedia Jasa harus dapat mengusahakan dari sumber lain

yang memenuhi persyaratan diatas.

3. Khusus air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung

minyak, asam, garam-garam dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain

yang dapat merusak mutu beton, baja tulangan dan baja profil. Sebaiknya air

yang dipergunakan/dipakai adalah air bersih yang dapat diminum.

4. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gr/liter.

I - 11
5. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi

mutunya menurut pemakaiannya.

6. Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat-syarat tersebur di atas, air tidak

boleh mengandung klorida lebih dari 50 p.p.m.

7. Air kerja diperoleh dengan cara pantek dan menggunakan pompa.

Pasal 17

PORTLAND CEMENT

1. Semen yang dipakai/ dipergunakan dalam pekerjaan ini harus berkwalitas baik,

memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam N. I. - 8 (Normalissi Indonesia -

8) dan untuk seluruh konstruksi hanya diperbolehkan memakai 1 (satu) macam

semen (satu pabrik).

2. Dalam pengangkutannya, semen harus terlindung dari hujan, harus dalam zak/

kantong yang asli dari pabrik, dalam keadaan tertutup rapat, tidak kena air dan

diletakkan pada tempat yang telah ditinggikan paling rendah 30 cm dari lantai/

tanah.

3. Semen yang telah disimpan lebih dari 4 (empat) bulan, harus dites kembali

sebelum dipakai atau dipergunakan dengan dibawa ke Laboratorium

pemeriksaan bahan-bahan bangunan dan hasilnya segera dilaporkan kepada

Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan, untuk ini segala

pembiayaannya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

I - 12
Pasal 18

PASIR

Pasir yang diperlukan untuk adukan harus pasir yang berkualitas baik dan harus

memenuhi persyaratan yang tercantum dalam P B I 1971.

1. Pasir Beton.

a. Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya

mendekati bulat dan ukuran butirannya sebagian besar terletak antara 0,75 -

5 mm, kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.

b. Pasir beton harus bersih tidak boleh mengandung zat-zat organik

yang dapat mengurangi mutu beton, sedang untuk beton dengan keawetan

yang tinggi reaksi pasir terhadap alkasit harus negatif.

2. Pasir Pasang.

Adukan pasir yang dipergunakan untuk adukan pasangan dan plesteran dengan

syarat antara lain :

a. Butiran-butirannya harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan

dengan jari tangan serta kadar lumpurnya tidak boleh lebih tinggi dari 5%.

b. Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butiran-butirannya

harus dapat melalui ayakan yang berlubang persegi 3 mm.

3. Pasir Urug.

Pasir urug atau pasir pengisi dapat dipergunakan pasir biasa yang tidak

mengandung bahan-bahan organik (sisa-sisa kayu, biji-bijian, akar-akar

tanaman, daun-daun, garam dan lain-lain) serta tidak mengandung lumpur.

I - 13
Pasal 19

KERIKIL UNTUK BETON

1. Kerikil yang dapat dipergunakan adalah jenis yang permukaannya kasar/ jenis

klos atau adesit yang sudah dicuci. Besarnya butiran maksimum 2-3 cm. Apabila

kerikil yang dimaksud sukar untuk didapatkan, maka diperbolehkan

menggunakan batu pecah yang sama ukurannya. Kerikil-kerikil tersebut tidak

boleh dicampur dengan batu cadas dan dalam keadaan bersih serta tidak

mengandung lumpur.

2. Kerikil (agregat kasar) diperiksa sesuai yang disyaratkan oleh Peraturan Umum

Bahan Bangunan/ PUBBI serta Peraturan Beton Indonesia/ PBI-1971.

3. Mutu beton yang dipakai dengan mutu K175, K250 Ready Mix.

Pasal 20

BATU KALI

1. Semua bahan batu kali kecuali ada persyaratan lain, harus sesuai dengan

P.U.B.B N.I-3, dan cara mengerjakannya harus dilakukan menurut cara yang

terbaik serta bentuk dan besarnya.

2. Batu harus keras, dengan permukaan yang kasar, tanpa cacat atau retak-retak

dan belah-belah, tidak diperkenankan memakai batu bulat dengan permukaan

yang licin maupun batu dari gunung yang masih terbungkus dengan tanah,

begitu pula batu cadas tidak diperkenankan untuk dipakai / dipergunakan.

I - 14
Pasal 21

BAJA

1. Baja Tulangan.

a. Bahan-bahan baja dalam segala hal harus memenuhi

ketentuan-ketentuan dari PBI-1971.

b. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan

tidak boleh disimpan dalam alam terbuka/ bebas untuk jangka waktu yang

lama. Penyimpanan untuk masing-masing diameter harus dipisahkan/

dikelompok-kan sendiri-sendiri.

c. Batang baja tulangan tidak mengandung serpihan- serpihan,

lipatan-lipatan retak-retak, gelombang-gelombang dan cerna-cerna yang

dalam atau tidak boleh berlapis-lapis.

d. Ukuran diameter harus tepat dan sesuai gambar konstruksi yang

sudah ditentukan.

e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter

minimum 1mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh

seng.

f. Mutu Baja tulangan yang digunakan U24, U39 (dipergunakan untuk

beton tertentu sesuai gambar dan petunjuk Direksi).

2. Baja Konstruksi

I - 15
a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut atau disesuaikan

dengan Standar Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983,

dengan mutu baja ST – 37.

b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu pabrik atau

sertifikat penguji dari labolatarium pengujian yang disetujui oleh Direksi /

Pengawas Lapangan dan Konsultan.

c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik,

yang produknya memenuhi standarisasi industri yang berlaku.

d. Bahan struktur baja tidak boleh cacat dan bengkok-bengkok, jadi

harus betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan

detail-detail konstruksinya ditunjukkan dalam gambar.

1.

Pasal 22

PAKU

Paku dibuat dengan kepala benam berbentuk bulat yang permukaan atasnya

berpetak-petak dan bagian bawahnya miring, ujung runcing berbentuk tetrahedral

yang kronis.

Pasal 23

PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Semua bahan yang dipergunakan/ diperlukan untuk pekerjaan ini harus disetujui

terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas Lapangan sebelum dipergunakan.

I - 16
2. Apabila terdapat perselisihan dengan Penyedia Jasa tentang pemerikasaan

bahan-bahan, Pengawas Lapangan berhak meminta kepada Penyedia Jasa

untuk mengambil contoh-contoh yang didatangkan untuk diperiksakan ke

Laboratorium.

3. Selama ini Penyedia Jasa dapat melanjutkan pekerjaan, akan tetapi sama sekali

atas tanggungannya sendiri. Apabila ternyata bahwa bahan-bahan yang

diperiksakan tersebut tidak baik atau tidak memenuhi syarat-syarat, maka

bahan-bahan tersebut harus segera disingkirkan dan semua bagian pekerjaan

yang telah dikerjakan dengan bahan-bahan tersebut harus dibongkar dan

selanjutnya harus menggantikannya kembali dengan bahan lain yang memenuhi

syarat.

4. Semua biaya pemeriksaan oleh Laboratorium tersebut seluruhnya ditanggung

oleh Penyedia Jasa.

Pasal 24

WATER PROOFING

Bahan pelapis tahan kebocoran yang dipergunakan sejenis Bitumen Polymer

Waterproofing Coating. Mampu menahan rembesan air terutama pada beton.

Pasal 25

KERAMIK

a. Proses pembakaran harus sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur

apabila direndam dalam air.

I - 17
b. Tahan terhadap zat asam dan alkasit serta zat kimia lainnya.

c. Warna harus merata, baik masing-masing maupun terhadap yang lain

dan permukaannya harus rata/licin tanpa cacat serta harus keras.

d. Penyimpangan maksimum pada panjang dan lebar yang disyaratkan +/-

1 mm.

e. Kualitas bahan yang dipergunakan kualitas 1, berasal dari satu merk

dan pabrik.

I - 18

Anda mungkin juga menyukai