Uasdask3 - Nafa Shahira Anglila Syaharani
Uasdask3 - Nafa Shahira Anglila Syaharani
Soal :
1. Sebutkan 2 jenis program penerapan kesehatan kerja yang termasuk dalam kategori Pola Hidup
Sehat!
Jawab:
1). Program promosi kesehatan pekerja
Pekerja diharapkan mau dan mampu untuk hidup sehat dan produktif.
2). Pancalogi pola hidup sehat, diantaranya:
Potluck
Olahraga bersama
Smoking cessation program
Konseling
dll
2. Sebutkan 2 jenis program penerapan kesehatan kerja yang termasuk dalam kategori Pola Kerja
Sehat!
Jawab:
1). Program pemeriksaan kesehatan, diantaranya dengan cara:
Medical check-up
Daily check-up.
2). Health Risk Assessment (HRA) program, diantaranya dengan cara:
Identifikasi dan rekognasi bahaya kesehatan kerja
Pengukuran dan analisis hasil pengukuran bahaya kesehatan kerja
Implementasi program pengendalian bahaya kesehatan kerja
5. Sebutkan 2 jenis faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya stres kerja!
Jawab:
1. Job content (aspek pekerjaan itu sendiri)
2. Job context (aspek situasi/kondisi pekerjaan)
6. Sebutkan 2 cara pengendalian risiko psikososial di tempat kerja!
Jawab:
1). Menciptakan budaya organisasi yang sehat, diantaranya dengan cara:
Komunikasi terbuka
Melibatkan partisipasi pekerja
Penghargaan
Perlindungan ergonomi
dll
2). Work-life balance, diantaranya dengan cara:
Waktu kerja fleksibel
Pembagian beban kerja
Cut
dll
7. Dengan mengacu pada Model PDCA (Plan, Do Check Action), buatlah program keselamatan dan
keadaan darurat di tempat kerja
Jawab:
Program Tanggap Darurat Kebakaran di Rumah Sakit
Plan
1). Penilaian risiko kebakaran di rumah sakit
2). Membuat komitmen dan mewujudkannya dalam kebijakan, prosedur, dan instruksi kerja
Do
3). Pelatihan dan simulasi sistem tanggap darurat kebakaran di rumah sakit
4). Melakukan emergency response
5). Menyediakan fasilitas tempat titik kumpul dan rute evakuasi sesuai dengan bangunan gedung
rumah sakit
Check
6). Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi program tanggap darurat kebakaran di
rumah sakit.
Action
7). Tindakan perbaikan yang telah terlaksana dalam upaya pencegahan dan pengendalian
kebakaran di rumah sakit.
8). Audit K3
8. Sebutkan golongan kelas kebakaran menurut Permenaker No. Per-04/MEN/1980 dan contohnya!
Jawab:
1). Kebakaran pada benda padat non logam yang mudah terbakar
Contoh: kayu, kertas, kain, plastik
2). Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar
Contoh: bensin, solar, pelumnas, gas elpiji, gas methane
3). Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik maupun mengandung listrik
Contoh: trafo listrik, genset, stop kontak, oven, setrika
4). Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar
Contoh: magnesium, titanium, potassium
9. Apa tahapan respon penyelematan diri di dalam gedung yang perlu dilakukan saat terjadi gempa?
Jawab:
1). Drop
Berlutut atau dekatkan diri ke tanah.
2). Cover
Lindungi kepala, merangkak masuk ke dalam meja atau benda-benda lain agar terlindung
dari benda-benda yang berjatuhan.
3). Hold on
Tunggu hingga guncanagan berhenti, lakukan evakuasi ke titik kumpul jika guncangan telah
berhenti.
12. Jelaskan peranan masing2 sub bidang HI, OH dan OM dalam keilmuan K3.
Jawab:
1). Higiene Industri
Higiene Industri bekerja melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi, pencegahan, dan
pengendalian faktor-faktor lingkungan atau tekanan yang timbul di dalam atau dari tempat
kerja yang dapat menyebabkan penyakit dan gangguan kesehatan bagi pekerja. Dengan kata
lain, Higiene Industri berperan dalam mengurangi dan mengelola hazard yang dapat
menyebabkan penyakit dan gangguan kesehatan akibat kerja.
2). Occupational Health
Occupational Health atau kesehatan kerja berperan menjaga pekeja agar dalam kondisi
prima dan mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik secara fisik, mental, atau
sosial, mulai dari sebelum pekerja (pre-kerja/tahap rekrutmen) sampai pensiun (pasca kerja).
Occupational Health mengupayakan agar pekerja dapat terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk, baik yang diakibatkan oleh pekerjaan maupun bukan akibat pekerjaan.
3). Occupational Medicine
Occupational Medicine atau kedokteran kerja bekerja menangani diagnosis penyakit akibat
kerja. Occupational Medicine juga melakukan pengobatan dan penyembuhan penyakit akibat
kerja serta cacat yang dikibatkannya. Dengan begitu, Occupational Medicine lebih berfokus
pada individu pekerja.mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
13. Jelaskan jenis2 PPE untuk hazard bising dan masing2 karakteristiknya.
Jawab:
1). Sumbat telinga (ear plug)
Alat pelindung telinga yang berbentuk kecil yang dipakai dengan cara dimasukkan ke
saluran telinga luar untuk memblokir saluran telinga dan membuat perlindungan
pendengaran terhadap kebisingan yang ada di lingkungan sekitar.
Ear plug terbuat dari plastik, wax yang dicampurkan dengan kapas, silikon, foam,
fiberglass, karet, ataupun spons fiber mineral.
Terdapat ear plug yang bisa dipakai berulang kali (non disposable) dan ada juga yang
hanya sekali pakai langsung dibuang (disposable)
Ear plug terbagi dalam 3 kategori, yaitu:
a. Formable
b. Premolded
c. Custom-molded
Ear plug cocok dipakai untuk pekerja yang memiliki mobilitas tinggi dalam bekerja.
Ear plug memiliki kelebihan, salah satunya yaitu lebih nyaman untuk pemakaian jangka
panjang di tempat yang panas dan lembab serta area kerja terbatas. Namun ear plugs
juga memiliki kelemahan, salah satunya yaitu dapat berinteraksi dengan minyak kulit
sehingga terjadi kontaminasi dan dapat menyebabkan iritasi.
2). Tutup telinga (ear muffs)
Alat pelindung telinga yang dipakai dengan cara menutupi seluruh daun telinga dengan
ikat kepala (headband).
Masing-masing earcups ditutupi olah bantalan luar yang lunak.
Ear muff memiliki daya lindung terhadap kebisingan lebih tinggi dari ear plug.
Ear muff cocok dipakai untuk pekerja yang bersifat statis dalam bekerja.
Ear muff memiliki kelebihan, salah satunya yaitu dapat digunakan oleh semua orang
dengan ukuran telinga yang berbeda dan dengan berbagai macam posisi (headband
berada di atas kepala, di belakang kepala, atau dibawah dagu). Namun ear plugs juga
memiliki kelemahan, salah satunya yaitu lebih tidak nyaman untuk pemakaian jangka
panjang di tempat yang panas dan lembab serta area kerja terbatas.
3). Helmet
Alat pelindung telinga yang menyelimuti seluruh kepala dan sekaligus melindungi
telinga.
4). Communication headness
Terdiri dari earphone dengan ikat kapala, dengan tiga macam bentuk:
a. Earphone dengan alat pelindung telinga circum- aural, biasa digunakan pada
lingkungan bising
b. Earphone dengan alat pelindung telinga supra-aural
c. Earphone mini dengan eartips
15. Bagaimana strategi penerapan Sistem Manajemen K3 yang baik kaitannya dengan hazard di
tempat kerja?
Jawab:
Implementasi sistem manajemen K3 yang efektif dilakukan melalui strategi pengendalian hazard
berdasarkan komponen kunci yang berpotensi menimbulkan hazard di tempat kerja, yaitu
manusia, manajemen, dan lingkungan fisik tempat kerja yang dipengaruhi oleh lingkungan
eksternal. Strategi tersebut dikenal dengan:
1). Safe place strategies
Strategi ini melihat suatu hazard di tempat kerja atau lingkungan kerja serta bagaimana suatu
tempat kerja dapat dirancang sedemikian rupa sehingga meminimalkan hazard dan risiko
yang diterima pekerja.
2). Safe person strategies
Strategi yang berfokus pada manusia (dalam hal ini pekerja) dalam menumbuhkan kesadaran
serta memberi pengetahuan akan adanya hazard di tempat kerja dan situasi yang berpotensi
menimbulkan ancaman di tempat kerja.
3). Safe system strategies
Strategi yang memfasilitasi kedua strategi sebelumnya dan melihat yang berhubungan
dengan kurangnya kepemimpinan dan direction seperti membuat safety policy,
menetapkan safety kriteria untuk pemilihan supplier, bahan baku, desain dan peralatan.
16. Bagaimana implementasi Sistem Manajemen K3 di perusahaan agar berjalan secara optimal
dalam menyikapi keragaman Sistem Manajemen K3 yang ada di Indonesia?
Jawab:
Sistem Manajemen K3 di perusahaan dapat berjalan secara efektif dan optimal apabila dijalankan
secara komprehensif dan terintegrasi dengan sistem yang ada di perusahaan. Sistem Manajemen
K3 harus dilaksanakan secara konsisten berdasarkan upaya manajemen risiko yang dilaksanakan.
Selain itu, setiap elemen program diimplementasikan berdasarkan siklus PDCA (plan, do, check,
act). Perlu digarisbawahi bahwa Sistem Manajemen K3 harus hazard based sesuai dengan
kondisi setiap perusahaan yang berbeda-beda. Komitmen yang tinggi dari pihak manajemen serta
partisipasi dari karyawan juga diperlukan demi terwujudkan Sistem Manajemen K3 di perusahaan
yang optimal.