Anda di halaman 1dari 5

CAROLINE / 3 / X AKL 1 – Tugas PPKN ( menjawab kisi-kisi PTS genap )

 Bab 7
1. Arti budaya politik adalah – serangkaian nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar bagi
masyarakat Indonesia dalam menyelenggarakan dan berkegiatan dalam lingkup kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Penerapan partisipasi politik –


a. Secara konvensional =
- Memberikan suara dalam pemilu.
- Menghadiri rapat umum / kampanye.
- Menjadi anggota partai politik.
- Bergabung dalam kelompok kepentingan / penekan.
- Mengajukan petisi.
b. Secara non-konvensional =
- Demonstrasi menentang pemerintahan.
- Melakukan pemogokan.
- Sebotase, penyanderaan pesawat, penculikan.
- Terorisme.

3. Ciri-ciri budaya politik –


a. Budaya politik partisipan = memiliki orientasi warga negara yang melibatkan diri dalam
kegiatan politik sangat tinggi.
b. Budaya politik subyek = memiliki orientasi warga yang secara pasif patuh pada pejabat-
pejabat pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik
ataupun memberikan suara dalam pemilu.

4. Arti budaya politik –


a. Budaya politik absolut = budaya politik yang memiliki sikap budaya yang dianggap selalu
sempurna dan tidak dapat diubah lagi, hanya memberikn perhatian yang selaras dengan
pemikirannya, menentang hal-hal baru dan berusaha mempertahankan tradisi
budayanya ( bersifat konvensional )
b. Budaya politik militan = suatu budaya politik yang jika terjadi krisis politik, yang dicari
adalah kambing hitamnya, tidak mencari alternatif penyelesaian, tetapi sebagai usaha
jahat dan menantang, dapat menciptakan ketegangan dan menimbulkan konflik.

5. Teori budaya politik Indonesia, menurut Affan Gaffar –


a. Budaya hierarki yang tegas = adanya perbedaan tingkatan atas dan bawah ( penguasa –
rakyat )
b. Budaya cenderung patronage = adanya sebuah hubungan timbal balik antara 2 individu (
patron – client )
c. Budaya kecenderungan neo-patrimonialistik = negara mempunyai atribut-atribut
modern, tetapi masih mempertahankan kekuasaan negara.
 Bab 8
1. Desentralisasi –
a. Desentralisasi adalah = penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus system Negara Kesatuan Republik
Indonesia / NKRI. ( menurut UU RI No. 32 Tahun 2004 )
b. Kelebihan dari system desentralisasi =
- Hubungan harmonis dan gairah kerja antara pemerintah pusat dengan daerah dapat
ditingkatnya.
- Peningkatan efisien dalam segala hal.
- Dapat mengurangi birokrasi yang berbelit-belit.
- Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah.
c. Kekurangan dari system desentralisasi =
- Besarnya organ-organ pemerintah yang membuat struktur pemerintah bertambah
kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.
- Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah dapat
lebih mudah terganggu.
- Desentralisasi territorial mendorong timbulnya paham kedaerahan / -
primordialisme.
- Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama, karena memerlukan
perundingan yang bertele-tele.
- Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh
keseragaman dan keragaman

2. Otonomi daerah –
a. Otonomi daerah adalah = hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ( menurut UU No. 32 Tahun
2004  sebagai pengganti UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah )
b. Asas-asas dalam penyelenggaraan pemerintah daerah ( asas-asas Good Governance ) =
- Kepastian hukum = apapun yang dilakukan pemerintah daerah haruslah
berdasarkan hukum yang berlaku.
- Tata penyelenggaraan negara = penyelenggaraan pemerintah daerah harus
dilaksanakan sesuai dengan tertib administrasi negara.
- Kepentingan umum = apapun yang dilakukan oleh pemerintah daerah haruslah
untuk kepentingan umum.
- Keterbukaan = masyarakat harus tahu apa yang dilakukan oleh pemerintahnya dan
tidak boleh ditutup-tutupi.
- Proporsionalitas = penyelenggaraan negara harus seimbang, tidak boleh berat
sebelah.
- Profesionalitas = penyelenggaraan pemerintah daerah harus dilakukan oleh orang
yang ahli di bidang masing-masing.
- Akuntabilitas = pemerintah harus bisa mempertanggungjawabkan tindakannya
kepada masyarakat.
- Efisiensi = penyelenggaraan pemerintah daerah harus bisa dijalankan dengan baik
dengan waktu, dana, dan tenaga seminimal mungkin.
- Efektivitas = penyelenggaraan pemerintah daerah harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dalam mewujudkan tujuan.

3. Peraturan daerah –
a. Peraturan daerah adalah = peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh sebuah daerah
setelah persetujuan dari DPRD untuk menjalankan / menyelenggarakan otonomi daerah
provinsi, kabupaten, atau kota, yang dibentuk berdasarkan asas pembentukan
peraturan perundang-undangan.
b. Yang membuat peraturan daerah adalah = perwakilan DPRD provinsi dengan
persetujuan bersama kepala daerah ( gubernur / bupati / walikota )
c. Makna dari peraturan daerah adalah = peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan dengan gubernur.
d. Undang-undang mengenai peraturan daerah adalah = UU No. 12 Tahun 2011 
diubah / direvisi menjadi UU No. 15 Tahun 2019

4. Yang dimaksud pemerintah daerah ( menurut UU No. 12 Tahun 2008 ) adalah –


penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintahan Daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan
prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945  bupati, walikota, gubernur sebagai
kepala daerah, wakil kepala daerah, sekretaris daerah.

5. Wilayah kewenangan dari pemerintah daerah / wewenang dari pemerintah daerah adalah –
a. Membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapatkan persetujuan
bersama.
b. Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan kepala
daerah.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-
undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam
melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah.
d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah / wakil kepala daerah
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD Provinsi dan kepada Menteri
Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD Kabupaten / Kota.
e. Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah.
f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana
perjanjian internasional di daerah.
g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan
oleh pemerintah daerah.
h. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
i. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPU provinsi dan / atau KPU kabupaten /
kota dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.
j. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar daerah dan dengan pihak
ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.
k. Memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan
bersama DPRD.
l. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
m. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD ( Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah ), RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah )
kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD serta menyusun dan menetapkan RKPD
( Rencana Kerja Pembangunan Daerah )
n. Menyusun dan mengajukan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan
APBD dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada
DPRD untuk dibahas bersama.
o. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
p. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah –


a. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
b. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
c. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah / DPRD yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
d. Gubernur, bupati, dan walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
e. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
f. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
g. Sesunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.

7. Perangkat daerah –
a. Perangkat daerah adalah = unsur pembantu kepala daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah / DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
b. Yang termasuk dalam perangkat daerah adalah =
- Perangkat daerah provinsi = secretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat,
dinas, dan badan.
- Perangkat daerah kabupaten / kota = secretariat daerah, secretariat DPRD,
inspektorat, dinas, badan, dan kecamatan.
c. Fungsi dari perangkat daerah adalah = fungsi pengawasan, kepegawaian, rumah sakit,
dan keuangan ( hanya beberapa perangkat daerah yang menangani fungsi tersebut )
atau bertanggungjawab kepada kepala daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah.
d. Tugas dari perangkat daerah adalah = melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh bupati / walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah,
serta menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai