Anda di halaman 1dari 7

DEFINISI BELAJAR DAN BENTUK BELAJAR

Dosen Pengampu : Ridwan Budi Pramono,S.Psi,M,A.

Mata kuliah : Psikologi Belajar


Disusun Oleh :
ADITYA SURYA PRATAMA. (201960024)
MA’RUF ISHLACHUDDIN (201960042)
CANDRA BAGUS SAPUTRA (201960105)
ANIS FITRIA (201960156)
FADHEA ALIFIA NUR SYIFA. (201960159)

UNIVERISTAS MURIA KUDUS


Kampus Gondangmanis PO.BOX 53 BAE Kudus
Telepon : (0291) 438229, Fax. (0291) 437198
E-mail: muria@umk.ac.id, http://www.umk.ac.id
A.Definisi belajar

Definisi Belajar adalah suatu definisi kelihatannya sederhana, teapi dengan memberikan
penjelasan tentang komponen-komponen yang terdapat di dalamya. Menurut Gagne (1984),
belajar dapat di definisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah prilakunnya
sebagai akibat pengalaman.

1. Perubahan Perilaku
Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme. Hal ini berarti bahwa belajar
membutuhkan waktu untuk mengukur belajar, kita membandingkan cara organisasi itu berpirilaku
pada waktu 1 dengan cara organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa.
Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk waktu itu, kita dapat berkesimpulan bahwa
telah terjadi belajar.

Selanjutnya yang terjadi ialah perubahan perilaku dalam proses belajar. Perubahan dalam sifat-
sifat fisik, misalnya tinggi dan berat tidak termasuk belajar.

2. Perilaku Terbuka

Belajar kita simpulkan terjadi bila perilakuhewan-hewan, termasuk manusia, berubah.


Perilaku aksi atau tindakan, aksi-aksi otot atau aksi-aksi belajar, dan gabungan kedua macam aksi
itu. Hal yang menjadi perhatin pertama ialah perilaku verbal, manusia sebab dari tindakan-
tindakan menulis dan berbicara menulis dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan dalam
perilaku telah terjadi.

Perilaku terbuka organisme selalu menjadi pusat perhatian kita. Beberapa ahli psikologi hanya
memusatkan pada perilaku terbuka. Mereka menganut psikologi perilaku Para ahli psikologi yang
lain menganggap perilaku terbuka sebagai suatu tanda untuk menyimpulkan apa yang terjadi
dalam pikiran seseorang mereka menganut psikologi kognitif.
3. Belajar dan Pengalaman

Komponen terakhir dalam definisi belajar ialah sebagai suatu hasil pengalaman istilah
pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku yang dapat di anggap mewakili
belajar. Batasan ini penting dan sulit untuk di definisikan. Biasannya batasan ini di lakukan dengan
memperhatikan penyebab-penyebab perubahan dalam perilaku yang tidak dapatn di anggap hasil
pengalaman. Jadi perubahan perilaku yang di sebabkan oleh kelelahan,adaptasi indra,obat-
obatan,dan kekuatan mekanis, tidak dapat di anggap bahwa belajar telah terjadi.

4. Belajar dan Kematangan

Perubahan perilaku yang di sebabkan oleh kematangan terjadi bila perilaku itu di sebabkan
oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam proses pertumbuhan dan pengembangan
organisme-organisme secara fisiologis. Berbicara berkembang dalam manusia pada umumnya
lebih banyak di sebabkan oleh kematangan ini dari pada belajar.

Setelah semua bentuk perubahan (yang disebabkan oleh proses fisiologis mekanis dan
kematangan) di keluarkan dari kategori perubahan yang mencerminkan belajar, akhirnya
perubahan apakah yang tinggal sebagai hasil belajar yaitu belajar di hasilkan dari pengalaman
dengan lingkungan yang di dalamnya terjadi hubungan antara stimulus dan respon.

B. Bentuk - Bentuk Belajar

Menurut Gage (1984) bentuk - bentuk belajar dibagi menjadi 5 yaitu,

1. Belajar Responden

Bentuk belajar disebut belajar Responden. Dalam belajar semacam ini suatu respons
dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Contoh belajar Responden adalah hasil
penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi Rusia yang terkenal yaitu Ivan Patlov. Hubungan
antara stimulus tak terkondisi dengan respons beroperasi bila suatu stimulus (US)
menimbulkan reaksi emosional (UR), seperti takut, marah, gembira,senang, bahagia.
Memasangkan stimulus terkondisi, yaitu suatu suatu stimulus netral sebelumnya, dengan
stimulus tak terkondisi menghasilkan timbulnya suatu respons terkondisi (seperti takut atau
gembira) terhadap stimulus terkondisi itu. Semua hal dalam lingkungan dapat menjadi
berpasangan dengan suatu stimulus yang menimbulkan respons - respons emosional.
Contohnya, pada diri seorang anak dihari pertama masuk sekolah mungkin timbul rasa takut.
Model belajar Responden menerangkan hal ini sebagai berikut. Sekolah dan semua
komponennya seperti guru, buku, murid -murid mungkin saja pada suatu ketika memicu
munculnya rasa takut sebab semua ini telah terkait dengan stimulus yang menginduksi
perasaan negatif.

2. Belajar Kontiguitas

Pemasangan stimulus tak terkondisi dan stimulus terkondisi merupakan suatu syarat untuk
belajar Responden. Beberapa teoretikus belajar mengemukakan bahwa pemasangan kejadian
sederhana itu apapun kerjadiannya dapat menghasilkan belajar. Kekuatan belajar Kontiguitas
sederhana dapat dilihat bila seorang memberikan respons terhadap pertanyaan - pertanyaan
yang belum lengkap. Kita dapat belajar sesuatu karena peristiwa atau stimulus terjadi
berdekatan pada waktu yang sama. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa manusia dapat
berubah sebagai hasil pengalaman peristiwa - peristiwa yang berpasangan.

3. Belajar Operant

Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar lain yang banyak diterapkan dalam
teknologi modifikasi perilaku. Bentuk belajar ini disebut terkondisi Operant sebab perilaku
yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus
apapun, saat organisme beroperasi terhadap lingkungannya. Perilaku Operant tidak memiliki
stimulus fisiologis yang dikenal. Perilaku Operant tidak dikeluarkan tetapi dipancarkan dan
konsekuensi atas perilaku itu bagi organisme merupakan variabel yang penting dalam belajar
operant. Perilaku yang mengalami penguatan mempunyai kecenderungan untuk meningkat
dalam hal frekuensi, besarnya, atau probobalitas terjadi.

Penguat ialah setiap stimulus yang meningkatkan kekuatan suatu perilaku (Gage, 1984).
Menurut Slavin (1988) penguat adalah suatu konsekuensi yang memperkuat perilaku. Belajar
operant ditunjukkan dalam berbagai perilaku manusia yang ditimbulkan berulang kali dengan
adanya penguatan segera setelah ada respons. Respons itu berupa suatu pernyataan, gerakan
misalnya respons.

4. Belajar Observasional

Konsep belajar Observasional memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati
orang lain melakukan hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu, perlu diperlihatkan agar anak
anak banyak diberi kesempatan untuk mengamati model - model perilaku yang baik atau yang
kita inginkan ,dan mengurangi kesempatan - kesempatan untuk melihat perilaku - perilaku
yang tidak baik. Bentuk belajar ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari - hari.
Contohnya bila kita untuk pertama kali belajar mengendari mobil kita akan mengamati
seorang instruktur untuk mengetahui urutan tindakan yang dibutuhkan misalnya
menghidupkan, kemudian menjalankan mobil. Contoh ini memperlihatkan betapa
bergantungnya kita pada belajar Observasional. Jadi, perubahan perilaku semacam ini
merupakan belajar sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan terdahulu.

5. Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang berpusat dan berfokus pada proses belajar yang
memasukan cara berpikir dengan kompleks dalam sistemnya.Beberapa ahli psikologi dan
pendidikan berpendapat bahwa pada konsepsi - konsepsi tentang belajar yang telah dikenal,
tidak satupun yang mempersoalkan proses kognitif yang terjadi selama belajar. Proses
semacam itu menyangkut antara lain berpikir menggunakan logika deduktif dan induktif.
Proses - proses mental yang diabaikan oleh para penganut psikologi perilaku, yang memjadi
inti dalam belajar kognitif.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Wilis, (2011), Teori-teori Belajar & Pembelajaran, Erlangga, Jakarta

https://www.tripven.com/teori-belajar-kognitif/

Anda mungkin juga menyukai