Anda di halaman 1dari 7

Priyontika,et al., Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini...

Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi
Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) di Puskesmas Kabupaten Jember
Early Warning Alert And Responses System (EWARS) As Early Detection of
Outbreask in Jember District Primary Health Center

Bhakti Priyontika, Pudjo Wahjudi, Irma Prasetyowati


Bagian Epidemiologi dan Biostatistika Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember 68121
e-mail korespondensi: baktisaga22@gmail.com

Abstract
Jember District is already implementing EWARS in early detection and response to diseases that
have the potential accurrence of outbreaks. Implementation of EWARS in Jember District has
been applied at the level of a Primary Health Centers, but there is still a Primary Health Centers
that have not suit to the indicators set out in terms of completeness and accuracy of the report.
The purpose of this study was to describe the implementation of EWARS as early detection of
outbreaks in Jember district Primary Health Center with a systems approach. The method used in
this research is descriptive by as many as 12 officers EWARS Primary health center. Data
collection techniques used were interviews, observation and documentation. The data were
analyzed by descriptive analysis. The results of the study show the characteristic aspects of input
EWARS officer in Primary Health Center 58.3% were in middle age (41-60 years) and human
resources was appropriate indicators. From the aspect of the process shows almost all Primary
Health Centers do not include data sources from Private Clinics, for data entry and cases of the
disease have been done according to the indicators. From the aspect of the output shows there are
6 Primary Health Centers that do not correspond to the indicators accuracy and completeness of
the report.
Keywords: EWARS, Primary Health Center, System Approach

Abstrak
Kabupaten Jember sudah menerapkan EWARS dalam upaya deteksi dini dan respon terhadap
penyakit-penyakit yang berpotensi terjadinya KLB. Penerapan EWARS di Kabupaten Jember
sudah diterapkan di level Puskesmas, namun masih terdapat Puskesmas yang belum sesuai dengan
indikator yang ditetapkan dalam hal kelengkapan dan ketepatan laporan. Tujuan penelitian ini
adalah menggambarkan pelaksanaan EWARS sebagai upaya deteksi dini KLB di Puskesmas
Kabupaten Jember dengan pendekatan sistem. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah deskriptif dengan populasi sebanyak 12 petugas EWARS Puskesmas. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang
terkumpul dianalisis secara analisis deskriptif. Hasil penelitian dari aspek input menunjukan
karakteristik petugas EWARS di Puskesmas 58,3% berada pada umur setengah baya (41-60
tahun) dan sumber daya manusia sudah sesuai indikator. Dari aspek proses menunjukan hampir
semua Puskesmas belum mencakup sumber data dari Klinik Swasta dan entri data, untuk kasus
penyakit sudah dilakukan sesuai indikator. Dari aspek output menunjukan terdapat 6 Puskesmas
yang belum sesuai dengan indikator ketepatan dan kelengkapan laporan.
Kata Kunci: EWARS, Puskesmas, Pendekatan System

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016


Priyontika,et al, Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini...

Pendahuluan Lampung dengan kelengkapan laporan 93,5% dan


ketepatan laporan 83,6%. Jawa timur adalah
Indonesia melalui Kemenkes RI berkerja provinsi yang sudah menerapakan program
sama dengan WHO membangun suatu sistem dalam EWARS.
deteksi dini dan respon terhadap penyakit potensial Berdasarkan data dari Seksi Pencegahan dan
KLB yang dikenal dengan nama EWARS [1]. Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
EWARS adalah sebuah sistem yang berfungsi dalam menunjukan pada tahun 2013 kelengkapan laporan
mendeteksi adanya ancaman indikasi KLB penyakit W2 Puskesmas adalah 93% dari target indikator
menular yang dilaporkan secara mingguan dengan 90% dan ketepatan waktu laporan W2 sebesar
berbasis komputer, yang dapat menampilkan sinyal 61,9% dari target indikator 80% [6]. Pada tahun
alert atau sinyal peringatan dini adanya peningkatan 2014 kelengkapan laporan W2 di Puskesmas sebesar
kasus penyakit melebihi nilai ambang batas di suatu 91% dari target indikator 90% dan ketepatan laporan
wilayah, dan Alert atau signal peringatan dini yang W2 sebesar 78,4% dari target indikator 80%[7].
muncul pada sistem, bukan berarti sudah terjadi Presentase ketepatan waktu laporan W2 Puskesmas
KLB tetapi merupakan pra-KLB yang tahun 2015 adalah 76,14% dibawah indikator
mengharuskan petugas untuk melakukan respons ketepatan laporan sebesar 80% dan kelengkapan
cepat agar tidak terjadi KLB [2]. laporan W2 Puskesmas sebesar 96,82% dari target
Terdapat 23 jenis penyakit yang dilaporkan indikator kelengkapan W2 sebesar 90% [8].
melalui EWARS yaitu diare akut, malaria Pelaksanaan EWARS dapat terlaksana dengan
konfirmasi, tersangka demam berdarah dengue, baik bila sistem yang membangun program tersebut
pneumonia, disentri, tersangka tifoid, jaundice akut, baik pula. Sistem yang membangun program
tersangka chikungunya, tersangka flu burung pada dibentuk oleh komponen input, proses, dan output
manusia, campak klinis, tersangka difteri, tersangka [9]. Tujuan dari penelitian ini adalah
pertusis, AFP (lumpuh layuh mendadak), gigitan menggambarkan pelaksanaan Early Warning Alert
hewan menular rabies, tersangka antrax, tersangka And Respon System (EWARS) sebagai upaya deteksi
leptospirosis, tersangka kolera, kluster penyakit dini Kejadian Luar Biasa (KLB) di Puskesmas
yang tidak lazim, tersangka meningitis, tersangka Kabupaten Jember dengan pendekatan sistem.
tetanus neonatorum, ILI (Influenza Like Illnes),
HFMD (Hand Foot Mouth Disease), dan tetanus. Metode Penelitian
Dengan banyaknya penyakit yang diamati dan
dilaporkan setiap minggunya diharapakan potensi Penelitian ini merupakan jenis penelitian
terjadinya KLB semakin kecil [3]. deskriptif. Penelitian ini dilakukan di 12 Puskesmas
Peran unit pelaksana terdepan dalam Kabupaten Jember. Penelitian ini dilakukan selama
pelaksanaan surveilans EWARS adalah Puskesmas, bulan juni 2016. Populasi penelitian ini adalah
dimana peran Puskesmas dalam pelaksanaan seluruh petugas EWARS di 12 Puskesmas
EWARS adalah menerima SMS dari unit kesehatan Kabupaten Jember dan semua populasi dijadikan
dan dibuat kedalam format mingguan, melakukan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data
validasi data dari unit, mengirim laporan secara dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi
mingguan dan melakukan respon bila terdapat alert dengan bantuan kuesioner, lembar kuesioner dan
di wilayah. ketepatan dan kelengkapan laporan lembar dokumentasi. Data dianalisa dengan
mingguan dari Puskesmas sangat berpengaruh menggunakan teknik analisa deskriptif dengan
terhadap berjalannya program dalam upaya memaparkan hasil wawancara dan observasi yang
mendeteksi penyakit yang berpotensi KLB, karena disajikan dalam bentuk tabel, narasi dan grafik.
semakin tinggi ketepatan laporan maka semakin
cepat sinyal peringatan dini (alert) terhadap KLB Hasil Penelitian
terdeteksi dan semakin tinggi tingkat kelengkapan
laporan maka semakin luas sinyal peringatan dini Aspek Input
(alert) terhadap KLB terdeteksi [4][5]. Karakteristik Responden
Indikator nasional di tingkat Puskesmas Berdasarkan karakteristik responden
untuk kelengkapan laporan mingguan adalah 90% diketahui bahwa sebanyak 58,3% berada pada
dan ketepatan laporan mingguannya adalah 80%. kategori umur setengah baya (41-60 tahun), Jenis
Propinsi yang sudah sesuai indikator pada tahun kelamin responden sebagian besar berjenis kelamin
2015 di tingkat Puskesmas adalah Propinsi laki-laki yaitu sebanyak 75% responden dan sebesar
Yogyakarta dengan kelengkapan laporan 99,1% dan 83,33% responden memiliki pendidikan D3
ketepatan laporan 94,6%, Propinsi Bali dengan Keperawatan. Sebagian besar petugas EWARS
kelengkapan laporan 97,8% dan ketepatan laporan memiliki masa kerja ≥ 2 tahun sebesar 75%
83,8%, Propinsi Bangkabelitung dengan responden dan semua petugas memiliki tugas
kelengkapan laporan 92,8% dan ketepatan laporan rangkap. Sebesar 75% responden pernah mengikuti
80,6%, Propinsi NTB dengan kelengkapan laporan sosialisasi pelatihan.
96% dan ketepatan laporan 80% dan Propinsi

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016


Priyontika,et al, Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini...

Pedoman EWARS Pengolahan data


Berikut tabel yang menunjukan distribusi
Berikut tabel yang menunjukan distribusi petugas
Puskesmas berdasarkan kelengkapan pedoman
EWARS. EWARS dalam melakukan pengolahan data.
Tabel 1. Distribusi Kelengkapan Pedoman EWARS
Tabel 3. Distribusi Petugas EWARS Berdasarkan
di Puskesmas Kabupaten Jember Tahun
Pengolahan Data di Puskesmas Kabupaten
2015
Jember Tahun 2015
N Ketersediaan n (%)
N Pengolahan n (%)
o
o Data
1 Lengkap 10 83,33
1 Aplikasi
2 Tidak lengkap 2 16,66
EWARS
Total 12 100
Menggunakan 10 83,33
Berdasarkan tabel 1, diketahui sebagian besar Tidak 2 16,66
Puskesmas memiliki pedoman secara lengkap Menggunakan
sebesar 83,33% Total 12 100
2 Entri Data
Sarana Penunjang
Berikut tabel yang menunjukan distribusi Sesuai 12 100
Puskesmas berdasarkan ketersediaan sarana Tidak Sesuai 0 0
penunjang. Total 12 100
Tabel 2. Distribusi Ketersediaan Sarana Penunjang
3 Kasus Penyakit
EWARS di Puskesmas Kabupaten Jember
Tahun 2015 Kasus Baru 12 100
No Ketersediaan n (%) Kunjungan 0 0
. Sarana Ulang
Penunjang Total 12 100
1 Surveilance Kits 4 Validasi Data
Ada 12 100
Tidak Ada 0 0 Ada 10 83,33
Total 12 100 Tidak Ada 2 16,66
2 Alat Komunikasi Total 12 100
Ada 0 0 5 Pelaporan Data
Tidak Ada 12 100
Total 12 100 Sesuai 6 50
3 Alat Transportasi Tidak Sesuai 6 50
Ada 0 0 Total 12 100
Tidak ada 12 100
Total 12 100 Berdasarkan tabel 3, diketahui sebanyak 83,33%
4 Formulir EWARS responden telah menggunakan aplikasi EWARS
Lengkap 11 91,66 untuk mengolah data. Distribusi responden
Tidak Lengkap 1 8,33 berdasarkan kegiatan entri data dan jenis kasus
Total 12 100 penyakit yang dilaporkan sudah sesuai dengan
indikator yang digunakan. Sebesar 83,33%
Berdasarkan tabel 2, diketahui semua Puskesmas responden telah melakukan validasi data dan
tersedia surveilance kits,tidak ada alat komunikasi sebanyak 50% responden sudah sesuai dalam
dan alat transportasi di semua Puskesmas. pelaporan data.
Puskesmas yang memiliki Formulir EWARS dengan
lengkap sebesar 91,66% Umpan Balik Dan Evaluasi Dinkes Jember
Kegiatan umpan balik dilakukan Dinkes
Aspek Proses Jember setiap minggunya yang berisi informasi alert
Sumber Data EWARS untuk segera direspon di wilayah Puskesmas dan
Sumber data adalah asal data diperoleh informasi petugas yang terlambat mengirim laporan.
dalam pelaksanaan EWARS di Puskesmas. Semua Sedangkan kegiatan evaluasi dilkukan setiap 4 bulan
Puskesmas yang menjadi tempat penelitian sumber sekali oleh Dinkes Jember dengan koordinator
data berasal dari bidan desa/pustu dan pasien rawat EWARS Puskesmas
jalan Puskesmas, sedangkan hanya 3 Puskesmas Aspek Output
yang sumber datanya berasal klinik swasta. Ketepatan Laporan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016


Priyontika,et al, Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini...

Indikator ketepatan laporan W2 Puskesmas mengikuti pelatihan pengetahuan petugas akan lebih
adalah sebesar 80%. Dari hasil penelitian deperoleh bertambah, diman petugas EWARS sebagian besar
6 Puskesmas yang sudah sesuai dengan indikator sudah mengikuti sosialisai EWARS. pedoman yang
ketepatan laporan yang diantaranya Puskesmas digunakan dalam pelaksanaan surveilans EWARS di
Arjasa, Umbulsari, Tembokrejo, Jember Kidul, tingkat Puskesmas adalah tiga buku seri pedoman
Klatakan dan Balung. Sedangkan terdapat 6 EWARS yaitu buku pedoman sistem kewaspadaan
Puskesmas yang belum memenuhi standart dini dan respon, buku algoritma diagnosis penyakit
ketepatan laporan yaitu Puskesmas Bangsalsari, dan respon serta format penyelidikan epidemiologi,
Kemuningsari Kidul, Kaliwates, Sumbersar, Cakru dan buku panduan penggunaan piranti lunak
dan Gumukmas. peringatan dini penyakit menular [14]. Berdasarkan
hasil penelitian terdapat 10 Puskesmas yang sudah
Kelengkapan Laporan sesuai dengan indikator kelengkapan pedoman
Indikator kelengkapan laporan W2 Puskesmas EWARS. Sarana merupakan sumber daya yang
adalah 90%. Dari hasil penelitian diperoleh 7 dapat dipergunakan unutk membantu menyelesaikan
Puskesmas yang sudah memenuhi indikator tujuan dengan sukses. Sarana merupakan faktor
kelengkapan laporan yaitu Puskesmas Kemuningsari penunjang untuk mencapai tujuan, tanpa sarana
Kidul, Arjasa, Umbulsari,Tembokrejo, Jember petugas dengan pekerjaan spesifik tidak dapat
Kidul, Klatakan dan Balung. Sedangkan Puskesmas dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan
yang belum sesuai dengan indikator kelengkapan sebagaimana seharusnya [15].
laporan adalah Puskesmas Bangsalsari, Kaliwates,
Sumbersari, Cakru dan Gumukmas. Salah satu sarana pendukung pelaksanaan
surveilans EWARS adalah tersedianya surveilance
Pembahasan kits, dimana indikator ketersediaan surveilance kits
mengacu pada Pedoman Penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi Kesehatan adalah harus
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
tersedia peralatan dalam paket peralatan pelaksanan
sebagian besar responden berada pada usia setengah
surveilans dan paket komputerisasi [16][17]
baya (41-60 tahun) hal ini akan mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan semua
produktifitas kerja yang cenderung menurun dengan
Puskesmas sudah tersedia surveilance kits baik
bertambahnya usia [10]. Penelitian yang dilakukan
paket peralatan pelaksana dan paket komputer yang
Swchartz terdapat perbedaan antara jenis kelamin
sudah tersedia secara kualitas dan kuantitas. Hal ini
laki-laki dengan perempuan dimana perbedaan
sudah sesuai dengan indikator penyelenggaraan
tersebut muncul karena adanya tuntutan yang lebih
surveilanse pidemiologi tentang ketersediaan
dari wanita, yaitu adanya keluarga dan kehamilan
surveilans kits di tingkat Puskesmas, namun dari
yang mungkin karier yang dijalani wanita akan
hasil penelitian paket peralatan pelaksana yang
tertunda sementara waktu. Pendidikan tertinggi
tersedia merupakan milik pribadi petugas EWARS
yang sebagian besar ditempuh responden adalah D3
bukan paket peralatan pelaksana yang dianggarkan
Keperawatan hal ini sesuai dengan penelitian
pihak Puskesmas atau Dinkes Jember.
Hersey dan Blanchard yang mengungkapkan bahwa
pendidikan formal atau non formal dapat Menurut hasil penelitian menunjukan semua
mempengaruhi seseorang dalam membuat Puskesmas tidak tersedia alat komunikasi baik
keputusan dan bekerja dan juga memainkan peran berupa alat komunikasi berupa Handphone yang
yang sangat penting dalam pembentukan perilaku disediakan Puskesmas dalam menjalankan kegiatan
petugas [11]. surveilans EWARS. sedangkan Menurut Kepmenkes
RI 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar
Surveilans Epidemiologi Kesehatan harus tersedia
petugas mempunyai masa kerja ≥2 tahun (lama)
alat komunikasi di tingkat Puskesmas Hal ini tidak
sehingga mempunyai wawasan yang lebih luas dan
sesuai dengan prosedur pelaksanaan EWARS dari
pengalaman yang lebih banyak, yang memegang
buku pedoman sistem kewaspadaan dini dan respon
peranan dalam pembentukan perilaku petugas [12].
dari Kementerian Kesehatan dan pedoman
Penelitian munandar menjelaskan bahwa tugas
penyelenggaraan surveilans epidemilogi kesehatan
rangkap akan menyebabkan beban kerja pada
menurut Kepmenkes tahun 2003. semua Puskesmas
petugas, beban kerja berpengaruh terhadap kinerja
tidak tersedia alat transportasi berupa kendaraan
seseorang dalam melakukan pekerjaan dan
roda dua yang digunakan khusus untuk kegiatan
menurunkan kualitas hasil kerja serta efisensi waktu,
surveilans EWARS di tingkat Puskemas. Hal ini
dimana semua petugas EWARS memiliki tugas
belum sesuai dengan indikator pelaksanaan
rangkap [13].
surveilans epidemilogi kesehatan yang mengacu
Kualitas sumber daya manusia tidak terlepas kepada Kepmenkes RI tahun 2003 tentang Pedoman
dari keikutsertaan pelatihan yang dapat membantu Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
dan meningkatkan kinerja petugas, dengan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016


Priyontika,et al, Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini...

Kesehatan yang menyatakan bahwa tersedianya alat validasi data, hasil penlitian sebesar 83,33%
transportasi roda dua di tingkat Puskesmas. responden terdapat kegiatan validasi data dari unit
pengirim. Pedoman penyelenggaraan sistem
Pengamatan terhadap penyakit dilakukan kewaspadaan dini dan respon menjelaskan dimana
melalaui sarana penunjang berupa formulir yang prosedur pelaporan data dari petugas surveilans
harus diisi dan dicatat sesuai dengan perkembangan EWARS di Puskesmas yaitu setiap senen pagi
penyakit [18] . formulir yang digunakan dalam dengan menggunakan SMS dan dikirim ke Pusat
pelaksanaan EWARS di Puskesmas adalah format dan Dinas Kesehatan Kabupaten, namun dari hasil
laporan mingguan, format penyelidikan penelitian masih terdapat 6 Puskesmas atau 50%
epidemiologi umum, formulir sistem manajemen Puskesmas yang belum sesuai dengan prosedur
rumor KLB dan formulir STP KLB [19][20]. pengiriman data. hal ini banyak di pengaruhi karena
Berdasarkan hasil penelitian sebesar 91,66% sudah banyak nya tugas rangkap yang dimiliki petugas
sudah sesuai dengan indikator formulir EWARS dari EWARS di Puskesmas sehingga pengiriman laporan
Depkes RI yaitu tersedia secara lengkap semua tidak tepat waktu dan juga sering tidak tepat waktu
formulir yang digunakan dalam pelaksanaan unit Puskesmas dalam pengiriman laporan sehingga
EWARS di Puskesmas. menurut Depkes RI petugas menunggu unit pelapor Puskesmas.
indikator sumber data EWARS berasal dari Bidan Dalam penyampaian informasi berupa umpan
Desa/Pustu, Pasien rawat jalan Puskesmas dan balik melalui grup Whatsapp dari petugas EWARS
Klinik Swasta . Dinas Kesehatan ke petugas EWRAS Puskesmas
berisi sinyal peringatan dini (alert), peringatan
dari hasil peneltian semua sumber data Puskesmas yang belum mengirim data, rekomendasi
EWARS Puskesmas berasal dari Bidan Desa, Pasien kegiatan bila ada alert setiap minggunya, Bila
rawat jalan Puskesmas dan hanya 3 Puskesmas yang mengacu pada pedomanan penyelenggaraan Sistem
sumber datanya dari Klinik Swasta, oleh karena itu Kewaspadaan Dini dan Respon pelaksanaan
banyak data/kasus penyakit yang tidak terdeteksi di feedback/umpan balik dari petugas EWARS
wilayah Puskesmas hal ini sejalan dengan penelitian Kabupaten/Kota berupa ringkasan laporan
tentang evaluasi EWARS di Kabupaten Boyolali mingguan dalam bentuk bulletin mingguan yang
yang menjelaskan sumber data dari Klinik Swasta di berisi alert (sinyal peringatan dini), informasi
Kabupaten Boyolali tidak dilaporkan ke petugas epidemiologi yang relevan, rekomendasi kegiatan
surveilans EWARS Puskesmas hanya dilaporkan ke untuk menggendalikan tersangka KLB dan hasil
Dinkes Kabupaten Boyolali dalam satu bulan, kegiatan minggu sebelumnya untuk mengendalikan
sehingga banyak kasus penyakit di wilayah yang KLB.
tidak diketemukan karena pelaporan data penyakit Bila dilihat dalam pelaksanaan umpan balik
tidak secara rutin dilakukan dan hanya sebagian data dari Dinkes Kabupaten/Kota sudah dilakukan oleh
penyakit yang dilaporkan ke Dinkes [21]. petugas EWARS di Dinkes Kabupaten Jember tapi
tidak sesuai dengan pedoman EWARS dan pedoman
Evaluasi EWARS di Sudan menjelaskan Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
bahwa banyaknya kejadian penyakit yang muncul Kesehatan dilakukan dalam bentuk bulletin
yang berpotensi KLB karena banyaknya mingguan [24]. Isi informasi umpan balik yang
keterlambatan pelaporan data khususnya data dari dibagikan dalam grup Whatsapp kurang informasi
Klinik Swasta yang tidak dilaporkan secara rutin epidemilogi yang relevan dari petugas EWARS
yaitu mingguan, sehingga penyakit cepat menyebar Dinkes Kabupaten yang seharusnya secara tidak
karena keterlambatan penanganan [22]. semua langsung dapat dijadikan evaluasi oleh petugas
petugas EWARS di Puskesmas yang menjadi tempat EWARS di Puskesmas.
penelitian sudah sesuai dengan pedoman sesuai dengan buku Pedoman Penyelenggaraan
penyelengaaraan sistem kewaspdaan dini dan respon Sistem Kewaspdaan Dini dan Respon bahwa
dalam kegiatan entri data dari unit pelapor. pedoman pelaksanaan EWARS harus dievaluasi 6 bulan
penyelengaaran sistem kewaspadaan dini dan respon sekali, dimana Hasil penelitian menunjukan telah
kegiatan surveilans EWARS di Puskesmas kasus dilkukan evaluasi terhadap pelaksanaan surveilans
penyakit yang dilaporkan adalah kasus penyakit EWARS oleh Dinkes Kabupaten Jember dilakukan
dengan definisi kasus baru, dimana semua petugas dalam bentuk rapat rutin selama 4 bulan sekali
EWARS Puskesmas sudah sesuai dengan pedoman. sehingga bila mengacu sesuai dengan pedoman
Penelitian tentang evaluasi EWARS di Kabupaten sudah sesuai dan diterapkan di Kabupaten Jember.
Boyoalali mengatakan bahwa sebesar 88% petugas Hasil penelitian menunjukan Puskesmas yang sudah
EWARS di Puskesmas Boyolali telah melakukan sesuai dengan indikator ketepatan laporan sebesar ≥
validasi data dari unit Puskesmas dan menunjukan 80% adalah Puskesmas Arjasa, Umbulsari,
tingkat kesalahan data menjadi lebih kecil [23]. Tembokrejo, Jember Kidul, Klatakan dan Balung.
Penyelenggaran Surveilans Kesehatan Sedangkan Puskesmas yang belum sesuai dengan
menjalaskan bahwa dalam kegiatan surveilans indikator ketepatan laporan adalah Puskesmas
kesehatan harus dilkakukan koreksi ulang atau Bangsalsari, Kemuningsari Kidul, Kaliwates,

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016


Priyontika,et al, Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini...

Sumbersari, Cakru dan Gumukmas.Ketidak Daftar Pustaka


ketepatan waktu ini disebabkan dari beberapa faktor
salah satunya adalah keterlambatan unit pelapor [1] Depkes RI. Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini
terutama Bidan Desa sehingga petugas EWARS di Dan Respons. Jakarta. Kemenkes RI. 2008
Puskesmas harus menunggu untuk mengirim
laporan. [2] Depkes RI. Pedoman Sistem Kewaspadaan
Terlalu banyaknya tugas rangkap yang dimiliki Dini Dan Respons. Jakarta. Kemenkes RI. 2012.
petugas EWARS dan kurangnya motivasi petugas [3] Kemenkes RI. Sistem Kewaspadaan Dini dan
yang beranggapan kegiatan surveilans adalah Respon (SKDR). Kementerian Kesehatan
sekedar pengamatan dan pencatatan penyakit. Hasil Republik Indonesia. [inernet].2016. [Cited 15
penelitian menunujukan Puskesmas yang sudah maret 2016]. Available from:
sesuai dengan indikator kelengkapan laporan yaitu http://skdr.surveilans.org/.
sebesar 90% selama tahun 2014 s/d 2015 adalah [4] Kemnekes RI. Kebijakan Surveilans Dan
Puskesmas Arjasa, Umbulsari, Tembokrejo, Jember Respon KLB. Jakarta. Kemenkes RI. 2015
Kidul, Klatakan, Kemuningsari Kidul dan Balung, [5] Kemnekes RI. Kebijakan Surveilans Dan Respon
sedangkan Puskesmas yang menjadi tempat KLB. Jakarta. Kemenkes RI. 2015
penelitian yang belum sesuai indikator tentang [6] Dinkes Jember. Profil Dinas Kesehatan
penyelenggaranaan sistem surveilans epidemiologi Kabupaten Jember tahun. Jember. Dinas
kesehatan sebesar 90% selama tahun 2014 s/d 2015 Kesehatan Kabupaten Jember. 2013
adalah Bangsalsari, Kaliwates, Sumbersar, Cakru [7] Dinkes Jember. Profil Dinas Kesehatan
dan Gumukmas. Kabupaten Jember tahun. Jember. Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember. 2014
[8] Dinkes Jember. Profil Dinas Kesehatan
Simpulan dan Saran Kabupaten Jember tahun. Jember. Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember. 2015
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan [9] Azrul Anwar. Pengantar Administrasi Kesehatan.
dapat disimpulkan bahwa dari aspek input sebagian Jakarta. Bina Rupa Aksara : 2010
besar responden berpendidikan D3 Keperawatan dan [10] Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Perilaku
semua mempunyai tugas rangkap. Dari aspek proses Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba
asal sumber data masih belum mencakup data yang Empat.2008
berasal dari Klinik Swasta yang ada diwillayah [11] Wiwiek P. Debu Sebagai Bahan Pencemar yang
Puskesmas dan sebagian besar responden masih Membahayakan Kesehatan Kerja [internet].
belum sesuai dalam pelaporan data. dari aspek 2002. [cited 18 September 2014]. Available
output sebagian besar Puskesmas belum sesuai from: http://www. Depkes. Go.
dengan indikator ketepatan laporan W2 dan masih Id/downloads/debu. Pdf.
terdapat sebagian besar Puskesmas yang belum [12] Wawan dan Dewi. Teori dan Pengukuran
sesuai dengan indikator kelengkapaan laporan W2. Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia.
Adapun saran yang diberikan peneliti untuk Yogyakarta : Nuha Medika. 2010
penerpan program EWARS di Puskesmas lebih baik [13] M. Munandar.Budgeting, Perencanaan Kerja,
lagi adalah Mengurangi pemberian tugas rangkap Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja.
pada petugas EWARS di Puskesmas Sumbersari, Yogyakarta : BPFE. 2001
Bangsalsari dan Jember Kidul. Peningkatan dana [14] Depkes RI. Pedoman Sistem Kewaspadaan
serta sarana yang memadai untuk kegiatan EWARS Dini Dan Respons. Jakarta. Kemenkes RI.
di Puskesmas. Mengoptimalkan penerapan aplikasi 2012.
EWARS di level Puskesmas agar mereka dapat [15] Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta : Pt. Raja
menganalisis data yang mereka peroleh untuk Grafindo Perseda.2007
deteksi awal terhadap adanya alert di wilayahnya. [16] Depkes RI.Surveilans Epidemiologi Penyakit,
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember perlu untuk Jakarta .Kementerian Kesehatan Republik
menghimbau dengan memberikan surat tugas resmi Indonesia.2003
untuk klinik swasta yang ada diwilayah Puskesmas [17] Depkes RI.Surveilans Epidemiologi Penyakit,
guna melaporkan data secara rutin mingguan ke Jakarta .Kementerian Kesehatan Republik
Puskesmas. Perlunya umpan balik tertulis secara Indonesia.2003
rutin ke Puskesmas dengan pembuatan buletin [18] Kemenkes RI.Pedoman Penyelenggaran
EWARS tiap minggu yang bisa dilakukan dengan Surveilans Kesehatan. Jakarta. Kementerian
menggunakan pengiriman lewat e-mail serta Kesehatan Republik Indonesia. 2014
penekanan pencapain target minimal bukan hanya di [19] Kemenkes RI. Pedoman Sistem Kewaspadaan
output tetapi juga di proses sehingga data dan Dini Dan Respon : EWARS. Jakarta.
informasi yang dilaporkan sesuai fakta. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.2012

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016


Priyontika,et al, Early Warning Alert And Response System (EWARS) Sebagai Upaya Deteksi Dini...

[20] Kemenkes RI. Pedoman Penyelenggaran


Surveilans Kesehatan. Jakarta. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.2014
[21] Kristiani,Yatmi. Pengelolaan Informasi Early
Warning Alert And Response System Di
Kabupaten Boyolali. Junal Kesehatan
Masyarakat (2): 1. 2016
[22] Diane, Morof. An Evaluation Of An Early
Warning Alert And Response Network
(EWARN) In Dafur, Sudan. Jurnal Kesehatan
(2) : 81.2013
[23] Wahyuni, Rizky.Gambaran Pelaksanaan
EWARS Di Puskesmas Kabupaten Gowa
Tahun 2012. Jurnal Studi Kesehatan
Masyarakat. 2012
[24] Depkes RI. Pedoman Sistem Kewaspadaan
Dini Dan Respons. Jakarta. Kemenkes RI.
2003

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016

Anda mungkin juga menyukai