Anda di halaman 1dari 14

JUKMAS

Jurnal Kesehatan Masyarakat


Vol. 3, No. 2 Oktober 2019

Determinan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Tunggakjati


Kecamatan Karawang Barat Tahun 2019

Revi Juliana Sinaga, Neneng Hasanah


Universitas Respati Indonesia
revi_sinaga@urindo.ac.id

ABSTRAK
Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan selama kehamilan.
Peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk kebutuhan ibu dan janin selama
kehamilan, anemia gizi besi pada ibu hamil berdampak pada kesakitan dan kematian maternal,
berisiko terjadinya bblr, prematur. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 48 (48%) ibu hamil
mengalami anemia. Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tunggakjati Kecamatan Karawang Barat
menunjukkan berdasrkan faktor jarak kehamilan p value =0,001 berhubungan dengan kejadian
anemia dari hasil OR =3,103 (95%CI berada antara 1,154-8,50). Hasil penelitian hubungan
pendidikan p value = 0,001 berhubungan dengan kejadian anemia dilihat dari hasil OR= 3,686
(95%CI berada antara 1,703-7,978). Hasil penelitian hubungan LILA p value = 0,004
berhubungan dilihat dari nilai OR = 1,684 (95%CI berada antara 1,160-2,445).

Daftar bacaan : 26 (2009-2016),


Kata kunci : Anemia, Ibu hamil

ABSTRACT
Anemia in pregnant women is a health problem during pregnancy. Increased iron
needs nearly tripled for the needs of mothers and fetuses during pregnancy, iron nutritional
anemia in pregnant women has an impact on morbidity and maternal death, the risk of
developing premature. The results showed that 48 (48%) pregnant women had anemia. Based
on the results of the research the factors associated with the incidence of anemia in pregnant
women in the Tunggakjati Health Center, West Karawang District showed based on the
distance factor of pregnancy p value = 0.001 associated with the incidence of anemia from the
OR = 3.103 (95% CI is between 1.154-8.50) . The results of the study of the relationship of
education p value = 0.001 associated with the incidence of anemia seen from the results of OR
= 3.686 (95% CI between 1.703-7.978). The results of the study of the relationship LILA p value
= 0.004 related seen from the value of OR = 1.684 (95% CI between 1.160-2.445).

Reading list: 26 (2009-2016),


Keywords: Anemia, Pregnant women

PENDAHULUAN anemia terhadap kematian di Indonesia


diperkirakan mencapai 10% hingga 12%. Hal
Anemia pada kehamilan
ini berarti bahwa 10% hingga 12% kematian
didefinisikan sebagai konsentrasi
ibu di Indonesia sesungguhnya dapat
haemoglobin (Hb) <11,0 g/l. Kontribusi
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas 179
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

dicegah apabila kejadian anemia pada ibu tentang kejadian anemia pada ibu hamil di
hamil dapat ditekan sampai serendah- wilayah kerja Puskesmas Tunggakjati
rendahnya. tersebut sehingga membuat peneliti tertarik
Data yang diperoleh dari Dinas melakukan penelitian terkait masalah ini.
Kesehatan Karawang, persentase anemia ibu
hamil di Kabupaten Karawang pada tahun METODE
2018 yaitu sebesar 8,60 %. Di Kabupaten Desain penelitian ini menggunakan
karawang terdapat 50 Puskesmas, dan desain secara kuantitatif dengan pendekatan
seluruhnya mempunyai cakupan pemberian Cross Sectional melalui pengambilan data
90 tablet tambah darah >90%. Meskipun sekunder. Survey Cross antara faktor-faktor
demikian terdapat 2 Puskesmas dengan risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
anemia ibu hamil yang masih tinggi yaitu observasi atau pengumpulan data sekaligus
Puskesmas Tunggakjati (25,34 %) dan pada suatu saat (point time approach).
Puskesmas Pangkalan (23,53 %). Dalam Artinya, tiap subjek penelitian hanya di
laporan Puskesmas tahun 2018, kejadian observasi sekali saja dan pengukuran
anemia di Puskesmas Tunggakjati pada dilakukan terhadap status karakter atau
tahun 2018 sebanyak 54 ibu hamil. variable subjek pada saat penelitian
Puskesmas Tunggakjati Kecamatan (Notoatmodjo,2010)
Karawang Baratmerupakan salah satu Cara pengambilan data dan pengamatan
Puskesmas yang memberikan pelayanan variable dependent kerjadian anemia pada
kesehatan dalam menyelenggarakan upaya ibu hamil serta variable independent
pelayanan kesehatan promotif, preventif, meliputi faktor-faktor umur ibu, paritas,jarak
kuratif dan rehabilitatif. Berdasarkan rekam kehamilan, pendidikan, kekurangan energi
medikterdapat masalah pada kejadian kronik dan infeksi penyakit yang
anemia pada ibu hamil yaitu masih terjadi mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
kejadian anemia di PuskesmasTunggakjati hamil di Puskesmas
Kecamatan KarawangBarat pada tahun 2018 Populasi adalah keseluruhan objek
dimana dari 667 ibu hamil masih terdapat 54 penelitian atau objek yang diteliti
ibu hamil yang anemia, tetapi belum (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada
diketahui faktor-faktor yang berhubungan penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
dengan kejadian anemia Pada Ibu Hamil di berkunjungdi Puskesmas Tunggakjati
Puskesmas Tunggakjati Kecamatan Kecamatan Karawang Barat dari bulan
Karawang Barat.Serta belum ada penelitian
180

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

januari sampai juni 2019 yaitu sebanyak 420 untuk melihat distribusi responden, menurut
pasien ibu hamil. bebrapa variabel yang diteliti diantaranya :
Jumlah populasi sebanyak 420 orang
dari bulan januari sampai dengan juni Distribusi Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil di Puskesmas
kemudian jumlah populasi dibagi
Tunggakjati Tahun 2019
perbulannya menajadi 70 orang. No Variabel Frekuens Present
i ase (%)
1 Kadar Hb
Anemia 48 68,6
Tidak Anemia 22 31,4
pengambilan sampel yang masih diinginkan
2 Umur
(0.05). Beresiko 57 81,4
Jadi dengan rumus tersebut dapat Tidak Beresiko 13 18,6
3 Jarak Kehamilan
ditentukan ukuran sample dari populasi 420
Beresiko 58 82,9
pasien ibu hamil dengan mengambil tingkat Tidak Beresiko 12 17,1
kepercayaan (e) = 5%, yaitu sebagai berikut : 4 Pendidikan
Rendah 49 70,0
Tinggi 21 30,0
5 LILA
KEK 38 54,3
n = 60 + 10% = 70 responden Tidak KEK 32 45,7
6 Riwayat Penyakit
Pernah 20 28,6
Sumber adalah data pasien ibu Tidak pernah 50 71,4
hamil yang melakukan ANC,yang diambil 7 Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe
secara acak yaitu pada ibu dengan Tidak Patuh 21 14,7
Patuh 49 85,3
kehamilan trimester I, trimester II, trimester 8 Pengetahuan
III. Jumlah kasus yang diambil berdasarkan Kurang 50 71,4
Baik 20 28,6
perhitungan sudah dirumuskan diatas.
Penyebaran kuesioner pada ibu hamil yang Analisis Bivariat

melakukan ANC.
Analisis Bivariat dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan masing-masing
HASIL PENELITIAN variable indenden dengan variable
Analisis Univariat dependen dengan melakukan uji statistic
Analisa univariat dilakukan untuk menggunakan chi-square dengan tingkat
mendeskripsikan fenomena tiap variabel kemaknaan α= 0,05
dengan menampilkan distribusi frekuensi

181

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

LILA

KEK 32 84, 6 15 3 1 0, 1,684


2 ,8 8 0 0
Tidak KEK 6 6 0 0 (1,160-
50, 50 3 4 2,445)
0 ,0 2 1
Hubungan Determinan Kejadian
0
Anemia Pada Ibu Hamil di
0
Puskesmas Tunggakjati
Kecamatan Karawang Barat Riwayat
Tahun 2019 Penyakit
5 0 5 25 2 1 0, ,1360,82
Var Kejadian Total P R (95%CI)
Pernah ,0 0 0 5 4-1,568)
iab Dimensia v 33 66, 17 0 7
el al TidakPerna 0 34 0 4
Anemia Tidak u h ,0 1
Anemia e 0
0
n % n %
kumsi
Umur Tablet Fe
14 66, 7 33 2 1 1, ,961(0,67
Beresiko 38 4,7 9 1, 7 1 0, 26(1,178-
Tidak Patuh 7 ,3 1 0 0 4-1,370)
7 0 5 7,268) 34 5 0 0
Tidak 10 6,9 3 1 0 0 Patuh 9,4 0, 9 0
Beresiko 13 3 1 6 1
1 0
0 0
0
Pengetahu
Jarak an Ibu
Kehamilan 4 9,4 5 30 4 1 0, 0,961(0,6
Beresiko 5 77, 13 2, 8 1 0, 3,103
Kurang ,6 9 0 4 74-1,370)
6 4 0 0 (1,154- 4 6,7 7 0 0
Tidak
3 9 2 0 0 Baik
8,350) 31 2 2
Beresiko
25, 5, 1 ,4 1 1
0 0 1 0
0 0
0

Pendidikan
PEMBAHASAN
Rendah 43 7,8 6 2 9 1 ,0 3,686
0 0 Hubungan Karakteristik Ibu dengan Anemia
Tinggi 5 3,8 16 6, 2 0 0 (1,703-
pada Ibu hamil
2 1 7,978)
1 Berdasarkan penelitian diketahui
0
bahwa jumlah responden yang mengalami
0
anemia sebanyak 48 orang (68,6%) dari 70

182

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

sampel. Sedangkan ibu hamil yang tidak sampel ibu yang beresiko usianya <20 dan
anemia sebanyak 22 orang (31,4%). >35 tahun sebesar 38 orang yang mengalami
Didapakan rentang kadar hemoglobin ibu anemia sedangkan yang tidak anemia 19
hamil anemia yaitu 7gr/dl hingga 10,9gr/dl. orang dan tidak beresiko usianya 20-35
Hal ini sejalan dengan teori yang telah tahun sebesar 10 orang (76,9%) yang anemia
disebutkan di bab sebelumnya banyak sedangkan yang tidak anemia sebanyak 3
wanita hamil yang mengalami anemia di orang (23,1%).
Indonesia menunjukkan nilai yang cukup Uji statistik menyatakan tidak ada
tinggi. Menurut teori (arikunto,2002), hal ini perbedaan yang bermakna kejadian anemia
disebabkan karena banyak faktor yaitu antara umur ibu dengan kejadian anemia.
umur, jarak kehamilan, pendidikan, LILA, Hal ini sejalan dengan penelitian
riwayat penyakit, kepatuhan dalam Indah Maulyta,2016 yang menyatakan
mengkonsumsi tablet Fe dan pengetahuan bahwa ada hubungan umur dan anemia
ibu. pada ibu hamil.
Salah satu faktor yang menyebabkan Ibu hamil yang berusia <20 tahun dan lebih
anemia pada ibu hamil adalah jarak dari 35 tahun lebih rentan menderita
kehamilan, dimana apabila jarak persalinan anemia disebabkan faktor fisik dan psikis.
kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan Secara teori usia <25 tahun secara biologis
anemia pada ibu hamil karena pada saat mentalnya belum optimal dengan emosi
persalinan sebelumnya ibu kehilangan yang cederung labil. Mental yang belum
banyak zat besi dan belum pulih matang sehingga mudah mengalami
sepenuhnya. keguncangan yang mengakibatkan
Berdasarkan hasil penelitian, kurangnya perhatian terhadap pemenuhan
kejadian anemia tinggi di Puskesmas zat-zat gizi terkait dengan pemunduran daya
disebabkan oleh jarak kehamilan kurang dari tahan tubuh serta berbagai penyakit ang
2 tahun, pendidikan yang rendah dan LILA sering maenimpa diusia dini. Dalam
yang berhubungan dengan gizi ibu pada saat penelitian ini anemia yang terjadi pada umur
hamil. <20 tahun dan >35 tahun bisa dipengaruhi
dari kurangnya kepatuhan ibu dalam
Hubungan Umur dengan Anemia pada Ibu mengkonsumsi tablet Fe dan pendapatan
Hamil ekonomi yang rendah.
Pada penelitian ini, dapat dilihat
pada tabel 5.10 distribusinya yaitu dari 70
183

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

Hubungan Jarak Kehamilan dengan Anemia dekat menyebabkan kebutuhan nutrisi ibu
pada Ibu hamil juga lebih tinggi. Ibu membutuhkan asupan
Hasil penelitian yang dilakukan zat besi gizi penting lainnya yang lebih
menunjukkan analisis hubungan antara banyak. Konsekuensinya adalah ibu harus
jarak kehamilan dengan anemia diperoleh benar-benar memperhatikan kebutuhan
bahwa ada sebanyak 45 (77.6%) jarak nutrisinya. Dalam penelitian ini para ibu
kehamilan beresiko mengalami anemia dan berpikir tidak akan mungkin hamil setelah
sedangkan responden yang jarak kehamilan melahirkan sehingga mereka tidak
tidak beresiko tapi mengalami anemia 3 menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu,
orang (25%). banyak yang menganggap kalau sedang
Hasil uji statistik hubungan antara menyusui tidak memungkinkan untuk
jarak kehamilan dengan kejadian anemia p hamil.Namun, ilmu medis juga mengakui
value = 0,00 maka dapat disimpulkan ada bahwa menyusui dapat menekan peluang
hubungan yang signifikan antara jarak kemungkinan hamil lagi. Ibu yang tidak
kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu menyusui bahkan bisa hamil lagi empat
hamil. Nilai OR pada analisis ini ialah 3,103 minggu setelah kelahiran. Menyusui tidak
(95%CI berada antara 1,154-8,350) yang menekan hormon untuk melepaskan telur.
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan Bahkan, ibu juga akan jarang mendapatkan
kelompok jarak kehamilan yang beresiko menstruasi setelah 6 bulan jika sedang
memiliki kemungkinan yang lebih besar menyusui.
mengalami yaitu 3,103 kali dibandingkan
Menurut Stephani Teal, M.D.,
dengan ibu hamil dengan kelompok jarak
periode yang tepat untuk melahirkan ada
kehamilan yang tidak beresiko. Hal ini
setelah dua tahun. Sebab, dalam kurun
sejalan dengan penelitian Neti
waktu tersebut adalah masa tersibuk bagi
Herawati,2011 yang menyatakan ada
seorang ibu. Maka sangat penting untuk ibu
hubungan jarak kehamilan dengan anemia
melakukan pengendalian kelahiran. Untuk
pada ibu hamil dan tidak berhubungan
itu, ibu perlu memakai alat kontrasepsi
terhadap konsumsi tablet Fe p <0.001 dan
meski baru saja melahirkan hingga si kecil
OR 3,181 (95% CI: 1,778-5,693).
usia balita.
Anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh adanya hemodilusi atau
Sebuah studi lain justru berkata lain.
pengenceran darah. Hemodilusi yang lebih
Wanita yang mengalami kesulitan di masa
besar pada ibu dengan riwayat persalinan
184

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

lalu justru berisiko mengalami kehamilan mengalami anemia yaitu 3,686 kali
yang tidak direncanakan. Menurut studi ini, dibandingkan dengan ibu hamil
para wanita justru merasa bebas karena sulit berpendidikan tinggi. Hal ini tidak sejalan
hamil sehingga mereka tidak menggunakan dengan penelitian Yeni Utami Dewi,2013
alat kontrasepsi. Ibu harus merencanakan dimana menyatakan tidak ada hubungan
kehamilan sebab ada banyak risiko jarak bermakna antara pendidikan dengan anemia
kehamilan terlalu dekat. Seperti kurangnya pada ibu hamil.
nutrisi seperti asam folat. Tubuh
Menurut Notoadmojo, bahwa
membutuhkan waktu untuk mengisi asam
defisiensi zat besi sering terjadi pada orang
folat dalam tubuh. Bahkan, sebuah studi dari
yang berpendidikan rendah mempunyai
Columbia University mengungkapkan ibu
keadaan social, ekonomi, pengetahuan dan
hamil yang dalam waktu 11 bulan dari
pemahaman yang rendah pula, sehingga
kelahiran berisiko memiliki bayi yang
secara tidak langsung berpengaruh pada
menderita autisme.
keadaan bayi yang dikandungnya.
Hubungan Pendidikan dengan Anemia pada
Pendidikan merupakan salah satu
Ibu hamil
faktor yang mempengaruhi terbentuknya
Diperoleh bahwa ada sebanyak 43
perilaku. Pendidikan yang dijalani seseorang
(87.8%) berpendidikan rendah mengalami
memiliki pengaruh pada peningkatan
anemia dan sedangkan responden yang
kemampuan berfikir dengan kata lain
berpendidikan tinggi tapi mengalami anemia
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
5 orang (23.8%).
akan dapat mengambil keputusan yang lebih
Hasil uji statistik hubungan antara rasional, umumnya terbuka untuk menerima
pendidikan dengan kejadian anemia p value perubahan atau hal ini baru dibandingkan
= 0,00 maka dapat disimpulkan ada dengan individu yang berpendidikan lebih
hubungan yang signifikan antara pendidikan rendah (Depkes RI,2012).
dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hal ini dinyatakan pula oleh WHO
Nilai OR pada analisis ini ialah 3,686 (95%CI
(1989) bahwa wanita yang berpendidikan,
berada antara 1,703-7,978) yang
terbuka terhadap ide-ide baru dan
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
perubahan. Dengan adanya informasi –
berpendidikan rendah yang beresiko
informasi seputar kehamilan yang di serap
memiliki kemungkinan lebih besar

185

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

oleh ibu, pengetahuan ibu pun jadi lebih Hasil analisis hubungan antara LILA dengan
berkembang. Demikian halnya dengan anemia diperoleh bahwa ada sebanyak 32
pengaruh pendidikan terhadap perilaku (84,2%) memiliki LILA <23,5cm mengalami
kesehatan ibu hamil, seiring dengan anemia dan sedangkan responden yang
bertambahnya pola pikir, pendidikan yang memiliki LILA ≥ 23,5cm tapi mengalami
memadai memungkinan seorang ibu untuk anemia 16 orang (50%).Hasil uji statistik
lebih mudah dalam menerima informasi- hubungan antara pendidikan dengan
informasi baru khususnya mengenai kejadian anemia p value = 0,002 maka dapat
kehamilan. Menurut Notoatmodjo (2003) disimpulkan ada hubungan yang signifikan
ibu yang berpendidikan tinggi lebih antara LILA dengan kejadian anemia pada
mengetahui cara memelihara kesehatan ibu hamil. Nilai OR pada analisis ini ialah
seperti memilih dan mengolah bahan 1,684 (95%CI berada antara 1,160-2,445)
pangan selama hamil. Oleh karena itu, risiko yang menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
terhadap anemia pun lebih rendah karena LILA <23,5cm memiliki kemungkinan lebih
kebutuhan nutrisi selama kehamilannya besar mengalami anemia yaitu 1,684 kali
terpenuhi dengan baik. dibandingkan dengan ibu hamil dengan LILA
≥23,5cm. Hal ini sejalan dengan penelitian
Pendidikan sangat erat kaitannya
Alene dan Abdulahi (2014) menyatakan
juga dengan status sosial ekonomi. Oleh
bahwa ada hubungan bermakna antara LILA
karena itu, biasanya masyarakat yang hidup
dengan anemia pada ibu hamil.LILA
miskin tingkat pendidikannya pun rendah
menggambarkan status gizi ibu hamildan
lebih rentan mengalami anemia dalam
untuk mengetahui resiko apakah ibu hamil
kehamilannya. Alasannya adalah ibu hamil
tersebut menderita kurang energi kronis
yang berpendidikan rendah, mempunyai
(KEK) atau gizi kurang. Ambang batas LILA
pekerjaan yang penghasilannya rendah
dengan resiko KEK adalah 23,5cm. Salah satu
sehingga perhatiannya dalam pemenuhan
penyebab tidak langsung anemia pada ibu
nutrisi terutama zat besi menjadi kurang
hamil adalah status pekerjaan ibu karena
sehingga terjadilah anemia.
status pekerjaan biasanya berkaitan erat
dengan pendidikan dan pendapatan
Hubungan LILA dengan Anemia pada Ibu
seseorang atau penghasilan keluarga ibu
Hamil
hamil yang tidak bekerja lebih cenderung
untuk mengalami anemia dibandingkan
dengan ibu yang bekerja. Hal ini
186

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

kemungkinan disebabkan karena ibu yang kematian janin. Ibu hamil pada kondisi
tidak bekerja biasanya pendapatan lebih terinfeksi penyakit, akan kekurangan banyak
rendah sehingga mereka kurang mempunyai cairan tubuh serta zat gizi lainnya (Bahar,
akses untuk membeli makanan yang cukup 2006). Anemia selama kehamilan dapat
mengandung zat besi. Pekerjaan yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
berhubungan dengan pendapatan adalah infeksi parasit, infeksi malaria dan
merupakan faktor yang sangat menentukan infeksi cacing (Ononge et al, 2014; Siriwong,
kualitas dan kuantitas makanan yang di 2012; Haider et al, 2013). Informasi yang
konsumsi (Suhardjo,1989). didapatkan dari informan bidan Puskesmas
menyebutkan bahwa riwayat penyakit yang
Hubungan Riwayat Penyakit dengan
berhubungan dengan anemia kehamilan
Anemia
misalnya adanya riwayat Tb
Hasil uji statistik hubungan antara
Paru/kecacingan.Kehilangan darah yang
pendidikan dengan kejadian anemia p value
terjadi pada infeksi kecacingan dapat
= 0,5 maka dapat disimpulkan tidak ada
disebabkan oleh adanya lesi yang terjadi
hubungan yang signifikan antara riwayat
pada dinding usus juga karena di konsumsi
penyakit dengan kejadian anemia pada ibu
oleh cacing itu sendiri. Untuk mengetahui
hamil. Ibu yang sedang hamil sangat peka
banyaknya cacing tambang didalam usus
terhadap infeksi dan penyakit menular.
dapat dilakukan dengan menghitung
Penyakit pada ibu hamil meskipun tidak
banyaknya telur dalam tinja. Bila didalam
mengancam nyawa ibu tetapi dapat
tinja terdapat sekitar 2000 telur/gram tinja,
menimbulkan dampak berbahaya bagi janin.
berarti ada kira-kira 80 ekor cacing didalam
Penyakit tersebut dapat mengakibatkan
perut dan dapat menyebabkan kehilangan
abortus, pertumbuhan janin terhambat,
darah kira-kira 2 ml per hari. Apabila semalin
janin mati dalam kandungan, serta cacat
banyak jumlah cacing dalam perut dapat
bawaan. Penyakit infeksi yang diidap ibu
menyebabkan anemia berat. Ibu hamil
hamil biasanya tidak diketahui saat
merupakan kelompok yang rentan terhadap
kehamilan, dan sering baru diketahui setelah
berbagai penyakit infeksi tgermasuk
bayi lahir dengan kecacatan. Penyakit
tuberculosis dapat memicu malnutrisi,
menular yang disebabkan virus dapat
penurunan nafsu makan, perubahan pola
menimbulkan cacat pada janin sedangkan
makan, malabsorsi zat gizi, perubahan
penyakit tidak menular dapat menimbulkan
metabolisme sehingga menyebabkan kadar
komplikasi kehamilan dan meningkatkan
hemoglobin lebih rendah.
187

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

Hubungan Kepatuhan dalam Konsumsi berjalan tetapi belum dapat mengatasi


Tablet Fe dengan Anemia masalah anemia. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa adanya faktor-faktor
Hasil uji statistik hubungan antara
lain yang memengaruhi anemia. Faktor
pendidikan dengan kejadian anemia p value
yang memengaruhi diantaranya daya beli
= 0,8 maka dapat disimpulkan tidak ada
terhadap makanan yang mengandung zat
hubungan yang signifikan antara kepatuhan
besi dan asam folat karena sebagian
konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia
besar responden memunyai pendapatan
pada ibu hamil.
<UMR. Bidan, petugas gizi, dan ibu hamil
Suplementasi TTD di Puskesmas sesuai
yang diwawancarai menyatakan bahwa
dengan Peraturan Menkes RI no 88 tahun
penyebab tingginya angka anemia adalah
2014 tentang standar TTD diberikan
kurangnya asupan makanan yang
untuk wanita usia subur dan wanita
mengandung zat besi pada ibu hamil.
hamil. Tablet tambah darah sesuai
Bidan sudah memberikan suplementasi
standar mengandung zat besi setara 60
TTD pada seluruh ibu hamil dan petugas
mg besi (Ferro Sulfat) dan asam folat
gizi sudah melakukan konseling kepada
0,400 mg. Zat besi dan asam folat banyak
ibu hamil yang anemia. Petugas gizi
terdapat di daging, ikan, dan hati yang
hanya melakukan konseling pada ibu
harganya relatif mahal, dan belum tentu
hamil yang menderita anemia karena ibu
terjangkau oleh seluruh masyarakat.
tersebut dirujuk oleh bidan untuk
Masih adanya ibu hamil yang anemia
diberikan konseling di bagian gizi.
meskipun mengonsumsi TTD dikarenakan
Pemberian konseling petugas gizi yang
tidak hanya TTD saja yang memengaruhi
tidak menyeluruh pada semua ibu hamil
status anemia tetapi pola konsumsi ibu
mengakibatkan beberapa ibu hamil tidak
hamil (Fatimah, 2011). Program
mengetahui asupan makanan yang
pemerintah dalam penanggulangan
mengandung Fe untuk pencegahan
anemia gizi besi pada ibu hamil melalui
anemia. Edukasi mengenai anemia oleh
suplementasi zat besi sudah dilaksanakan
bidan dan konseling gizi oleh petugas gizi
di Puskesmas Tunggakjati
yang sudah dilaksanakan perlu

Cakupan pemberian TTD yang ditingkatkan dalam upaya mencegah

tinggi (92,34%) dan ibu hamil masih anemia pada semua ibu hamil.

anemia menunjukkan program sudah

188

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

Asupan TTD setiap hari dapat anemia sehingga akan memberikan hasil
mengurangi risiko lahir dengan BBLR dan yang lebih baik dibandingkan dengan
dengan asupan harian TTD terdapat terapi yang terlambat. Asupan besi
peningkatan rata-rata kadar Hb prenatal selama kehamilan mengurangi risiko
(Haider et al, 2013). Suplementasi TTD kekurangan zat besi dan berat badan lahir
direkomendasikan di negara berkembang rendah (Rukuni et al, 2015). Penelitian di
maupun negara maju karena beban Pakistan melaporkan bahwa pengobatan
penyakit yang tinggi. Pemberian TTD dengan tablet zat besi lebih baik daripada
prenatal dapat mengurangi anemia suplemen intermitten dalam
dengan dosis yang lebih tinggi hingga 66 meningkatkan kadar hemoglobin pada
gram/hari (Haider et al, 2013; Rukuni et wanita hamil di negara berkembang.
al, 2015). Dosis yang tinggi ini dikaitkan Bidan Puskesmas Tunggakjati
dengan peningkatan linier berat lahir dan menyatakan bahwa kepatuhan konsumsi
penurunan BBLR. Penelitian Osungbade TTD sangat memengaruhi terjadinya
and Adeolu (2012) menyatakan bahwa anemia sehingga Bidan berharap TTD
bukti berbasis preventif untuk pilihan yang diberikan kepada ibu hamil diminum
pengobatan anemia pada kehamilan sesuai anjuran.
adalah profilaksis suplementasi TTD dan
Makin benar cara konsumsi TTD,
fortifikasi makanan dengan zat besi.
makin kecil risiko ibu mengalami anemia
Faktor yang berhubungan dengan
sebesar 0,9 kali dan tidak bermakna
peningkatan risiko anemia kehamilan
secara statistik (p=0,822). Bidan telah
adalah kekurangan suplemen zat besi
melakukan upaya untuk mencegah
sehingga untuk mengurangi prevalensi
anemia yaitu melakukan cek kadar Hb
anemia yaitu dengan cara meningkatkan
pada seluruh ibu hamil dan memberikan
suplementasi TTD pada ibu hamil,
TTD sesuai hasil pemeriksaan anemia.
terutama memulai suplementasi TTD
Pasien yang anemia diberikan dosis TTD
sejak TM 1 (Ononge, 2014). Suplementasi
2x1, sedangkan yang tidak anemia
TTD sejak TM I belum tentu dapat
dengan dosis 1x1. Suplementasi TTD
diberikan kepada ibu hamil karena ibu
menjadi pilihan yang tepat untuk
masih mengalami mual atau muntah.
mencukupi kebutuhan zat besi selama
Terapi atau intervensi suplementasi TTD
hamil. Hasil wawancara dengan Ny D
yang efektif untuk ibu hamil adalah
menyatakan meminum TTD sesuai
mendeteksi seawal mungkin adanya
189

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

petunjuk tetapi apabila lupa maka tidak Berdasarkan hasil penelitian dan
mengonsumsi. pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
a. Ibu hamil tidak anemia lebih
kejadian Anemia
memahami pengertian anemia
Dapat dilihat responden daripada ibu hamil yang anemia, akan
berdasarkan pengetahuan tentang tetapi keduanya memiliki
anemia di Puskesmas Tunggakjati pemahaman yang sama tentang
Kecamatan Karawang Barat Tahun 2019 penyebab dan gejala anemia.
sebanyak 50 orang (71.4%) memiliki b. Penyebab anemia pada ibu hamil
pengetahuan yang kurang lebih banyak adalah asupan zat gizi yang kurang
dari pada responden yang yang disebabkan terbatasnya bahan
berpengetahuan baik tentang anemia pangan, tidak tersedianya dan
sebanyak 20 orang (28.6%). Berdasarkan ketidaksukaan terhadap lauk hewani,
hasil uji analisis ditemukan tidak ada pemahaman yang kurang terhadap
hubungan pengetahuan dengan anemia. bahan makanan yang memperlancar
dan menghambat penyerapan zat
Dengan meningkatnya kebutuhan
besi dan harga bahan pangan yang
ibu hamil akan zat besi dalam masa
mahal dan ketidakpatuhan Ibu hamil
kehamilannya, kecukupan akan zat besi
minum tablet besi, disebabkan tidak
sering tidak dipenuhi dari konsumsi
disiplin dan tidak teratur dalam
makanan sehari-hari oleh karena itu
meminumnya, menolak minum tablet
harus diberikan suplemen zat besi untuk
besi sebab tidak bisa menelannya,
mencegah terjadinya anemia. Menurut
kelupaan, dan kurang dukungan
WHO konsumsi tablet zat besi yang
suami untuk mendorong ibu minum
mengandung 30 mg Fe selama 100 hari
tablet besi.
secara teratur dianggap mencukupi untuk
c. Peran petugas kesehatan sudah baik
menjaga kadar Hb normal ibu dan dapat
dengan memberikan penyuluhan
juga meningkatkan kadar Hb pada wanita
kesehatan ibu hamil baik secara
hamil.
individu dan kelompok pada saat
SIMPULAN periksa kehamilan di Puskesmas,
Posyandu atau tempat lain. Petugas
kesehatan menganggap bahwa
190

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

programsuplementasi tablet besi Jakarta. Badan Penelitian dan


merupakan program penting untuk Pengembangan Kesehatan.
pencegahan dan pengobatan 11. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
terhadap anemia pada ibu hamil. Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
12. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu
1. Aisyrah, S.( 2012). Faktor-Faktor kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina
yang Berhubungan dengan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kejadian 13. Proverawati, A. 2011. Anemia dan
2. Anemia pada Ibu Hamil Di Anemia Kehamilan. Yogyakarta.
Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Nuha Medika.
3. Kecamatan Bajeng Kabupaten 14. Rohadi. (2006). Status Kesehatan
Gowa Tahun 2012. Jakarta. FKM dan Gizi di Indonesia. Jakarta: EGC.
UI 15. Rukuni R, Marian K, Michael FM,
4. Arikunto, S. 2010. Prosedur David R, and Simon JS. (2015).
Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Screening
5. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur 16. For Iron Deficiency and Iron
Kehidupan. Jakarta. EGC. Deficiency Anaemia in Pregnancy:
6. Cunningham. FG. Et al. (2013). A
Obstetri Williams (Williams 17. Structured Review and Gap
Obstetri).Jakarta : EGC Analysis Against UK National
7. Dinkes Provinsi Jabar. 2016. Profil Screening
Dinas Kesehatan Provinsi Jabar 18. Criteria. BMCPregnancy and
Tahun 2013.Bandung Childbirth 2015 (15):269.

8. Dinkes Kabupaten Karawang. 2016. 19. Sadeghian M, Ali F, Mohammad

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten L, and Elham A. (2013).

karawang tahun 2016. Karawang Prevalence of

9. Hastono, S.P. 2006. Analisis Data. 20. Anemia and Correlated Factors in

Jakarta. Fakultas Kesehatan the Reproductive Age Women

Masyarakat UI. 21. in Rural Areas of Tabas. Journal of

10. Kemenkes RI. 2013. Riset Family and Reproductive

Kesehatan Dasar Tahun 2013. 22. Health 7 (3): 139-144.

191

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
JUKMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat

23. Saifuddin AB. (2006). Pelayanan 31. Sritippayawan S, Wong P, and


Kesehatan Maternal Neonatal. Chattrapiban T. (2012). Iron
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Deficiency Anemia
Sarwono Prawirohardjo. 32. During Pregnancy In The Lower
24. Sayogo S. (2006). Gizi Remaja Putri. North Of Thailand- Prevalence
Jakarta: EGC. 33. and Associated Factors.
25. Sharma, JB and Meenakshi S. Malaysian Journal of Public
(2010). Anemia in Pregnancy. Health
JIMSA October-Desember 2010 34. Medicine 2012(12): 1-5.
23 (4):253-260. 35. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk
26. Siriwong O. (2012). Anemia in Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Pregnant Women Attending the 36. Sulistyaningsih.(2011).
Antenatal Care Clinic, Mae Sot 37. Metodologi Penelitian Kebidanan
Hospital. Thai Journal of Kuantitatif danKualitatif.
Obstetrics and Yogyakarta: Graha Ilmu.
GynaecologyOctober (20): 186- 38. Sulistyawati A. (2009). Asuhan
190. Kebidanan Pada Masa kehamilan.
27. Soebroto I. (2009). Cara Mudah Jakarta:Salemba Medika.
Mengatasi Problem Anemia. 39. Tarwotodan Wasnidar. (2007).
Yogyakarta:Bangkit. Anamia pada Ibu Hamil, Konsep
28. Soh KL, Eusni RMT, Salimah J, Soh danPenatalaksanaanya. Jakarta:
KG,Norhaslinda BR, and Rosna Trans Info Media.
AR. 40. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu
29. (2015). Anemia among Antenatal Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina
Mother in Urban Malaysia. Pustaka Sarwono Prawiro Harjo.
Journal of
30. Biosciences and Medicines 2015
(3): 6-11

192

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas

Anda mungkin juga menyukai