“Nilai,Norma,dan Etika”
Oleh:
Kelompok 6
1A
Dosen Pebimbing:
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah dengan rahmat dan
ridho-Nya telah memberikan petunjuk kepada penulis dalm menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Nilai,Norma dan Etika Keperawatan”.
Sebuah karya sebenarnya sulit dikatakan sebagai usaha satu orang, tanpa adanya
bantuan orang lain. Demikian juga makalah ini, makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan serta kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Segala komentar,
kritik maupun tanggapan mengenai makalah ini akan diterima dengan senang hati. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Atas segala masukan tersebut penulis
mengucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Nilai-Nilai Esensial.........................................................................................3
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran................................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan masalah
1. Apa saja Nilai nilai esensial?
2. Apa saja Prinsip etik dan prinsip moral?
3. Apa itu Konsep kode etik keperawatan?
4. Apa Konsep hukum kesehatan dan keperawatan?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui apa saja Nilai nilai esensial
2. Untuk mengtahui apa saja Prinsip etik dan prinsip moral
3. Untuk mengetahui apa itu Konsep kode etik keperawatan
4. Untuk mengetahui apa Konsep hukum kesehatan dan keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembentukan Nilai
Nilai dapat dipelajari melalui observasi, pertimbangan, dan pengalaman
(Hamilton, 1992 dalam Potter & Perry, 2005). Seorang individu akan mengobservasi
tingkah laku terhadap lingkungan tertentu dan mencatat respons yang dihasilkannya.
Tingkah laku yang menurutnya berhasil dan produktif akan dapat diadopsi sebagai
penduan untuk melakukannya. Pasien akan membentuk Universitas Universitas
Sumatera Sumatera Utara nilai dari proses observasi, pemahaman, dan pengalaman.
Nilai yang dipegang oleh suatu kelompok profesional juga terbentuk melalui
pemahaman, observasi, dan pengalaman.
3
Sumatera Sumatera Utara Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien
maka diperlukan nilainilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan
pelayanan pada pasien. Berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang “American
Association of Colleges of Nursing (AACN)” menetapkan tujuh nilai dan perilaku
keperawatan esensial yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat
manusia, keadilan, dan kebenaran.
1. Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu sebagai
individu yang perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati, dan
ketekunan. Dan nilai profesional perawat yaitu memberikan perhatian yang penuh
pada pasien, membantu teman sejawat ketika mereka tidak dapat melakukannya
dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian pada masalah sosial yang
behubungan dengan kesehatan.
2. Persamaan Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah
menerima, asertif, tidak sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan
perilaku profesional sebagai perawat yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan
berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan memilih pasien dari karakter
seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain, mengekspresikan pikiran
tentang perkembangan dalam bidang keperawatan atau kesehatan.
3. Estetika Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya,
kreativitas, imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat
beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan
lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, menempatkan
diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan positif dalam keperawatan.
4. Kebebasan Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan,
kemerdekaan, keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai perawat
profesional yaitu bisa menghargai hak pasien untuk menolak perawatan, mendukung
hak teman sejawat untuk memberikan berbagai alternatif pada rencana perawatan,
mendukung diskusi terbuka terhadap isu-isu yang kontroversi dalam profesi.
5. Martabat Manusia Perawat memiliki nilai dan sikap personal dalam memberikan
pertimbangan, empati, kemanusiaan, keramahan, bisa menghargai, dan percaya diri.
4
Perilaku profesonal sebagai perawat dapat melindungi hak pasien terhadap
kebebasannya sendiri, memperlakukan pasien sesuai dengan yang mereka inginkan,
mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai, merawat pasien dengan hormat
tanpa memandang latar belakang.
6. Keadilan Memiliki sikap dan nilai personal yang berani, integritas, moralitas, dan
objektivitas. Perilaku profesional yang dimiliki perawat yaitu bertindak sebagai
advokasi dalam perawatan kesehatan pasien, mealokasikan sumber daya secara adil,
dan melaporkan praktik yang tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal secara objektif dan
aktual.
7. Kebenaran Memiliki sikap dan nilai personal yang akuntabilitas, kebenaran,
kejujuran, keingintahuan, rasionalitas, dan refleksivitas. Perilaku profesional yang
dimiliki seorang perawat yaitu dapat mendokumentasikan keperawatan secara akurat
dan jujur, mendapatkan data yang cukup untuk membuat suatu keputusan sebelum
melaporkan adanya pelanggaran kebijakan organisasi, berpartisipasi dalam usaha
profesional untuk melindungi masyarakat dari kesalahan informasi mengenai
kesehatan.
Etika, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “Ethikos” yang mana
artinya adalah suatu perkara yang timbul dari suatu kebiasaan. Perkara tersebut mencakup
analisis dan penerapan konsep dari pelbagai hal penilaian seperti benar, salah, baik, buruk,
tanggung jawab dan tanggung gugat. Ketika etika tersebut dikaitan dengan keperawatan,
dimana dalam hal ini keperawatan merupakan sebuah profesi, maka muncul yang namanya
etika profesi atau professional ethics.
Secara umum, etika profesi ini adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh
seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugas
keprofesiannya dengan menerapkan norma-norma etis umum pada bidang sesuai
profesionalitasnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga, berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud dengan etika keperawatan
adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai bagian integral dari
5
sikap hidup dalam mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan
norma-norma etis keperawatan dalam kehidupan profesi dan kehidupan bermasyarakat.
Selanjutnya, etika keperawatan ini juga dijadikan sebuah landasan dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada masyarakat sehingga baik pemberi dan penerima pelayanan
dilindungi dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan
ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan. Contoh perawat
menasehati klien dengan penyakit jantung tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung. Hal ini merupakan penerapan
prinsip beneficence. Walaupun memperbaiki kesehatan secara umum adalah suatu
kebaikan, namun menjaga resiko serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang
haruslah dilakukan.
3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan
dengan memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan hukum yang berlaku.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada
6
juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)
membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus menginstrusikan
pemberian transfusi darah. Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip
beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-
maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien
untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu.
Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal
dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada
klien. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
7
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk
mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai
komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
8. Accountability (Akuntabilitas)
8
2. Beneficence berarti "berbuat baik", dimana perawat wajib menerapkan
tindakan yang menguntungkan klien dan menghindari tindakan yang merugikan klien.
Kesepakatan mengenai prinsip beneficence adalah bahwa kepentingan terbaik pasien
tetap lebih penting daripada kepentingan diri sendiri (Potter, Perry, Stockert, & Hall,
2013). Salah satu perbuatan beneficenceyang kurang disarankan adalah sikap
paternalistik, dimana seseorang memperlakukan orang dewasa yang kompeten seolah-
olah mereka adalah anak-anak yang membutuhkan perlindungan. Contohnya adalah
ketika seorang perawat memutuskan apa yang terbaik untuk klien dan memaksa atau
mendorong klien untuk memilih tindakan tersebut.
9
yang melaksanakan prinsip fidelity diantaranya mewakili sudut pandang klien kepada
anggota tim kesehatan lain, menghindari pengaruhnya nilai-nilai pribadi perawat
terhadap advokasi mereka untuk klien, dan mendukung keputusan klien bahkan ketika
itu bertentangan dengan preferensi atau pilihan perawat
10
Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan
erat dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian
dari segi etika memerlukan tolok ukur. Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat
adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai
dan tujuan keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar
profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka
kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat
nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Dengan adanya kode etik,
diharapkan para profesional perawat dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pasien. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Kode
etik keperawatan disusun oleh organisasi profesi, dalam hal ini di Indonesia adalah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
11
Saat ini, kita akan membahas terlebih dahulu tentang Kode Etik Keperawatan
di Indonesia dan di dunia.
1. Kode Etik Keperawatan di Indonesia (PPNI)
Sekarang, kita akan langsung membahas pada pokok-pokok etiknya
yaitu:
a. Perawat dan Klien
Sebagai seorang perawat tentunya kita akan menghadapi pasien dengan
berbagai suku dan ras serta dengan segala keunikannya. Ada pasien kulit
hitam, pasien kulit putih, beragama Kristen, beragama Islam, tua, muda , kaya,
miskin, wangi, bau, diam, cerewet dan masih banyak segala keunikan pasien
yang bisa ditemui saat perawat merawat pasiennya. Perawat tidak bisa
memilih hanya mau merawat pasien yang muda saja, atau pasien yang kaya
saja, atau pasien yang bersih saja, atau yang pendiam saja. Perawat harus
selalu siap sedia melayani pasien dengan segala keunikannya dan penuh kasih.
Ketika saya menjadi keluarga pasien, saya pernah diperlakukan tidak nyaman
oleh seorang perawat. Hal itu menimbulkan kesan yang tidak begitu baik bagi
saya sampai saat ini.Ingatlah, tentunya kita ingin diingat oleh pasien karena
b. Perawat dan Praktek
Sebagai seorang Perawat tentunya kita harus selalu berupaya
meningkatkan kemampuan diri sebagai perawat agar mampu memberikan
yang terbaik bagi pasien.Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai seorang perawat terhadap praktek keperawatan.
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada
orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
c. Perawat dan Masyarakat
12
Anda, sebagai perawat kita pun adalah bagian dari masyarakat artinya
kita bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di sekitar kita. Kita bisa
menjadi pemrakarsa untuk kegiatan-kegiatan di masyarakat yang mendukung
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit misalnya memberikan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan, pelaksanaan Posyandu Lansia,
Pelaksanaan Posyandu Balita, melakukan Pelatihan Kader kesehatan dan
sebagainya. Berikut ini adalah hal yang yang perlu anda perhatikan dalam
meningkatkan hubungan anda sebagai perawat dengan masyarakat.
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
dan kesehatan masyarakat.
d. Perawat dan Teman Sejawat
Hal-hal di bawah ini harus menjadi perhatian anda agar hubungan dengan
teman sejawat tetap harmonis.
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
e. Perawat dan Profesi
Sebagai profesi, perawat tentunya perlu meningkatkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilannya dengan menempuh pendidikan yang lebih
tinggi.Perawat harus selalu ter-update dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini di bidang keperawatan.Perawat juga harus
selalu berupaya untuk mengembangkan profesi dengan berfokus pada
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Perawat mempunyai peran
utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
1. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
2. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.
13
2. Kode Etik Keperawatan Internasional (International Council of Nurses,
1973)
ICN (International Council of Nurses) merupakan organisasi
profesional wanita pertama di dunia, didirikan pada tanggal 1 Juli 1899, yang
dimotori oleh Mrs Bedford Fenwick.ICN merupakan federasi perhimpunan
perawat internasional di seluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah
memperkokoh silaturahmi para perawat di seluruh dunia, memberi
kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk membicarakan
berbagai masalah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam
ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan pendidikan keperawatan
berdasarkan kode etik profesi keperawatan. Kode etik keperawatan menurut
ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat universal.Keperawatan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.Kode etik keperawatan yang dirumuskan
oleh ICN diadopsi oleh kode etik keperawatan hampir seluruh negara di dunia.
Berikut adalah rumusannya:
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikat manusia dan
keunikan klien, tidak membedakan sosial ekonomi, keadaan pribadi, atau
hakikat masalah kesehatan
2. Perawat menyelamatkan hak klien dengan memelihara hak klien
3. Perawat menyelamatkan klien atau masyarakat bila asuhan dan keamanan
kesehatan klien dijamah oleh orang yang tidak berwenang, tidak sesuai etik,
atau tidak resmi
4. Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan keperawatan
kepada seseorang
5. Perawat membina kompetensi keperawatan
6. Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi orang
yang akan diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab dan menerima
delegasi tugas
7. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan dan membina
keadaan tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk mencapai kualitas
keperawatan yang tinggi
8. Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu pengetahuan
14
9. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum dari
informasi yang salah dan penyajian yang salah untuk memelihara integrasi
keperawatan
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan warga lain
dalam meningkatkan usaha nasional dan masyarakat untuk memperoleh
kebutuhan kesehatan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
16
Utami, N. W. (2016). ETIKA KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN PROFESIONAL.
Jakarta: KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
17