Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“Nilai,Norma,dan Etika”

Oleh:

Kelompok 6

1A

Ketua : Pindo (203110143)

Sekretaris : Susan Nurul Nisa (203110155)

Anggota : Ridhatul Jannah (203110149)

Ananda Syaidin Putri (203110121)

Aulia Rahmila (203110123)

Dosen Pebimbing:

Reflita, SKp, M.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah dengan rahmat dan
ridho-Nya telah memberikan petunjuk kepada penulis dalm menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Nilai,Norma dan Etika Keperawatan”.

Sebuah karya sebenarnya sulit dikatakan sebagai usaha satu orang, tanpa adanya
bantuan orang lain. Demikian juga makalah ini, makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan serta kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Segala komentar,
kritik maupun tanggapan mengenai makalah ini akan diterima dengan senang hati. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Atas segala masukan tersebut penulis
mengucapkan terimakasih.

Padang, 13 Januari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Nilai-Nilai Esensial.........................................................................................3

B. Prinsip Etik dan Prinsip Moral........................................................................5

C. Konsep Kode Etik Keperawatan…………………………………………….10

D. Konsep Hukum Kesehatan Keperawatan……………………………………

BAB III......................................................................................................................

PENUTUP..................................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................

B. Saran................................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di


dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan yang lainnya.
Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari secara terus menerus.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu
yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah nilai,norma dan
etika sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan
memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang
terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan
bertindak sebagai advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum
yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas
terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan
Klasifikasi nilai-nilai adalah suatu proses, dimana orang atau seseorang dapat
menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri. Seorang perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan, selain menggunakan ilmu keperawatan yang
mereka miliki, juga diperkuat oleh nilai yanmg ada pada diri mereka. Sehingga
perawat dapatmembantu pasien untuk mendapatkan pola tindakan yang didasarkan
pada nilai-nilai yang ada pada mereka.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa saja Nilai nilai esensial?
2. Apa saja Prinsip etik dan prinsip moral?
3. Apa itu Konsep kode etik keperawatan?
4. Apa Konsep hukum kesehatan dan keperawatan?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui apa saja Nilai nilai esensial
2. Untuk mengtahui apa saja Prinsip etik dan prinsip moral
3. Untuk mengetahui apa itu Konsep kode etik keperawatan
4. Untuk mengetahui apa Konsep hukum kesehatan dan keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nilai Nilai Essensial

Pengertian Nilai-nilai Perawat Ismani (2001) mendefinisikan nilai-nilai (value)


merupakan hak seseorang dalam memutuskan dan mengatur perilakunya. Nilai tersebut
dimiliki oleh setiap individu yang berfungsi untuk mengatur langkah-langkah yang
seharusnya dilakukan, karena nilai berasal dari hati nurani dan diperoleh seseorang sejak
kecil.
Dalam memberikan pelayanan perlunya kesadaran perawat atas nilai yang dimilikinya
dan kebutuhan pasiennya. Nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan
perawat. Nilai profesional dalam keperawatan yang paling fundamental adalah perawatan
(pemberian asuhan keperawatan). Perlindungan atau advokasi terhadap pasien juga
berkembang sebagai nilai keperawatan primer. Dalam dokumen yang berjudul “Essentials of
College and University Education for Professional Nursing,” American Association of
Colleges of Nursing Values (AACN) dalam Potter dan Perry (2005) menerbitkan tujuh nilai
esensial bagi perawat profesional, yang meliputi altruisme, persamaan, estetika, kebebasan,
harga diri manusia, keadilan dan kebenaran.

 Pembentukan Nilai
Nilai dapat dipelajari melalui observasi, pertimbangan, dan pengalaman
(Hamilton, 1992 dalam Potter & Perry, 2005). Seorang individu akan mengobservasi
tingkah laku terhadap lingkungan tertentu dan mencatat respons yang dihasilkannya.
Tingkah laku yang menurutnya berhasil dan produktif akan dapat diadopsi sebagai
penduan untuk melakukannya. Pasien akan membentuk Universitas Universitas
Sumatera Sumatera Utara nilai dari proses observasi, pemahaman, dan pengalaman.
Nilai yang dipegang oleh suatu kelompok profesional juga terbentuk melalui
pemahaman, observasi, dan pengalaman.

 Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial


Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat mempengeruhi
tindakan dan mempertahankan apa yang yang dilakukannya. Universitas Universitas

3
Sumatera Sumatera Utara Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien
maka diperlukan nilainilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan
pelayanan pada pasien. Berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang “American
Association of Colleges of Nursing (AACN)” menetapkan tujuh nilai dan perilaku
keperawatan esensial yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat
manusia, keadilan, dan kebenaran.

7 Nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional

1. Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu sebagai
individu yang perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati, dan
ketekunan. Dan nilai profesional perawat yaitu memberikan perhatian yang penuh
pada pasien, membantu teman sejawat ketika mereka tidak dapat melakukannya
dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian pada masalah sosial yang
behubungan dengan kesehatan.
2. Persamaan Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah
menerima, asertif, tidak sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan
perilaku profesional sebagai perawat yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan
berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan memilih pasien dari karakter
seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain, mengekspresikan pikiran
tentang perkembangan dalam bidang keperawatan atau kesehatan.
3. Estetika Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya,
kreativitas, imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat
beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan
lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, menempatkan
diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan positif dalam keperawatan.
4. Kebebasan Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan,
kemerdekaan, keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai perawat
profesional yaitu bisa menghargai hak pasien untuk menolak perawatan, mendukung
hak teman sejawat untuk memberikan berbagai alternatif pada rencana perawatan,
mendukung diskusi terbuka terhadap isu-isu yang kontroversi dalam profesi.

5. Martabat Manusia Perawat memiliki nilai dan sikap personal dalam memberikan
pertimbangan, empati, kemanusiaan, keramahan, bisa menghargai, dan percaya diri.

4
Perilaku profesonal sebagai perawat dapat melindungi hak pasien terhadap
kebebasannya sendiri, memperlakukan pasien sesuai dengan yang mereka inginkan,
mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai, merawat pasien dengan hormat
tanpa memandang latar belakang.
6. Keadilan Memiliki sikap dan nilai personal yang berani, integritas, moralitas, dan
objektivitas. Perilaku profesional yang dimiliki perawat yaitu bertindak sebagai
advokasi dalam perawatan kesehatan pasien, mealokasikan sumber daya secara adil,
dan melaporkan praktik yang tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal secara objektif dan
aktual.
7. Kebenaran Memiliki sikap dan nilai personal yang akuntabilitas, kebenaran,
kejujuran, keingintahuan, rasionalitas, dan refleksivitas. Perilaku profesional yang
dimiliki seorang perawat yaitu dapat mendokumentasikan keperawatan secara akurat
dan jujur, mendapatkan data yang cukup untuk membuat suatu keputusan sebelum
melaporkan adanya pelanggaran kebijakan organisasi, berpartisipasi dalam usaha
profesional untuk melindungi masyarakat dari kesalahan informasi mengenai
kesehatan.

B. Prinsip Etik dan prinsip Moral

Etika, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “Ethikos” yang mana
artinya adalah suatu perkara yang timbul dari suatu kebiasaan. Perkara tersebut mencakup
analisis dan penerapan konsep dari pelbagai hal penilaian seperti benar, salah, baik, buruk,
tanggung jawab dan tanggung gugat. Ketika etika tersebut dikaitan dengan keperawatan,
dimana dalam hal ini keperawatan merupakan sebuah profesi, maka muncul yang namanya
etika profesi atau professional ethics.

Secara umum, etika profesi ini adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh
seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugas
keprofesiannya dengan menerapkan norma-norma etis umum pada bidang sesuai
profesionalitasnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Sehingga, berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud dengan etika keperawatan
adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai bagian integral dari

5
sikap hidup dalam mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan
norma-norma etis keperawatan dalam kehidupan profesi dan kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya, etika keperawatan ini juga dijadikan sebuah landasan dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada masyarakat sehingga baik pemberi dan penerima pelayanan
dilindungi dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan adalah;

1. Autonomy (Kemandirian)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir


secara logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri, dan perawat
haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian ini. Salah satu contoh yang
tidak memperhatikan otonomi adalah memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguan atau penyimpangan

2. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan
ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan. Contoh perawat
menasehati klien dengan penyakit jantung tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung. Hal ini merupakan penerapan
prinsip beneficence. Walaupun memperbaiki kesehatan secara umum adalah suatu
kebaikan, namun menjaga resiko serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang
haruslah dilakukan.

3. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan
dengan memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan hukum yang berlaku.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada

6
juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Prinsip ini berarti seorang perawat dalam melakukan pelayanannya sesuai


dengan ilmu dan kiat keperawatan dengan tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.

Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)
membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus menginstrusikan
pemberian transfusi darah. Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip
beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-
maleficence.

5. Veracity (Kejujuran)

Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien
untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu.

Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal
dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada
klien. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati Janji)

7
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk
mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai
komitmennya kepada orang lain.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.


Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan
pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien dan atau atas permintaan pengadilan.
Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional


dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali. Contoh perawat bertanggung
jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan
masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat
digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan
masyarakat yang menuntut kemampuan professional..

  6 Prinsip Moral dalam Keperawatan

1. Autonomy mengacu pada hak untuk membuat keputusan sendiri. Perawat


yang mengikuti prinsip ini mengakui bahwa setiap klien adalah unik, memiliki hak
untuk menjadi dirinya sendiri, dan memiliki hak untuk memilih tujuan pribadinya
masing-masing. Perawat yang menghargai autonomyklien berarti bahwa perawat
tersebut menghormati hak klien untuk mengambil keputusan bahkan ketika pilihan itu
tampaknya bukan untuk kebaikan klien itu sendiri. Meski begitu, perawat tetap harus
memberikan penjelasan kepada klien yang mengambil keputusan yang dapat
memperburuk keadaannya. Contoh tindakan perawat yang melaksanakan
prinsip autonomy adalah perawat yang melakukan informed consent, yaitu meminta
persetujuan klien ketika akan melakukan suatu tindakan.

8
2. Beneficence berarti "berbuat baik", dimana perawat wajib menerapkan
tindakan yang menguntungkan klien dan menghindari tindakan yang merugikan klien.
Kesepakatan mengenai prinsip beneficence adalah bahwa kepentingan terbaik pasien
tetap lebih penting daripada kepentingan diri sendiri (Potter, Perry, Stockert, & Hall,
2013). Salah satu perbuatan beneficenceyang kurang disarankan adalah sikap
paternalistik, dimana seseorang memperlakukan orang dewasa yang kompeten seolah-
olah mereka adalah anak-anak yang membutuhkan perlindungan. Contohnya adalah
ketika seorang perawat memutuskan apa yang terbaik untuk klien dan memaksa atau
mendorong klien untuk memilih tindakan tersebut.

3. Nonmaleficence adalah tindakan untuk "tidak membahayakan" atau "tidak


merugikan". Membahayakan dapat berarti dengan sengaja menyebabkan kerusakan,
menempatkan seseorang dalam bahaya, ataupun secara tidak sengaja menyebabkan
kerusakan. Oleh karena itu, dalam melakukan asuhan keperawatan, penting untuk
mempertimbangkan tindakan dengan pertanyaan "Akankah tindakan ini menyebabkan
lebih banyak bahaya atau kebaikan bagi klien?". Perawat harus bertindak bijaksana
dan hati-hati, serta menimbang potensi risiko dan manfaat penelitian atau perwatan.
Contoh tindakan yang melaksanakan prinsip nonmaleficence diantaranya mencegah
kesalahan pengobatan, menyadari risiko yang berpotensi akibat modalitas pengobatan,
dan menghilangkan bahaya.

4.  justice didasarkan pada konsep keadilan. Prinsip ini melibatkan perlakuan


yang sama dan adil terhadap setiap individu, kecuali jika ada pembenaran atas
perlakuan yang tidak setara. Dalam profesi keperawatan, seorang perawat harus
mendistribusikan perawatan kepada klien-kliennya dengan adil dan merata. Contoh
tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip justice adalah melakukan dikriminasi atau
perlakuan sewenang-wenang yang tidak adil, memanfaatkan atau mengambil
keuntungan secara tidak adil dari orang lain, dan membuat pernyataan yang tidak adil
tentang orang lain.

5. fidelity berarti setia pada janji. Tentunya klien mempunyai harapan kepada


perawat untuk bertindak demi kepentingan baik mereka. Dengan begitu, perawat
sebagai advokat klien harus menjunjung tinggi prinsip kesetiaan dan menepati janji
untuk memberikan perawatan yang terbaik untuk kliennya. Contoh tindakan perawat

9
yang melaksanakan prinsip fidelity diantaranya mewakili sudut pandang klien kepada
anggota tim kesehatan lain, menghindari pengaruhnya nilai-nilai pribadi perawat
terhadap advokasi mereka untuk klien, dan mendukung keputusan klien bahkan ketika
itu bertentangan dengan preferensi atau pilihan perawat 

6. veracity mengacu pada mengatakan hal yang sebenarnya atau berkata jujur.


Perawat tidak boleh menyembunyikan suatu kebenaran dari klien, bahkan ketika hal
tersebut dapat menyebabkan klien menjadi stres (Registered Nursing, n.d.). Prinsip ini
penting karena klien membutuhkan informasi yang lengkap dan relevan untuk
membuat pilihan yang sepenuhnya rasional. Selain itu, klien juga mempunyai hak
untuk mengetahui informasi-informasi yang terkait dengan kondisinya. Tindakan-
tindakan yang bertentangan dengan prinsip veracity adalah berbohong, pertukaran
informasi yang salah dengan disengaja, ataupun terjadinya misinterpretasi oleh klien
ketika menerima informasi.

Prinsip-prinsip moral memang harus dijadikan landasan oleh perawat ketika


akan melakukan tindakan. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya kasus yang
bertentangan dengan prinsip moral sehingga tidak memungkinkan perawat untuk tetap
melaksanakan semua prinsip moral dengan baik dan lengkap. Oleh karena itu,
pelaksanaan prinsip moral dapat mempunyai beberapa pengecualian yang
memperbolehkan perawat untuk tidak melakukan prinsip moral. Salah satu contoh
kasusnya adalah ketika perawat mengalami dilema moral, dimana ada dua atau lebih
prinsip moral yang bertentangan. Pada kejadian seperti itu, biasanya keputusan yang
paling menguntungkan tergantung pada keadaan. Ketika dilema moral terjadi, perawat
harus membuat pilihan antara dua alternatif yang keduanya tidak memuaskan.
Keputusan yang diambil oleh perawat juga tidak menutup kemungkinan adanya
prinsip moral yang "dikorbankan" atau tidak dilaksanakan demi tercapainya prinsip
moral yang lain yang dianggap lebih menguntungkan bagi klien.

C. Konsep Kode Etik Keperawatan

1. Pengertian Kode Etik Keperawatan

10
Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan
erat dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian
dari segi etika memerlukan tolok ukur. Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat
adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai
dan tujuan keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar
profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka
kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat
nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Dengan adanya kode etik,
diharapkan para profesional perawat dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pasien. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Kode
etik keperawatan disusun oleh organisasi profesi, dalam hal ini di Indonesia adalah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

2. Tujuan Kode Etik Keperawatan


Menurut Hasyim, dkk, pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah
upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai
dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,
teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan
maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya
3. Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan
secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan
5. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek
keperawatan.

3. Kode Etik Keperawatan

11
Saat ini, kita akan membahas terlebih dahulu tentang Kode Etik Keperawatan
di Indonesia dan di dunia.
1. Kode Etik Keperawatan di Indonesia (PPNI)
Sekarang, kita akan langsung membahas pada pokok-pokok etiknya
yaitu:
a. Perawat dan Klien
Sebagai seorang perawat tentunya kita akan menghadapi pasien dengan
berbagai suku dan ras serta dengan segala keunikannya. Ada pasien kulit
hitam, pasien kulit putih, beragama Kristen, beragama Islam, tua, muda , kaya,
miskin, wangi, bau, diam, cerewet dan masih banyak segala keunikan pasien
yang bisa ditemui saat perawat merawat pasiennya. Perawat tidak bisa
memilih hanya mau merawat pasien yang muda saja, atau pasien yang kaya
saja, atau pasien yang bersih saja, atau yang pendiam saja. Perawat harus
selalu siap sedia melayani pasien dengan segala keunikannya dan penuh kasih.
Ketika saya menjadi keluarga pasien, saya pernah diperlakukan tidak nyaman
oleh seorang perawat. Hal itu menimbulkan kesan yang tidak begitu baik bagi
saya sampai saat ini.Ingatlah, tentunya kita ingin diingat oleh pasien karena
b. Perawat dan Praktek
Sebagai seorang Perawat tentunya kita harus selalu berupaya
meningkatkan kemampuan diri sebagai perawat agar mampu memberikan
yang terbaik bagi pasien.Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai seorang perawat terhadap praktek keperawatan.
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada
orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
c. Perawat dan Masyarakat

12
Anda, sebagai perawat kita pun adalah bagian dari masyarakat artinya
kita bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di sekitar kita. Kita bisa
menjadi pemrakarsa untuk kegiatan-kegiatan di masyarakat yang mendukung
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit misalnya memberikan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan, pelaksanaan Posyandu Lansia,
Pelaksanaan Posyandu Balita, melakukan Pelatihan Kader kesehatan dan
sebagainya. Berikut ini adalah hal yang yang perlu anda perhatikan dalam
meningkatkan hubungan anda sebagai perawat dengan masyarakat.
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
dan kesehatan masyarakat.
d. Perawat dan Teman Sejawat
Hal-hal di bawah ini harus menjadi perhatian anda agar hubungan dengan
teman sejawat tetap harmonis.
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
e. Perawat dan Profesi
Sebagai profesi, perawat tentunya perlu meningkatkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilannya dengan menempuh pendidikan yang lebih
tinggi.Perawat harus selalu ter-update dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini di bidang keperawatan.Perawat juga harus
selalu berupaya untuk mengembangkan profesi dengan berfokus pada
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Perawat mempunyai peran
utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
1. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
2. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

13
2. Kode Etik Keperawatan Internasional (International Council of Nurses,
1973)
ICN (International Council of Nurses) merupakan organisasi
profesional wanita pertama di dunia, didirikan pada tanggal 1 Juli 1899, yang
dimotori oleh Mrs Bedford Fenwick.ICN merupakan federasi perhimpunan
perawat internasional di seluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah
memperkokoh silaturahmi para perawat di seluruh dunia, memberi
kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk membicarakan
berbagai masalah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam
ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan pendidikan keperawatan
berdasarkan kode etik profesi keperawatan. Kode etik keperawatan menurut
ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat universal.Keperawatan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.Kode etik keperawatan yang dirumuskan
oleh ICN diadopsi oleh kode etik keperawatan hampir seluruh negara di dunia.
Berikut adalah rumusannya:
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikat manusia dan
keunikan klien, tidak membedakan sosial ekonomi, keadaan pribadi, atau
hakikat masalah kesehatan
2. Perawat menyelamatkan hak klien dengan memelihara hak klien
3. Perawat menyelamatkan klien atau masyarakat bila asuhan dan keamanan
kesehatan klien dijamah oleh orang yang tidak berwenang, tidak sesuai etik,
atau tidak resmi
4. Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan keperawatan
kepada seseorang
5. Perawat membina kompetensi keperawatan
6. Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi orang
yang akan diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab dan menerima
delegasi tugas
7. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan dan membina
keadaan tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk mencapai kualitas
keperawatan yang tinggi
8. Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu pengetahuan

14
9. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum dari
informasi yang salah dan penyajian yang salah untuk memelihara integrasi
keperawatan
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan warga lain
dalam meningkatkan usaha nasional dan masyarakat untuk memperoleh
kebutuhan kesehatan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

15
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan makalah di atas yakni


B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang Nilai,
Norma, dan Etika yang telah dijelaskan secara menyeluruh. Setelah mengetahui pengetahuan
tentang Nilai, Norma, dan Etika yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan
mahasiswa mampu memahami konsep ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat
untuk menjalankan praktik keperawatan. 

DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila. Etika Keperawatan,Jakarta: Widya Medika.


Nisya, R. 2018. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta : Dunia Cerdas

16
Utami, N. W. (2016). ETIKA KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN PROFESIONAL.
Jakarta: KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

17

Anda mungkin juga menyukai