Dosen:
Prof.Dr.Ir. Krishna Suryanto
Ir. Muhamad Abduh MT, Ph.D.
Disusun Oleh:
Rika Permatasari Br Purba 15017119
Air merupakan materi esensial dalam kehidupan, tampak dari kebutuhan terhadap
air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga yang ternyata berbeda-beda di
setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi
taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manuasia akan air. Air Bersih
merupakan air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak. Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat
mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga
sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki
beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya
yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Upaya ini lah yang
dilakukan demi mencapai target pada tahun 2030, mencapai akses universal dan adil
terhadap air minum yang aman dan terjangkau untuk semua.
Akibat tingkat kebutuhan air bersih yang semakin hari semakin tinggi, sehingga
peran bidang konstruksi dapat membantu memenuhinya dengan cara misal: membangun
infrastuktur seperti sistem pemanfaatan air hujan menjadi air siap minum, teknologi ini
dapat diterapkan oleh lulusan teknik sipil kelompok keahlian sumber daya air. Sistem
Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri atas sistem Penampungan Air Hujan (PAH) dan
sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi dengan talang air, saringan pasir, bak
penampung dan Sumur Resapan (Sures). Sumur resapan dapat digunakan untuk
melestarikan air tanah dan mengurangi resiko genangan air hujan atau banjir yang
dilakukan dengan membuat sumur yang menampung dan meresapkan curahan air
hujan. Prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan atap
melalui talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian limpasan air
yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam sumur resapan.
Sistem pengolahan air hujan mengolah air dari bak penampung menjadi air siap minum
kualitas air kemasan dengan teknologi ARSINUM.
Target yang ingin dicapai pada tujuan no.7 adalah untuk memastikan akses terhadap
energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua. Selain itu,
pada tahun 2030, menambah infrastruktur dan meningkatkan mutu teknologi untuk supply
pelayanan energi modern dan berkelanjutan untuk semua negara berkembang. Indonesia
yang sebelumnya masih negara berkembang, sesungguhnya memiliki potensi sumber energi
terbarukan dalam jumlah besar. Beberapa diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air,
seperti: bioethanol sebagai pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas
bumi, mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bahkan sampah/limbah pun bisa digunakan
untuk membangkitkan listrik. Langkah-langkah kebijakan untuk Energi Terbarukan dapat
dilaksanakan melalui:
1. Konservasi Energi
Mendorong pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi
penggunan energi yang benar-benar diperlukan seperti mengurangi pemakaian listrik
yang bersifat konsumtif, keindahan, kenyamanan yang bisa diterapkan pada proyek-
proyek konstruksi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengganti peralatan yang tidak
efisien dan mengatur waktu pemakaian peralatan listrik.
2. Diversifikasi Energi
Upaya penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai sumber energi dalam
rangka optimasi penyediaan energi. Dalam rangka diversifikasi, penggunaan energi dari
non-renewable energy resources ke renewable energy resources, misalnya mendorong
pembangunan PLT mikro hidro di pedesaan yang dapat dilaksanakan oleh sektor
konstruksi.
3. Intensifikasi Energi
Upaya pencarian sumber energi baru agar dapat meningkatkan cadangan energi guna
dimanfaatkan menghasilkan tenaga listrik. Peran sektor konstruksi dalam membangun
PLT Angin dengan lokasi tersebar di Indonesia. Selain itu, dapat juga dengan
pembangunan PLT Hybrid di daerah terpencil agar penyebaran listrik di Indonesia
merata.
Kemudian adanya target “Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah
kematian dan jumlah orang yang terkena dampak dan secara substantif mengurangi kerugian
ekonomi langsung yang berhubungan dengan produk domestik bruto global yang
disebabkan oleh bencana, termasuk bencana terkait air, dengan fokus kepada melindungi
yang miskin dan yang berada di situasi rentan”. Peran sektor konstruksi dapat berperan
dalam pembangunan bangunan anti gempa dan anti tsunami pada daerah-daerah di
Indonesia yang memiliki risiko terkena gempa dan tsunami yang tinggi agar dapat
mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang yang terkena dampak akibat bencana ini.
Selain itu pada daerah yang sering terkena banjir, peran sektor konstruksi dapat membantu
dengan membuat saluran pembuangan air hujan yang menyesuaikan kota tersebut.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah:
1. Pada tujuan ke 6, peran konstruksi dapat membantu dengan membangun infrastuktur
seperti sistem pemanfaatan air hujan menjadi air siap minum
2. Pada tujuan ke 7, peran konstruksi dapat membantu dengan menambah infrastruktur
untuk supply pelayanan energi yang berasal dari energi terbarukan. Selain itu dalam
pelaksanaan proyek, penghematan energi sudah harus selalu diterapkan.
3. Pada tujuan ke 8, peran konstruksi dapat membantu dengan peningkatan jumlah
usaha jasa konstruksi di Indonesia sehingga dapat meningkatkan banyak lapangan
pekerjaan. Hal itu dapat tercapai dengan prosedur pembuatan usaha jasa konstruksi
yang dikemas menjadi semakin mudah dan praktis
4. Pada tujuan ke 9, peran konstruksi dapat membantu dengan penggunaan inovasi
teknologi green building pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia.
5. Pada tujuan ke 11, peran konstruksi dapat membantu dengan pembuatan jalan di
perkotaan yang memperhatikan keselamatan pengemudi, pembangunan transportasi
publik, dan bangunan tahan gempa serta tahan tsunami untuk wilayah Indonesia
yang rawan bencana.
3.2 Saran
Saran dalam penulisan makalah ini adalah kajian yang dilakukan seharusnya bisa lebih
mendalam terkait peran sektor konstruksi dalam mendukung pencapaian SDGs, karena
dalam pembuatan makalah memiliki batasan terhadap waktu pengumpulan dan juga
kajian ini tidak dirasakan langsung di lapangan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA