Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

DISUSUN OLEH

1. DUWI MULYOSARI (10)


2. HELEN YUNANDA O.S (14)
3. INDAH SETYOWATI (16)
4. OKTAVIA DWI NUR H (23)

KELAS : XI KEPERAWATAN I

SMK MUHAMMADIYAH 7 GONDANGLEGI


PROGRAM KEAHLIAN ASISTENSI KEPERAWATAN
JL. KH Ahmad Dahlan No. 20 (0341) 879370 GONDANGLEGI-KAB.MALANG
E-mail : smkm7gdl@yahoo.com
Tahun Ajaran 2017/2018
Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran atau
pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar permukaan bumi. Peristiwa alam ini
sering terjadi di daerah yang berada dekat gunung berapi atau gunung yang masih aktif dan di
daerah yang dikelilingi lautan yang sangat luas.

Gempa bumi terjadi karena pergesaran atau gerakan lapisan dasar bumi dan letusan
gunung berapi yang sangat dahsyat. Selain itu, gempa bumi terjadi begitu cepat dengan
dampak yang sangat besar bagi lingkungan sekitarnya.

Getaran gempa bumi yang sangat besar dan merambat ke segala arah sehingga dapat
meratakan bangunan dan menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan penyebab terjadinya,
gempa bumi dapat digolongkkan menjadi dua jenis, yaitu gempa vulkanik dan gempa
tektonik.

Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi lunak sehinggal
mengalami pergeseran atau pergerakan. Teori “Tektonik Plate” menjelaskan bahwa bumi kita
ini terdiri dari beberapa lapisan buatan.

Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung dilapisan, seperti
halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat lambat sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan
satu sama lain.

Itulah yang menyebabkan mengapa gempa bumi dapat terjadi. Sementara itu, gempa
bumi vulkanik terjadi dikarenakan adanya letusan gunung berapi yang sangat besar. Gempa
vulkanik ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan gempa tektonik.

Gempa dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal musim. Meskipun demikian,
konsentrasi gempa cenderung terjadi ditempat-tempat tertentu saja, seperti pada perbatasan
plat Pacifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyak terdapat gunung berapi.
Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan fenomena alam yang terjadi akibat adanya endapan
magma pada perut bumi dan disemburkan oleh gas yang memiliki kekuatan tinggi. Letusan
gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang sangat dahsyat.

Walaupun begitu, gunung berapi terbentuk oleh letusan yang sangat dahsyatnya itu.
Beberapa gunung berapi di Indonesia adalah Gunung Krakatau, Gunung Merapi, Gunung
Toba, Gunung Kerinci, Gunung Tambora, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Hampir semua aktivitas gunung berapi berhubungan dengan zona kegempaan yang
aktif karena berhubungan langsung dengan batas lempeng bumi. Fenomena gunung meletus
diawali dengan aktivitas pada batas lempeng bumi yang mengalami perubahan tekanan dan
suhu yang signifikan.

Sehingga mampu melelehkan material batuan di sekitarnya itu, yang biasa disebut
dengan magma atau cairan pijar. Magma akan mengintrusi material yang berada disekitarnya
melalui rekahan-rekahan yang mendekati permukaan bumi.

Magma dibentuk melalui suhu yang sangat panas di dalam perut bumi. Pada
kedalaman yang relatif, suhu yang sangat tinggi mampu melelehkan seluruh material yang
ada didalam perut bumi.

Pada saat material-material ini meleleh maka akan menghasilkan gas yang nantinya
akan bercampur dengan magma tersebut. Magma yang akan dikeluarkan oleh gunung meletus
terbentuk pada kedalaman kurang lebih 60 sampai 160 KM dibawah permukaan bumi.

Kemudian magma yang mengandung gas, berada dibawah tekanan batu-batuan padat
yang terdapat disekitar kawah. Tekanan ini menyebabkan magma meletus dan bergerak
keluar menuju permukaan bumi.

Gas dan magma ini bersamaan meledak dan membentuk lubang yang biasa disebut
dengan lubang utama. Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian
menyembur melalui lubang utama ini.

Setelah semburan berhenti, kawah yang menyerupai mangkuk ini biasanya terbentuk
pada bagian puncak gunung berapi. Sementara itu, lubang utama berada di dasar kawah
tersebut.
Dampak dari letusan gunung berapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak positif
dan juga dampak negatif. Dampak negatif dari letusan gunung berapi adalah berupa bahaya
langsung yang dapat dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup yang lainnya.

Seperti awan panas, gas beracun, debu vulkanik, dan jatuhan piroklastik yang keluar
dari gunung berapi tersebut. Sedangkan bahaya yang tidak langsung setelah erupsi berakhir
adalah terjadi hujan lahar, rusaknya lahan pertanian dan perkebunan, serta ancaman berbagai
penyakit seperti penyakit saluran pernapasan.

Adapun dampak positif yang dapat dirasakan adalah lahan yang subur, material yang
keluar dari perut bumi dapat dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat, energi panas
bumi, areal wisata alam, dan sumber daya air.

Oleh karena itu, sampai saat ini gunung berapi masih menjadi sebuah momok yang
mengerikan untuk masyarakat. Karena kedahsyatan letusan gunung berapi mampu membelah
pulau dan membentuk danau.
Tanah Longsor

Longsor adalah sebuah peristiwa dimana terjadinya gerakan tanah atau biasa disebut
geologi yang terjadi karena adanya pergerakan masa batuan / tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Tanah longsor atau amblas secara
garis besar bisa terjadi karena dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor
pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor
pemicu adalah faktor penyebab bergeraknya material tersebut.

Di Indonesia sendiri peristiwa ini hampir sering terjadi. Kebanyakan disebabkan oleh
gempa sehingga menggerakkan lempeng bawah tanah sehingga mengakibatkan elemen atau
lempeng bawah permukaan menjadi tergeser sehingga menimbulkan pecahan dan terjadinya
longsor. Ada banyak hal lagi yang bisa memicu dan menyebabkan terjadinya kelongsoran.
Baik itu diakibatkan oleh alam atau karena ulah manusia itu sendiri, diantaranya Tingginya
curah hujan, jika musim penghujan dengan durasi lama maka akan terjadi penguapan air di
permukaan tanah dalam jumlah besar.

Setelah penguapan maka akan muncul pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi
retakan di permukaan, saat hujan air akan menyusup ke bagian yang retak lalu air akan masuk
sehingga terakumulasi di bagian dasar lereng, lalu menimbulkan gerakan lateral kemudian
terjadilah longsor. Untuk pencegahan terjadinya longsor bisa dengan menggunakan pohon,
karena akar pohon akan banyak membantu dengan cara menyerap air hujan sehingga bisa
meminimalisir.

Poin diatas merupakan beberapa penyebab terjadinya kelongsoran. Akibat dari


bencana ini tentu tidak sedikit kerugian paling parah adalah korban jiwa, selain itu kerugian
materi seperti kehilangan rumah, tanah, harta benda yang harus direlakan karena tetimbun
oleh longsoran. Sangat jarang orang dalam longsor bisa menyelamatkan dirinya karena
karena kecepatan tanah longsor diperkirakan kecepatannya bisa mencapai 100 km/jam
kecepatan yang mustahil untuk lari bagi manusia tanpa peralatan. Selain itu setelah kejadian
pun korban selamat tidak sedikit akan mengalami trauma yang mendalam. Jika mendengar
suara gemuruh besar di dekat anda maka segeralah lari menuju ketempat atau wilayah dataran
stabil. Jangan pergi ke pinggir tebing atau jurang curam karena itu sama saja seperti bunuh
diri.
Tsunami

Tsunami adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang, terdiri dari dua kata “tsu” dan
“nami”, yang masing-masing berarti “pelabuhan” dan “gelombang”. Sedangkan, ilmuwan
mengartikannya sebagai “gelombang pasang” (tidal wave) atau gelombang laut akibat gempa
(seismic sea waves). Tsunami adalah gelombang laut besar yang datang dengan cepat dan
tiba-tiba menerjang kawasan pantai. Gelombang tersebut terbentuk akibat dari aktvitas gempa
atau gunung merapi yang meletus di bawah laut. Besarnya gelombang tsunami menyebabkan
banjir dan kerusakan ketika menghantam daratan pantai.

Pembentukan tsunami terjadi saat dasar laut permukaannya naik turun di sepanjang
patahan selama gempa berlangsung. Patahan tersebut mengakibatkan terganggunya
keseimbangan air laut. Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga gelombang yang besar
pula. Beberapa saat setelah terjadi gempa, air lalu surut. Setelah surut, air laut kembali ke
arah daratan dalam bentuk gelombang besar. Selain itu, pembentukan tsunami juga
disebabkan oleh letusan gunung merapi di dasar lautan. Letusan tersebut menyebabkan
tingginya pergerakan air laut atau perairan disekitarnya. Semakin besar tsunami, makin besar
pula banjir atau kerusakan yang terjadi saat menghantam pantai.

Kecepatan gelombang tsunami lebih besar dari gelombang normal pada umumnya,
yakni dapat melaju hingga 700 Km/Jam, hampir setara dengan laju pesawat terbang.
Kecepatan tersebut akan menurun saat gelombang tsunami memasuki lautan dangkal, tetapi
tinggi gelombang justru semakin bertambah. Tinggi gelombang tsunami umumnya 50 sampai
100 meter dan menyebar ke segala arah. Selain itu, ketinggian gelombang tsunami
dipengaruhi juga oleh bentuk pantai dan kedalamannya. Gempa bumi di dasar lautan sangat
berpotensi untuk menciptakan tsunami yang berbahaya bagi manusia.

Tsunami memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan
besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat tsunami tersebut menghantam
permukiman penduduk sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus
selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita tidak perlu
terlalu khawatir karena tidak semua tsunami membentuk gelombang besar. Selain itu, tidak
semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti dengan tsunami.
DAFTAR PUSTAKA

http://googleweblight.com/?lite_url=http://sahabatnesia.com/contoh-teks-eksplanasi-
terlengkap/&ei=LOJh9MHA&lc=en-
ID&s=1&m=972&host=www.google.co.id&ts=1503814896&sig=ALNZjWmkpFtd_MuSETWjKHrL
RVDXxgs-sQ Diakses pada tanggal 27 Agustus 2017 pada pukul 13.01

http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.teoripendidikan.com/2016/03/7-contoh-teks-
eksplanasi-yang-baik-dan.html?m%3D1&ei=ph-RfM3z&lc=en-
ID&s=1&m=972&host=www.google.co.id&ts=1503814204&sig=ALNZjWmIXc9JJfwhi8DyzfZNuqd
SjacYaQ Diakses pada tanggal 27 Agustus 2017 pada pukul 13.08

Anda mungkin juga menyukai