Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan


setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.Tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di
tangan seluruh rakyat masyarakat Indonesia, pemerintag dan swasta bersama – sama. Salah satu
usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya
bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak
hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim
medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam


konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian etika dalam promosi kesehatan?
2. Bagaimana Menetapkan Kegiatan Operasional dalam promosi kesehatan?
3. Bagaimana Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi dalam promosi kesehatan?
4. Bagaimana hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan?

1
5. Bagaimana kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan
dalam etika promosi kesehatan?
6. Bagaimana praktik promosi kesehatan?
7. Apa Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian etika dalam promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui Kegiatan Operasional dalam promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui Pemantauan dan Evaluasi dalam promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan.
5. Untuk mengetahui hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan.
6. Untuk mengetahui kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap
kesehatan dalam etika promosi kesehatan.
7. Untuk mengetahui Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:

a. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi


manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika,
sebagai berikut :

a. Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.

3
b. Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat)
yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan
pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya;
antara lain:

a. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari
hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right).
b. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan
manusia (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions).
c. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science
of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual).
d. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty).

Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang merupakan
upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat
sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu
mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih
tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventive.

Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih,
sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong.
Perilaku masyarakat Indonesia serta 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

4
2.2 MENETAPKAN KEGIATAN OPERASIONAL

Penetapan kegiatan operasional menyangkut waktu, tempat, dan jadwal pelaksanaan.


Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, yang terpenting adalah menetapkan kegiatan
operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar:

1. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan, dan pemberantasannya;


2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi;
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar;
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana;
5. Imunisasi;
6. Pengobatan dan pengadaan obat.
Pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat kesehatan yang
layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian, dan penyelenggaraan yang efisien
mutlak diperlukan di samping harus berdasarkan hal-hal berikut:
a. Perikemanusiaan, kesehatan sebagai hak asasi, pemberdayaan, dan emandirian
masyarakat.
b. Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventive.
c. Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan.
d. Dukungan sumber daya kesehatan.
e. Misi pembangunan kesehatan.
f. Strategi pembangunan kesehatan. 

Dalam menentukan kegiatan operasional,pertanyaan di bawah ini harus dapat dijawab.

1. Apa yg akan dikerjakan


2. Siapa penanggung jawab kegiatan
3. Siapa yg terlibat
4. Dimana kegiatan akan dilakukan
5. Kapan kegiatan akan dilaksanakan
6. Siapa sasarannya (primer,sekunder,tersier)
7. Bagaimana cara pelaksanaannya
8. Bagaimana pemantauannya/monitoring dan evaluasinya (MONEV)
[ CITATION Not10 \l 1033 ]

5
2.3 MENETAPKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Kamus Oxford Concise Dictionary of Current English (Allen 1993) mendefinisikan


evaluasi sebagai “suatu proses pengkajian dan penilaian”. Evaluasi merupakan proses yang kita
lakukan setiap hari, baik oleh profesional maupun individu. Jika evaluasi dikaitkan dengan
pengkajian dan penilaian kelayakan suatu aktivitas, berarti kita melakukan proses tersebut untuk
merefleksikan tindakan kita dan kemudian memperbaiki tindakan tersebut atau melanjutkannya
(Katz dan Perberdy 2001).

Dalam promosi kesehatan evaluasi diselenggarakan dalam praktik dan ditujukan untuk
merefleksikan atau membentuk praktik promosi kesehatan secara eksplisit. Tones dan Tilford
(1994, hlm. 49) menyatakan bahwa:

Evaluasi berfokus pada pengkajian suatu aktivitas terhadap nilai dan tujuan dalam beberapa cara
yang hasilnya dapat berkontribusi dalam pembuatan keputusan dan/ suatu kebijakan di masa
yanag akan datang.

Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan mencakup hal-hal berikut:

1. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku program promosi


kesehatan melelui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS merupakan pendekatan
terencana untuk mencegah penyakit menular melalui perubahan perilaku masyarakat secara
luas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui,diinginkan dan dilakukan masyarakat.
Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan
jawaban atau pertanyaan di atasa atau bekerja sama dengan pihak yang terlibat, untuk
diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, dan menarik yang dirancang untuk
dikomunikasikan lewat sarana local seperti poster, leaflet.
2. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat. Identifikasi perilaku beresiko
dilakukan pada tahap ini melalui pengamatan terstruktur. Dengan demikian, cara pendekatan
baru terhadap perbaikan hygiene dapat ditemukan.
3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat. Langkah-langkah memotivasi orang untuk
menerapkan perilaku hygiene, termasuk memilih beberapa perubahan perilaku yang
diharapkan.

6
4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui
diskusi terfokus,wawancara dan uji coba perilaku
5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.
6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai
kelompok sasaran. [ CITATION Mub12 \l 1033 ]

2.4 HUBUNGAN DENGAN KLIEN

Pendidikan pasien merupakan hubungan terapeutik yang harus difokuskan terhadap


kebutuhan spesifik klien. Klien memiliki nilai yang unik, kepercayaan atau agama, kemampuan
kognitif, dan pilihan cara untuk belajar yang memengaruhi hasil akhir dari proses pendidikan
pasien. Oleh karena itu, seorang bidan haruslah mengizinkan klien untuk berbagi (sharing)
mengenai apa yang menjadi kepercayaannya dan apa yang menjadi pilihannya. Dengan begitu,
bidan akan mengerti lebih baik lagi tentang keunikan setiap individu dan mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh klien pada saat proses belajar berlangsung. Tenaga kesehatan masyarakat
berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga
kesehatan masyarakat dalam mengubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.
PHBS atau promosi hygiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular
melalui pengabdosian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa
yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program
berdasarkan informasi tersebut (Curtis V,dkk.1997;UNICEF,WHO).

Membina hubungan dengan klien dilakukan dengan cara:

1. Lebih baik mendalami dan memahami masalah klien terlebih dahulu.


2. Promosi atau peningkatan harga diri dan otonomi dianatar klompok klien harus merupakan
prinsip mendasar dari semua promosi kesehatan.
3. Semua praktek promosi kesehatan harus mendorong sikap saling menghargai, tanpa
memandang usia, kemampuan, kecacatan, suku, agama, gander, dan melawan diskriminasi
jika ada.

7
4. Promotor kesehatan akan mendukung prinsip pemberian kesempatan yang sam adan
mengambil langakah psitif untuk mengurangi ketidak merataan dalam kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok
yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami
tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi, dan menyampaikan
informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengn promosi kesehatan. Tenaga
kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga
dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga
kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada
waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja. [ CITATION Not071 \l 1033 ]

2.5 KEPEDULIAN TERHADAP DETERMINAN SOSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN


KESEHATAN

 Bagi orang yang berbeda, kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor,baik faktor
internal (fisik dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik,
ekonomi, pendidikan, dan sebagainya). Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain diluar masalah kesehatan itu sendiri. Menurut Henrik L.Blum (1974)seperti dikutip
Azwar (1983), terdapat empat faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan, yaitu
faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan yang saling
memengaruhi. Perilaku adalah resultan antarstimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor
internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor
yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang perilaku
kesehatan ada tiga teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian kesehatan.

1. Teori Lawrence Green


Ada dua determinan masalah kesehatan tersebut yaitu faktor perilaku (behavioural factor)
dan faktor nonperilaku (non behavioural  factor). Faktor - faktor tersebut ditentukan oleh
tiga faktor utama. Pertama, factor - faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang

8
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai - nilai, tradisi, dan sebagainya.
Kedua, factor - faktor pemungkin, yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku serta tindakan. Ketiga faktor-faktor
penguat,yaitu factor - faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
2. Teori Snehandu B.Karr
Mengidentifikasikan adanya lima determinan perilaku, yaitu adanya niat (intention)
seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus diluar dirinya, adanya
dukungan dari masyarakt sekitar (social support), terjangkaunya informasi yaitu
tersediannya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh
seseorang. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan, dan adanya
kondisi dan situasi yang memungkinkan.
3. Teori perilaku menurut WHO
Ada empat determinan yaitu pemikiran dan perasaan yang merupakan modal awal untuk
bertindak atau berperilaku, adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang
dipercaya, sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat, dan sosiobudaya yang merupakan faktor eksternal untuk
terbentuknya perilaku seseorang. [ CITATION Not07 \l 1033 ]

2.6 PRAKTIK PROMOSI KESEHATAN


Praktik promosi kesehatan meliputi :

1. Evaluasi yang memadai merupakan komponen penting dari semua kegiatan promosi
kesehatan dan harus dilakukan dalam integritas yang baik.hal ini mencakup pemberian
perhatian pada validitas dan pentingnya hasil yang negative. Evaluasi harus memperhatikan
input, proses, outcome jangka pendek dan jangka panjang agar dapat membantu
memodifikasi kegiatan di masa yang akan datang.
2. Promotor kesehatan harus mendorong  semua pelayanan kesehatan dan organisasi untuk
mempertimbangkan peran promosi kesehatan  mereka dan mengadopsi kode etik. Kerja sama
antar lembaga untuk promosi kesehatan.
3. Promotor kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk memastikan arus informasi yang
akurat dan tepat tentang hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan antara masyarakat umum,
professional, lembaga lokal dan internasional. [ CITATION Not10 \l 1033 ]

9
2.7 PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ETIS

Etika pada umumya mengajarkan bahwa setiap pribadi manusia mempunyai otonomi
moral. Manusia mempunyai hak kewajiban untuk menentukan sendiri tindakan - tindakannya,
serta mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan. Keberadaan etika dalam strata kehidupan
sosial tidak terlepas dari system kemasyarakatan. Manusia terdiri atas aspek jasmaniah dan aspek
rohaniah. Etika bertujuan sebagai alat bantu utnuk mengukur perilaku dan moral, menciptakan
dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat dan profesi bidan. Pertimbangan-
pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yakni :

1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi, dilihat
dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada klien, mereka
berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka akses
kecuali atas permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak
kompoten bisa kerjakan. [ CITATION Not10 \l 1033 ]

10
BAB III
PENUTUP

.1 KESIMPULAN

Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk
(Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya,
agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan
keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.

3.2 SARAN
1. Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etika maupun moral dalam lingkungan
kebidanannya.
2. Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan etika.
3. Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidanan seringkali muncul masalah
atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi
bidan sebagai praktisi kebidanan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bowden, J. (2011). Promosi Kesehatan Dalam Kebidanan Prinsip & Praktik. Jakarta: EGC.

Mubarok, W. I. (2012). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Teori & Aplikasi. jakarta: Rineka Cipta.

12

Anda mungkin juga menyukai