PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan
dalam etika promosi kesehatan?
6. Bagaimana praktik promosi kesehatan?
7. Apa Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
a. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika,
sebagai berikut :
a. Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
3
b. Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat)
yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan
pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya;
antara lain:
a. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari
hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right).
b. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan
manusia (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions).
c. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science
of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual).
d. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty).
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang merupakan
upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat
sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu
mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih
tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventive.
Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih,
sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong.
Perilaku masyarakat Indonesia serta 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
4
2.2 MENETAPKAN KEGIATAN OPERASIONAL
5
2.3 MENETAPKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Dalam promosi kesehatan evaluasi diselenggarakan dalam praktik dan ditujukan untuk
merefleksikan atau membentuk praktik promosi kesehatan secara eksplisit. Tones dan Tilford
(1994, hlm. 49) menyatakan bahwa:
Evaluasi berfokus pada pengkajian suatu aktivitas terhadap nilai dan tujuan dalam beberapa cara
yang hasilnya dapat berkontribusi dalam pembuatan keputusan dan/ suatu kebijakan di masa
yanag akan datang.
6
4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui
diskusi terfokus,wawancara dan uji coba perilaku
5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.
6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai
kelompok sasaran. [ CITATION Mub12 \l 1033 ]
7
4. Promotor kesehatan akan mendukung prinsip pemberian kesempatan yang sam adan
mengambil langakah psitif untuk mengurangi ketidak merataan dalam kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok
yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami
tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi, dan menyampaikan
informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengn promosi kesehatan. Tenaga
kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga
dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga
kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada
waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja. [ CITATION Not071 \l 1033 ]
Bagi orang yang berbeda, kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor,baik faktor
internal (fisik dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik,
ekonomi, pendidikan, dan sebagainya). Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain diluar masalah kesehatan itu sendiri. Menurut Henrik L.Blum (1974)seperti dikutip
Azwar (1983), terdapat empat faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan, yaitu
faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan yang saling
memengaruhi. Perilaku adalah resultan antarstimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor
internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor
yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang perilaku
kesehatan ada tiga teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian kesehatan.
8
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai - nilai, tradisi, dan sebagainya.
Kedua, factor - faktor pemungkin, yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku serta tindakan. Ketiga faktor-faktor
penguat,yaitu factor - faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
2. Teori Snehandu B.Karr
Mengidentifikasikan adanya lima determinan perilaku, yaitu adanya niat (intention)
seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus diluar dirinya, adanya
dukungan dari masyarakt sekitar (social support), terjangkaunya informasi yaitu
tersediannya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh
seseorang. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan, dan adanya
kondisi dan situasi yang memungkinkan.
3. Teori perilaku menurut WHO
Ada empat determinan yaitu pemikiran dan perasaan yang merupakan modal awal untuk
bertindak atau berperilaku, adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang
dipercaya, sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat, dan sosiobudaya yang merupakan faktor eksternal untuk
terbentuknya perilaku seseorang. [ CITATION Not07 \l 1033 ]
1. Evaluasi yang memadai merupakan komponen penting dari semua kegiatan promosi
kesehatan dan harus dilakukan dalam integritas yang baik.hal ini mencakup pemberian
perhatian pada validitas dan pentingnya hasil yang negative. Evaluasi harus memperhatikan
input, proses, outcome jangka pendek dan jangka panjang agar dapat membantu
memodifikasi kegiatan di masa yang akan datang.
2. Promotor kesehatan harus mendorong semua pelayanan kesehatan dan organisasi untuk
mempertimbangkan peran promosi kesehatan mereka dan mengadopsi kode etik. Kerja sama
antar lembaga untuk promosi kesehatan.
3. Promotor kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk memastikan arus informasi yang
akurat dan tepat tentang hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan antara masyarakat umum,
professional, lembaga lokal dan internasional. [ CITATION Not10 \l 1033 ]
9
2.7 PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ETIS
Etika pada umumya mengajarkan bahwa setiap pribadi manusia mempunyai otonomi
moral. Manusia mempunyai hak kewajiban untuk menentukan sendiri tindakan - tindakannya,
serta mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan. Keberadaan etika dalam strata kehidupan
sosial tidak terlepas dari system kemasyarakatan. Manusia terdiri atas aspek jasmaniah dan aspek
rohaniah. Etika bertujuan sebagai alat bantu utnuk mengukur perilaku dan moral, menciptakan
dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat dan profesi bidan. Pertimbangan-
pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yakni :
1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi, dilihat
dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada klien, mereka
berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka akses
kecuali atas permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak
kompoten bisa kerjakan. [ CITATION Not10 \l 1033 ]
10
BAB III
PENUTUP
.1 KESIMPULAN
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk
(Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan
buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya,
agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan
keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.
3.2 SARAN
1. Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etika maupun moral dalam lingkungan
kebidanannya.
2. Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan etika.
3. Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidanan seringkali muncul masalah
atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi
bidan sebagai praktisi kebidanan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bowden, J. (2011). Promosi Kesehatan Dalam Kebidanan Prinsip & Praktik. Jakarta: EGC.
Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Teori & Aplikasi. jakarta: Rineka Cipta.
12