Anda di halaman 1dari 7

NURUL INAYAH

X MIPA 1

NO.URUT : 29

TUGAS 10

B. LEMBAGA LEMBAGA NEGARA NEURUT UUD 1945

1. ATURAN DALAM KONSTITUSI


1) UU NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG MPR,DPR,DPD DAN DPRD
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Menimbang:

a. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,


dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah;
b. bahwa untuk mewujudkan lembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilan
rakyat, dan lembaga perwakilan daerah perlu menata Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
c. bahwa dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat berdasarkan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
diperlukan lembaga perwakilan rakyat yang mampu menyerap dan
memperjuangkan aspirasi rakyat untuk mewujudkan tujuan nasional demi
kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidak sesuai dengan
perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat sehingga perlu diubah;

2) UU nomor 3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung


Menimbang : a. bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi;
b. bahwa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004,
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat
dan ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu membentuk Undang-Undang tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;
3) UU nomor 4 tahun 2014 tentang Mahkamah Kostitusi

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (5), Pasal 24
ayat (6), Pasal 25 ayat (6), Pasal 26 ayat (8), Pasal 43 ayat (4), Pasal 60 ayat (7), Pasal 68
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5336);
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI.

4) UU nomor18 tahun 2011 tentang Komisi Yudisial


Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 mengatur bahwa:
1. Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim, Komisi Yudisial mempunyai tugas:

a. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku hakim;


b. Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim;
c. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup;
d. Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim,
e. Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan,
kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran
martabat hakim.

2. Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial juga mempunyai
tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim;

3. Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta


perilaku hakim, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komisi Yudisial dapat
meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan
merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau
Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.

4.Aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti permintaan Komisi Yudisial


sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

5) UU nomor 15 tahun 2004 tentang BPK


Status
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara mencabut Instructie en Verdere Bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer atau IAR (Staatsblad 1898 Nomor 9 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Staatsblad 1933 Nomor 320).

Latar Belakang
Pertimbangan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah:
bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara,
keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud pada
huruf a, perlu dilakukan pemeriksaan berdasarkan standar pemeriksaan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
perlu dibentuk Undang-undang tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;

2. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

1) MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)


Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah danmenetapkan UUD,
melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden danhanya dapat memberhentikan
Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD NRI Tahun
1945 sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat (2),dan ayat (3)
Fungsi dari lembaga pemerintahan MPR yang pertama adalah untuk mengawasi
jalannya pemerintahan yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan eksekutif,
yang dalam hal ini adalah presiden
Kedudukan MPR adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia, bukan lembaga tertinggi negara.
Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945).b.Anggota MPR
berjumlah sebanyak 550 anggota dan DPD berjumlahsebanyak 4x jumlah provinsi
anggota DPD (UU Nomor 22 tahun 2003)

2) DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)


Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsipengawasan
(Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)
tugas dan wewenang :
-Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan
pemerintah
-Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD
(terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran
dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan dan agama).
Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat atau disingkat DPR adalah lembaga
perwakilan pelaksana kedaulatan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara
Alat kelengkapan DPR terdiri atas: Pimpinan, Badan Musyawarah, Komisi, Badan
Legislasi, Badan Anggaran, Badan Kerjasama Antar-Parlemen, Mahkamah
Kehormatan Dewan, Badan Urusan Rumah Tangga, Panitia Khusus dan alat
kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.

3) DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)


DPD (Dewan Perwakilan Daerah) mempunyai fungsi, antara lain:
1.Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang
berkaitan dengan bidang legislasi tertentu.
2.Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu.
Tugas dan wewenang
Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan
menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan
untuk ditindaklanjuti.
Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK
 SUSUNAN KANGGOTAAN  DPD terdiri atas wakil-wakil Daerah Provinsi yang
dipilih melalui pemilihan umum . Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan
sebanyak empat orang.
 DPD (Dewan Perwakilan Daerah) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum dari
perwakilan setiap provinsi.

4) PRESIDEN / WAKIL PRESIDEN


Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala pemerintahan adalah
-Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR. Tugas ini diatur pada
Pasal 5 ayat (1).
-Menetapkan peraturan pemerintah. Tugas ini diatur pada Pasal 5 ayat (2).
-Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara. Tugas ini diatur
pada Pasal 17.
Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala negara adalah
Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut, dan udara. Tugas ini
diatur pada Pasal 10.
Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR. Tugas ini diatur pada Pasal 11.
Menyatakan keadaan bahaya. Tugas ini diatur pada Pasal 12.
Beberapa fungsi presiden diantaranya sebagai berikut:
1.Presiden memegang kekuasan tertinggi atas kemiliteran, baik itu angkatan
darat, angkatan laut, maupun angkatan udara
2.Presiden mengangkat konsul atau duta
3.Presiden menerima da menempatkan duta dari negara lain dengan tetap
memperhatikan pertimbangan dari DPR
4.Presiden menetapkan peraturan pemerintah unuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya.
5.Presiden memberikan perlindungan, pemajuan, penegakan, serta pemenuhan
hak asasi manusia dalam tanggungjawab negara
Kedudukan Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik
Indonesia) adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia
.
5) MAHKAMAH AGUNG
Susunan Mahkamah Agung terdiri dari Pimpinan Hakim Anggota,
Kepaniteraan Mahkamah Agung, dan Sekretariat Mahkamah Agung. Pimpinan
dan hakim anggota Mahkamah Agung adalah hakim agung. jumlah
hakim agung paling banyak 60 (enam puluh) orang.
Kedudukan Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau MA)
adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang
kekuasaan lainnya.
FUNGSI
-Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penelitian dan pengembangan di
bidang hukum dan peradilan, kerjasama antar lembaga di dalam dan luar negeri
serta Pendidikan dan Pelatihan tenaga teknis dan tenaga administrasi peradilan
di lingkungan Mahakmah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan;
-Pelaksanaan kebijakan di bidang Penelitian dan Penembangan di bidang
Hukum dan Peradilan serta Pendidikan dan Pelatihan tenaga teknis dan tenaga
administrasi peradilan di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua
lingkungan Peradilan
-Pelaksanaan administrasi Badan.
Yang mempunyai tugas dan wewenang:
a. Mengadili pada tingkat kasasi
b. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
c. Menguji peraturan perundang-undangan terhadap undang-undang
d. Memberikan pertimbangan hukum kepada presiden dalam hal permohonan
grasi dan rehabilitasi

6) MAHKAMAH KONSTITUSI
Tugas dan Wewenang Mahkamah Konstitusi adalah
1. Mengadili uji materi Undang-Undang
2. Memutus sengketa antar lembaga negara
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan hasil pemilihan umum
5. Memberi keputusan akan pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden melanggar Undang-Undang
Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan yang
berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia
Fungsi Mahkamah Konstitusi
1. Sebagai penafsir konstitusi
2. Sebagai Penjaga Hak Asasi Manusia
3. Sebagai Pengawal Konstitusi
 4. Sebagai Penegak Demokrasi
Susunan
a. Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 (sembilan) orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
b. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota,
seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan 7 (tujuh) orang anggota hakim
konstitusi.
c. Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa
jabatan selama 3 (tiga) tahun.
d. Sebelum Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi terpilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), rapat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah
Konstitusi dipimpin oleh hakim konstitusi yang tertua usianya.

7) KOMISI YUDISIAL
Komisi Yudisial mempunyai tugas ;
a. Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku hakim,
b. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, dan
c. Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang disampaikan
kepada Mahkamah Agung dan tindasannya disampaikan kepada Presiden dan
DPR.
Wewenang Komisi Yudisial:
Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim.
fungsi utama Komisi Yudisial adalah : (1) mengusulkan pengangkatan hakim
agung; (2) menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim
 Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,serta perilaku hakim. ...
Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan
undang-undang
Komposisi keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas dua mantan hakim, dua
orang praktisi hukum, dua orang akademisi hukum, dan satu anggota
masyarakat. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara, terdiri dari 7 orang
(termasuk Ketua dan Wakil Ketua yang merangkap Anggota).

8) BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


BPK mempunyai 9 orang anggota, dengan susunan 1 orang Ketua merangkap
anggota, 1 orang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang anggota.
Anggota BPK memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan.
Wewenang
1.Dalam menjalankan tugasnya, BPK memiliki wewenang untuk menentukan
objek pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan pemeriksaan.
Penentuan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun maupun menyajikan
laporan juga menjadi wewenang dari BPK tersebut.
2.Semua data, informasi, berkas dan semua hal yang berkaitan dengan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara hanya bersifat sebagai alat
untuk bahan pemeriksaan.
tugas
1.Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan oleh
BPK terbatas pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia,
Lembaga Negara lainnya, BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, dan semua
lembaga lainnya yang mengelola keuangan negara.
2.Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-undang
tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3.Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan,
dan pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga Negara
lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan
Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang
mengelola keuangan negara
 fungsinya secara umum adalah untuk memeriksa dan mengawasi, yaitu
memeriksa dan mengawasi pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan Negara.
No Sistem Pemerintahan Republik Indonesia
1 Landasan Hukum Lembaga Negara di Indonesia Lembaga-lembaga negara yang mendapat
kewenangan secara konstitusional dan
kedudukan setara

a. MPR (pasal 1 ayat 2)

b. DPR (pasal 19)

c. DPD (pasal 22C)

d. BPK (pasal 23E)

e. Presiden dan wakil (pasal 4)

f. MA (pasal 24)

g. MK (pasal 24C)

h. KY ( pasal 24B)
2 Penjabaran Trias Politika dalam Sistem 1. Legislatif bertugas membuat undang-
Pemerintahan RI undang, bidang legislatif adalah Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR)
2. Eksekutif bertugas menerapkan atau
melaksanakan undang-undang, bidang
eksekutif adalah Presiden dan wakil
Presiden beserta Menteri-menteri yang
membantunya
3. Yudikatif bertugas mempertahankan
pelaksanaan undang-undang. Adapun unsur
yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung(MA)
dan Mahkamah Konstitusi (MK)
Tugas Mandiri 3.2

Anda mungkin juga menyukai