Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN JIWA

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN


DENGAN ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH :

KELAS 3.1

NI MADE WINDA NURSANTI

(P07120016037)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK

2018/20
A. Kondisi Klien
Ny. PU, usia 53 tahun, tamatan SMA. Klien dibawa ke rumah sakit oleh
keluarganya karena klien suka mengurung diri di kamar dan menolak berinteraksi
dengan orang lain, hal ini karena klien merasa bahwa dia sudah sangat tua dan
mengalami gangguan kemampuan mengingat, klien tampak menyendiri, tidak mau
bercakap-cakap dengan orang lain.
B. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
1. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien mampu mengenal penyebab menarik diri.
c. Klien mampu mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
d. Klien mampu berkenalan dengan orang lain.
e. Klien mampu memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya.
D. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya.
2. Membantu klien mengenal penyebab menarik diri.
3. Membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
4. Mengajarkan klien berkenalan dengan orang lain.
5. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya.
E. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : ”Selamat pagi Ibu.”
Klien : ”Pagi Sus”
Perawat : ”Perkenalkan nama saya Winda Nursanti, Ibu bisa panggil saya
Winda. Saya perawat yang bertugas merawat Ibu pada pagi hari
ini dari pukul 07.30-13.30 siang nanti. Kalau boleh saya tahu
nama Ibu siapa dan Ibu senang dipanggil apa?
Klien : ”Saya Ny. PU, panggil saja Ny.P”
b. Evaluasi dan Validasi
Perawat : ”Bagaimana tadi malam tidurnya Bu? Apakah nyenyak?”
Klien : ”Nyenyak Sus.”
Perawat : ”Ibu sudah minum obat?”
Klien : ”Sudah.”
Perawat : ”Bagaimana keadaan Ibu hari ini?”
Klien : ”Baik-baik saja Sus.”
c. Kontrak
1) Topik dan Waktu
Perawat : ”Baiklah Pak, bagaimana jika kita berbincang-bincang untuk
lebih saling mengenal sekaligus agar Ibu dapat mengetahui
keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain. Apakah
Ibu bersedia?”
Klien : ”Iya Sus.”
Perawat : ’Untuk waktu saya membutuhkan kurang lebih 10-15 menit,
bagaimana Bu?”
Klien : ”Iya Sus.”
2) Tempat
Perawat : ”Ibu mau berbincang-bincang dimana? Apa Ibu nyaman di
ruangan ini?”
Klien : ”Disini saja Sus, saya lebih nyaman disini.”
3. Fase Kerja
Perawat : ”Baiklah Bu, kita mulai sekarang ya Bu. Boleh saya tau dengan
siapa Ibu tinggal di rumah?”
Klien : ”Saya tinggal dengan suami, anak, memantu, dan cucu saya.”
Perawat : ”Siapa yang paling dekat dengan Ibu?”
Klien : ”Saya paling dekat dengan suami saya Sus.”
Perawat : ”Lalu siapa anggota keluarga atau teman Ibu yang tidak dekat
dengan Ibu?”
Klien : ”Anak dan menantu saya, dan keluarga saya yang lain. Saya
juga tidak dekat dengan tetangga saya.”
Perawat : ”Apa yang membuat Ibu tidak dekat dengan mereka?”
Klien : ”Anak dan menantu saya sibuk bekerja, sehingga saya jarang
bertemu dan mengobrol dengan mereka. Saya juga merasa tidak
nyaman bertemu dengan orang lain karena saya sudah tua, saya
juga sudah pikun. Saya takut kalau saya diajak ngobrol nanti
tidak nyambung topiknya. Karena itu saya saya sering
menjauhkan diri dari orang-orang dan tidak mau berkenalan
dengan orang lain.”
Perawat : ”Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika
bergaul dengan orang lain?”
Klien : ”Saya pernah ikut bergabung untuk berbincang-bincang dengan
tetangga saya, namun karena gangguan kemampuan berfikir dan
mengingat, saya hanya diam dan mendengarkan obrolan mereka.
Hal itu membuat saya merasa takut kalau nanti saya ikut bercerita
tetangga saya tidak suka dengan saya karena tidak nyambung
topiknya”
Perawat : ”Selama dirawat di rumah sakit ini apakah Ibu merasa
kesepian?.”
Klien : ”Iya Sus.”
Perawat : ”Siapa saja yang Ibu kenal disini?”
Klien : ”Hanya beberapa perawat dan dua orang klien disini.”
Perawat : ”Apa yang menghambat Ibu dalam berteman dan bercakap-
cakap dengan klien lain?”
Klien : ”Iya itu tadi Sus, saya merasa sudah terlalu tua dan tidak
nyaman untuk ikut bergabung berbicara dengan beberapa orang,
saya merasa lebih bagus menghindar saja dari orang lain.”
Perawat : ”Menurut Ibu apa saja keuntungan kalau kita mempunyai
teman?”
Klien : ”Bisa berbagi cerita senang maupun sedih, bisa meminta nasihat
jika kita punya masalah.”
Perawat : ”Nah, kalau kerugiannya menurut Ibu apa?”
Klien : ”Merasa kesepian, tidak punya teman untuk berbagi cerita.”
Perawat : ”Jadi banyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya Bu?
Kalau begitu, apakah Ibu ingin belajar untuk berkenalan dengan
orang lain?”
Klien : ”Iya Sus, tapi saya masih merasa malu.”
Perawat : ”Tidak apa-apa Bu. Nah untuk memulainya sekarang Ibu latihan
berkenal dengan saya terlebih dahulu. Begini Bu, untuk berkenal
dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama
panggilan yang kita sukai, dan asal kita. Contohnya: Nama saya
Winda Nursanti, saya senang dipanggil Winda, saya dari Badung.
Selanjutnya Ibu menanyakan nama orang lain yang diajak
berkenalan. Contohnya: Nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil
apa? Asal Ibu dari mana? Ayo Bu coba dipraktekkan. Misalnya
saya belum kenal dengan Ibu, coba Ibu berkenalan dengan saya.”
Klien : ”Baik Sus. Nama saya Ny. PU, saya senang dipanggil Ny.P,
saya dari Tabanan. Kalau nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil
apa?”
Perawat : ”Ya bagus sekali Ibu. Setelah berkenalan dengan orang tersebut,
Ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan. Misalnya tentang cuaca, hobi, keluarga,
pekerjaan dan sebagainya.”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan
1) Evaluasi Subjektif
Perawat : ”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan berkenalan?”
Klien : ”Saya merasa lebih percaya diri untuk berkenalan dengan orang
lain, dan saya menjadi tau tentang keuntungan dan kerugian
berhubungan dengan orang lain.”
2) Evaluasi Objektif
Perawat : ”Sekarang coba Ibu ulangi lagi bagaimana cara berkenalan
dengan orang lain sesuai dengan yang sudah kita latih tadi.”
Klien : ”Baik Sus. Nama saya Ny. PU, saya senang dipanggil Ny.P,
saya dari Tabanan. Kalau nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil
apa?”
Perawat : ”Bagus sekali Ibu sudah bisa melakukannya.”
b. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : ” Ibu tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik
sekali, saya harap Ibu dapat mengingat nama saya. Selanjutnya
Ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi sehingga
Ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain dan Ibu dapat
memasukkan perkenalan Ibu dengan orang lain kedalam jadwal
harian Ibu.”
Klien : ”Baik Sus.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
Perawat : ”Baiklah Pak karena waktu kita sudah habis, kita cukupkan
sampai disini. Maka besok kita latihan berkenalan dengan pasien
lain ya Bu.”
Klien : ”Iya Sus.”
Perawat : ”Untuk waktunya Ibu mau jam berapa?”
Klien : ”Sekitar jam 10 pagi saja Sus.”
Perawat : ”Baiklah, berarti besok pagi saya akan menemui Ibu kembali
untuk latihan berkenalan dengan pasien lain dan latihan bercakap-
cakap dengan topik tertentu. Sebelum saya permisi, apakah ada
yang ingin Ibu tanyakan?”
Klien : ”Tidak ada Sus.”
Perawat : ”Baik jika Ibu tidak ada pertanyaan, saya permisi ya Bu,
terimakasih atas kerjasamanya.”
Klien : ”Iya Sus, sama-sama.”

Anda mungkin juga menyukai