Anda di halaman 1dari 16

Laporan Research By Learning (RBL)

FI1201 (Fisika Dasar 2)

PELONTAR MAGNETIK (COILS GUN)


Disusun oleh:

Mega Silalahi (31S18029)


Jhohanes Hutajulu (31S18023)
Rinaldi Butar-butar (31S18022)
Naomi Grasella Simangungsong (31S18021)
Naomi Chintya Siringo (31S18020)
Elisabeth Siahaan (31S18019)
Eve Valentina Aruan (31S18014)
Adelia Rajagukguk (31S18010)
Novi Wulandari (31S18003)
Elfrida Sitorus (31S18002)
Ishak Panjaitan (11S17055)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK BIOPROSES


FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DEL
LAGUBOTI
2019
1. TUJUAN
1) Merancang dan mengaplikasikan konsep medan magnetic dan energy pada
pelontar megnetik (coil gun).
2) Membuat pelontar magnetik yang dapat melepaskan pelur dan mencapai
target pada jarak tertentu secara akurat.
3) Menganalisa dan menyimpulkan hasil yang telah didapat dari produk yang
telah dibuat.

2. TEORI DASAR
Dari peramaan maxwel:
❑ ❑

∮ H ds = 1 + ∮ D df (1)
k k

di mana K adalah kurva tertutup sekitar daerah F, H adalah kuat medan magnet, I
adalah arus yang menglir melalui daerah F, dan D adalah densitas fluks listrik, dapat
diperoleh arus langsung ( direct current ) ( D=0 ), hukum magnetnya adalah

∮ H ds−1 (2)
k

Pers 1 dan 2 di tulis dalam bentuk Hukum Biort-Savart :


1 dl x p
dH = (3)
4 π p3

vektor dl tegak lurus terhadap bidang, p dan dH terletak pada bidang, sehingga
1 1 dl
dH = dl = .
4 π p3 4 π R 3+ Z 3
(4)
dh dapat diselesaikan kembali ke dalam komponen jari-jari dHr dan komponen
sumbuh dHz
kompone dHz mempunyai arah yang sama untuk semua elemen konduktor dl dan
kuantitas-kuantitas yang ditambahkan ; komponen dHr saling menghapuskan antara
yang satu dengan yang lain ketika berpasangan .
oleh karena itu ,
Hr (z) = 0 (5)
Dan
1 R3
H(z) = Hz(z) = . (6)
2 ¿¿
Pada sepanjang sumbuh lingkaran kawat, sedangkan densitas fluks magnetiknya
adalah:
µ0.I R3
B(z) = . (7)
2 ¿¿
di mana µ0 = 1.2566x10-6 H/m adalah konstanta medan magnet. Jika ada sejumlah
kecil loop yang identik melilit secara bersama-sama, maka densitas fluks
magnetiknya diperoleh dengan mengalikan jumlah n-lilitannya

Gambar 1. Gambar untuk menghitung medan magnet sepanjang sumbu pada kawat
loop.

1. Pada pusat loop (z=0), kita peroleh:


µ0.I .n
B(0) =
2R
(8)
Nilai medan magnet B (0) dapat diperoleh dari garis regresi nilai yang terukur dengan
ekspresi sebagai berikut:

B = A1 . nE1 (untuk jumlah lilitan)


B = A1 . RE2 (untuk jari-jari)

2. Dengan menggunakan nilai yang terukur pada poin 1 dan persamaan (8), kita
akan peroleh nilai rata-rata untuk konstanta medan magnetik (µ0).
3. Untuk menghitung densitas fluks magnetik pada coil bulat secara uniform
dengan panjang l dan n lilitan, kita kalikan densitas fluks magnetik pada satu
loop dengan densitas lilitan n/l dan mengintegralkan dengan panjang coil.
µ0.I .n b
B(Z) = . ¿ - )
2l √ R 2 + b2
di mana a=z+l/2 dan b=z-l/2 Membandingkan nilai densitas fluks yang terukur
dengan nilai densitas fluks yang terhitung pada pusat coil dengan menggunakan
persamaan berikut:

µ0.I .n 1
B(Z) = . ( R2 + )
2l 2

Kapasitor adalah perangkat yang berfungsi sebagai penyimpan energi listrik.


sebuah kapasitor terdiri atas dua konduktor yang dipisahkan oleh suatu isolator.
Kapasitansi dari dari kapasitor bergantung pada geometri dan pada bahannya, yang
dikenal dengan istilah dielektrik, yang memisahkan konduktorkonduktornya.
Dielektrik adalah bahan non-konduktor, seperti karet, gelas atau kertas lilin. Ketika
suatu bahan dielektrik diamsukkan di antara keping-keping kapasitor, kapasitansinya
akan meningkat. Proses elektrostatis pada ruang hampa dideskripsikan dengan
integral rumus persamaan Maxwel berikut:
Q
∯ E dA=¿ Ƹ 0
(1)
∮ E dS=0 (2)

Dimana E adalah intensitas medan listrik, Q muatan tertutup oleh permukaaan


tertutup A, ε0 kontanta dielektrik dan s adalah lintasan tertutup. Jika tegangan Uc
diberikan antara kedua plat kapasitor, suatu medan listrik E akan terbentuk di antara
kedua plat, yang didefinisikan dengan:

Uc = ∫ E dr
1

Karena medan listrik, muatan elektrotatis tanda berlawanan tertarik terhadap


permukaan kapasitor. Sebagai sumber tegangan yang tidak menghasilkan muatan,
tetapi hanya dapat memisahkannya, nilai-nilai absolut dari muatan induksi
elektrostatis yang berlawanan harus sama.
Gambar 1. Medan listrik plate kapasitor dengan jarak kecil di antara plate-plate,
sebagai perbandingan untuk diameter plate. Garis putus-putus mengindikasikan
volume integrasi.

Dengan asumsi garis-garis medan dari medan listrik selalu menjadi tegak
lurus pada permukaan kapasitor permukaan A, karena simetri yang didapat
diverifikasikan untuk eksperimen pada jarak di antara pelat kapasitor, dari prsamaan
(1 )
Q r
= K . A = UC . A
Ƹ0 d
(3)
Volume ditunjukan pada Gambar 1 yang hanya melapisi 1 plat kapasitor,
diambil volume integrasi, sebagai permukaan dalam kapasitor dapat dipindahkan
tanpa perubahan fluks, dimana bidang kapasitor homogen. Kedua aliran dan medan
listrik E di luar kapasitor adalah nol, karena untuk volume senbarang yang
menyertakan kedua plat kapasitas tertutup, muatan total nol. Muatan Q dari kapasitor
sebanding dengan tegangan, perbandingan konstanta c disebut kapasitansi dari
kapasitor.

A
Q = C U C = r0 . UC (4)
d
Persamaan (4) lebih jauh menunjukkan bahwa kapasitansi C dari kapasitor
berbanding terbalik dengan jarak antara plat d:
1
C = = r0 . A
d
(5)
Untuk tegangan konstan, jarak terbalik antara plat dan demikian kapasitansi
adalah ukuran untuk jumlah muatan kapasitas dapat diambil, ( lihat gambar 2.3 ). Jika
invers dari U, Q dan A terukur, maka pengukuran data ini memungkinkan untuk
menghitung konstanta elektrik ℰₒ:

d Q
Ƹ0 = .
A Uc
(6)
Persamaan (4), (5), dan (6) berlaku hanya sebagian, karena asumsi bahwa
garis-garis medan sejajar. Dengan meningkatkan jarak antara pelat kapasitor,
meningkatkan kapasitansi, yang pada gilarannya menghasilkan sistematis konstanta
elektrik terlalu besar dari persamaan (6) .
Ada yang berubah setelah bahan isolasi (dielektrik) yaitu dimasukkan
kedalam plat. Dielektrik tidak memiliki muatan bergerak yang bebas, seperti logam
memilikinya, tetapi benda tersebut memiliki inti positif dan elektron negatif. Ini
mungkin diatur sepanjang garis medan listrik. Dahulu molekul non polar sehingga
berperilaku seperti stasioner dipo lokal. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2, efek
dari dipol tunggal membatalkan satu sama lain makroskopik dalam dielektrik.
Namun, tidak ada biaya yang berlawanan berada dalam permukaan, ini sehingga
memiliki muatan stasioner, disebut muatan bebas.
Muatan bebas pada gilirannya melemahkan medan listrik Ē pada muatan yang
nyata, yang sama pada plat kapasitor didalam dielektrik. Medan listrik yang melemah
Ē didalam dielektrik dinyatakan dalam bentuk dimensi, konstanta dielektrik khusus
material ℰ (ℰ=1 divakum ):
E0
E=
Ƹ
(7)
dimana Ēo adalah medsan listrik yang dihasilkan hanya dengan muatan sebenarnya
Q. Dengan demikian, sebaliknya dihasilkan oleh muatan bebas harus:
Ƹ −1
EF = E0 – E =
Ƹ .E 0
(8)
Dengan mengabaikan muatan di dalam volume dielektrik makroskopik, hanya
muatan permukaan bebas ( ± Q ) menghasilkan medan yang berlawanan:

Qt Q1 . 1 P
Er = = = Ƹ0
Ƹ 0 A Ƹ 0V V
(9)

dimana P adalah momen dipol total muatan permukaan. Dalam kasus umum dari
sebuah persamaan, dielektrik homogen, persamaan (9) menjadi:

1 dP 1
Er = = = p
Ƹ 0 dV Ƹ0
(10)

dimana Ṕ - momen dipol total per satuan volume disebut polarisasi listrik. Jika
tambahan medan Ď ( perubahan dielektrik ) didefinisikan :

D = Ƹ 0 E + P =Ƹ . Ƹ 0 E
(11)

Jika muatan sebenarnya Q tetap padakapasitor, sementara dielektrik


dimasukkan antara plat, sesuai dengan definisi (3), tegangan Uc antara plat berkurang
dibandingkan dengan tegangan UVac dalam vakum ( pendekatan yang baik ) di
udara. Oleh konstanta dielektrik:\

Uvac
Uc = (12)
Ƹ
Demikian pula, salah satu diperoleh dari definisi kapasitansi (4):

C = Ƹ . Uvac (13)

Bentuk umum dari persamaan (4) adalah sebagai berikut:

A
Q =Ƹ . Ƹ 0 Ur (14)
d
Jika muatan diperoleh dengan (pers.4) dan tanpa plastik ( pers.14) dibagi satu
sama lain:
Q plastic
=¿ Ƹ
Q valcum
(15)
Nilai numerik yang diperoleh adalah konstanta dielektrik plastic. Untuk piring
kaca, nilai ℰ = 9,1 diperoleh sama. Dalam rangka untuk mempertimbangkan
penjelasan yang mempengaruhi muatan bebas, persamaan maxwell umumnya
lengakap oleh konstanta oleh dielektrik ℰ yang mengisi volume yang sesuai:

∯ Ƹ . Ƹ 0 E dA=¿ ∯ D dA = Q
(16)

Jika kuat arus I membawa arus pada kumparan silinder (solenoida) dengan
panjang l , penampang A = : , dan lilitan N. Medan magnet merupakan letak dalam
kumparan. Ketika l>> r medan magnet seragam dan kuat medan H dapat
dijumblahkan.
N
H=I
l
(1)
Fluks magnet pada kumparan diberikan oleh:
Φ = Mo . M . H . A (2)
dimana Mo adalah medan magnet konstan dan M mutlak dapat menyerap untuk
melingkupi medium.
Ketika perubahan fluks ini, tegangan induksi antara akhir-akhir pada
kumparan.
U ind = - N . Φ
N
= - N – Mo.M.A .i
l
= - L .i (3)
Dimana

N 2 . R2
L = Mo . M . n
l
(4)
Pada koefisien induksi sendiri (induktansi) pada kumparan, persamaan (4)
induktivitas untuk induktansi hanya memakai kumparan – kumparan yang sangat
panjang ℓ >> r bisa dihitung dengan ketelitian yang lebih besar oleh rumus.

r 3/4
L = 2.1.10−6 . N2 . r( (5)
e¿
Untuk
O< r/e < L
Pada eksperimen, induktansi pada macam-macam kumparan dapat dihitung
dan frekuensi disekitar osilasi.

1
ωo=
√ LC tot
(6)
C tot merupakan jumlah pada kapasitansi yang mana kapasitor diketahui dan
masukan kapasitansi C1 pada cobra 3 masukan resistansi inteernal RI pada cobara 3
masukan. Masukan contih dapat membasahi efek pada sekitar osilator dan penyebab
diabaikan perubahan ( ±1% ) pada frekuensi resonasi. Oleh karena itu induktansi
direprentasikan oleh

1
L=
4 π 2 fo 2. Ctot
(7)

wo
Dimana C tot = C + C1 dan fo =

3. DESAIN ALAT
Kerangka dengan 3 variasi sudut:
Sudut 60ᵒ Sudut 45ᵒ Sudut 30ᵒ

Rangkaian:

TAMPILAN PELONTAR MAGNETIK:

PROSEDUR KERJA
Kapasitor Langkah kerja :
1. Potong kedua ujung spidol bekas untuk moncong meriam
2. Buat dua pembatas kawat lilitan berbentuk lingkaran dari sandal jepit bekas
3. Kawat tembaga dililitkan pada spidol diantara dua pembatas yang telah dibuat
( lebar 2 cm)
4. Agar lilitan lebih rapi, lapisi tiap lapisan kawat tembaga dengan lem
5. Kapasitor dihubungkan dengan arus DC
6. Sistem diletakkan di case yang terbuat dari styrofoam Cara Kerja
1. Arahkan moncong sistem sesuai dengan sudut yang diinginkan
2. Masukkan Lempengan Seng terlebih dahulu kemudian Peluru Meriam
3. Sentuhkan ujung positif kabel pada kutub negatif kapasitor secara cepat 4.
Peluru akan terlontar

4. DATA dan ANALISIS


Namun pada percobaan kami, pelontar magnetik yang telah kami rancang tidak
dapat berfungsi karena tegangan yang berasal dari baterai cukup tinggi sehingga
sebagian baterai kami terputus dan kumparan kawat yang kami buat kurang rapat
dan kurang banyak sehingga medan magnetik yang dihasilkan kecil dan peluru tidak
dapat di lontarkan.

ANALISIS PENURUNAN RUMUS


 Perhitungan Jarak yang Ditempuh Peluru

Gerak parabola peluru keluar dari moncong,

v0x = V0cosѲ x = v0cosѲ.t

v0y = V0sinѲ – gt y = v0sinѲ.t – (1/2)gt2

Waktu saat . puncak,

vy = 0, sehingga t = v0sinѲ / g

Posisi peluru terhadap sumbu x dan sumbu y saat di puncak,

S1 = v02sin(2Ѳ) / 2g
y = v02sin2Ѳ / 2g

S1
H

S2

Keterangan:

h = vo sinѲ.t + (1/2) gt2, karena v di puncak = 0

t =

S2 = v0cosѲ. t

= v ; h=H+y
= v

x = S1 + S2

Alat pelontar ini menggunakan prinsip medan magnet, melalui


persamaan Ampere. Yaitu :

. oienc

Bds

Kumparan dengan bahan kawat tembaga ini, dialiri dengan arus listrik
sehingga menghasilkan medan magnet. Medan magnet akan menarik benda
yang terbuat dari logam. Benda tersebut berfungsi sebagai pendorong peluru
yang akan dilontarkan.

Muatan listrik disimpan dalam kapasitor untuk memperbesar arus


yang akan memperkuat medan magnet.

C = Q/V I = dQ/dt

Maka,

C = I/V dt
C = Kapasitansi

Q = Muatan yang disimpan

V= Tegangan

Kecepatan peluru keluar dari moncong meriam di peroleh dari hasil


energy yang di hasilkan dari kumpuran karena gaya magnet.
5. KESIMPULAN
Jangkauan yang dapat di tempuh oleh peluru yang di tembakkan dari sistem karena
gaya tolak magnet bergantung pada:
1. Kemiringan sudut lontaran
2. Massa peluru yang di gunakan
3. Banyaknya lilitan pada kumparan
4. Luas penampang meriam
5. Arus yang di berikan pada kumparan
6. Panjang lintasan yang di tempuh peluru dalam meriam
7. Ketinggian posisi lontaran

Hal-hal yang di sebutkan di atas di dapat berdasarkan teori yang telah di ketahui
dengan mengabaikan gesekkan dari udara. Selain itu percepatan gravitasi yang di
gunakan dalam skala pendekatan seperti 9,8m/s atau 10 m/s. Bentuk dari peluru yang
pakai juga mempengaruhi jangkauan lontaran peluru berkaitan dengan gaya yang
melawan gerak peluru yang mempunyai luas penampang tertentu dan tekanan yang
didapat dari gerakkan peluru. Peluru yang digunakan harus yang berasal dari bahan
logam agar mendapat pengaruh gaya magnet yang dihasilkan oleh kumparan yang
diberi arus listrik. Sementara itu arus yang di berikan pada kumparan dipengaruhi
oleh kapasitor yang dirangkai dalam sistem meriam magnet. Kapasitor menyimpan
arus sebagai fungsi waktu. Kemudian saklardihubungkan dengan cara lecutan
sehingga arus yang mengalir pada kumparan berlangsung singkat. Ini penting agar
tidak terjadi pembalikkanarah medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan yang
bias megakibatkan peluru di tarik kembali ke dalam meriam.
Pada percobaan RBL kami pelontar magnetik kami tidak dapat meluncur ini
diakibatkan adanya dua alasan yaitu
1. Di akibatkan kurang rapatnya kumparan kawat pada soleonida sehingga
medan magnet yang tercipta kecil karna rendahnya medan magnet maka fluks
dalam soleonida juga kecil akibatnya pelontar magnetik tidak dapat berfungsi
dengan baik
2. Yang kedua adalah diakibatkan oleh tegangan tinggi dari batrei yang dimana
kapasitor tidak dapat menyimpan semua muatan yang diarilkan dari batrei
sehingga membuat sebagian nya putus atau tidak dapat berfungsi lagi

SARAN
Disarankan agar lilitan kawat pada soleonida rapat sehingga fluks yang dihasilkan
besar dan agar didapat sistem yang lebih optimal pelu digunakan kawat dengan
diameter yang lebih besar karena semakin besar diameter kawat maka arus yang
dialirkan semakin besar .karena hambatan dalam kawat berbanding terbalik dengan
kuadrat jari-jari, dan sumber tegangan yang digunakan harus mampu menghasilkan
arus dalam jumlah yang besar sehingga medan magnet yang ditimbulkan juga akan
semakin besar yang akan mempengaruhi juhnya lontaran peluru .selain itu arus
haruslah memiliki fungsi dalam waktu agar lecutan medan magnet akan semakin
maksimum .fungsi arus dalam waktu bias di dapat jika ada kapasitor semakin besar
kapasitansinya

6. REFERENSI
Halliday,David dan Robert Resnick. 1996. Fisika Jld 2. Jakarta : Erlangga

Manual on PHYWE : Physics Laboratory Experiment. Jerman: PHYWE


Systeme GmbH & Co. KG · D-37070 Göttingen

7. PEMBAGIAN TUGAS

Nama NIM
Mega Silalahi 31S18029 Desain, pembua
sudut.
Novi Wulandari 31S18003 Laporan, pembu
Eve Valentina Aruan 31S18014 Laporan, pembu
Rinaldi P. Butar-butar 31S18022 Laporan, Pembu
Elfrida Sitorus 31S18002 Laporan, pembu
Elisabeth Siahaan 31S18019 Pembuatan Kera
Adelia Rajagukguk 31S18010 Pelilitan kawat p
Jhohannes Hutajulu 31S18023 Pembuatan Kera
Naomi Siringo 31S18020 Pembuatan Kera
Naomi simangungsong 31S18021 Pembuatan Pipa
Ishak Panjaitan 11S17055 Pembuatan pipa

Anda mungkin juga menyukai