Anda di halaman 1dari 2

Tugas Filsafat pendidikan

Nama :EMIK PATTANANG,S.Kom


Nim :2001190035

1. Perbedaan teori behavioristic dan teori kognitivisme


Seiring perkembangan jaman yang semakin modern mempengaruhi kehidupan manusia
dalam segala bidang baik bidang ekonomi,politik dan juga bidang pendidikan.Dalam bidang
pendidikan tantangan yang di hadapi lebih besar,dengan berkembangnya jaman yang di ikuti
dengan perkembangan teknologi yang juga semakin pesat membuat bergesernya nilai-nilai
pendidikan itu sendiri.Para praktisi dan pakar pendidikan juga mengalami pergesaran
paradigma tentag konsep dan tujuan pembelajaran yang hendak di capai siswa.Maka,
berbagai jenis teori belajar di kembangkan yang diharapakan sesuai di implementasikan di
sekolah untuk jaman modern saat ini. Salasatu teori belajar yang juga sudah semakin
berkembang menjadi terori-teori baru yaitu teori behavioristic.
Menurut thorndike, belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Dan
perubahan tingkah laku merupakan akibat dari kegiatan belajar yang berwujud konkrit yaitu
dapat diamati atau berwujud tidak konkrit yaitu tidak dapat diamati. Teori ini juga disebut
sebagai aliran koneksionisme (connectinism).
Teori belajar lainya adalalah teori kognitvisme
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi
dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan
aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif
dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Jadi perbedaan teori behavioristic dengan teori kognitif yaitu teori behavioristic bejar
proses interkasi antara stimulus dan respon sedangkan teori kognitivisme mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini mengatakan bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
tujuan belajarnya.
2. Tokoh pendidikan
a. Tokoh pendidikan dalam negri
Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie
beliau lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 10
April 1875 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli 1947 pada umur 72 tahun; 4
Jumadil Awwal 1292 H- 6 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang)
adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul
Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan
ulama pesantren ia dijuluki dengan sebutan "Hadratus Syeikh" yang berarti Maha Guru.
Karya nya yang paling popular adalah Adabul ‘Alim Wal Muta’allim adalah sebuah kitab
yang mengupas tentang pentingnya menuntut dan menghormati ilmu serta guru.
Dalam kitab ini KH. M. Hasyim Asy’ari menjelaskan kepada kita tentang cara bagaimana
agar ilmu itu mudah dan cepat dipahami dengan baik.
b. Tokoh pendidikan luar negri
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai "Avicenna" di dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis
yang produktif yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran.
Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Kedokteran Modern". Karyanya yang sangat
terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb yang merupakan rujukan di bidang kedokteran
selama berabad-abad.

Anda mungkin juga menyukai