Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Produksi Nanopartikel Untuk Aplikasi Oral : Persiapan Alat Preparasi dan

Karakterisasi

Pembuatan nanopartikel dengan polimer-semipolar


Dilakukan dengan cara menggunakan metode presipitasi , Nanopresipitasi
merupakan metode yang melibatkan presipitasi polimer dari larutan anorganik dan
difusi pelarut organik pada fase cair tanpa surfaktan. Polimer (PLA) dilarutkan ke
dalam pelarut dengan polaritas menengah lalu dimasukkan ke dalam larutan yang
mengandung stabilizer sebagai surfaktan lalu akan dihasilkan suspensi koloid. Teknik
ini terbatas untuk pelarut yang larut dalam air dan biasa digunakan pada polimer
nanopartikel
Pembuatan nanopartikel dengan polimer-polar
Dilakukan dengan cara menggunakan metode ionic gelation . Salah satu
metode pembuatan nanopartikel adalah melalui mekanisme gelasi ionik yang
distabilkan dengan suatu pengait silang (cross-linker). Gelasi ionik melibatkan
interaksi suatu senyawa dengan polimer yang memiliki gugus-gugus dengan muatan
yang berlawanan. Metode ini melibatkan proses sambung silang antara poli elektrolit
dengan adanya pasangan ion multivalennya . Ionic gelation sering kali diikuti dengan
kompleksasi polielektrolit dengan polielektrolit yang berlawanan . Pembentukan
ikatan sambung silang ini akan memperkuat kekuatan mekanis dari partikel yang
terbentuk
Fungsionalisasi nanopartikel
Suatu senyawa akan berinteraksi dengan suatu titik atau bola pada
nanopartikel sedikit demi sedikit sehingga akan membentuk suatu lingkaran yang
konstan disebut (ab)1 proses akan terus berlanjut hingga terbentuknya 2 lapisan yang
disebut dengan (ab)2

Prinsip Dasar Karakterisasi Dengan Particles Size Analyzer (PSA)


Pengukuran partikel dengan menggunakan PSA biasanya menggunakan metode
basah. Metode ini dinilai lebih akurat jika dibandingkan dengan metode kering
ataupun pengukuran partikel dengan metode ayakan dan analisa gambar. Terutama
untuk sampel-sampel dalam orde nanometer yang cenderung memiliki aglomerasi
yang tinggi. Hal ini dikarenakan partikel didispersikan ke dalam media sehingga
partikel tidak saling aglomerasi. Dengan demikian, ukuran partikel yang terukur
adalah ukuran dari single particle. Selain itu hasil pengukuran ditampilkan dalam
bentuk distribusi, sehingga hasil pengukuran dapat diasumsikan sudah
menggambarkan keseluruhan kondisi sampel. Melalui analisis Particle Size Analyzer
(PSA) diharapkan distribusi ukuran nanopartikel yang dihasilkan berada pada rentang
nanometer dengan keseragaman ukuran yang baik
Prinsip karakteristik dengn SEM-TEM
1. SEM (Scanning Electron Microscope)
Prinsip dasar dari SEM didasarkan atas sebuah peristiwa interaksi antara sinar
elektron dengan spesimen padatan. Gambar atau foto yang dihasilkan oleh SEM
memiliki penampilan tiga dimensi serta berguna dalam menentukan struktur permukaan
dari sebuah sampel. Sebuah filament (electron gun) pada scanning electron microscope
digunakan untuk membangkitkan sinar elektron pada sebuah vakum yang dihasilkan
dalam sebuah kamar dimana sampel disimpan untuk dianalisis. Sinar tersebut diarahkan
dengan akurat oleh lensa kondensor elektromagnetik, difokuskan oleh lensa objektif,
dipindai melewati permukaan sampel oleh gulungan pendeteksi elektromagnetik. Metode
penggambaran yang utama ialah dengan mengumpulkan elektron sekunder yang
dilepaskan oleh sampel. Elektron sekunder dideteksi oleh sebuah material kilau yang
menghasilkan kilat cahaya dari elektron-elektron. Selanjutnya kilat cahaya dideteksi dan
diperkuat oleh sebuah photomultiplier tube. Dengan menghubungkan posisi pemindaian
sampel dengan sinyal yang dihasilkan, maka dihasilkan gambar atau foto berwarna hitam
putih

2. TEM (Transmission Electron Microscopy)


Prinsip kerja dari TEM secara singkat adalah sinar elektron mengiluminasi spesimen
dan menghasilkan sebuah gambar diatas layar pospor. Gambar dilihat sebagai sebuah
proyeksi dari spesimen. Adapun prinsip kerja dari bagian-bagian TEM adalah sebagai
berikut:

1. Electron source : Menghasilkan elektron monokromatik.


2. Condensor ions : Memfokuskan berkas elektron.
3. Condensor aperture : Mengurangi intensitas sinar dengan menyaring
elektron dari beam.
4. Objective lens : Memfokuskan berkas.
5. Objective aperture  : Meningkatkan Kontras dengan menghalangi difraksi
elektron.
6. Projector lens : Memperbesar gambar.
7. Screen : Melihat hasil gambar.

Karakter di dalam Organ Tubuh

A. Nanopartikel akan stabil di asam lambung dari lumen lambung.


B. Nanopartikel melekat dan menembus ke lapisan lendir saluran lambung.
C. Nanopartikel menembus kontak helicobacter pylori dari epitel lambung, maka menjadi
tidak stabil dapat melepaskan obat di tempat infeksi.
Ketika menderita sakit tukak lambung akibat helicobacter yang menghasilkan urea, CO 2,
H2O dan NH2. Ketika nanopartikel menuju lambung melalui asam lambung pada pH (1,2-2,5),
mucus pH (4,5-7), epithellium pH (7,4). Contoh pada kasus obat azithromisin (kapsul) yang
larut sebagian di lambug. Kapsul tersebut akan mengalami disintegrasi yang kemudian
terdisolusi di cairan lambug. Pada keadaan ini obat menjadi tidak efektif karena rusak oleh
asam lambung kemudian pada mucus sukar masuk dikarenakan mucus yang kental bergerak-
gerak. Dan di sel epitel (sel mengandung kolagen) jika kolagen tersebut hilang maka kulit
akan mengkerut.

Pengatasannya (penggunaan PLGA) dengan membuat PLGA+azithromisin menjadi bola,


kemudian dilapisi lagi untuk mengatasi HCl, mengatasi mukosa, dan tidak rusak oleh tight
junction. Pelapisannya, pada layer 1 dengan lutrol pH (4,5), layer 2 lapisi dengan lutrol pH
(6), layer 3 lapisi dengan lutrol pH (7,8). Lutrol pH 4,5 diberi warna (dye) seperti : green dye
yang sifatnya berfluoresensi, jika pakai dye green sel epitel akan menjadi warna hijau.

Pengatasan (penggunaan kitosan) pada pH 1,2-2,5 (mengalami swelling), pH 4,5-6,5, dan


pada pH 7 hancur kemudian mengalami agregat. Kitosan bersifat suka basa maka dapat
digunakan lutrol 4,5. Selain itu, kitosan memiliki harga yang murah, dan mudah dalam
pemberian warna.

Cara kerja :

 Tikus diberi helicobacter pylori


 Tikus mengalami diare
 Buat lah nanopartikel yang kemudian berikan nanopratikel tersebut ke tikus.
 Tikus dimatikan
 Ambil lambungnya
 Dilihat di mikroskop
 Lampu merah untuk nanopartikel dengan kitosan, lampu hijau untuk heparin dan warna
lain untuk inti sel.
 Gambar ditumpuk menjadi superimposition.
Terdapat perbedaan pada grup kontrol setelah 30 menit berada di cairan lambung,
kemudian setelah 120 menit mencapai mucus, sampai baru beberapa hari mauk ke epitel dan
yang terlihat hanyalah kitosan.

Anda mungkin juga menyukai