h1041191032 - Putri Arisya - Pewarnaan Bakteri
h1041191032 - Putri Arisya - Pewarnaan Bakteri
h1041191032 - Putri Arisya - Pewarnaan Bakteri
PRAKTIKUM BIOKIMIA
PEWARNAAN BAKTERI
Nim : H1041191032
Sift :B
2. Brilian Andarisko
3. Hendri
PONTINA
KKK 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri merupakan
mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir
tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga melihat dan mengamati
bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang
paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempermudah
proses identifikasi bakteri (Rudi, 2010).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan
gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai
dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain
itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam
kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap
berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Rudi, 2010).
Pada praktikum proses pewarnaan gram olesan bakteri yang terfiksasi dikenai larutan-
larutan berikut dalam urutannya yaitu ungu kristal, larutan yodium, alkohol (bahan
pengecat), dan safranin atau beberapa pewarna tandingan lain yang sesuai. Bakteri yang
diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu di antaranya,
bakteri gram positif, mempertahankan zat pewarna ungu kristal. Di gunakan untuk
pengecatan differensial, menggunakan beberapa jenis zat, di gunakan untuk
mengelompokkan bakteri, seperti pengecatan gram atau pengecatan acid-fast, bakteri
gram negatif, kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi
pewarna tandingan dengan warna merah safranin, tampak berwarna merah(Pelczar dan
Chan, 1986).
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari paktikum ini adalah dapat memberi wawasan yang lebih luas dan
keterampilan yang lebih baik kepada mahasiswa khususnya untuk mengetahui lebih
dalam tentang reaksi-reaksi umum tentang pewarnaan pada bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum Biokimia acara Karbohidrat adalah
sebagai berikut :
Pewarnaan
gram
4.2. Pembahasan
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan yaitu Pewarnaan Gram atau metode Gram
adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok
besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah
bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua
bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna
untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel
mereka.
5.2. Saran
Untuk acara ini mungkin metode – metode ujinya dapat ditambah lagi seperti metode
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, PK. 2020. Kesesuaian Pemeriksaan Jamur Antara Pewarnaan Periodic Acid Schiff
(PAS) dan Koh Pada Flour Albus Ibu Hamil di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Jurnal
Ilmiah Kesehatan 13(1) 34-48, 2020.
Hidayat, R. 2012. Identifikasi Streptococcus Equi dari Kuda yang Diduga Mendertia
Strangles. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 17(3) 199-203, 2012.
James J, Baker C, Swain H. 2002. Principles of Science for Nurses. Jakarta(ID): Erlangga.
Jannah, R. 2017. Jumlah Bakteri selulolitik pada Sekum Ayam Kampung. JUMVET 1(3)
558-565, 2017.
Wulandari, D. 2019. Idemtifikasi dan Karakterisasi Bakteri Amilolitik pada Umbi Colocasia
esculenta L. Secara Morfologi, Biokimia, dan molekuler 6(2), 2019.
Lampiran
Konidia
Phialid/5terigmata
Metulae
Vesikel
Konidiophore
Hifa bersepta
Aspergillus 5R