Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

GNSS ( GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM )


Laporan ini ini dibuat untuk memenuhi tugas Pengantar Survei

Disusun Oleh :
Taufan Renaldi Putra
118210105
Teknik Sipil

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nya saya dapat menyelesaikan
penelitian dan laporan ini berdasarkan tempat yang diteliti yaitu di Bundaran GKU ITERA.

Terimakasih kepada teman-teman saya yang telah membantu saya menyukseskan penelitian
dan pembuatan laporan saya. Kami menyadari, bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Dengan terselesaikannya laporan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang GNSS
Navigation dengan mengguakan salah satu aplikasi yaitu Mobile Topographer.

Lampung, 3 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan survei Global Navigation
Satellite System (GNSS) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Teknologi
GNSS merupakan pengembangan teknologi dari GPS. Beberapa satelit yang
mengorbit untuk menentukan posisi tergabung menjadi satu kesatuan sistem (GPS,
GLONASS, GALLILEO, COMPASS, QZSS, dsb). Perkembangan teknologi
GNSS sebanding dengan kebutuhan dan ketersediaan data spasial yang tinggi. Oleh
sebab itu, teknologi GNSS mampu diaplikasikan dalam berbagai bidang
pekerjaan, khususnya bidang survei dan pemetaan.

Metode penentuan posisi dengan survei GNSS terdapat dua metode yaitu
diferensial dan absolut. Metode penentuan posisi dengan survei GNSS secara
diferensial dapat menggunakan metode Real Time Kinematik (RTK). Penentuan
posisi pada suatu titik (rover) ditentukan relatif terhadap titik lainnya. Titik
tersebut yang telah diketahui koordinatnya dan dilakukan pengurangan data yang
diamati oleh dua receiver GNSS pada waktu yang sama. Hal tersebut bertujuan
untuk mereduksi dan menghilangkan beberapa jenis kesalahan dan bias data GPS.
Sedangkan metode penentuan posisi dengan survei GPS secara absolut yaitu
metode penentuan posisi dengan hanya menggunakan satu buah receiver
GPS/GNSS. Namun metode ini hanya memberikan ketelitian dengan kisaran 3 s.d
10 m tanpa melalui post-processing.

Perkembangan teknologi terbaru survei GNSS saat ini di Indonesia yaitu metode
yang dikenal Precise Point Positioning (PPP). PPP merupakan sistem yang
mampu meningkatkan ketelitian GNSS dengan hanya menggunakan satu
receiver GNSS yang didasarkan pada metode penentuan posisi secara absolut.
PPP kemudian berkembang menjadi Real Time Precise Point Positioning (RT-
PPP) dimana penentuan posisi secara akurat dapat dengan praktis dilakukan
secara real-time diterima oleh pengguna di lapangan. Teknik pengoreksian RT-PPP
yaitu cara pengoreksian sinyal satelit navigasi yang masih mengandung
kesalahan orbit, jam satelit dan bias menggunakan pemodelan dan algoritma
tertentu. Salah satu media
komunikasi yang digunakan untuk mengirim data koreksi secara real-time
melalui sinyal satelit L-Band.

Aplikasi survei GNSS dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang pekerjaan antara
lain yaitu survei pemetaan, navigasi, studi pengamatan ionosfer, militer dan
sebagainya. Salah satu aplikasi survei GNSS untuk survei pemetaan yaitu pekerjaan
pemetaan topografi. Metode RT-PPP merupakan metode alternatif untuk kegiatan
tersebut karena hanya membutuhkan satu receiver untuk mendapatkan koordinat
dengan presisi yang tinggi tanpa harus melakukan post-processing. Dengan
demikian kegiatan pemetaan situasi dapat dilakukan secara efisien, ekonomis dan
memiliki kualitas data yang relatif baik.

Pembangunan Edu wisata di Desa Sirnajaya dilakukan dengan mempertimbangkan


aspek lokasi dan pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian dan perkebunan.
Berdasar lokasi perencanaan Edu wisata yang topografinya bervariasi, pembuatan
peta lokasi perencanaan menggunakan metode RT-PPP menjadi salah satu solusi
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Metode RT-PPP dilakukan dengan
mempertimbangkan tingkat efisiensi tenaga, biaya serta kondisi di lapangan.
Pengukuran detil menghasilkan data yang menjadi masukan untuk pembuatan peta
situasi. Pengukuran detil dengan metode RT-PPP menghasilkan posisi dari setiap
detil yang ada di kawasan perencanaan pembangunan Edu wisata dalam bentuk
point. Penggambaran detil dan garis kontur di kawasan Edu wisata diperlukan agar
hasil pengukuran dalam bentuk point tersebut dapat merepresentasikan detil dan
keadaan topografinya. Penggambaran detil dan kontur di kawasan Edu wisata
dilakukan dengan software.

Kegiatan aplikatif ini menghasilkan informasi kemampuan metode RT-PPP


untuk akuisisi data detil di kawasan perencanaan pembangunan Edu wisata dan
peta situasi kawasan perencanaan pembangunan Edu wisata skala 1 : 1000. Peta
situasi tersebut menggambarkan keadaan terkini dari kawasan perencanaan
pembangunan Edu wisata disertai dengan posisi setiap detil dan kontur yang
merepresentasikan topografi kawasannya.
Kawasan tersebut memiliki area yang relatif luas topografinya sehingga
membutuhkan metode survei pemetaan alternatif untuk mendapatkan data spasial
(topografi) secara efisien dan efektif. Oleh sebab itu, kegiatan aplikatif ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data spasial tersebut yang dibutuhkan pada
tahap perencanaan pembangunan Edu wisata. Penggunaan metode yang efektif
untuk pekerjaan pemetaan dapat digunakan untuk menekan biaya anggaran
peralatan yang diajukan oleh konsultan pemetaan.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana menggunakan aplikasi Mobile Topographer?
b. Bagaimana megetahui titik kordinat suatu tempat?

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui fungsi penggunaan aplikasi Mobile Topgrapher.
b. Untuk mengetahui cara menentukan titik kordinat suatu tempat.
BAB II
TEORI DASAR

GNSS adalah singkatan dari Global Navigation Satellite System. GNSS tersebut
merupakan teknologi yang digunakan untuk menentukan posisi atau lokasi
(lintang, bujur, dan ketinggian) serta waktu dalam satuan ilmiah di bumi.
Satelitakan mentransmisikan sinyal radio dengan frekuensi tinggi yang berisi data
waktudan posisi yang dapat diambil oleh penerima yang memungkinkan
pengguna untuk mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun di permukaan bumi.
Sampai saat ini, terdapat 4 macam GNSS yang telah dan akan beroperasi secara
penuh, yaitu:
1) GPS – Global Positioning System (Amerika)
2) GLONASS – Global Navigation Satellite System (Russia)
3) Beidou (Kompas – China)
4) Galileo (Uni Eropa)
Sistem-sistem tersebut akan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik untuk
memenuhi standar keakuratan data yang dihasilkan dan kehandalan dalam
memenuhi kebutuhan. Terdapat pula satelit navigasi yang beroperasi secara
regional pada wilayah negara tertentu, seperti IRNSS (India), QZSS (Jepang), dan
DORIS (Perancis), (dalam Buletin Gambaran, Opini, dan Informasi Kehutanan,
Edisi 3 tahun 2017) Pada dasarnya GPS terdiri dari tiga segmen utama, yaitu
segmen angkasa (space segment), yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen
sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun
pemonitor dan pengontrol satelit, dan sistem pemakai (user segment) yang terdiri
dari pemakai GPS termasuk alatalat penerima (receiver) dan pengolah sinyal dan
data GPS (dalam Hasanudin Abidin, Penentuan dengan GPS dan Aplikasinya,
2000). GPS Receiver adalah alat yang dapat melakukan penerimaan sinyal GPS
dari satelit GPS dan memproses sinyal tersebut untuk menghasilkan data
koordinat. Terdapat tiga kategori GPS Receiver untuk kepentingan sipil (non
militer), yaitu; 86 Receiver GPS Tipe navigasi, Receiver GPS Tipe mapping, dan
Receiver GPS Tipe Geodetik.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Pada laporan kali ini, penulis menggunakan metode urvey sebagai proses
dalam pengambilan data. Caranya yaitu dengan mencari suatu lokasi yang
akan dicari titik kordinatnya. Kemudian, lakukan pengujian titik kordinat
dengan menggunakan aplikasi Mobile Topographer. Setelah dilakukan
pengujian titik kordinat di titik-titik tertentu, dilakukan pencatatan dari
hasil Latitude dan Longitude yang didapat. Kemudian, data tersebut diolah
dalam aplikasi Google Earth guna mencocokan titik uji yang didapat
dengan titik lokasi uji tersebut.

Gambar 3.1. Pengambilan Titik Kordinat dengan Mobile Topographer


3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dalam survei yang dilakukan, penulis memilih lokasi uji di Bundaran
GKU ITERA.

LOKASI

Gambar 3.2. Peta Lokasi Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengujian

Gambar 4.1. Kordinat Titik 1

Gambar 4.2. Kordinat Titik 2


Gambar 4.3. Kordinat Titik 3

Gambar 4.4. Kordinat Titik 4


Gambar 4.5. Kordinat Titik 5

4.2. Data Hasil Pengujian

Gambar 4.5. Hasil Pengujian Titik pada Google Earth


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan kita dapat melihat begitu mudahnya di era
sekarang untuk menentukan suatu titik kordinat dengan akurat. Banyak
sekali terobosan-terobasan terutama di dalam bidang teknologi yang
sangat maju. Salah satu contohnya adalah GNSS ( Global Navigation
Satellite System ) yang dapat menentukan posisi atau lokasi (lintang, bujur,
dan ketinggian) serta waktu dalam satuan ilmiah di bumi.

5.1. Kesimpulan
Adapun saran yang bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu :
a. Saat sudah mulai melakukan uji titik kordinat pada aplikasi, penguji
diharap tidak menggerakan handphone (device), karena dapat
mempengaruhi akurasi dari titik kordinat tersebut.
b. Lakukan banyak titik pengujian agar hasil dapat lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai