Anda di halaman 1dari 19

BAHAN PERKERASAN JALAN

MATERIAL DAUR ULANG


Panjang Jalan (km)

2008 327.172,oo 186.328,75

2017 513.500,75 56,95 %


Untuk material perkerasan lentur, satu studi yang
dilakukan tahun 2013 menunjukkan dari kebutuhan
—aspal nasional sekitar 1,3 juta ton,
—penggunaan agregat sebanyak 21,6 juta ton
(asumsi 6% kadar aspal campuran),
—bahan bakar minyak (BBM) sekitar 343,5 juta liter
yang digunakan untuk pemanasan agregat (asumsi
15 liter BBM untuk memanaskan tiap ton
agregatnya).
—kebutuhan aspal nasional, penyediaan dalam
negeri hanya dapat mencapai 70%, sedangkan sisa
lainnya merupakan aspal impor yang didatangkan
dari negara lain.
Sementara untuk perkerasan kaku, kondisinya pun tak jauh
berbeda.
— Bahan material agregat dan semen diambil dari
penambangan pasir yang banyak tersebar di seluruh
Nusantara.
— Tak terhitung jumlah penambangan batuan dan pasir,
baik yang liar maupun resmi, mengakibatkan kerusakan
lingkungan seperti banjir bandang dan longsor.
— Ketersediaan material alam yang memenuhi persyaratan
untuk perkerasan jalan juga semakin berkurang yang
mendorong pembukaan wilayah penambangan baru.
— Tingkat pencemaran udara yang dihasilkan dari
pengangkutan dan pengolahan bahan material ini cukup
mengganggu.
Strategi dan Inovasi
Untuk memenuhi kebutuhan penambahan jaringan
jalan dan menjaga performa jaringan jalan
• Daur ulang perkerasan material beraspal (Reclaimed
Asphalt Pavement/RAP),
• Daur ulang material campuran beton (Recycled
Concrete Aggregate/RCA),
• Coldmix (campuran aspal dingin),
• Warmmix (campuran aspal hangat),
• Pemanfaatan karet,
• Pemanfaatan plastik,
• Pemanfaatan slag baja.
Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)
Pada awalnya, RAP hanya dibuang menjadi limbah,
namun seiring dengan berkembangnya teknologi,
dengan
• penambahan dan pencampuran bahan semen secara
mekanis,
• penggunaan bahan peremaja aspal, dan
• beberapa teknologi lain.

Material RAP dapat dijadikan material perkerasan


jalan yang bernilai ekonomi.
RAP (lanjutan)
Sistem road recycling ini sangat menguntungkan, karena
tidak banyak merusak lingkungan.
Pemanfaatan RAP digunakan sebagai material
perkerasan yang telah ada diantaranya sebagai pondasi
yaitu
• CTRSB (Cement Treated Recycling Sub Base),
• CTRB (Cement Treated Recycling Base),
• CMRFB (Cold Mix with Recycling Foam Bitumen), dan
• sebagai lapis permukaan campuran beraspal yaitu daur
ulang campuran panas (Hot Mix Recycling).
Sejarah perkembangan RAP
— Konsep penggunaan RAP sebagai campuran beraspal
mulai didokumentasikan tahun 1915 namun kurang
mendapat perhatian, hingga kemudian terjadi
peristiwa embargo minyak pada pertengahan tahun
1970, di Amerika Serikat.
— Sementara di Jepang, penggunaan RAP sebagai
material campuran beraspal sudah digunakan sejak
tahun 1970, dikarenakan adanya kepentingan untuk
menjaga lingkungan.
— Sementara di Indonesia, pemanfaatan RAP mulai
dimulai pada tahun 2006, dimana bahan daur ulang
yang ditambahkan dengan semen dimanfaatkan
sebagai lapis pondasi.
Perkerasan Daur-ulang
Perbaikan terhadap struktur perkerasan lentur pada
prinsipnya mencakup:
• pelapisan ulang (overlaying),
• daur-ulang (recycling), dan
• rekonstruksi (reconstruction).

Material dari perkerasan yang rusak (deteriorated)


Didaur Kembali atau Reclaimed Asphalt Pavement
(RAP), sebagian atau seluruhnya digunakan pada
konstruksi baru.
Perkerasan Daur-ulang

Digelar &
+ dipadatkan
Diambil
RAP Material
Segar
Aspal
+
Agregat

1: Eksisting 2: Pengambilan 3: Pencampuran 4: Penghamparan Kembali


Jenis Proses Daur-ulang

1) Hot in-Place Recycling (Daur-ulang Panas di Lokasi)

2) Cold in Place Recycling (Daur-ulang Dingin di Lokasi)

3) Hot Central Plant Recycling (Daur-ulang Panas di Kilang)

4) Cold Central Plant Recycling (Daur-ulang Dingin di


Kilang)
1) Hot in-Place Recycling
Daur-ulang Panas di Lokasi

Sumber: Lebuhraya Malaysia (2005)


2) Cold in-Place Recycling
Daur-ulang Dingin di Lokasi

Sumber: EDP Consultant, USA (2006)


3) Hot Central Plant Recycling
Daur-ulang Panas di Kilang
Surge
Hopper
Main Unit

RAP Feeding

Drum
Mixer

Sumber: Fujian South Highway Machinery Co., Ltd., Japan (2006)


4) Cold Central Plant Recycling
Daur-ulang Dingin di Kilang

Sumber: Public Work Deparment, Malaysia (2005)


Kelebihan Perkerasan Daur-ulang
• Mempersingkat gangguan yang dirasakan pengguna
• Konservasi kebutuhan energi
• Preservasi kondisi lingkungan
• Memperkecil biaya konstruksi
• Konservasi kebutuhan material dasar (agregat dan
aspal)
• Preservasi geometri perkerasan eksisting
Keuntungan dan Kerugian Teknik Daur Ulang
Daur Ulang
berdasarkan Cara
Pencampuran

Anda mungkin juga menyukai