Anda di halaman 1dari 9

PERKERASAN JALAN RAYA

Aspal Modifikasi dan Aspal Daur Ulang

Disusun Oleh :
Dirgantara Putra (19.51.021818)
Toby Irawan (19.51.021838)

Dosen Pengampu:
Ari Widya Permana, ST. MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
TAHUN 2021
ASPAL MODIFIKASI

 Aspal modifikasi mulai diperkenalkan di luar negeri lebih dari 15 tahun


lalu (Caribit, Cariphalt, Mexphalt, Superphalt dsb) dengan maksud:
mencegah retak pada waktu musim dingin, mencegah deformasi plastis
pada beban berat di musim panas, dan diharapkan akan lebih awet
terhadap oksidasi terik matahari
 Di Indonesia diperkenalkan pada tahun 1995 (KRTJ di Padang) oleh Shell,
dan produksi lokal digelar tahun 1996 di Jalan Tol Simatupang berupa
lapis tipis diatas perkerasan beton semen dengan hasil mencapai umur
lebih dari 12 tahun(aspal + latex + selulosa)
 Aspal modifikasi yang sama digunakan untuk melapis sirkuit Sentul, leleh
pada waktu dipakai balap motor GP 500 (1997) dengan temperatur
lapangan 73^ C, terpaksa disiram dengan air sebelum lomba dibuka lagi
 Ditetapkan sebagai spesifikasi Bina marga pada tahun 2003, dibawa
sebagai bahan presentasi pada Seminar “Bitumen in Asia 2003”di
Singapura, muncul sebagai satu satunya spesifikasi ilmiah untuk aspal
modifikasi dibanding produsen lain dari negara negara lain yang masih
bersifat spesifikasi “resep”
TUJUAN ASPAL MODIFIKASI
 Sifat-sifat aspal alami yang kurang tahan terhadap keadaan iklim sekitar
yang sering membuat aspal lembab dan mudah rusak
 Aspal pada temperatur rendah tidak rapuh/getas sehingga mengurangi
potensi terjadinya retak (cracking).
 Tidak tahan terhadap genangan air sehingga memerlukan drainase yang
baik untuk mempercepat proses pengurangan jumlah genangan di aspal
 Mencari sifat aspal yang baru, contohnya aspal yang fleksibel (untuk
jalan-jalan yang memiliki tanah yang labil dan selalu bergerak)
 Aspal pada temperatur tinggi lebih stabil sehingga potensi terjadinya alur
(rutting) pada perkerasan beraspal dapat dikurangi
 Mengurangi viskositas pada temperature penghamparan sehingga dicapai
kemudahan pelaksanaan penghamparan sekaligus pemadatannya.
 Meningkatkan stabilitas dan kekuatan campuran beraspal.  Meningkatkan
ketahanan terhadap abrasi dan lelah (fatique) campuran beraspal.
 Meningkatkan ketahanan campuran beraspal dari penuaan dini (ageing).
 Mengurangi ketebalan lapisan dan menurunkan biaya sistem pelapisan.
 Karena kendaraan yang makin bertambah banyak sehingga di butuhkan
aspal yang mampu menahan beban besar.

SIFAT ASPAL MODIFIKASI


Sifat dari campuran dengan modifikasi aspal diharapkan dapat :
 1. Meningkatkan kemudahan dalam pelaksanaan
(workability )
 2. Menurunkan permanent deformasi
 3. Meningkatkan kemampuan penyaluran beban
 4. Menurunkan kegetasan.

`
DAUR ULANG ASPAL

Di “dunia” daur ulang konstruksi perkerasan jalan dikenal ada 7 jenis atau
metode daur ulang yaitu hot-mix recycle, cold-mix recycle, surface recycle,
reconstruct with all new material, patch and thick overlay, patch and thin overlay,
dan patch pada rutin maintenance. Beberapa dari metode tersebut sudah pernah
diterapkan di Indonesia baik dalam skala kecil maupun skala sedang dan besar.

Yang dimaksud dengan daur ulang aspal campuran panas atau asphalt
hotmix recycling adalah proses penggunaan kembali bahan perkerasan lama
beraspal maupun bahan agregat perkerasan lama yang ditambah atau
dikombinasikan dengan campuran agregat atau aspal baru, dengan atau tanpa
bahan aditif yang pencampurannya dilakukan di alat pencampur terpusat (central
mixing plant) ataupun in-situ dengan produk campuran aspal (dengan agregat)
panas.

Pada dasarnya perkerasan dapat dibuat dari bahan – bahan bangunan


umum yang biasa dipakai. Untuk penghematan bahan dan energi maka daur ulang
(recycling) menjadi suatu pilihan yang menarik untuk merehabilitasi perkerasan.

Recycling aspal merupakan sisa dari lapis permukaan jalan yang sudah
tidak terpakai, cara mendapatkanya adalah dengan cara mengeruk lapis perkerasan
jalan yang lama dengan menggunakan alat penggaruk aspal yang dinamakan alat
milling. (Balitbang, 2006). Metode daur ulang limbah aspal merupakan salah satu
cara alternatif untuk meningkatkan keefektifan buangan limbah tersebut hal ini
dikarenakan didalam recycling aspal terdapat sisa zat perekat sehingga jika di daur
ulang dan ditunjang dengan peralatan yang memadai akan menghasilkan bahan
campuran yang nilai strukturnya dapat mengimbangi campuran yang baru dan
lebih b dapat mengimbangi campuran yang baru dan lebih bermanfaat.

Beberapa pertimbangan yang menjadikan teknik daur ulang (recycle)


sebagai pilihan dan pertimbangan yakni antara lain: terjadi peningkatan dari
campuran konstruksi aslinya (lama): dimungkinkan untuk mengubah non full
depth asphalt pavement ke full depth: dari beberapa keuntungan lain dari segi
penghematan penggunaan sumber daya alam, ekonomi, ekologi sumber daya
alam, ekonomi, ekologi dan penghematan dan penghematan energy.

Pemilihan dari metode daur ulang yang akan diterapkan sangat tergantung
pada beberapa faktor yang antara lain adalah lain adalah :

1. tingkat daur ulang yang akan dilaksanakan (tebal, tipis)

2. tingkat kerusakan dan jenis dari konstruksi yang ada

3. kondisi lalu lintas

4. ketersediaan peralatan

Yang dimaksud dengan daur ulang pencampuran ditempat atau insitu


recycling adalah daur ulang yang proses pengupasan, pencampuran dan
penggelaran serta pemadatan dilakukan ditempat yang sama atau tempat asalnya.
Daur ulang in-situ biasanya hanya dilakukan bilamana tingkat ketebalan daur
ulang (pengupasan dan pengelaran kembali) yang dilakukan dan dibutuhkan tidak
terlalu tebal (sekitar 2,5 cm).

Daur ulang pencampuran terpusat biasanya diterapkan bilamana bahan


yang didaur ulang dan digelar kembali dalam jumlah yang cukup banyak baik
dalam ketebalan maupun volume.
METODE YANG DI PAKAI DALAM METODE
YANG DI PAKAI DALAM DAAUR ULANG
ASPAL DAAUR ULANG ASPAL
Metode daur ulang aspal yang umum dipakai dalam konstruksi

1. Teknik daur ulang ditempat , in-situ recy , in-situ recycling Yang


dimaksud dengan daur ulang pencampuran di tempat atau in situ recycle adalah
daur ulang yang proses pengupasan, pencampuran dan penggelaran serta
pemadatan dilakukan di tempat yang sama atau tempat asalnya. Pada teknik ini
digunakan in-situ recycling machine. Pamanasan lapis perkerasan, pembongkaran,
penggemburan lapis lama, penambahan bahan baru (agregat, aspal dan bahan
peremaja) pencampuran, serta perataan dilakukan oleh satu unit peralatan yang
terdiri dari :

 Pemanas lapis permukaan perkerasan ( road preheater )


 Alat bongkar lapis perkerasan ( hot milling)
 Alat pencampur bahan lama dengan bahan baru ( pugmill mi pugmill
mixer )
 Alat penghampar ( paver/finish paver/finisher )
 Alat perata dan pemadat (compacting screed )

Adapun tujuan dan manfaat daur ulang di tempat (in situ) adalah: -

Mengurangi Mengurangi retak refleksi

Memberikan Memberikan ikatan antara perkerasan perkerasan lama dengan


overlay (hamparan daur ulang)

Transisi Transisi antara hamparan hamparan daur ulang dengan tali air atau
jembatan dapat dipertahankan

Mengurangi Mengurangi kekasaran kekasaran setempat setempat akibat


pemadatan pemadatan

Menghilangkan Menghilangkan kerusakan-kerusakan kerusakan-kerusakan


setempat setempat seperti deformasi, lepas, gelombang (corrugation), meleleh
( flushing), alur (rutting) dll.

Memperbaiki skid resistance (kekesatan).

Memperbaiki struktur perkerasan.


Sedangkan keterbatasan recycling in situ antara lain:

 Perbaikan struktur terbatas


 Heater-scarifier dan heater-planing mempunyai efektivitas terbatas pada
perkerasan yang terlalu kasar.
 Menimbulkan polusi udara dan kerusakan tanaman di sekitar jalan yang di
daur ulang
 Proses pencampuran agregat yang mempunyai ukuran lebih dari 2,5 cm
sering mengalami kesulitan
 Mutu tidak sebaik central mix
 Gangguan terhadap lalu lintas lebih besar.

In situ recycling diutamakan untuk pekerjaan surface recycling (daur ulang


lapis permukaan) dikarenakan adanya keterbatan ketebalan, efektivitas heater,
efektivitas pencampuran dan lain-lain.

2. Teknik daur ulang in-plant recycling

Pada teknik ini, material bongkaran jalan lama hasil penggarukan dengan
menggunakan alat penggaruk (milling) diangkut ke unit pencampur aspal (AMP)
tipe Bach atau Continous, yang telah dimodifikasi. Didalam unit pencampur ini
material bongkaran tersebut dicampur dengan material baru yaitu agregat, aspal
dan bahan peremaja bila diperlukan. Campuran tersebut kemudian diangkut ke
lokasi penghamparan dan dihampar dengan mennggunakan alat penghampar
kemudian dipadatkan. Peralatan yang di perlukan untuk pelaksanaan daur ulang
plantmix antara lain :

 Alat penggaruk (milling)


 Unit pencampur aspal (AMP)
 Dump truck
 Alat penghampar
 Alat pemadat

Daur ulang bahan garukan aspal merupakan suatu upaya untuk


mendapatkan bahan baru yang diperoleh dari pemanfaatan pemanfaatan bahan
garukan garukan perkerasan perkerasan yang sudah menurun kualitasnya karena
faktor umur atau kerusakan perkerasan. Pada penelitian daur ulang ini, bahan
garukan aspal diasumsikan sebagai agregat sehingga kadar aspal yang terkandung
pada bahan garukan tidak diperhitungkan. Sebagai pendekatan untuk mengetahui
pengaruh kadar aspal yang terkandung dalam bahan garukan dilakukan pengujian
di laboratorium pada campuran panas pada agregat, aspal emulsi dan atau tanpa
semen. Nilai stabilitas campuran menggunakan bahan tambah semen lebih tinggi
dibandingkan tanpa semen
RAP (Reclaimed Asphalt Pavement ) diperiksa dan dievaluasi untuk mengetahui
komposisi material pada campuran dan mengetahui kualitas dan sifat-sifat yang
dimiliki secara garis besar evaluasi bahan ini dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Evaluasi campuran perkerasan lama. Pemeriksaan campuran perkerasan


diperlukan untuk mengetahui komposisi material pada campuran dan untuk
mengetahui kualitas campuran perkerasan. Besarnya komposisi material agregat
dan aspal dalam campuran diperoleh dari pengujian ekstraksi, dengan demikian
kadar aspal dalam campuran dapat diketahui.

b. Evaluasi agregat. Evaluasi agregat dilakukan setelah pemeriksaan ekstraksi.


Agregat yang telah terpisah dari campuran perkerasan diperiksa untuk
menentukan gradasinya. Gradasi agregat ini diperlukan untuk menentukan
kombinasi agregat yang harus ditambahkan kedalam campuran kerja. Agergat
berfungsi sebagai pendukung utama dari beban yang diterima oleh lapis keras,
dengan demikian agregat harus memenuhi persyaratan seperti yang diterapkan
dalam spesifikasi konstruksi (Krebs dan Walter, 1971). Persyaratan pokok yang
harus dipenuhi oleh batuan yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk lapis
perkerasan adalah :

1. Tahan terhadap keausan

2. Mempunyai kekerasan tertentu agar dapat bertahan pada saat penggilasan dan
mendukung beban kendaraan.
Daftar Pustaka

Aspal Modifikasi, Oleh : Karina H Ananta 1115011051 ASPAL MODIFIKASI


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung

https://www.scribd.com/doc/208657985/Aspal-Modifikasi-pptx

https://www.scribd.com/document/363039879/Daur-Ulang-Aspal-Panas

Anda mungkin juga menyukai