R011191015
Ilmu Keperawatan
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam demokrasi adalah mencerminkan komitmen etis dari
bangsa Indonesia dalam penyelenggaraah kehidupan public politis yang berdasarkan nilai-
nilai moralitas dan budi pekerti yang luhur dalam panduan nilai-nilai Ketuhanan, Pancasila
bisa memberikan landasan moral dan filosofis bagi sistem demokrasi. Maka dari itu,
demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dapat menjadi dasar dan landasan
dalam mengembangkan demokrasi bangsa Indonesia.
Demokrasi dengan Rule of Law adalah dimana demokrasi dalam negara dilaksanakan
sesuai dengan hukum. Konsep kedaulatan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri
dari kedaulatan rakyat yaitu demokrasi dan kedaulatan hukum yakni nomokrasi. Kedua hal
tersebut menjadi Indonesia sebagai negara demokrasi konstitusional. Fungsi Rule of Law
lahir untuk memastikan bahwa dalam setiap negara berdaulat ada kepastian hukum yang
adil pada warga negaranya dan menjadi pengawas terhadap pelaksanaan pemerintahan
yang jika diperhatikan sejalan dengan apa yang menjadi dasar negara demokrasi. Baik Rule
of Law dan Demokrasi, keduanya mengharapkan adanya persamaan hak secara
konstitusional untuk demokrasi dan secara hukum untuk Rule of Law. Kedua persamaan
hak tersebut diatur dalam konstitusi dan aturan dasar negara, di negara Indonesia ada UUD
1945. Kedua prinsip tersebut salah berhubungan berkaitan dengan pelaksaaan hak hak asasi
manusia. Dalam negara demokrasi dengan landasan hukum Rule of Law, setiap warga
negara dijamin nilai nilai hak asasi warga negaranya melalui sistem hukum yang berlaku
di negara tersebut
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis
lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu
sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar
ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan
prinsip checks and balances. Pemikiran tentang pembagian kekuasaan dipengaruhi oleh
teori John Locke (1632-1704) seorang filosof Inggris yang pada tahun 1690 menerbitkan
buku “Two Treties on Civil Government”. Dalam bukunya itu John Locke mengemukakan
adanya tiga macam kekuasaan di dalam Negara yang harus diserahkan kepada badan yang
masing-masing berdiri sendiri, yaitu kekuasaan legislative (membuat Undang-Undang),
kekuasaan eksekutif (melaksanakan Undang-Undang atau yang merupakan fungsi
pemerintahan) dan kekuasaan federatif (keamanan dan hubungan luar negeri)