Anda di halaman 1dari 4

INFEKSI TORCH

DEFINISI
Infeksi TORCH (Toxoplasma, Other Disease, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simpleks Virus)
merupakan beberapa jenis infeksi yang dapat dialami oleh wanita yang akan ataupun sedang
hamil. Infeksi ini dapat menyebabkan cacat pada bayi akibat adanya penularan dari ibu ke bayi
pada saat hamil (Dewi, 2019).

ETIOLOGI
- Toksoplasma
Setelah terjadi infeksi T. gondii akan terjadi proses parasitemia, yaitu parasit menyerang organ dan jaringan
serta memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel inang.

- Rubella
Virus rubella ditransmisikan melalui pernapasan yaitu melalui droplet yang dikeluarkan oleh seseorang yang
terinfeksi rubella, setelah terkena droplet, virus ini akan mengalami replikasi di nasofaring dan di daerah
kelenjar getah bening.

- Cyto Megalo Virus


CMV menginfeksi sel dengan cara terikat pada reseptor pada permukaan sel inang, kemudian menembus
membran sel, masuk ke dalam vakuole di sitoplasma, lalu selubung virus terlepas, dan nucleocapsid cepat
menuju nukleus sel inang.

- Herpes Simplex Virus


Virus ini bersifat neurovirulen, menjalar pada jaringan saraf dan mempunyai kecenderungan bersifat laten.
Jika terdapat stres fisik atau emosi, virus yang dalam keadaan dorman dapat menjadi aktif sehingga
menimbulkan penyakit

CARA PENULARAN
- Memakan daging setengah matang
- Memakan makanan yang tercemar oleh oosista
- Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoidsista)
- Melakukan hubungan seksual antara pria dan wanita dapat menyebabkan penularan TORCH.
FAKTOR PREDISPOSISI
Toxoplasma
- Status ekonomi PENGGOLONGAN TINGKAT PENYAKIT
- Personal Hygiene - Anak dengan kelainan neurologis
- Hewan peliharaan - Anak dengan kelainan berat
- Anak dengan kelainan sedang
Rubella - Anak dengan infeksi subklinis
- Imunisasi
- Umur saat imunisasi
- Vitamin A MANIFESTASI KLINIS
A. Toxoplasma
Cyto Megalo Virus - Anemia
- Usia kehamilan - Kejang
- Jalur penularan - Abnormalitas cairan
- Kemampuan imun individu spinal
- Tuli
Herpes Simplex Virus - Gangguan
- Prematuritas penglihatan
- penggunaan beberapa instrumen (seperti
elektrode pada kulit kepala) B. Rubella
- adanya herpes genital primer pada - Demam ringan
serviks ibu selama persalinan. - Pusing
- Pilek
- Mata Merah
MANIFESTASI KLINIS
- nyeri persendian C. Cyto Megalo Virus
- Demam
- Sakit Tenggorokan
- Pembekakan Kelenjar
DETEKSI DINI getah bening
- Anti-Toxoplasma IgM - Prematuritas
- Anti-Rubella IgM
PEMERIKSAAN PENUNJANG D. Herpes Simplex Virus
- Anti-CMV IgM
a. Toxoplasma - Timbul erupsi bintik
- Anti-HSV2 IgM kemerahan disertai rasa
Deteksi respons imunitas humoral
spesifik Toxoplasma panas dan gatal pada
b. Rubella kulit regio genitalis.
- Kadang-kadang disertai
Isolasi virus
demam seperti influenza
Pemeriksaan serologi dan setelah 2-3 hari bintik
PENATALAKSANAAN Pemeriksaan RNA virus kemerahan tersebut
Terapi Farmakologis c. Cyto Megalo Virus berubah menjadi vesikel
- Vaksinasi Polymerase chain reaction (PCR) disertai rasa nyeri.
- Pemberian antibiotik dari sampel urin atau saliva
d. Herpes Simplex Virus
Terapi Non Farmakologis Pemeriksaan Anti-HSV II IgG dan IgM
- Melakukan pemeriksaan
sebelum kehamilan.
- Mengkonsumsi
makanan yang matang
- Memeriksakan
kandungan secara
teratur
- Menjaga kebersihan
tubuh
Nyeri Akut b.d infeksi
Tujuan : menghilangkan atau menurunkan
nyeri

Kriteria hasil :
melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
klien tampak rileks
klien mampu tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi : Hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme


identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, penyakit ditandai dengan suhu > 37 C, tubuh menggigil
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal
identifikasi respon nyeri non verbal
identifikasi faktor yang mengurangi nyeri Kriteria hasil :
berikan teknik non farmakologis untuk suhu tubuh membaik
mengurangi rasa nyeri suhu pada kulit membaik
jelaskan cara meredakan nyeri tidak adanya kulit merah
kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu tidak adanya kejang

Intervensi :
identifikasi penyebab hipertermi
monitor suhu tubuh
Kekurangan volume cairan b.d tidak sediakan lingkungan yang dingin
adekuatnya masukan makan dan cairan longgarkan atau lepaskan pakaian
ditandai dengan diare basahi permukaan tubuh
Tujuan : Memenuhi kebutuhan cairan lakukan kompres dingin pada dahi, leher, dada,
tubuh abdomen, aksila.
anjurkan tirah baring
Kriteria hasil : kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika
keseimbangan intake dan output perlu
TTV dalam batas normal
nadi teraba
urine adekuat
membran mukosa lembab Kerusakan Integritas kulit b.d timbulnya kemerahan dan
turgor kulit baik ruam di kulit
Tujuan : menghilangkan atau menurunkan kemerahan
Intervensi : dan ruam pada kulit
monitor status hidrasi
berikan asupan cairan sesuai kebutuhan Kriteria hasil :
berikan cairan intravena jika perlu tidak adanya kemerahan
kolaborasi pemberian diuretik jika perlu tidak adanya nyeri
suhu kulit normal

Intervensi :
monitor warna kulit
Resiko Infeksi b.d infeksi janin kongenital monitor temperatur kulit
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada janin monitor kulit pada daerah kerusakan dan kemerahan
berikan salep jika perlu
Kriteria hasil : ajarkan pasien dan keluarga mengenal perawatan luka.
tidak adanya gangguan kognitif
tidak ada pendarahan
tekanan darah normal
frekuensi nadi normal
frekuensi nafas normal
DAFTAR PUSTAKA
Intervensi : Aini, Z. M., & Saimin, J. (2017). Hubungan Infeksi Torch Pada Kehamilan Dengan Kejadian
Kelainan Kongenital Pada Bayi Baru Lahir. Medula, 4(2), 344–353.
manajemen imunisasi/vaksinasi http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula /article/view/2810
pemberian obat Aryani, I. G. A. D. (2017). Toksoplasmosis Kongenital. Cdk-225, 44(8), 537–539.
perawatan kehamilan resiko tinggi Balita, P., Posyandu, D., & Bagelen, D. (2021). Faktor yang Berhubungan dengan
Terselenggaranya Imunisasi Rubella. 2(1), 23–30.
perawatan persalinan resiko tinggi Dewi, R. (2019). Kehamilan dengan Infeksi TORCH Pregnancy with Torch Infection. 3,
176–181.
Fitriany, J., & Husna, Y. (2018). Sindrom Rubella Kongenital. AVERROUS: Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh, 4(1), 93.
https://doi.org/10.29103/averrous.v4i1.808
Suparman, E. (2013). Toksoplasmosis Dalam Kehamilan. Jurnal Biomedik (Jbm), 4(1), 27–
32. https://doi.org/10.35790/jbm.4.1.2012.744
Andriyani, R., & Megasari, K. (2015). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian
Infeksi Toksoplasma pada Ibu Hamil di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2010-2013.
Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 485–489. https://doi.org/10.25077/jka.v4i2.278

Anda mungkin juga menyukai