Anda di halaman 1dari 20

INFEKSI TRAKTUS

GENITALIS

KELOMPOK 3
KETUA:SITTI IRFIANI
ANGGOTA:1.ASMITA AZIS
2.ZULAEKHA SYAM
3.DINA JULIANTI
4.NURUL FIRAWATI
5.YAKOMINA SLARMANAT
DEFINISI

Infeksi traktus genetalis adalah


Infeksi pada saluran reproduksi yang disebabkan oleh berbagai


microorganisme (bakteri, jamur, virus, parasit dan protozoa)

JENIS-JENIS INFEKSI TRAKTUS


GENITALIS
1. PADA JENIS-JENIS INFEKSI TRAKTUS GENITALISVULVA
Vulvitis
Peradangan pada vulva.
Ditandai dengan : vulva membengkak, merah, agak nyeri dan kadang
– kadang disertai dengan gatal.
BARTHOLINITIS
- Infeksi yang terjadi di kelenjar bartholin
- Penyebabnya adalah mikroorganisme aerob dan anaerob


- Manifestasi abses bartholin dan kista
- Tindakan yang dapat dilakukan adalah pemberian antibiotik dan

pembedahan abses
HERPES SIMPLEKS
- Penyakit yang di sebabkan oleh virus herpes dan menyerang alat


kelamin dan dapat pula mnyerang bagian tubuh lainnya
- Menyeranga individu dengan gangguan imunitas
- Manifestasi klinis :
vesikel muncul pada genetalia eksternal, labia mayora, minora ,
vagina anterior, introitus, lesi sering sangat menyakitkan, demam,,
myalgia, rasa gatal, rasa terbakar, ulkus, disuria dan retensi urin.
Penatalaksanaan :
- Pemberian analgesic
atau pengobatan
simptomatik
lainnya
- Pemberian kompres
hangat
- Kateterisasi
Pemberian anti virus
asiklovir.
KONDILOMA AKUMINATA
 Penyakit yang bentuk vegetasi bertangkai dengan permukaan
berjonjut yang di sebabkan oleh virus papiloma humanis
 Manifestasi klinis

 Erupsi terlihat seperti kembang kol , jamur, bulat atau berbentuk aneh,
dapat hanya satu atau banyak
 Warna erupsi bisa sama dengan kulit atau hiperpegmentasi

 Lesi internal & lesi eksternal

 Benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin.

 Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin.

 Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin.

 Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin .

 Kemerahan di sekitar alat kelamin


Pemeriksaan penunjang :
- Kolposkopi untuk mengidentifikasi lesi vagina & serviks
- Pap smear

Penatalakasanaan 
- Menghilangkan gejala local
- Mengurangi stress psikologi
- Pengurangan viral load

MOLLUSCUM KONTAGIOSUM

*Infeksi pada lapisan kulit atas yang disebabkan oleh virus.


*Virus ini menyebabkan timbulnya benjolan keras (papula)
yang tidak terasa sakit namun kadang-kadang teras gatal &
biasanya hilang dalam satu tahun tanpa perawatan
*Ditular melalui hubunga seksual dan dapat menguah sistem
imun
Pemeriksaan penuiang :
- pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan wright/gieamsa akan tampak
gambaran badan molluscum intrasitoplasmik yang dikenal dengan “water warsls”


Penatalaksanaan
- Topical imiquimod, retinoid dan asam alfa hidroksio dapat di gunakan sebagai
alternatif
- Kuretase
- Fenol dapat di berikan di tengah nodul
- 85% trikloroasetil
- Krioterapi ( pembekuan dengan nitrogen cair)
- Elektrokauter ( terapi dengan jarum)
- Terapi laser
- Adalah infeksi pada vagina
- Disebabkan oleh bacterial vaginosis, infeksi trikomonas, kandidiasis.
- Manifestasi tergantung etiologi
# Bacterial vaginosis : cairan kelura dari vagina berwarna abu” dan
terlihat gelembung kecil


# Kandidiasis : Pruritus vulva, Rasa terbakar pada vulva, Dispareunia,
Eritema, Edema pada vestibula, labio mayora dan
minora, Ruam pada paha dan perineum, Cairan vagina
putih dan kental, Likenifikasi .

# Infeksi trikomonas : Nanah purulen atau cairan vagina homogen,

eritema vulva atau vagina, nyeri abdomen bawah



 Penatalaksanaan
-Pemeriksaan PH vagina biasanya > 4,5
-Pengobatan dengan obat antimitotik topical (
--ketokanazol , flucanazol, terazol krim , micanazol)
-Perawatan dengan menjaga kebersihan sekitar vagina
-Menggantikan pakaian dalam tiap bak
-Pemeriksaan pap smear ditemukan adanya protozoa
uniseluler yang sedikit lebih besar dari sel darah putih
 SERVIKS

Servitis merupakan lesi inflamasi pada endoserviks termasuk kelenjar & jaringan yang lebih
dalam
dibagi menjadi 2 yaitu
 Servisitis akut: (gonococcus, chlamydia atau infeksi puerperalis)
gejala :-membesarx serviks , nyeri tekan,
 Servisitis kronik:(sering terlihat pada ostium eksternal dan canalis endoserviks)
gejala: Berkemih yang sukar, Berkemih yang sukar , Demam, Nyeri sanggama (dispareunia),
Perdarahan vagina abnormal, seperti perdarahan pascasanggama atau antar haid.
KORPUS UTERI
1) Endometritis (gonococcus puerpuralis )
Dibagi menjadi 2 yaitu :
 Endometritis akut: Panas tinggi, Tampak sakit berat, Keluar leukorea yang bernanah, Nyeri perabaan
pada uteris dan daerah sekitarnya
 Endometritis kronis:Duh post menopause yang purulent, sangat berbau, kadang disertai dengan bercak
darah, Nyeri kolik abdomen bawah


Penatalaksanaan:kuratase dan pemberian anti biotik

2 . Pyometra(terkumpulnya pus atau campuran pus dan darah di dalam


uterus )
Penyebabnya:
Atresia kongenital vagina
stenosis serviks
luka bakar
radio terapi
Keganasan uterus
 endometritis
Gejala :
Cairan bernanah
 mengandung darah
Pentalaksanaan :
Pemeriksaan dengan sonde uterus keluar cairan bernanah
3.Metritis (radang myometrium)

Etiologi:dapat terlibat infeksi pelvis namun metritis jarang terjadi sendiri
Gejala :Inflamasi akut terlihat,Abses ,Bernanah

ADNEKSA & JARINGAN SEKITARNYA


1. Salpingitis(terjadi infeksi dan peradangan pada tuba falopi.)
Faktor predisposisi:
 Umur
 Penggunaan kondom kurang efisen
 Kurang menyadari gejala
Penyebab :
 Streptococus
 stapylococus,
 escheria choli
 colostridium welci
Gejala:
Demam
Nyeri pada sebelah kanan atau kiri uterusTumor

Penatalaksanaan :Terapi operatif,Kemoterapi

2.Penyakit radang panggul (PRP) adalah infeksi dan peradangan pd sal. Genital bag
atas
Penyebab :-
 Mikroorganisme N.gonorrhoeae dan C.trachomatis.
 Jamur (actinomyces Israeli)
 Parasite (skistosomiasis)
Gejala :
 Nyeri perut bagian bawah (tumpul, sakit,bilateraldan tetap)
 Demam, Secret abnormal vagina atau serviks
 Mual ,muntah, Perdarahan vagina pasca koitus
 Terbentuk abses di dalam tuba
 Syok bila keadaan memburuk
 Sepsis

Penatalaksanaan:
 Laboratorium
 Tes kehamilan
 Usg transvaginal
 Computersetomography(CT)
 MRI
 Biopsy endometrium
 Kuldosintesis
 Laparaskopi
Pencegahan:
 Peningkatan pendidikan
 Screening rutin
 Ketepatan diagnosis
 Pengobatan infeksi
Konsep askep

Pengkajian:
 Identifikasi klien
 riw kes.(Riw.kes skrg.riw kes dhlu, riw kes klrg )
Pemeriksaan fisik:
 Aktifts isthat
 Sirkulasi
 Eliminasi
 Neurosensory
 Pernapasan
 Nyeri
 ketidaknyamanan
 Integritas eg
 Keamanan
 seksualitas
Kebiasaan sehari-hari:
 Kebiasaan perorangan
 Makan/minum
 Tidur
NO
NANDA NOC

Nyeri akut Setelah dilakukan


NIC

Manajemen nyeri
1. b/d agen perawatan nyeri  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputI lokasi,
cedera berkurang atau karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan intensitas nyeri serta
biologis hilang dengan faktor pencetus.
kriteria hasil:  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Mampu  Berikan informasi mengenai nyeri
mengontrol  Kurangi faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri
nyeri  Pilih dan implementasikan tindakan farmakologi dan
 Melaporkan nonfarmakologi untuk memfasilitasi penurunan nyeri
bahwa nyeri  Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
berkurang  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Mampu  Evaluasi keefektifan control nyeri
mengenali  Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan
nyeri(skala,inte nyeri.
nsitas frekuensi Pemberian analgesic
dan tanda nyeri)  Tentukan lokasi, karakteristik,kualitas, dan keparahan nyeri sebelum
 Menyatakan mengobati pasien
rasa nyaman  Cek perintah pengobatan
setelah nyeri  Tentukan pilihan obat analgesic berdasarkan tipe dan keparahan
berkurang penyakit
 Kolaborasikan dengan dokter.
2. Hiperterm Setelah Perawatan demam
i b/d dilakukan  Pantau suhu dan tanda tanda vital lainnya
proses perawatan  Monitor warna kulit dan suhu
penyakit temperature  Monitor asupan dan keluaran.
suhu dalam batas  Dorong konsumsi cairan

hasil:

normal (360-370C)  Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan
dengan kriteria tergantung pada fase demam.
 Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas
 Klien tidak  Pantau komplikasi komplikasi yang
menggigil berhubungan dengan demam serta tanda dan
 Tidak terjadi gejala kondisi penyebab demam.
peningkatan  Tingkatkan sirkulasi udara
suhu tubuh  Beri obat / cairan intravena.
 TTV dalam Manajemen cairan
batas normal  Jaga intake/asupan cairan yang adekuat
 Monitor status hidrasi
 Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan
retensi cairan.
 Berikan cairan dengan tepat
 Dukung pasien dan keluarga untuk membantu
dalam pemberian makanan dengan baik.
 
3 Kerusakan Setelah Pengecekan kulit
. integritas dilakukan  Periksa kulit dan selaput lendir terkait
kulit b/d perawatan dengan adanya kemerahan,kehangatan


Imunodefe Integritas ekstrem, edema
siensi jaringan kulit  Monitor warna dan suhu kulit
dan membran  Periksa pakaian yang terlalu ketat
mukosa tidak  Lakukakan langkah –langkah untuk
terganggu mencegah kerusakan lebih lanjut
dengan Perawatan kulit pengobatan topical
kriteria hasil:  Sapukan kulit dengan bubuk obat dengan
 Integritas kulit tepat
tidak terganggu  Jaga alas kasur agar tetap bersih, kering
 Tidak ada lesi dan bebas kerut
pada kulit dan  Periksa kulit setiap hari
membran  Berikan pembersih topical pada daerah
mukosa yang terkena dengan tepat
4. Resiko Setelah Control infeksi
infeksi dilakukan  Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai
perawatan protocol
infeksi tidak
terjadi dengan 
 Batasi jumlah pengunjung
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
kriteria hasil: perawatan
 Tidak ada  Dorong untuk beristirahat
tanda  Berikan terapi antibiotic yang sesuai
tandainfeksi( Perlindungan infeksi
kemerahan,  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
demam local
,nyeri dan  Monitor kerentanan terhadap infeksi
bengkak)  Monitor hitung mutlak granulosit, WBC dan
hasil hasil diferensiasi
 Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
 Anjurkan istirahat
 
 
Ansietas Setelah dilakukan perawatan Pengurangan kecemasan
5. b/d krisis tingkat kecemasan berkurang  Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan
situasi dengan kriteria hasil:  Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Dapat beristirahat  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku


 Perasaan tidak gelisah klien
 Menyampaikan rasa takut  Berikan informasi faktuual terkait diagnosis,
dan cemas secara lisan perawatan dan prognosis
 Tidak mengalami  Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman
gangguan tidur  Dangarkan klien
 TTV dalam batas normal  Dorong verbalisasi perasaan
 Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat
kecemasan
 Atur penggunaan obat obat untuk mengurangi
kecemasan secara tepat.
Tekhnik menenangkan
 Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati
 Pertahankan kontak mata
 Kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut
maupun cemas
 Berada disisi klien
 Duduk dan bicara dengan klien
 Instruksikan klien untuk menggunakan metode
mengurangi kecemasan (mis: teknik bernafas dalam)
 Berikan obat anti kecemasan jika di perlukan

Anda mungkin juga menyukai